Pengaruh Penggunaan Skema Pengalokasian Daya Waterfilling Berbasis Algoritma Greedy Terhadap Perubahan Efisiensi Spektral Sistem pada jaringan LTE

dokumen-dokumen yang mirip
ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2100

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ALGORITMA PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK BERBASIS QOS GUARANTEED MENGGUNAKAN ANTENA MIMO 2X2 PADA SISTEM LTE UNTUK MENINGKATKAN SPECTRAL EFFICIENCY

ANALISA IMPLEMENTASI GREEN COMMUNICATIONS PADA JARINGAN LTE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ENERGI JARINGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis

EVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung. Tabel 3.1. Jadwal kegiatan Penelitian

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Kinerja Metode Power Control untuk Manajemen Interferensi Sistem Komunikasi Uplink LTE-Advanced dengan Femtocell

ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA RESOURCE SCHEDULING BERDASARKAN USER GROUPING UNTUK SISTEM LTE-ADVANCED DENGAN CARRIER AGGREGATION

SIMULASI DAN ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI PADA LTE FEMTOCELL BERBASIS SOFT FREQUENCY REUSE

Simulasi dan Analisis Performansi Algoritma Pengalokasian Resource Block dengan Batasan. Daya dan QualityofService pada Sistem LTE Arah Downlink

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi dan komunikasi terus

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

SIMULASI DAN ANALISIS DATA TRAFIK SCHEDULING DAN PERFORMANSI PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

SIMULASI DAN ANALISIS ALGORITMA PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK BERBASIS QOS GUARANTEED PADA SISTEM LONG TERM EVOLUTION

PENGARUH FREQUENCY SELECTIVITY PADA SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS (SC-FDMA) Endah Budi Purnomowati, Rudy Yuwono, Muthia Rahma 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS ALOKASI RESOURCE BLOCK ARAH UPLINK PADA SISTEM LONG TERM EVOLUTION DENGAN SC-FDMA MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIC

BAB I PENDAHULUAN. menuntut agar teknologi komunikasi terus berkembang. Dari seluruh

Analisis Pengaruh Penggunaan Physical Cell Identity (PCI) Pada Perancangan Jaringan 4G LTE

Wireless Communication Systems Modul 9 Manajemen Interferensi Seluler Faculty of Electrical Engineering Bandung 2015

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

ANALISIS NILAI LEVEL DAYA TERIMA MENGGUNAKAN MODEL WALFISCH-IKEGAMI PADA TEKNOLOGI LONG TERM EVOLUTION (LTE) FREKUENSI 1800 MHz

PENGARUH FREQUENCY SELECTIVITY PADA ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM)

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Akhir yang berjudul Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Pengaruh Model Propagasi dan Perubahan Tilt Antena Terhadap Coverage Area Sistem Long Term Evolution Menggunakan Software Atoll


BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

Manajemen Interferensi Femtocell pada LTE- Advanced dengan Menggunakan Metode Autonomous Component Carrier Selection (ACCS)

TINJAUAN PUSTAKA. dengan mencari spectrum holes. Spectrum holes dapat dicari dengan

PERANCANGAN ANTENA WAVEGUIDE 6 SLOT PADA FREKUENSI 2,3 GHZ UNTUK APLIKASI LTE-TDD

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

Bab 7. Penutup Kesimpulan

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3

III. METODE PENELITIAN. Laboratorium Teknik Telekomunikasi. Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung.

Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Aspek-Aspek Perencanaan BTS pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI JARINGAN UPLINK 4G-LTE DENGAN METODE INNERLOOP POWER CONTROL DI PT TELKOMSEL

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI

Alfi Zuhriya Khoirunnisaa 1, Endah Budi Purnomowati 2, Ali Mustofa 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya

Evaluasi Kinerja Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay Berbasis Orthogonal Resource Allocation Algorithm

