Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Sepakati Musrenbang Inklusif dengan Lebih Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan 1/6 Penandatanganan Nota Kesepahaman Tunjukkan Peran Penting Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sebagai Pemangku Kepentingan Kunci dalam Mendukung Kebijakan Pembangunan yang Inklusif Yogyakarta, 30 Agustus 2016 Pada hari Selasa 30 Agustus 2016, Handicap International menandatangani Nota Kesepahaman dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengenai pelaksanaan Program Advocating for Change (Advokasi untuk Perubahan) yang didanai oleh Uni Eropa (EU). Penandatanganan ini merupakan wujud komitmen pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan Handicap International yang bersepakat untuk bersama-sama mendukung program pembangunan daerah yang inklusif. Program ini diharapkan akan memberikan manfaat kesejahteraan yang luas bagi kelompok terpinggirkan seperti perempuan dan penyandang disabilitas. Yang utama, program ini bertujuan untuk mengubah persepsi masyarakat tentang potensi penyandang disabilitas, meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas dalam Musrenbang, dan mendorong pemerintah untuk mendukung kebijakan aksesibilitas yang memudahkan penyandang disabilitas dalam beraktivitas. Uni Eropa merupakan kelompok 28 negara-negara Eropa yang demokratis. beredar di wilayahnya. Keberhasilan ini diakui secara internasional pada tahun 2012 dengan dianugerahkannya Penghargaan Nobel Perdamaian kepada Uni Eropa. Dengan lebih dari 500 juta warga negara yang tinggal dalam batas wilayahnya, Uni Eropa merupakan kekuatan global. Uni Eropa merupakan ekonomi terbesar dunia, mewakili hampir seperempat dari GDP dunia. Selain itu, Uni Eropa merupakan blok perdagangan serta donor bantuan pembangunan terbesar dunia.
2/6 Selama 3 tahun pelaksanaan program ini, diharapkan 256 penyandang disabilitas dan kelompok marjinal yang lain meningkat kapasitasnya serta mampu berpartisipasi dalam berbagai proses diskusi dan proses pembangunan yang tepat sasaran yang mendukung aksesibilitas dan kesetaraan, serta meningkatkan peran mereka dalam proses tata kelola pengelolaan keuangan yang transparan. Laporan pelaksanaan kami dalam program Advocating for Change tahap pertama di tahun 2013 mencatat bahwa di samping berbagai perbaikan yang telah tercapai baik di bidang kebijakan dan teknis, secara umum, ditemukan bahwa perempuan dan kelompok disabilitas seringkali tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan kebijakan publik, ujar Stephanie Baux, Direktur. Tanpa melibatkan mereka secara aktif, tentunya hasil kebijakan yang berkembang kurang sesuai dengan kebutuhan mereka, contohnya seperti kurangnya pengadaan akses transportasi publik yang layak bagi penyandang disabilitas dan penyediaan kesempatan kerja yang setara, tambahnya. Provinsi D.I. Yogyakarta (DIY) merupakan satu dari dua provinsi yang terpilih menjadi lokasi pelaksanaan Program Advocating for Change dengan jumlah penyandang disabilitas 9336 dari total 3.603.934 juta penduduk di Provinsi DIY (kependudukan.jogjaprov.go.id). Di DIY, program ini akan dilaksanakan di kabupaten Gunungkidul yang memiliki jumlah penyandang disabilitas paling banyak di Propinsi DIY. Kabupaten Gunungkidul sendiri sudah mendeklarasikan sebagai Kabupaten Inklusi pada 2013. Di samping itu, kabupaten Gunungkidul juga memiliki Forum Disabilitas yang dapat menjadi wadah aspirasi komunitas Gunungkidul, baik disabilitas maupun non-disabilitas di berbagai bidang. Uni Eropa merupakan kelompok 28 negara-negara Eropa yang demokratis. Telah lebih dari setengah abad Uni Eropa berhasil mempertahankan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran, dan secara progresif membangun pasar tunggal Eropa dimana warga, barang, jasa dan modal dapat bebas beredar di wilayahnya. Keberhasilan ini diakui secara internasional pada tahun 2012 dengan dianugerahkannya Penghargaan Nobel Perdamaian kepada Uni Eropa. Dengan lebih dari 500 juta warga negara yang tinggal dalam batas wilayahnya, Uni Eropa merupakan kekuatan global. Uni Eropa merupakan ekonomi terbesar dunia, mewakili hampir seperempat dari GDP dunia. Selain itu, Uni Eropa merupakan blok perdagangan serta donor bantuan pembangunan terbesar dunia.
