BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2016 di Sentra

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017.

MATERI DAN METODE. Materi

Bab III Bahan dan Metode

Lampiran 1. Prosedur Analisis

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Siapkan semua limbah kotoran babi dalam keadaan segar

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

METODE. Materi. Rancangan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai bulan Maret sampai

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

II. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

Transkripsi:

17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2016 di Sentra Pengasapan Mangkang Semarang. Sampel hasil pengasapan dianalisa di Laboratorium Rekayasa Pangan dan Hasil Pertanian Universitas Diponegoro, Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro. 1.1. Materi Bahan yang digunakan dalam penelitian ikan asap adalah ikan manyung yang diperoleh dari sentra pengasapan mangkang Semarang. Bahan bakar pengasapan yang digunakan yaitu tempurung kelapa yang diperoleh dari pasar Banyumanik Semarang. Alat yang digunakan meliputi smoking cabinet, texture analyzer (Brookfield CT3, USA), thermocouple, a w meter, penjepit ikan, kipas angin, cawan porselen, desikator, mortar, oven, labu kjeldahl, pemanas kjeldahl, buret, alat destilasi, tabung reaksi, dan spirtus. 3.2. Metode Penelitian ini meliputi beberapa prosedur yaitu rancangan penelitian, prosedur penelitian, pengujian parameter mutu ikan, dan analisis data yang telah dilakukan sebagai berikut. 3.2.1. Rancangan Penelitian Penelitian dirancang dengan mengasap ikan pada satu suhu yaitu 80 o C

18 yang dilakukan pada 6 waktu perlakuan, yaitu : 0 menit, 0-10 menit, 0-30 menit, 0-50 menit, 0-70 menit, dan 0-90 menit. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali sehingga terdapat 18 satuan percobaan. 3.2.2. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang meliputi pengasapan ikan diantaranya penyiapan alat dan bahan, penyiapan sampel, proses pengasapan, dan pengujian parameter mutu ikan. 3.2.3. Penyiapan Alat dan Bahan Penyiapan alat dan bahan untuk proses pembuatan ikan asap dilakukan dengan menyiapakan pisau serta talenan untuk penyiangan ikan kemudian smoking cabinet disiapkan untuk proses pengasapan. Tempurung kelapa dibutuhkan sebagai media pengasapan, begitu pula kipas angin digunakan untuk mempertahankan suhu selama proses pengasapan. 3.2.4. Penyiapan Sampel Proses pengolahan ikan asap yaitu diawali dengan ikan disiangi bertujuan untuk membuang isi di dalam perutnya kemudian ikan dicuci dengan air mengalir. Proses ikan dicuci dilakukan untuk menghilangkan kotoran ikan yang telah disiangi serta membersihkan lendir dan darah yang terdapat pada tubuh ikan, setelah itu ikan manyung dipotong-potong dengan ukuran 6cm x 6cm. Proses ikan disiangi bisa dilihat pada Ilustrasi 2.

19 Ilustrasi 2. Ikan Sedang Disiangi 3.2.5 Pengaturan suhu pada smoking cabinet Alat smoking cabinet terlebih dahulu suhunya diatur disebabkan pada alat smoking cabinet mempunyai suhu yang masih belum konstan. Mengatur suhu smoking cabinet agar bisa konstan dilakukan dengan cara yaitu pada tungku pembakaran disusun tempurung kelapa setelah itu diberi sedikit spirtus, kemudian dinyalakan hingga api menyala pada tungku pembakaran. Suhu yang dipakai untuk pengasapan sebesar 80 o C, suhu 80 o C ini harus dijaga tetap konstan dengan cara pada cerobong smoking cabinet dibuka dan ditutup untuk mendapatkan suhu supaya tetap konstan sebesar 80 o C. Ketika suhu diatas 80 o C, cara untuk menurunkan suhu tetap konstan yaitu tungku pembakaran disiram dengan air sedikit demi sedikit ke dalam tungku pembakaran. Alat yang digunakan untuk memantau suhu yaitu thermocouple yang diletakkan di dalam smoking cabinet. Pemantauan suhu pada smoking cabinet bisa dilihat pada Ilustrasi 3.