Perancangan Jaringan Seluler 4G LTE Frekuensi MHz di Provinsi Papua Barat

Radio Resource Management dalam Multihop Cellular Network dengan menerapkan Resource Reuse Partition menuju teknologi LTE Advanced

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) 1800 MHz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

Analisis Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Frekuensi 900 MHz Pada Perairan Selat Sunda

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)1800 Mhz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION MENGGUNAKAN METODE SOFT FREQUENCY REUSE DI KAWASAN TELKOM UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan Spektrum Frekuensi [1]

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

ANALISA PENJADWALAN PAKET PADA CDMA xEV-DO

Evaluasi Kinerja Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay Berbasis Orthogonal Resource Allocation Algorithm

Komunikasi Bergerak Frekuensi 2.3 GHz Melewati Pepohonan Menggunakan Metode Giovanelli Knife Edge

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian DYNAMIC SPECTRUM ACCESS (DSA) dengan Mekanisme

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

: Widi Pramudito NPM :

BAB III MODEL SISTEM CLOSED-LOOP POWER CONTROL PADA CDMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

Analisis Penerapan Teknik AMC dan AMS untuk Peningkatan Kapasitas Kanal Sistem MIMO-SOFDMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB-CAC) PADA SISTEM WCDMA. Devi Oktaviana

UNJUK - KERJA LAYANAN BEST EFFORT PADA LTE DENGAN PAKAI ULANG FREKUENSI FRAKSIONAL TIGA JENJANG

BAB I PENDAHULUAN. Dimana spektrum frekuensi ini sudah di alokasikan dan terbatas. Terdapat dua

Analisis Unjuk Kerja Sel Tunggal di Jaringan LTE dengan Teknik Adaptive Soft Frequency Reuse

Studi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT.

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Multi Input Single Output Orthogonal Frequency Division Multiplexing (MISO OFDM) Menggunakan WARP

Analisis Kinerja Sistem Komunikasi SC-FDMA Pada Kanal Mobile To Mobile

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih

SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, TE Tito Maulana, TE Ashif Aminulloh, TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

UNJUK KERJA REF : FREEMAN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

Perancangan dan Implementasi Prosesor FFT 256 Titik-OFDM Baseband 1 Berbasis Pengkodean VHDL pada FPGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Simulasi Vertical Handover dari LTE ke Wi-Fi n pada Layanan Video Streaming

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA

LAPORAN SKRIPSI ANALISIS DAN OPTIMASI KUALITAS JARINGAN TELKOMSEL 4G LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI AREA PURWOKERTO

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

Transkripsi:

Pengaruh Penggunaan Skema Pengalokasian Daya Waterfilling Berbasis Algoritma Greedy Terhadap Perubahan Efisiensi Spektral Sistem pada jaringan LTE Rizal Haerul Akbar 1, Arfianto Fahmi 2, Hurianti Vidyaningtyas 3 Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi No.1 Bojongsoang, Bandung 1 rizal.haerul08@gmail.com, 2 arfianto.fahmi@gmail.com, 3 huriantividya@telkomuniversity.ac.id ABSTRAK Pada paper ini akan dibahas pengalokasian daya pada sistem pembagian beberapa frekuensi secara ortogonal (OFDMA). Tanpa menggunakan skema pengalokasian daya maka daya yang dialokasikan kepada pengguna tidak akan effisien, sehingga diusulkan penambahan skema pengalokasian daya pada proses alokasi sumber daya kepada pengguna. Pada proses pengalokasian resources block diusulkan menggunakan algoritma greedy yang memiliki kompleksitas yang rendah dan pengalokasian daya menggunakan skema waterfilling. Langkah pertama adalah pengalokasian kanal dengan algoritma greedy yaitu dengan memilih resources block (RB) yang memiliki nilai informasi kanal (CSI) tertinggi dan didapatkan skema equal power allocation (EPA). Selanjutnya akan dilakukan pengalokasian daya dengan skema waterfilling, skema tersebut mengalokasikan daya lebih besar kepada pengguna yang memiliki kualitas kanal yang buruk sehingga pengguna bisa melakukan komunikasi secara baik. Dari hasil simulasi didapatkan penurunan nilai efisiensi spektral sistem sebesar 0.2128 bps/hz - 0.2147 bps/hz jika menggunakan skema waterfilling dibanding pengalokasian daya skema equal power allocation. Maka dari itu skema yang diusulkan bisa diimplementasikan pada jaringan LTE. Kata Kunci: OFDMA, Greedy, skema Waterfilling, efisiensi spektral PENDAHULUAN Organisasi proyek generasi ke-3 (3GPP) telah mengenalkan jaringan evolusi jangka panjang (LTE) sebagai generasi jaringan seluler yang selanjutnya akan memenuhi permintaan terhadap komunikasi bergerak [1]. Dalam 3GPP keluaran 8, LTE menyediakan kecepatan data hingga 100Mb/s untuk arah downlink dan 50Mb/s untuk arah uplink [1]. LTE menggunakan OFDMA sebagai akses untuk arah downlink dan SC-FDMA untuk akses arah uplink bertujuan untuk mendapatkan efisiensi spektrum frekuensi. Teknik OFDMA membagi spektrum lebar menjadi beberapa spektrum kecil kemudian dibagi lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang disebut resources block [1]. Maka dibutuhkan skema pengalokasian resources block yang tepat untuk mengalokasikan resources block kepada setiap pengguna untuk memaksimalkan parameter performa sistem. Pada penelitian [1] [2] dan [3] telah dilakukan penelitian pengalokasian resources block dengan menggunakan beberapa algoritma, namun daya yang dialokasikan kepada setiap pengguna masih sama. Selain pengalokasian resources block dibutuhkan juga pengalokasian daya bertujuan untuk mengalokasikan daya untuk mencapai efisiensi yang lebih baik. Skema waterfilling merupakan salah satu skema pengalokasian daya yang sering digunakan untuk mengalokasikan daya. pada penelitian [4] menggunakan skema waterfilling, pengguna yang memiliki kondisi kanal buruk akan dialokasikan daya lebih tinggi dibandingkan pengguna yang memiliki kondisi kanal yang baik. METODE PENELITIAN Metodologi dalam proses penyelesaian penelitian ini dimulai dari identifikasi masalah penelitian. Pada tahap ini dilakukan identifikasi dari permasalahan yang ada menggunakan studi literatur. Literatur yang diambil berasal dari hasil penelitian-penelitian terbaru baik jurnal atau konferensi internasional serta buku teks dan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan tema penelitian. Pada penelitian sebenlumny dilakukan pengalokasian resource block dan pengalokasian daya nya masih menggunakan skema equal power allocation (EPA), oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan desain skema waterfilling untuk mengalokasikan daya dan algoritma greedy untuk mengalokasikan resource block. Jenis cell yang digunakan adalah sistem single cell, dimana cell tersebut tidak terpengaruh interferensi cell lain dan tiap pengguna tersebar secara seragam di dalam cell. Untuk perhitungan pathloss digunakan model propagasi Spatial channel model. Selanjutnya dilakukan pengujian model pemecahan masalah menggunakan perangkat lunak simulasi pada computer dan

