2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI D AN KESEIMBANGAN D ENGAN KECEPATAN SPRINT 300 METER PAD A OLAHRAGA SEPATU ROD A

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1.1 Pengertian Judul.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dijelaskan dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 tentang Sistim Keolahragaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia untuk pembangunan. Olahraga merupakan kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

BAB I PENDAHULUAN. membuat progam latihan untuk pembinaan kondisi fisik seorang atlet. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu dari banyak cabang olahraga yang paling

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (1990:3) dalam bukunya mengemukakan, permainan bola voly baru dapat di

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Melalui olahraga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar bersumber dari atlet, meskipun faktor-faktor yang lain sebagai pendukung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akbar Ghufron Maftuhaddin, 2014

KONTRIBUSI POWER OTOT LENGAN, POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG LENTANG LENGAN TERHADAP HASIL LEMPAR LEMBING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasinya. Untuk mencapai hal itu, atlet dituntut mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN. tantangan alam seperti banjir (Kasiyo, 1980: 11). Lebih lanjut dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa atletik adalah ibu dari semua cabang olahraga (mother of

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Bila

BAB I PENDAHULUAN. Dayung merupakan salah satu jenis cabang olahraga aerobic. Air sebagai

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

2015 PENGARUH LATIHAN BARBELL LUNGES D AN D UMBELL ONE-ARM SHOULD ERS PRESS TERHAD AP HASIL TOLAK PELURU

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

I. PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

DISUSUN OLEH : ADI DHARMA SAPUTRA

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

PROFIL KOBDISI FISIK PEMAIN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 2 PARE TAHUN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. olahraga secara otomatis menjadi ukuran ketertinggalan prestasi olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. semua cabang olahraga yang dipertandingkan ataupun diperlombakan.

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga panjat dinding atau yang lebih dikenal dengan climbing

NUSANTARA PGRI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sepatu roda adalah sepatu beroda kecil (mainan anak-anak untuk meluncur). Sehingga dapat kita artikan bahwa Olahraga sepatu roda adalah olahraga yang menggunakan sepatu beroda kecil (mainan anak-anak untuk meluncur). Olahraga sepatu roda sendiri berasal dari Belanda. Pertama kali dicetuskan oleh seorang penggemar ice skating pada abad 17, yang menginginkan dapat meluncur di atas jalanan keras layaknya di atas es atau salju. Lantas ia berinisiatif memasang roda pada sepatunya. Abad berikutnya, tahun 1763, Joseph Marlin dari Belgia mencoba-coba memasang roda besi pada sepatunya untuk berlari. Hanya saja, kegemaran yang cepat menular itu tak serta merta berkembang. Disebabkan pemerintah setempat mengeluarkan larangan bersepatu roda di jalan raya. James Leonard Plimtons dari Amerika Serikat mematenkan sepatu roda pada tahun 1863, dan kemudian dijuluki sebagai bapak sepatu roda dunia. Kemudian terus berkembang dan populer, tak hanya di Amerika, tapi juga hingga Inggris dan Austria.Di Inggris sendiri, terbentuk organisasi sepatu roda The National Skating Association (NSA) pada tahun 1876, dan Sejak itulah kejuaraan sepatu roda diadakan. Kepopuleran sepatu roda berkembang begitu cepat dan menyebar disebabkan berbagai permainan dan hiburan yang menggunakan sepatu roda di dalamnya. Seperti dalam opera dan komedi, balet, dan olahraga hockey dengan menggunakan sepatu roda. Ditambah dengan kebiasaan orang Eropa memanfaatkan waktu senggang dan liburan dengan bermain. Di setiap gedung pertunjukan selalu dilengkapi dengan fasilitas untuk sepatu roda. Sejak itu setiap tahun olahraga sepatu roda dilombakan dalam berbagai ajang. Setelah perang dunia pertama, tepatnya pada 1924, berdiri Federation Internationale de Roller Skating (FIRS) di Montreux, Swiss. Dan setelah periode 1930-an olahraga sepatu roda mulai diperlombakan secara internasional.

