BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak dan semakin menguat pada masa remaja.hurlock (1980:235) kesatuan membentuk apa yang disebut sebagai konsep diri.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. kesimpulan sebagai berikut: Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada. kelas X-K SMA Negeri 1 Kupang tahun pelajaran 2015/2016.

cxü~xåutçztç exåt}t Setiawati PPB FIP UPI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan. remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. yang disetujui bagi berbagai usia di sepanjang rentang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riesa Rismawati Siddik, 2014 Kontribusi pola asuh orangtua terhadap pembentukan konsep diri remaja

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PELAKSANAAN TUGAS PERKEMBANGAN SISWA PADA SMAN 1 KUPANG

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

Sahabat. Assalamu alaikum Wr. Wb Orang bijak berkata;

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan muncul generasi-generasi yang berkualitas. Sebagaimana dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks. Banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu tahapan yang harus dilalui seorang individu untuk bergerak ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja dipandang sebagai masa permasalahan, frustrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang kuat untuk memiliki banyak teman, namun kadang-kadang untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. metode penelitian dan lokasi serta sampel penelitian. Adapun uraiannya sebagai. mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilakukan di lingkungan mana saja baik di sekolah maupun di luar

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. prenatal sampai fase lanjut usia. Di antara rentang fase-fase tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia diberi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Remaja. Menurut Havighurst (dalam Syaodih : 161) mengatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman remaja dalam berhubungan dengan orang lain. Dasar dari konsep diri

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan orang lain. Stuart dan Sundeen (dalam Keliat,1992).

I. PENDAHULUAN. luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PENDAHULUAN Latar Belakang

Perkembangan Sepanjang Hayat

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Tahun 2003, yaitu: Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

BAB I PENDAHULUAN. melalui individu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan juga dengan orang lain yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

1.1 Latar Belakang Masalah

2013 PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan siswa dalam belajar adalah memperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengalaman yang remaja peroleh dalam memantapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang individu, karena individu tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, kepintaran, kemampuan berpikir seseorang atau kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014

BAB II LANDASAN TEORI. Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin

JURNAL RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION WITH INDEPENDENCE PEERS TEENS ON STUDENTS CLASS X IN SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI LESSON YEAR 2016/2017

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. ini kita semua pasti pernah merasakan tekanan-tekanan batin akibat kesalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas perkembangannya di periode tersebut maka ia akan bahagia, namun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Silabus Bimbingan Konseling (01) Sekolah : SMA... Kelas : XI (Sebelas) Mata Pelajaran / Layanan : Bimbingan dan Konseling Semester : 1 ( Ganjil )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa keberadaan dan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sesuai dengan fasenya, mulai sejak lahir hingga meninggal dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya. Untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep diri atau self conceptmerupakan suatu kombinasi dari perasaan dan kepercayaan mengenai diri sendiri.konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi setiapindividu dan hubungan dengan orang lain Pandangan tentang diri sendiri atau konsep diri berkembang dan terbentuk sejak masa kanak-kanak dan semakin menguat pada masa remaja.hurlock (1980:235) mengemukakan faktor yang mempengaruhi konsep diri yakni, usia kematangan, penampilan diri, nama dan julukan dan kepatutan seks. Menurut Suliswati, dkk (2005:12) ada 5 komponen konsep diri yaitu citra diri,ideal diri, harga diri, identitas diri dan gambaran diri yang kesemuanya adalah satu kesatuan membentuk apa yang disebut sebagai konsep diri. Konsep diri belum ada saat lahir,tetapi berkembang secara bertahap melalui pengalaman hidup individu.pengalaman individu dalam keluarga merupakan dasar pembentukan konsep diri karena keluarga dapat memberikan perasaan mampu dan tidak mampu, perasaan diterima atau ditolak. Dalam keluarga, individu mempunyai kesempatan untuk mengidentifikasikan dan meniru perilaku orang lain yang diinginkannya serta merupakan pendorong yang kuat agar individu mencapai tujuan yang sesuai atau pengharapan yang pantas.

