IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara administratif, daerah penelitian termasuk dalam wilayah Jawa Barat. Secara

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN


IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Singkat Perkembangan Pelabuhan

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

4 KONDISI UMUM DAERAH STUDI

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM BANJARMASIN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

Gambar 6. Peta Kabupaten Karawang

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Pelabuhan Ciwandan Banten

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN I - 1

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

KAJIAN PENGARUH KEBERADAAN PELABUHAN TANJUNG EMAS TERHADAP LINGKUNGAN MASYARAKAT ( STUDI KASUS : KELURAHAN BANDARHARJO DAN TANJUNGMAS) TUGAS AKHIR

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

3 Kondisi Fisik Lokasi Studi

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada aspek geologi serta proses sedimentasi yang terjadi pada daerah penelitian.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

KONDISI UMUM WILAYAH. Administrasi dan Teknis

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB II GAMBARAN UMUM PEKERJA ANAK DI KOTA TANJUNGBALAI

KARAKTERISTIK PANTAI GUGUSAN PULAU PARI. Hadiwijaya L. Salim dan Ahmad *) ABSTRAK

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 1.

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR PERAIRAN PETA DASAR

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Pelabuhan Cirebon. Main facilities : Cirebon, West Java Coordinates : 6 42` 55.6" S, ` 13.9" E

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB III KONDISI UMUM Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB II TINJAUAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

BAB II GEOLOGI REGIONAL

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

Transkripsi:

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa Pelabuhan Sunda Kelapa berlokasi di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara, pelabuhan secara geografis terletak pada 06 06' 30" LS, 106 07' 50" BT, pelabuhan ini menempati lahan seluas 50,8 Ha. Kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan cikal bakal kota Jakarta, kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa tersebut pada zaman dahulu merupakan kawasan pelabuhan dari Kerajaan Sunda Pajajaran pada abad 14. Pelabuhan Sunda Kelapa itu sendiri merupakan pelabuhan tertua di Jakarta yang didirikan oleh Fatahillah sekitar abad 18. Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan salah satu dari pelabuhan yang terletak di Teluk Jakarta. Pelabuhan ini merupakan Pelabuhan yang disinggahi kapal-kapal antar pulau dan pelayaran rakyat dengan komoditas utama kayu, bahan kebutuhan pokok, barang kelontong, dan bahan bangunan. Saat ini lokasi Pelabuhan Sunda Kelapa telah berkembang pesat menjadi pusat perkantoran, perdagangan, perindustrian, dan perhotelan. Sebagai pelabuhan tertua di wilayah DKI Jakarta yang masih mempertahankan ciri khas tradisional, menjadikan Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi suatu obyek wisata terkemuka. Fasilitas utama yang tersedia di Pelabuhan Sunda Kelapa saat ini terdiri dari fasilitas pelayanan kapal dan fasilitas pelayanan barang. Untuk fasilitas pelayanan kapal, pelabuhan ini memiliki panjang dermaga 3.005,5 m dengan kedalaman alur dan kedalaman kolam masing-masing 4 m lower meter surface (LWS). Untuk pelayanan barang, pelabuhan sunda kelapa menyediakan lokasi lapangan penumpukan barang seluas 37.512 m2 serta gudang penyimpanan barang berkapasitas 8.305,75 ton. Pelabuhan Sunda Kelapa sampai saat ini dikelola oleh PT. Pelabuhan Indonesia II (PT. Pelindo II). Saat ini wilayah di sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa telah berkembang pesat menjadi pusat perkantoran, perdagangan, perindustrian, dan perhotelan.