2 Masuknya olahraga sepatu roda ke Indonesia awalnya dari kalangan orangorang Belanda dan anak-anak elite indonesia yang bekerja pada Belanda. Pada tahun 60-an, anak-anak muda di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Makassar (dahulu Ujung Pandang) demam olahraga sepatu roda. Di Jakarta sendiri, khususnya kalangan mahasiswa, yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Djakarta (IMADA) mengadakan perkumpulan sepatu roda pada 1978. Pada tahun berikutnya, 7 Oktober 1979 terbentuk Pengurus Daerah Perserosi DKI Jakarta. Mulai menyelenggarakan berbagai even sepatu roda diikuti dengan pelaksanaan Munas Perserosi pertama pada 1981. Dalam Munas tersebut terbentuk kepengurusan untuk satu periode 1981-1985, kemudian dikukuhkan oleh Ketua KONI Pusat, Sri Sultan Hamengkubuwono. Melalui wadah Perserosi (Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia), olahraga sepatu roda semakin menyebar luas ke seluruh Indonesia. Perserosi menginduk ke KONI sebagai salah satu cabang yang diperlombakandalam berbagai even, daerah (seperti PORDA dan Kejurda) maupun nasional (PON dan Kejurnas) bahkan ke tingkat internasional (SEA Games, Asian Games dan Olimpiade). Klub-klub sepatu roda berkembang di mana-mana dengan komunitasnya tersendiri. Hampir di tiap kampus besar dan tiap kota maupun kabupaten, penggemar olahraga sepatu roda bisa ditemui di berbagai tempat. Di kota Bandung sendiri, olahraga sepatu roda mulai kembali diminati oleh masyarakat. Semakin bertambahnya klub sepatu roda tentu menjadi indikator olahraga sepatu roda mulai diminati masyarakat. Upaya pemerintah turut mengembangkan olahraga sepatu roda dengan membangun arena sepatu roda di komplek olahraga saparua Bandung pada tahun 2010. Diharapkan dengan adanya arena sepatu roda, dapat memicu prestasi. Usaha pembinaan prestasi olahraga merupakan kegiatan yang sangat komples. Dimana aktivitas olahraga melibatkan unsur-unsur kemampuan teknik, taktik, dan mental. Semua unsur tersebut harus diberikan kepada atlet agar mampu berprestasi dalam suatu perlombaan. Begitu juga pada olahraga sepatu roda. Dimana olahraga sepatu roda sangat didukung oleh teknik dan unsur fisik. Menurut Sajoto (1988:57) dikatakan bahwa:

3 Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan, baik peningkatannya maupun pemeliharaannya. Peningkatan kondisi fisik mempunyai tujuan meningkatkan fisik atlet ke kondisi puncak. komponen yang mempengaruhi kondisi fisik seorang atlet diantaranya adalah kecepatan, power tungkai dan keseimbangan. Sesuai dengan yang dingkapkan sajoto (1988:58) bahwa: komponen-komponen kondisi fisik yang perlu dikembangkan adalah: 1. Kekuatan atau strength. 2. Daya Tahan atau endurance dibedakan menjadi 2 golongan a. Daya Tahan setempat atau local endurance. b. Daya Tahan umum atau cardiorespiratory endurance. 3. Daya ledak otot atau muscular power. 4. Kecepatan atau speed. 5. Kelentukan atau flexibility. 6. Keseimbangan atau balance. 7. Koordinasi atau coordination. 8. Kelincahan atau agility. 9. Ketepatan atau accuracy. 10. Reaksi atau reaction Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Power sangat penting untuk cabang-cabang olahraga yang memerlukan eksplosif, seperti lari sprint, nomor-nomor lempar dalam atletik, atau cabang-cabang olahraga yang gerakannya didominasi oleh meloncat seperti dalam bola voli, dan juga pada bulutangkis, dan olahraga sejenisnya. Menurut Bucher (Harsono, 1988) dikatakan bahwa seorang individu yang mempunyai power adalah orang yang memiliki : (a) derajat kekuatan otot yang tinggi, (b) derajat kecepatan yang tinggi, dan

4 (c) derajat yang tinggi dalam keterampilan mengabungkan kecepatan dan kekuatan otot Keseimbangan adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan posisi tubuh baik dalam kondisi statik maupun dinamik. Dalam keseimbangan ini yang perlu diperhatikan adalah waktu refleks, waktu reaksi, dan kecepatan bergerak. Dan biasanya latihan keseimbangan dilakukan bersama dengan latihan kelincahan dan kecepatan, bahkan kelentukan. Ada dua macam keseimbangan : a. Keseimbangan statis adalah mempertahankan sikap pada posisi diam di tempat. Ruang geraknya biasanya sangat kecil, seperti berdiri di atas alas yang sempit. b. Keseimbangan dinamis adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan posisi tubuhnya pada waktu bergerak. Seperti Sepatu roda, ski air, dan olahraga sejenisnya. Komponen- komponen tersebut sangat penting dalam pembinaan atlet sepatu roda. Namun, dalam pengamatan penulis dilapangan ada beberapa hal yang didapat. Yang pertama, kekuatan power tungkai atlet kurang dikembangkan, hal ini terlihat dari latihan power tungkai yang kurang serius dan spesifikasi. Kedua, kemampuan kesimbangan atlet yang jarang sekali dilatih dalam olahraga ini. Padahal komponen tersebut merupakan pendukung prestasi seorang atlet. Dalam penelitian Reza (2014) yang meneliti tentang hubungan waktu reaksi, power tungkai dan daya tahan kecepatan dengan kecepatan lari sprint 100 meter mengemukakan bahwa, terdapat hubungan yang signifikan antara power tungkai dengan kecepatan lari sprint dengan persentasi dukungan sebesar 87,2%. dari penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa power tungkai memberikan pengaruh yang signifikan dalam cabang olahraga atletik, khususnya numer sprint 100 meter. Menurut observasi dilapangan, masih belum ada yang meneliti tentang power tungkai dan keseimbangan dalam olahraga sepatu roda. Dimana menurut penulis,