validasi penelitian. Selanjutnya dilakukan pengumpulan dan analisis data. Data yang digunakan merupakan data primer kuantitatif dari hasil percobaan simulasi. Pengumpulan dan pengklasifikasian data hasil percobaan mengacu pada skenario perubahan jumlah pengguna untuk melihat kaitan antara variabel pengamatan dengan parameter kinerja yang diamati yaitu efisiensi spektral. Pada proses akhir dilakukan penentuan kesimpulan penelitian berdasarkan data-data hasil percobaan dan capaian performansi apabila menggunakan skema pengalokasian daya menggunakan waterfilling. MODEL SISTEM Gambar 1. Pemodelan sistem Desain awal pemodelan sistem dapat di ilustrasikan pada gambar diatas. Sistem dimodelkan dengan sel tunggal berdasarkan asusmsi bahwa penelitian ini interferensi dari sel tetangga dianggap tidak ada. Sistem terdiri dari sebuah enodeb yang melayani pengguna dan memiliki sejumlah N pengguna yang terletak di daerah perkotaan. enodeb hanya terdiri dari satu frekuensi pembawa sebesar 1800 MHz, lebar pita 5 MHz dan jari-jari sel sejauh 250 meter. Mengalokasikan sumber daya (RB) dan daya kepada pengguna dengan menggunakan sistem OFDMA. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja skema alokasi daya dengan algoritma alokasi sumber daya pada pengguna pada system OFDMA. Untuk mencapai tujuan tersebut, rumusan masalah yang menjadi objek penelitian dapat dirumuskan oleh [1]: N α n,v ; v V, n=1 (1) V N v=1 n=1 (2) α n,v = L. V, β n,v ϵ[0, x] x P total ; n ϵn; v ϵv, (3) V N v=1 n=1 β n,v P total, (4) α n,v 0 β n,v 0 ; n ϵn; v ϵv. (5) α menggambarkan matriks alokasi RB, jika pengguna-n menerima RB-v maka α n,v bernilai 1 jika tidak maka α n,v bernilai 0. Persamaan 1 menyatakan bahwa setiap RB hanya diberi pada satu pengguna dan tidak bisa digunakan oleh pengguna lain. Persamaan 2 memastikan semua RB dari semua pembawa teralokasi pada setiap pengguna. Persamaan 3 dan 4 memenuhi ketentuan bahwa total daya transmit pada setiap RB tidak boleh melebihi total daya pada ENodeB. Persamaan 5 memastikan bahwa RB teralokasi mendapatkan daya untuk dikirimkan dari ENodeB. Variabel L p L pe sh G RX G TX k T B n η BER Tabel 1. Variabel dan notasi Pada penelitian ini, kanal sistem komunikasi distribusi Rayleigh digunakan untuk menjelaskan perubahan waktu dari pemudaran sinyal yang diterima atau selubung dari komponen jalur jamak [1]. f(r) = r σ2. exp [ r2 2σ2] untuk r 0 (6) Dimana r adalah tegangan sinyal, sedangkan σ 2 adalah perbandingan rata-rata daya sinyal terhadap rata-rata interferensi daya. Pada penelitian ini, ENodeB yag bertugas mengalokasikan resource block dan daya kepada pengguna akan menerima Informasi kanal yang merupakan sebuah data umpan balik dari penerima ke pengirim yang berisikan kondisi kanal komunikasi dalam bentuk sebuah matriks. Berdasarkan [5] kondisi kanal pada pengguna ke-n dan RB ke-v dirumuskan seperti dibawah ini [4]: H n (n, v) = Keterangan Rugi-rugi lintasan Rugi-rugi penetrasi Shadowing Penguatan di penerima Penguatan di pengirim Konstanta boltzman noise suhu perangkat Lebar pita sumber daya Efisiensi spektral Rasio kesalahan bit G RX.G TX L p.l pe.sh.r rayleigh.k.t.b n (7) Dimana L p merupakan nilai rugi-rugi lintasan untuk pengguna dan bisa dihitung dengan model kanal spasial [4] L p = 58.83 + 37.6 log(dn) + 21 log 10(f) (8)