Dengan demikian jelas bahwa kebudayaan dan sosialisasi mempengaruhi konsep diri dan perkembangan kepribadian seseorang.konsep diri dapat berkembang secara positif dan negatif yang ditunjukkan dalam setiap ciri-ciri yang berbeda. Ciri-ciri individu dengan konsep diri positif meliputi memiliki keyakinan yang besar terhadap kemampuannya, menunjukkan sikap dan tindakan yang tegas, memiliki inisiatif dan dapat bertindak asertif (sesuai yang diyakini benar), aktif dan mampu menunjukkan partisipasinya dalam satu kelompok diskusi atau kelompok teman-teman sebaya, mudah mencari teman dan berbaur dalam lingkungan sosial sekitar, berhasil dalam bidang akademis dan dapat menampilkan potensinya secara optimal, dapat berperan sebagai pemimpin diantara teman-teman sebayanya tanpa rasa khawatir. Sedangkan ciri-ciri individu dengan konsep diri yang negatif meliputi ragu-ragu dan takut menyatakan gagasan dalam suatu kelompok atau situasi yang dihadapi, takut menerima kritikan, bersifat pendiam dankurang menunjukkan partisipasinya dalam kelompok teman-teman sebayanya, tampil sebagai anak yang pasif dan penakut, lambat dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, sulit bergaul dan menjalin persahabatan dengan teman-teman sebayanya, terpaku pada diri dan masalahnya sendiri, sehingga kurang ada minat dan perhatian serta waktu untuk melakukan kegiatan bersama orang lain. Dalam perkembangannya, siswa diharapkan dan dituntut untuk bersikap, berpikir dan berperilaku yang sesuai dan cocok dengan tuntutan lingkungannya serta keberadaan siswa.dengan adanya harapan dan tuntutan serta eksistensi itu, selanjutnya remaja mempunyai tugas perkembangan yang diharapkan dialami dalam perkembangannya. Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan

membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakkan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas perkembangan itu meliputi mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita, menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa, mencapai jaminan kemandirian ekonomi, memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan), mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara, mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial, memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku dan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ( Havighurst dalam Syamsu, 2011:65 ) Setiap fase atau tahap pada perkembangan remaja memiliki tugas-tugas perkembangan yaitu mampu bertingkah laku yang seharusnya dicapai oleh anak pada periode perkembangan tertentu.jika setiap anak yang berada dalam periode perkembangan itu dapat memperoleh kemampuan bertingkahlaku yang sesuai dengan ciri-ciri khas kemampuan bertingkah laku pada periode itu, maka anak tersebut memiliki perkembangan yang sempurna. Beranjak dari hal tersebut, tugas tugas perkembangan ini sangat penting dalam pembentukan karakter seorang remaja. Melalui tugas-tugas perkembangan itu sendiri, seorang remaja akan mampu menjadi remaja yang lebih baik. Tugas perkembangan dirasa sangat penting untuk diketahui oleh setiap individu dalam hal ini khususnya siswa dalam jenjang SMA.Kemampuan seseorang untuk menemukan sumber-sumber dan cara-cara untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhannya, dan menuntaskan tugas-tugas perkembangannya merupakan syarat utama bagi ketepatan perkembangannya. Upaya mengeksplorasi dan belajar adalah penting untuk dapat maju ke arah diri yang nyata.

Salah satu kenyataan yang sering terjadi dalam kehidupan siswa berkaitan dengan pernyataan di atas dapat dilihat dalam diri siswa laki-laki dan perempuan dalam hal penampilan di sekolah.ada siswa atau siswi yang berpenampilan biasa saja tetapi ada juga yang berpenampilan dengan menggunakan aksesoris tertentu sehingga kelihatannya mewah.siswa yang berpenampilan biasa tersebut biasanya sering minder ketika ingin berteman atau ingin mendekati siswa yang berpenampilan mewah tersebut. Hal ini akan membuat rasa kecewa dalam remaja. Kegagalan ini juga akan menghambat perkembangannya menuju kedewasaan, mengingat bahwa masa dewasa adalah masa berinteraksi lebih serius lagi dengan teman sebaya maupun masyarakat umum. Siswa SMA pada umumnya dan para siswa kelas X-K khususnya juga sedang memasuki masa peralihan dari anak menjadi remaja. Masa peralihan tersebut merupakan masa yang sulit bagi remaja karena pada masa peralihan ini selalu disertai dengan perubahan-perubahan fisik maupun psikis.perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan remaja sering mengalami kebingungan dan mulai mempertanyakan identitas dirinya.fenomena yang paling sering dialami oleh remaja pada masa tersebut yakni berkaitan dengan hal pencarian identitas diri. Identitas diri merupakan salah satu komponen dalamkonsep diri yangakan dialami remaja dalam perkembangannya. Apabila seorang remaja mengalami hambatan ataupun kegagalan dalam masa ini maka akan menimbulkan sebuah masalah krisis identitas diri. Remaja yang mengalami krisis identitas diri mengalami kebingungan dalam dirinya mengenai siapa dirinya, nilai-nilai ataupun kepercayaan yang dianutnya, dan seperti apakah masa depannya. Tetapi, apabila remaja dapat melewati tahapan ini dengan baik maka remaja akan berkembang dan menemukan identitas dirinya dengan baik.