5 power tungkai dan keseimbangan memberikan pengaruh yang signifikan pada cabang olahraga yang lain, termasuk olahraga sepatu roda. Sepatu roda memiliki beberapa jenis permainan di dalamnya antara lain jenis inline skate, quad skate dan skate board. Pada perencanaan dan perancangan serta presentasi kedepan, penulis akan membahas lebih jauh tentang speed skating yang masuk dalam jenis inline skate. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian yang mengkaji mengenai Hubungan antara Power Tungkai dan Keseimbangan dengan Kecepatan Sprint 300 Meter pada Olahraga Sepatu Roda. B. Rumusan Masalah Untuk mempermudah proses penelitian yang akan dilaksanakan, masalah yang dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kekuatan power tungkai atlet sepatu roda? 2. Bagaimana kemampuan keseimbangan atlet sepatu roda? 3. Bagaimana kecepatan sprint 300 meter atlet sepatu roda? 4. Apakah terdapat hubungan antara power tungkai dengan kecepatan sprint sepatu roda 300 meter? 5. Apakah terdapat hubungan antara keseimbangan dengan kecepatan sprint sepatu roda 300 meter? 6. Apakah terdapat hubungan antara power tungkai dan keseimbangan secara bersama-sama dengan kecepatan sprint sepatu roda 300 meter? 7. Bagaimana perbandingan dukungan antara power tungkai dan keseimbangan terhadap kecepatan sprint sepatu roda 300 meter? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kekuatan power tungkai atlet sepatu roda. 2. Mengetahui keseimbangan atlet sepatu roda. 3. Mengetahui hasil kecepatan sprint 300 meter atlet sepatu roda.

6 4. Mengetahui hubungan antara power tungkai dengan kecepatan sprint sepatu roda 300 meter. 5. Mengetahui hubungan antara keseimbangan dengan kecepatan sprint sepatu roda 300 meter. 6. Mengetahui hubungan antara power tungkai dan keseimbangan secara bersama-sama dengan kecepatan sprint sepatu roda 300 meter. 7. Mengetahui perbandingan dukungan antara power tungkai dan keseimbangan terhadap kecepatan sprint sepatu roda 300 meter? D. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kepentingan teoritis dan praktis. 1. Secara teoritis a. Hasil penelitian dapat membuktikan secara ilmiah tentang Hubungan power tungkai dan keseimbangan dengan hasil kecepatan sprint 300 meter olahraga sepatu roda pada atlet di klub sepatu roda Balance Bandung. b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan masukan bagi para pelatih maupun pembina dan pihak yang berkompeten terhadap pembinaan atlet dalam olahraga sepatu roda. 2. Secara praktis a. Bagi lembaga, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi pihak yang berkempentingan dibidang sepatu roda untuk dipergunakan dalam pembinaan prestasi atlet. Sebagai bahan kajian bagi para pakar dibidang olahraga dalam menentukan program latihan yang baik sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang prestasi yang lebih baik. Sebagai bahan pembelajaran bagi para dosen kepada mahasiswa bahwa faktor komponen kondisi fisik, khususnya power tungkai dan keseimbangan sangat penting untuk menunjang atlet sepatu roda.

7 b. Dapat dijadikan acuan bagi para pelatih atau pembina olahraga sepatu roda, untuk membina atlet melalui program latihan yang baik dan terarah untuk meningkatkan prestasi atletnya. c. Memberikan pengetahuan kepada para atlet sepatu roda bahwa hasil kecepatan sepatu roda pada jarak tertentu, banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan sprint sepatu roda 300 meter adalah komponen fisik diantaranya, power tungkai dan keseimbangan. d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan bahan perbandingan bagi para penelitian di masa yang akan datang. Agar dalam masa yang akan datang olahraga sepatu roda di Indonesia semakin maju dan berkembang dan mendapatkan prestasi yang memuaskan. E. Struktur Organisasi Skripsi 1. BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Penelitian b. Rumusan Masalah Penelitian c. Tujuan Penelitian d. Manfaat Penelitian e. Struktur Organisasi Skripsi 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA a. Sepatu Roda b. Kondisi Fisik c. Kecepatan d. Power Tungkai e. Keseimbangan f. Hubungan Power Tungkai Terhadap Kecepatan g. Hubungan Keseimbangan Terhadap Kecepatan h. Penelitian yang Relevan i. Posisi Teoritis

8 3. BAB III METODE PENELITIAN a. Desain Penelitian b. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian c. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional d. Instrumen penelitian e. Prosedur Penelitian f. Analisis Data 4. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN a. Temuan Penelitian b. Pembahasan Hasil Temuan 5. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI a. Simpulan b. Implikasi dan Rekomendasi 6. DAFTAR PUSTAKA 7. LAMPIRAN 8. RIWAYAT HIDUP PENELITI