Nilai informasi kanal (CSI) bisa direpresentasikan oleh signal to noise ratio (SNR) dari RB ke-v dan pengguna ke-n pada timeslot kes dengan persamaan [4] C n (v, s) = P(n). H n (v, s) (9) Dimana P(n) adalah daya transmit RB. Nilai CSI pada slot waktu ke-s disimpan pada sebuah matriks CSI dengan ukuran NxV [4] C 1,1 C 1,v CSI(s) = ( ) (10) C n,1 C n,v Algoritma Greedy Algoritma Greedy merupakan algoritma optimasi yang mengalokasikan RB hanya kepada pengguna dengan nilai Channel State Information (CSI) terbaik. Nilai CSI yang paling tinggi yang dialokasikan pada pengguna di simbolkan dengan n * seperti persamaan dibawah [1]: n = arg maxh n,v (t), untuk RB v (11) Gambar 3. ilustrasi untuk algoritma greedy [1] Proses pengalokasian menggunakan algoritma greedy yaitu dengan melihat kondisi kanal masingmasing pengguna, sedangkan pengguna diurutkan berdasarkan waktu kedatangan untuk melakukan hubungan dengan ENodeB. Pengguna yang memiliki nilai CSI yang paling tinggi akan mendapatkan alokasi resources block (RB) dan pengguna yang tidak memiliki mendapatkan alokasi akan di-nol-kan seperti gambar diatas. mulai Inisialisasi Cari user dengan nilai Hn,v terbaik Alokasikan RB Tidak Skema pengalokasian daya Waterfilling Skema pengalokasian daya waterfilling adalah suatu skema yang bertujuan untuk mengalokasikan daya ke pengguna. Pada skema waterfilling pengguna yang memiliki nilai rasio kanal terhadap noise (CNR) yang tinggi akan dialokasikan daya yang rendah, sedangkan pengguna yang memiliki nilai CNR rendah dialokasikan daya yang lebih tinggi sesuai prinsip pengisian air [5], ilustrasinya dapat dilihat pada gambar. Semua RB teralokasi? Gambar 4. Iustrasi Skema Waterfilling [5] alokasi daya menggunakan skema waterfilling Iya Selesai Gambar 2. Diagram alir algoritma greedy [1] dirumuskan dengan persamaan dibawah ini [4]: N V P s (n, v) = n=1 v=1 H (n,v) P H t (12) (n,v) Dimana P s (n, v) adalah daya yang dialokasikan ke RB ke-v pada pengguna ke-n pada slot waktus, sedangkan P t adalah total daya dari kirim.

Tabel 1. Parameter simulasi Bandwidth sistem 5 MHz [5] Resources block (RB) Jumlah pengulangan per pengamatan Jari-jari sel HASIL SIMULASI DAN ANALISIS Parameter selanjutnya yang diamati pada proses pengalokasian daya pada setiap pengguna adalah efisiensi spektral. Efisiensi spektral adalah besarnya bit yang dapat dibawa dalam sebuah nilai frekuensi dan memiliki satuan bps/hz. Perhitungannya sesuai dengan persamaan pada teori Shanon Bound [1]. Nilai efisiensi spektral dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini [1]: η = α log 2 (1 + SNR n,v ) (13) Γ Sedangkan untuk menghitung Γ dapat digunakan persamaan [1]: Γ = ln(5ber) 1.5 25 resources block 200 pengulangan 250 meter Jenis sel Sel tunggal [1] Frekuensi pembawa 1800 MHz [5] Lebar pita resources bloc 180 khz Model Propagasi Model kanal spasial [4] Penguatan enodeb 18 dbi [4] penguatan Pengguna 0 dbi [4] Noise Figure 7 db [4] Daya Pancar enodeb Rugi-rugi penetrasi Jumlah Pengguna 40 Watt (46 dbm) [4] 20 db 5-70 pengguna dengan kenaikan sebesar 5 [5] (14) Berdasarkan [1] efisiensi spektral LTE bernilai antara 2.5 bps/hz sampai 5 bps/hz. Nilai efisiensi spektral bergantung pada nilai SNR setiap pengguna yang telah mendapatkan alokasi daya pada skema pengisian maupun pengalokasian daya merata (EPA). Pada perhitungan ini nilai efisiensi spektral sistem skema greedy-wf (skema waterfilling) akan di bandingkan dengan nilai efisiensi spektral sistem skema greedy-epa (skema pengalokasian merata). Gambar 5. perbandingan tingkat efisiensi spektral sistem pada jumlah pengguna bervariasi Tabel 2. perbandingan tingkat efisiensi spektral sistem pada jumlah pengguna bervariasi Jumlah Pengguna Greedy EPA (bps/hz) Greedy WF (bps/hz) 20 3.26920 3.05452 40 3.27389 3.06356 60 3.27286 3.05549 80 3.27612 3.06911 100 3.27297 3.05851 120 3.27491 3.05808 140 3.27485 3.06110 160 3.27255 3.06023 180 3.27494 3.06245 200 3.27530 3.06246 Gambar 5. merupakan grafik perbandingan nilai efisiensi spektral antara skema pengalokasian equal power allocation (EPA) dan skema waterfilling (WF) terhadap perubahan jumlah pengguna dalam sistem. Tabel menyatakan nilai efisiensi spektral sistem pada skema greedy WF dan greedy-epa. Terlihat bahwa nilai efisiensi spektral sistem ketika menggunakan skema waterfilling dibandingkan skema equal power allocation pada algoritma greedy mengalami penurunan sebesar 0.2128 bps/hz sampai 0.2147 bps/hz. Sedangkan Penurunan nilai efisiensi spektral pada skema waterfilling algoritma greedy terjadi karena prinsip skema waterfilling tersebut, dimana nilai SNR pengguna yang relatif tinggi mengalami pengurangan karena dayanya sebagian dialokasikan pada pengguna yang memiliki nilai SNR yang relatif rendah. Dengan menggunakan persamaan 13 nilai efisiensi spektral berbanding