Pencarian identitas diri sebagai laki-laki maupun perempuan terkadang tidak disadari dan dipahami secara benar oleh remaja sehingga remaja mudah terjebak dalam berbagai perilaku negatif yang seharusnya tidak dilakukan oleh remaja.perilaku negatif itu berupa suka merokok, pergaulan bebas, malas ke sekolah yang berakibat pada keinginan untuk putus sekolah. Banyak masalah yang sering dihadapi oleh remaja disebabkan oleh ketidaktahuan, sikap masa bodoh dan pemahaman yang keliru atau kurang memadai.pemahaman remaja yang kurang dapat menyebabkan kekeliruan dalam sikap sehingga menimbulkan masalah seperti yang sudah digambarkan sebelumnya. Berbagai kekeliruan dalam sikap dan perilaku tersebut jika tidak diperhatikan secara intensif oleh berbagai pihak termasuk konselor di sekolah maka dapat menjadi permasalahan yang semakin kompleks dan memprihatinkan dan akhirnya mereka gagal dalam menjalan tugas perkembangan mereka. Data awal yang diperoleh peneliti saat melakukan observasi di SMA Negeri 1 Kupang terhadap siswa-siswi kelas X-K peneliti melihat banyak siswa-siswi yang menunjukkan sikap kurang memahami dirinya yang pada akhirnya berdampak pada sikap dan tingkah laku mereka sehari-hari dimana mereka ada yang berperilaku tidak sesuai dengan tugas perkembangan pada usia remaja seperti suka merokok, pergaulan bebas, bergaya yang berlebihan, kurang mandiri, tidak luwes bergaul dengan sesama teman, berpakaian kurang sopan, suka berkelahi, kurang bertanggung jawab dan kurang toleransi terhadap sesama.hal-hal ini dirasakan dapat mempengaruhi perkembangan siswa kedepannya.

Bertolak dari realita di atas, peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian dengan topik : Hubungan antara Konsep Diri dengan Pelaksanaan Tugas Perkembangan Siswa pada SMAN 1 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian padalatar belakang masalah, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara Konsep Diri dengan Pelaksanaan Tugas Perkembangan Siswa SMANegeri 1 Kupang kelas X-K tahun pelajaran 2015/2016? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan pelaksanaan tugas perkembangan siswa kelas X-KSMANegeri 1 KupangTahun pelajaran 2015/2016. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Siswa-siswi Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan masukan agar siswa-siswi memiliki pemahaman tentang konsep diri yang baikdalam kehidupan seharihari agar bisa menjalankan setiap tugas perkembangan dengan baik pula. b. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dalam membuat kebijakan untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang dapat

meningkatkan konsep diri siswa demi terlaksananya tugas perkembanganyang baik di lingkungan sekolah. c. Bagi Konselor Sekolah Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi konselor sekolah agar mengembangkan program Bimbingan dan Konseling yang memprioritaskan layanan yang berfungsi untuk membantu siswa dalam mencapai perkembangan secara optimal sehingga terbentuk konsep diri positif dalam diri siswa. D. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup penelitian meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan objek penelitian. Sering pula dinyatakan bahwa variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan di dalamnya atau fenomena yang akan diteliti. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah konsep diri sebagai variabel bebas yang diberi simbol (X) dan pelaksanaan tugas perkembangan siswa sebagai variabelterikat yang diberi simbol (Y). 2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Populasi adalah keseluruhan karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X-K SMA Negeri 1 Kupang Tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 26 Orang.