20 Ilustrasi 3. Alat Thermocouple Dipasang untuk Memantau Suhu pada Smoking Cabinet 3.2.6 Proses pengasapan Proses pengasapan dilakukan ketika tungku pembakaran sudah disusun tempurung kelapa setelah itu diberi sedikit spirtus, kemudian dinyalakan hingga api menyala pada tungku pembakaran. Cara untuk menurunkan suhu ketika suhu beranjak naik yaitu cerobong asap dari smoking cabinet ditutup dan disemprot sedikit air pada tungku pembakaran. Ketika suhu dibawah 80 o C cara untuk meningkatkan suhu dengan cara kipas angin dinyalakan kemudian diarahkan ke arah tungku untuk memperbesar api guna meningkatkan suhu pengasapan. Tempurung kelapa ditambahkan setiap 5 menit sekali dilakukan secara bertahap gunanya untuk supaya bahan bakar pengasapan tidak kehabisan. Suhu telah konstan kemudian ikan manyung yang telah siap untuk diasapi dimasukkan ke dalam smoking cabinet untuk dilakukan proses pengasapan. Setelah itu dilakukan pengasapan ikan pada suhu 80 o C dalam waktu 0 menit, 10 menit, 30 menit, 50 menit, 70 menit, dan 90 menit. Pada setiap waktu pengasapan, dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Tiga kali ulangan sampel pada setiap waktu pengasapan ini

21 kemudian diuji mutunya yang meliputi kadar air, a w, kadar protein, tekstur, dan warna. Proses pengasapan bisa dilihat pada Ilustrasi 3. Ilustarasi 4. Alat Smoking Cabinet Siap untuk Proses Pengasapan 3.2.7. Parameter Pengujian Mutu Parameter dalam penelitian pengasapan ikan pada suhu 80 o C adalah uji kadar air, uji aktivitas air, uji protein, uji tekstur, dan uji warna. Pengujian parameter tersebut disajikan sebagai berikut. 3.2.8. Pengujian kadar air Pengujian kadar air dilakukan sebagai berikut. Kadar air diuji dengan prinsip kehilangan bobot setelah sampel dioven pada suhu 105 o C dan cara sebagai berikut. Cawan porselen kosong dikeringkan di dalam oven ± 45 menit lalu ditempatkan di dalam desikator dan ditimbang sebagai berat cawan kosong. Sampel sebanyak ± 2 g dalam cawan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105 o C selama 4 jam kemudian didinginkan di dalam desikator lalu ditimbang. Berat sampel kering dihitung dari selisih berat sampel dalam cawan setelah pengeringan dengan berat cawan kosong (Standar Nasional Indonesia, 2006). Nilai kadar air ditentukan dengan persamaan berikut.

22 Kadar air (%) = W 2 W 3 W 2 W 1 x 100% Keterangan : W1 = Berat cawan kosong (g) W2 = Berat cawan + sampel sebelum pengeringan (g) W3 = Berat cawan + sampel sesudah pengeringan (g) Ilustrasi 5. Sampel Ikan Asap Dimasukkan ke Oven untuk Pengujian Kadar Air 3.2.9. Pengujian aktivitas air (a w ) Pengujian aktivitas air dapat dilakukan dengan cara: alat yang digunakan untuk pengujian aktivitas air yaitu a w meter. Sampel ikan disiapkan sebanyak 5 g kemudian sampel diletakkan di dalam tabung plastik dengan cara sampel ditekantekan kemudian tabung plastik yang berisi sampel dimasukkan ke dalam a w meter. Setelah itu tombol start ditekan lalu tunggu sampai a w meter berbunyi, a w meter berbunyi menandakan hasil dari pengujian telah didapatkan setelah itu dilihat angka pada skala pembaca a w meter kemudian dicatat hasilnya di dalam buku. (Syarief dan Halid, 1993). a w meter untuk pengujian aktivitas air bisa dilihat pada Ilustrasi 6.

23 Ilustrasi 6. Alat a w meter untuk Pengujian Aktivitas Air 3.2.10. Pengujian kadar protein Pengujian kadar protein ikan dilakukan menggunakan metode Kjeldahl (Standar Nasional Indonesia, 2006). Metode Kjeldahl terdiri dari tiga tahap yaitu proeses destruksi, destilasi, dan titrasi. Proses yang pertama adalah destruksi, sebanyak 0,3 g sampel dan katalisator ditimbang kemudian ditambahkan 25 ml H 2 SO 4 pekat dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl, kemudian lakukan dekstruksi yaitu memanaskan sampel dalam keadaan mendidih sampai larutan menjadi hijau jernih dan gas SO2 hilang. Larutan dibiarkan dingin dan dipindahkan dalam labu ukur 50 ml dan kemudian diencerkan dengan aquades sampai tanda tera. Proses selanjutnya adalah destilasi, sebanyka 5 ml larutan dimasukkan ke dalam alat destilasi ditambah dengan 5 ml NaOH dan lakukan destilasi. Setelah hasil destilasi terbentuk, kemudian ditampung dalan H 3 BO 3 pekat yang sudah diberi indikator BCG dan methyl red. Jumlah H 3 BO 3 yang bereaksi dengan amonia dapat diketahui nilainya setelah dilakukan titrasi menggunakan HCl 0,02 N. Berhasilnya titrasi tersebut ditandai dengan perubahan