4.2. Karakteristik Pelabuhan Sunda Kelapa 4.2.1. Letak Geografis Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan salah satu pelabuhan yang berada di kawasan Teluk Jakarta. Pelabuhan Sunda Kelapa secara georgafis terletak pada posisi 06 06' 30" LS, 106 07' 50" BT dan menempati lahan seluas 50,8 ha. Secara administratif Pelabuhan Sunda Kelapa terletak di dua kelurahan yaitu di Kelurahan Penjaringan dan Kelurahan Ancol. Batas-batas wilayah Pelabuhan Sunda Kelapa adalah: Sebelah utara berbatasan dengan Pantai Laut Jawa Sebelah selatan berbatasan dengan Pasar Ikan dan Jalan Lodan, Kelurahan Penjaringan Sebelah barat berbatasan dengan Perkantoran Muara Baru, Kelurahan Penjaringan Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Ancol 4.2.2. Kondisi Hidro-Oseanografi Keadaan pantai sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa landai dasar lumpur dan memiliki panjang alur 2000 m dan lebar alur 40 m dengan kedalaman alur 4 mlws serta kedalaman kolam 4 mlws. Pasang surut di Pelabuhan Sunda Kelapa bersifat diurnal yaitu mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari. Rata-rata permukaan air pada pasang purnama adalah 86 cm sedangkan pada saat pasang bulan mati sebesar 26 cm. Waktu tolak pasang pada GMT + 7 jam, dengan muka surutan 60 cm di bawah duduk tengah. Posisi stasiun arus tower di Pelabuhan Sunda Kelapa berada pada 05º - 45 34-45 LS dan 107º - 00 4,11 BT dengan kecepatan maximum arus rata-rata mencapai 1 knot arah sekitar 050º terjadi pada waktu air surut. Arus pada saat bukan pasang surut mempunyai kecepatan sekitar 0.3 knot dengan arah 45º dengan kecepatan arus pasang surut mencapai 1,1 knot pada waktu spring tides pada arah sekitar 050º saat waktu air surut dan sekitar 230º saat waktu air pasang. 31

4.2.3. Kondisi Fisiografi dan Geomorfologi Secara fisiografi daerah Jakarta terdiri dari 3 jalur fisiografi yaitu jalur daratan pantai, jalur Bogor dan Bandung. Jalur pantai Jakarta dibentuk dari endapan aluvium sungai, rawa, pantai dan aliran lahar dari gunung api di selatan. Jalur pantai Jakarta ini terletak di daerah pesisir utara jawa mulai dari Cirebon sampai Serang. Jalur Bogor terletak di sebelah selatan yang berupa perbukitan yang terdiri atas lapisan batuan sedimen tersier terlipat. Pada jalur Bogor ini terbentuk dari aktivitas vulkanis yang berupa terobosan batuan beku. Jalur Bandung terletak di sebelah jalur Bogor yang merupakan daerah perbukitan yang diselingi oleh cekungan-cekungan di antara deretan Gunung Api Poros Jawa (Van Bemmelen, 1945 dalam Wirdha, 2006). Secara morfologi, lokasi penelitian merupakan perairan di sekitar bagian utara kipas aluvium sampai perairan Laut Jawa sekitar jarak kurang lebih 6 km. Perairan ini merupakan lanjutan dari daerah sekitar garis pantai yang berada di wilayah Teluk Jakarta ke arah Laut Jawa yang merupakan hasil pengendapan material dari muara-muara sungai seperti Sungai Cisadane, Sungai Ciliwung dan Sungai Bekasi (Wirdha, 2006). Karakteristik geologi wilayah penelitian terbentuk sebagian besar dari sedimentasi sungai yang merupakan kombinasi antara pasir dan lempung sedikit berkerikil. Kedua tipe sedimen tersebut terhampar memanjang dari barat ke timur pesisir utara Jakarta (Wirdha, 2006). 4.3. Sosial Ekonomi Wilayah Penelitian Wilayah penelitian secara administrasi masuk dalam 2 kelurahan yaitu Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan dan Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan. Kondisi sosial ekonomi kedua kelurahan tersebut dipaparkan di bawah ini. 4.3.1. Kependudukan Jumlah penduduk di Kelurahan Penjaringan dan Kelurahan Ancol dapat dilihat pada Tabel 5. Pada Tabel 5 terlihat bahwa jumlah penduduk dan 32