b. Sampel Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti.sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X-K SMA Negeri 1 KupangTahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 26 Orang. c. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kupang Jln. Cak Doko No. 59 d. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 3 bulan, dari bulanfebruari sampai April 2016. E. Penegasan Konsep Penelitian 1. Konsep diri Menurut Sinurat, (2006:46), konsep diri adalah: gambaran, pandangan, keyakinan dan perasaan seseorang tentang dirinya sendiri. Menurut Burns (2006:46), konsep diri adalah penghargaan diri, nilai diri, atau penerimaan diri. Konsep diri meliputi semua keyakinan dan penilaian tentang diri sendiri. Dari duapengertian diatasdapat disimpulkan bahwa konsep diri merupakan gambaran atau pandangan tentangdiri yang ada pada setiap manusia. Berdasarkan pengertian konsep diri yang telah dipaparkan, maka yang dimaksudkan dengan konsep diri dalam penelitian ini adalahpandangan siswa-siswi kelas X-K SMA Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016 tentang dirinya berkaitan dengan sikap individu menerima tubuhnya, penilaian individu tentang keberadaan dirinya dan sikap individu dalam menerima kelebihan dan kekurangan dalam dirinya.

2. Tugas Perkembangan Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakkan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya (Havighurst dalam Syamsu 2011:65) Hurlock (1980:110) menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations. Dalam arti, setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap individu pada setiap fase perkembanganya yang apabila tugas-tugas tersebut dapat dilaksanakan dengn baik akan membawa kebahagiaan sedangkan apabila gagal maka akan mengakibatkan ketidakbahagiaan dan menimbulkan penolakan masyarakat serta akan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas-tugas perkembangan selanjutnya Berdasarkan pengertian tugas perkembangan yang telah dipaparkan, maka yang dimaksudkan dengan pelaksanaan tugas perkembangan dalam penelitian ini adalah proses atau carasiswa-siswi kelas X-K SMA Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016melaksanakan tugas perkembangannya secara nyata dalam kehidupannya sehari-hari sesuai dengan usianya. Tugas-tugas perkembangan itu meliputi Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita, menerima keadaan fisik dan menggunakan secara efektif, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa,

mencapai jaminan kemandirian ekonomi, memilih dan mempersiapkan karier, mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, mengembangkan ketrampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga Negara, mencapai tingkah laku yang bertanggungjawab secara sosial, memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunuk dalam bertingkah laku serta beriman dan bertakwa kepada TYME. F. Anggapan Dasar Penelitian Seorang peneliti dalam melaksanakan kegiatannya tidak hanya menemukan faktor-faktor, tetapi lebih dari itu peneliti dapat menemukan prinsip-prinsip yang terdapat dibalik fakta itu sendiri.sehubungan dengan itu maka perlu adanya titik tolak sebagai dasar pemikiran yang tampak dalam penggunaan anggapan dasar.anggapan dasar merupakan titik tolak dalam pengkajian masalah secara ilmiah, yang dijelaskan kebenarannya oleh peneliti. Pernyataan ini di dukung oleh pendapat Arikunto (2010:65)yang mengatakan anggapan dasar ialah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti, yang dirumuskan secara jelas, berfungsi sebagai tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Bertolak dari pemikiran tersebut, maka peneliti dapat merumuskan anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pelaksanaan tugas perkembangan berkaitan dengan beberapa faktor salah satunya adalah konsep diri

2. Semakin positif konsep diri siswa maka semakin mampu siswa melaksanakan tugas perkembangan, sebaliknya semakin negatif konsep diri siswa maka siswa semakin tidak mampu melaksanakan tugas perkembangan. G. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji melalui penelitian. Sebagaimana dikatakan oleh Nasir(Sisilia,2010:13) bahwa hipotesis merupakan pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja dan panduan dalam verifikasi. Arikunto (2010:73) merumuskan bahwa berdasarkan isi dan rumusannya yang bermacam-macam, hipotesis dapat dibedakan atas dua jenis yaitu: a. Hipotesis Nol (Ho) Hipotesis nol menyatakan variabel X tidak mempunyai hubungan dengan variabel Y. b. Hipotesis Kerja (Ha) Hipotesis kerja (Ha) menyatakan variabel X mempunyai hubungan dengan variabel Y Berdasarkan pendapat ahli di atas maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini dibedakan atas:

a. Hipotesis nol (Ho) yang berbunyi : tidak ada hubungan antara konsep diri dengan pelaksanaan tugas perkembangan siswa-siswi kelas X-K SMA Negeri 1 Kupang Tahun Pelajaran 2015/2016. b. Hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi :ada hubungan antara konsep diri dengan pelaksanaan tugas perkembangan siswa-siswi kelas X-K SMA Negeri 1 Kupang Tahun pelajaran 2015/2016.