lurus dengan nilai SNR maka dari itu seiring berkurangnya nilai SNR maka nilai dari parameter simulasi yaitu efisiensi spektral akan berkurang. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada penelitian ini digunakan algoritma greedy dengan penggunaan skema waterfilling untuk mengalokasikan daya kepada pengguna dan dapat diterapkan pada sistem OFDMA di LTE. Dengan menggunakan skema waterfilling didapatkan penurunan efisiensi spektral sistem pada jumlah pengguna yang bervariasi, namun penurunan tersebut masih sesuai dengan standar pada teknologi LTE. Seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna nilai spektral efisiensi sistem tidak akan berubah secara signifikan baik pada skema equal power allocation maupun skema waterfilling. Dengan menggunakan skema waterfilling, akan tercapai keadilan sistem yang lebih baik dibandingkan dengan skema equal power allocation seperti yang diilustrasikan pada gambar 4. Meskipun mengalami penurunan nilai efisiensi spektral dibandingkan dengan skema equal power allocation, skema waterfilling masih layak diguakan karena nilainya masih berada pada rentang standard LTE yaitu bernilai antara 2.5 bps/hz sampai 5 bps/hz. Maka dari itu skema yang diusulkan bisa diimplementasikan pada jaringan LTE. [4] V. S. Prabowo, Radio Resources Allocation Based-on Energy Saving for LTE-Advanced System, Bandung, 2016. [5] A. F. Molish, Wireless Communications, California, 2011. Saran Perlu penelitian lebih lanjut untuk memodifikasi skema waterfilling sebagai pengalokasian daya kepada pengguna agar nilai efisiensi spektral sistem dapat bertambah dan performansi sistem menjadi lebih baik. Referensi [1] S. M. Sari, "Simulasi dan analisis algoritma pengalokasian resource block berbasis QOS guaranteed pada sistem Long term Evolution," Bandung, 2015. [2] V. S. W. Prabowo, A. Muayyadi and A. Fahmi, "Modifikasi Algoritma Proportional Fair pada Sistem LTE Advance dengan Carrier Aggregation Menggunakan Pengelompokan User," in Conference on Information Technology and Electrical Engineering, Yogyakarta, 2015. [3] Maulidawati, "Analisis Perbandingan Alokasi Subcarrier Berbasis Algoritma Greedy dan Round Robin Pada Jaringan LTE Arah Downlink," Bandung, 2016.