Kepadatan Penduduk di Kelurahan Penjaringan lebih tinggi daripada di Kelurahan Ancol. Jumlah penduduk di Kelurahan Penjaringan pada tahun 2004 adalah sebanyak 55.668 jiwa dengan kepadatan 14.056 jiwa/km 2, sedangkan di Kelurahan Ancol jumlah penduduk pada tahun 2004 sebanyak 17.449 jiwa dengan kepadatan 4.625 jiwa/km 2. Ratio jenis kelamin di Kelurahan Penjaringan dan Kelurahan Ancol masing-masing sebesar 92 dan 123. Wilayah Tabel 5. Keadaan kependudukan di wilayah penelitian Luas (km 2 ) Jumlah Penduduk (Orang) Kepadatan Jiwa/km 2 Ratio Jenis Kelamin Kelurahan Penjaringan 3,97 55.668 14.056 92 Kelurahan Ancol 3,77 17.449 4.625 123 Sumber: Kecamatan Penjaringan dan Kecamatan Pademangan Dalam Angka, 2004. 4.3.2. Mata Pencaharian Penduduk Mata pencaharian penduduk di kedua kelurahan sebagian besar sebagai pedagang/wiraswasta dan karyawan. Penduduk dengan mata pencaharian pedagang/wiraswasta pada umumnya berdagang di pusat-pusat perdagangan yang ada di Jakarta Utara, sedangkan yang berprofesi sebagai karyawan umumnya bekerja pada perusahaan-perusahaan swasta maupun sektor industri yang ada di Jakarta Utara dan sekitarnya. Jenis mata pencaharian penduduk di kedua kelurahan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Struktur mata pencaharian penduduk Kelurahan Penjaringan dan Kelurahan Ancol tahun 2004 Pekerjaan Kelurahan Penjaringan Kelurahan Ancol Orang % Orang % Pegawai Swasta 4.110 24,57 6.500 36.02 Pedagang/Wiraswasta 4.199 25,11 1.400 7.76 Buruh 3.970 23,77 734 4.07 Nelayan 269 1,61 543 3.01 PNS 174 1,04 1.500 8.31 TNI/POLRI 61 0,36 997 5.53 Pensiunan 452 2,70 1.211 6,71 Swasta lainnya 390 2,33 1.000 5,54 Lain-lain 3.100 18,54 4.159 23,05 Total 12.945 100 18.044 100 Sumber : Kecamatan Penjaringan dan Kecamatan Pademangan Dalam Angka, 2004. 33

4.3.3. Fasilitas Perekonomian Fasilitas perekonomian di kedua kelurahan adalah sebagai berikut; di Kelurahan Penjaringan terdapat 3 pasar tradisional, 1 pasar swalayan, 2 warung serba ada (waserda), 3 lokasi pedagang kaki lima, 93 warung makan, 6 restoran, 2 losmen, 3 bank, 4 koperasi simpan pinjam dan 69 perusahaan industri, sedangkan di Kelurahan Ancol terdapat 1 pasar inpres, 1 pasar tradisional, 1 waserda, 4 lokasi pedagang kaki lima, 24 warung makan, 3 restoran, 2 losmen, 6 hotel, 27 bank, 6 koperasi simpan pinjam dan 53 perusahaan industri. Dalam uraian fasilitas perekonomian di kedua kelurahan terlihat bahwa sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah sektor swasta dan karyawan industri dan kegiatan perekonomian juga didukung oleh keberadaan jasa-jasa keuangan yaitu dengan adanya bank yang beroperasi di kedua kelurahan tersebut. 4.4. Aktivitas Pelabuhan Sunda Kelapa 4.4.1. Arus Kunjungan Kapal Pelabuhan Sunda Kelapa banyak dikunjungi oleh kapal-kapal pelayaran rakyat, pelayaran dalam negeri, pelayaran penumpang domestik dan kapal-kapal tongkang. Perkembangan arus kunjungan kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa berdasarkan jenis pelayaran dalam kurun waktu tahun 1999 sampai 2004 dapat dilihat pada Gambar 4. 2000 1500 Jumlah Kapal (unit) 1000 500 0 Pelayaran Rakyat 1394 1359 1127 1059 997 1173 Pelayaran Dalam Negeri 1408 1429 1509 1608 1601 1922 Pelayaran Penumpang 239 596 559 449 286 140 Kapal tongkang 0 0 40 45 50 38 Gambar 4. Arus kunjungan kapal berdasarkan jenis pelayaran dalam satuan unit di Pelabuhan Sunda Kelapa. 34

