1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam 30 tahun terakhir, dunia menyaksikan bangkitnya Imperialisme ekonomi yang dilancarkan Negara-negara Barat, Negara-negara eks kolonialis, lewat apa yang disebut Globalisasi. IMF Bank Dunia dan WTO adalah tiga institusi pilar Globalisasi.(Amin Rais, 2008: i) Dalam bukunya Selamatkan Indonesia, yang di tulis oleh Amin Rais, dikatakan bahwa hakikat globalisasi adalah imperialisme dan kolonialisasi Negara barat dalam hal ini Amerika, kepada satu doktrin, mendorong Negaranegara dimuka Bumi untuk mengintegrasikan ekonomi mereka kedalam satu system ekonomi global tunggal. Doktrin ini meliputi: liberalisasi perdagangan dan arus keuangan, deregulasi produksi, modal dan pasar tenaga kerja, dan merampingkan peran (down sizing) Negara, terutama yang berkaitan dengan program pembangunan social dan ekonomi. Dari silih bergantinya pemimpin masing-masing mempunyai catatan baik maupun buruk. Namun dengan melihat kondisi Indonesia dari segala bidang yang belum kunjung membaik, sulit rasanya orang menilai baik pemimpin di negeri ini. Paham komunis yang pernah di anut di negeri ini, penjualan asset Negara maupun sumber daya alam ke pihak asing, hutang Negara yang terus
2 menumpuk di tambah berbagai kasus korupsi yang masih merajalela di negeri ini menjadi bukti suram pemimpin negeri ini. Lemahnya moralitas pemimpin berkontribusi besar terhadap rusaknya moral rakyat secara umum. Dimana pemimpin memberikan akses seluasluasnya terhadap masuknya budaya asing tanpa menyaring budaya yang baik dan yang buruk. Apalagi ditambah lembaga penegak hukum yang sudah tidak lagi menjalankan fungsinya dengan baik karena hanya digunakan sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaan dan menyingkirkan lawan politiknya sehingga mencederai rasa keadilan. Sehingga ada istilah hukum di negeri ini tajam kebawah tapi tumpul ke atas. Tak ada ampun hukuman bagi masyarakat kecil namun seolah-olah kalangan elit tertentu kebal terhadap hukum. (Amin Rais, 2008: i) Indonesia adalah Negara dengan jumlah penduduk yang padat dan Islam menjadi agama mayoritas. Walaupun sistem pemerintahanya menganut demokrasi, namun Indonesia menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara dengan sila Ketuhanan yang Maha Esa menjadi sila pertama. Itu artinya secara tidak langsung Islam adalah dasar Negara yang seharusnya di pegang teguh oleh setiap warga Negara Indonesia. (Amin Rais, 2008: i) Namun sekarang yang terjadi adalah sebaliknya. Islam menjadi termarginalkan. Bahkan seorang yang taat beragama akan mendapat stempel buruk, terlebih lagi jika ada yang menyerukan ingin menerapkan syariat Islam
3 secara kaffah. Tidak jarang mereka menjadi sasaran ketidakadilan hukum di negeri ini. Melalui misi sekulerisasi agama, umat Islam dibawa pada pemahaman pemisahan antara urusan dunia dengan agama. Pemahaman yang membawa umat Islam pada kejumudan. Dimana Islam hanya sebatas ritual ibadah formal, sedangkan urusan dunia seperti pemerintahan dan Negara adalah urusan lain yang tidak boleh dicampuradukkan dengan agama. (Amin Rais, 2008: 50) Padahal Nabi Muhammad sendiri adalah Nabi dan Rasul sekaligus beliau adalah seorang kepala Negara, pengusaha dan panglima perang. Dan juga westernisasi dengan disuguhi berbagai kesenangan dunia hingga umat Islam makin jauh dari agamanya sampai merasa asing dengan ajaran agamanya. Dari latar belakang diatas, penulis mencoba mengulasnya dari sudut pandang leadership atau kepemimpinan dalam perspektif pendidikan Islam. Karena sejak masa kemerdekaan hingga hari ini, umat Islam Indonesia yang notabene mayoritas masih merasa inverior dan belum bisa tampil menjadi pemimpin Bangsa kecuali mereka yang hanya berorientasi dunia dan kekuasaan. Kita bisa melihat kualitas pendidikan di Indonesia yang jauh dari harapan. Karena memang pendidikan kita adalah warisan kolonialisme penjajah. Dimana pendidikan hanya sebatas kemampuan kognitif dan mengesampingkan karakter akhlak yang Islami.
4 Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban Bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Depdiknas, 2003: 29). Sehingga pendidikan adalah membentuk karakter pemimpin Islami sesuai Undang-undang sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. dan generasi terbaik umat ini yakni generasi para sahabat dan beberapa generasi setelahnya. Merekalah para pemimpin yang telah menorehkan tinta emasnya dalam lembaran-lembaran sejarah peradaban umat manusia yang telah lalu. B. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah konsep pendidikan dalam membentuk karakter pemimpin Islam? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendiskripsikan konsep kepemimpinan Islam 2. Untuk mendiskripsikan pendidikan Islam dalam membentuk karakter pemimpin yang Islami.
5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan informasi mengenai konsep kepemimpinan Islam b. Memberikan informasi mengenai konsep pendidikan Islam 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini juga diharapkan mampu memperkaya wawasan tentang konsep kepemimpinan Islam dan Pendidikan islam.