24 warna larutan dari biru tua menjadi merah muda. Pengujian protein ini dilakukan perlakuan blanko untuk mengetahui nitrogen yang berasal dari reagensia yang digunakan. Hasil titrasi pengujian protein bisa dilihat pada Ilustrasi 7. Ilustrasi 7. Hasil Titrasi Pengujian Protein 3.2.11. Pengujian tekstur Pengujian tekstur dilakukan dengan cara sebagai berikut: alat yang digunakan untuk pengujian tekstur yaitu texture analyzer. Alat texture analyzer dinyalakan kemudian Cylinder Probe P/2 dan meja sampel HDP/90 dipasang pada tempatnya. Alat texture analyzer kemudian diatur sebagai berikut Mode : Texture Profile Analysis (TPA) : return to start, Test : Normal, Trigger : 0,5 g Deformation : 30,0 mm, Speed : 0,5 mm/s. Sampel ikan diukur terlebih dahulu ketebalan dan diameternya kemudian diletakkan pada meja sampel. Setelah itu texture analyzer dijalankan, probe bergerak menyentuh sampel hingga fracture, kemudian probe berhenti bergerak dan kembali ke posisi semula bila hasil sudah di dapatkan. Hasil dari pengujian tekstur dapat dilihat pada display kemudian dicatat, hasil dari pengujian yang didapatkan berupa hardness 1 dan 2, springiness, firmness, cohesiveness, dan adhesiveness (Untoro et al., 2012). Pengujian tekstur dengan

25 texture analyzer bisa dilihat pada Ilustrasi 8. Ilustrasi 8. Texture Analyzer untuk Pengujian Tekstur 3.2.12. Pengujian warna Pengujian warna dapat dilakukan dengan cara: alat yang digunakan untuk pengujian warna yaitu colorimeter. Sampel ikan yang diuji terlebih dahulu disiapkan kemudian sampel diletakkan dibawah lensa kamera colorimeter setelah itu ditempelkan pada tempat target dan ditutup. Sampel terlihat dikomputer yang sudah tertangkap lensa kamera colorimeter. Setelah itu kursor mouse diarahkan pada titik sampel yang diuji yaitu dibagian sebelah kanan, tengah, dan kiri. Seteleh itu hasil dapat diproses oleh komputer kemudian keluar angka dari komputer setelah itu hasil tersebut dicatat pada buku dan pengujian warna diulang sebanyak 3kali ulangan (CIE, 1976). Proses pengujian warna bisa dilihat pada Ilustrasi 9.

26 Ilustrasi 9. Alat Colorimeter dengan Sampel dari Ikan Asap untuk Pengujian Warna 3.2.12. Analisis data Data yang diperoleh dianalisis secara regresi untuk mengetahui perubahan mutu ikan selama pengasapan. Sekaligus mendapatkan persamaan regresinya dengan menentukan nilai R 2 mendekati 1 untuk menunjukan adanya hubungan statistik antara dua variabel. Analisi regresi dapat memprediksi salah satu variabel atas variabel lain apakah berkorelasi baik atau buruk antara variabel tersebut (Singh, 1996). Analisis regresi menjelaskan hubungan antara dua atau lebih dari variabel sebab akibat. Artinya, variabel yang satu dapat mempengaruhi variabel lainnya. Besarnya pengaruh variabel ini dapat diduga dengan besaran yang ditunjukkan oleh koefisien regresi. Pada fungsi regresi ini antara X (Independent) dan Y (dependent) searah, dimana X selalu mempengaruhi Y dan tidak dapat terjadi hal sebaliknya (Algifari, 2000). Analisa korelasi digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar keeratan hubungan antara dua variabel (X dan Y). besar kecil atau kuat tidaknya hubungan dua variabel itu dinyatakan dengan koefisien korelasi (r) (Ghozali, 2005).