Arus kunjungan kapal pelayaran rakyat dalam satuan unit selama kurun waktu 5 (lima) tahun rata-rata mencapai 1.185 unit pertahun dengan tonase ratarata 281.209 Gross Tonase (GT), untuk jenis pelayaran dalam negeri, rata-rata kunjungan kapal selama kurun waktu 5 tahun (1999-2004) adalah 1.579 unit pertahun dengan tonase rata-rata 549.081 GT. Rata-rata kunjungan kapal untuk jenis pelayaran kapal penumpang dan kapal tongkang jumlahnya sangat kecil dibandingkan dengan kapal-kapal untuk jenis pelayaran lainnya yaitu masingmasing untuk jenis kapal penumpang sebesar 378 unit pertahun dengan tonase rata-rata 287.733 GT, sedangkan untuk kapal tongkang rata-rata sebesar 43 unit per tahun dengan tonase kapal rata-rata 16.585 GT. Data jumlah arus kunjungan kapal berdasarkan tonase kapalnya dapat dilihat pada Gambar 5. 800,000 700,000 600,000 500,000 Jumlah Tonase (GT) 400,000 300,000 200,000 100,000 - Pelayaran Rakyat 332,765 342,727 278,091 347,532 227,585 258,553 Pelayaran Dalam Negeri 449,719 451,479 485,915 533,364 612,274 761,738 Pelayaran Penumpang 143,782 480,231 449,831 341,888 79,963 80,727 Kapal tongkang 10,539 14,663 23,547 18,771 Gambar 5. Arus kunjungan kapal berdasarkan jenis pelayaran di Pelabuhan Sunda Kelapa (dalam GT) 4.4.2. Arus Barang Data arus barang berdasarkan perdagangan melalui Pelabuhan Sunda kelapa dalam kurun waktu 6 tahun terakhir (1999-2004) berdasarkan bongkar dan muat dapat dilihat pada Gambar 6. Arus barang yang dibongkar dan dimuat di pelabuhan dalam 6 tahun terakhir rata-rata mencapai 1.029.479 ton/m 3 untuk bongkar dan 1.230.885 ton/m 3 untuk muat barang. 35

1,800,000 1,600,000 1,400,000 1,200,000 Jumlah 1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 - Bongkar (ton/m3) 1,233,605 1,201,659 989,220 876,600 855,719 1,020,074 Muat (ton/m3) 959,762 1,036,357 1,160,446 1,290,472 1,311,815 1,626,454 Gambar 6. Arus barang di Pelabuhan Sunda kelapa berdasarkan perdagangan Perkembangan arus barang berdasarkan distribusi melalui Pelabuhan Sunda kelapa dalam kurun waktu 6 tahun terakhir (1999-2004) menunjukkan bahwa distribusi barang melalui gudang rata-rata sebesar 212.832 ton/m 3, melalui angkutan langsung rata-rata sebesar 1.675.934 ton/m 3, sedangkan arus barang melalui lapangan rata-rata sebesar 371.596 ton/m 3. Perkembangan arus distribusi barang selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 7. 2,000,000 Jumlah 1,500,000 1,000,000 500,000 - Angkut langsung (ton/m3) 1,618,941 1,656,891 1,638,670 1,612,474 1,568,899 1,960,734 Melalui gudang (ton/m3) 193,428 172,461 189,181 219,601 235,479 266,844 Melalui lapangan (ton/m3) 380,998 409,664 321,815 334,997 363,156 418,950 Gambar 7. Arus barang berdasarkan distribusi di Pelabuhan Sunda kelapa 36

Perkembangan arus barang berdasarkan kemasan melalui Pelabuhan Sunda kelapa dalam kurun waktu 6 tahun terakhir (1999-2004) menunjukkan bahwa rata-rata setiap tahun arus barang kemasan berupa general cargo mempunyai jumlah tertinggi yaitu rata-rata sebesar 878.119 ton/m 3, sedangkan rata-rata jumlah barang untuk kemasan lainnya/kayu menduduki peringkat terkecil yaitu sebesar 651.727 ton/m 3. Data arus barang berdasarkan kemasan secara rinci dapat dilihat pada Gambar 8. 1,200,000 1,000,000 Jumlah 800,000 600,000 400,000 200,000 - General Cargo (ton/m3) 693,457 740,042 745,988 932,424 966,866 1,189,937 Bag Cargo (ton/m3) 535,156 593,715 683,911 739,371 752,832 888,226 Curah Cair (ton/m3) 15,463 27,564 36,620 38,094 27,662 43,488 Barang lain/k ayu (ton/m3) 948,291 876,695 683,147 457,183 420,174 524,877 Gambar 8. Arus barang berdasarkan kemasan di Pelabuhan Sunda Kelapa. 37