3/6 Ada 3 desa percontohan tempat pelaksanaan Program ini di kabupaten Gunungkidul, yaitu Desa Beji di Kecamatan Patuk, Desa Plembutan di Kecamatan Playen, dan Desa Nglipar di Kecamatan Nglipar. Ketiga desa ini dipilih karena memiliki penyandang disabilitas yang memiliki peran cukup aktif di kehidupan sosial, serta lingkungan pemerintah desa dan keluarga yang mendukung partisipasi penyandang disabilitas tersebut. Pelaksanaan Program Advocating for Change akan menyentuh tiga aspek. Pertama adalah peningkatan kapasitas para penerima manfaat program kelompok perempuan dan penyandang disabilitas di bidang manajemen penganggaran publik. Kedua, mengingat pentingnya peran pemerintah lokal dalam keberlanjutan program, pendekatan kolaboratif juga diterapkan dalam pelaksanaan program ini. Barrier Assessment akan dilakukan untuk mengidentifikasi hambatan yang dihadapi kelompok marjinal dalam proses pembangunan. Dari hasil laporan tersebut, akan diberikan rekomendasi yang relevan. Selain itu, pelatihan tentang siapa kelompok marjinal dan bagaimana melibatkan mereka dalam proses pembangunan juga akan diberikan kepada 208 staf pemerintah yang terlibat langsung dengan proses pengembangan kebijakan publik. Terakhir, Program Advocating for Change juga akan memobilisasi keterlibatan aktif dari pihak terkait, seperti Organisasi Masyarakat Sipil, baik di tingkat lokal maupun nasional, serta para jurnalis untuk menggalang dukungan serta mendorong peran mereka dalam mengawal proses pengembangan kebijakan tepat sasaran yang mendukung keberlangsungan dan kesejahteraan kelompok marjinal secara nyata. Uni Eropa merupakan kelompok 28 negara-negara Eropa yang demokratis. beredar di wilayahnya. Keberhasilan ini diakui secara internasional pada tahun 2012 dengan dianugerahkannya Penghargaan Nobel Perdamaian kepada Uni Eropa. Dengan lebih dari 500 juta warga negara yang tinggal dalam batas wilayahnya, Uni Eropa merupakan kekuatan global. Uni Eropa merupakan ekonomi terbesar dunia, mewakili hampir seperempat dari GDP dunia. Selain itu, Uni Eropa merupakan blok perdagangan serta donor bantuan pembangunan terbesar dunia.
4/6 Kepala BAPPEDA Gunungkidul, Ir. Syarief Armunanto, MM. yang hadir dalam acara penandatanganan nota kesepahaman, menyampaikan dukungannya dalam inisiatif ini. Program Advocating for Change merupakan inisiatif yang sangat baik karena akan mempertemukan seluruh pemangku kepentingan, termasuk dari sektor pemerintah, komunitas, wartawan, lembaga swadaya masyarakat, dan penyandang disabilitas itu sendiri untuk membantu proses musrenbang yang inklusif, mengingat Kabupaten Gunungkidul juga tengah berkomitmen untuk menjadi Kabupaten Inklusif. Melalui program ini, nantinya penyandang disabilitas, perempuan serta kelompok ekonomi lemah akan dapat lebih aktif untuk menyuarakan kebutuhan mereka selama proses musrenbang dari tingkat desa sampai tingkat kabupaten, sehingga pemerintah sebagai penyedia utama layanan publik akan dapat merumuskan kebijakan publik yang memberikan manfaat bagi semua kalangan. Musrenbang merupakan agenda tahunan pemerintah di mana berbagai elemen masyarakat bertemu untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi dan memutuskan prioritas pembangunan jangka pendek. Hasil kesepakatan musrenbang kemudian akan diusulkan ke tingkatan yang lebih tinggi melalui Badan Perencanaan Daerah (BAPPEDA), dan jika disetujui akan mendapatkan alokasi anggaran. Proses penganggaran partisipatif ini merupakan satu upaya penting yang memberikan ruang bagi kelompok marjinal untuk menyuarakan kebutuhan mereka dalam peta pembangunan daerah, sehingga keterlibatan aktif mereka akan memberikan dampak pada kebijakan. Uni Eropa merupakan kelompok 28 negara-negara Eropa yang demokratis. beredar di wilayahnya. Keberhasilan ini diakui secara internasional pada tahun 2012 dengan dianugerahkannya Penghargaan Nobel Perdamaian kepada Uni Eropa. Dengan lebih dari 500 juta warga negara yang tinggal dalam batas wilayahnya, Uni Eropa merupakan kekuatan global. Uni Eropa merupakan ekonomi terbesar dunia, mewakili hampir seperempat dari GDP dunia. Selain itu, Uni Eropa merupakan blok perdagangan serta donor bantuan pembangunan terbesar dunia.
5/6 Menanggapi dukungannya terhadap program ini, Novianty Manurung, perwakilan EU, menyampaikan, Uni Eropa mendukung tata kelola pemerintahan yang baik dengan memastikan administrasi yang transparan dan akuntabel. Program ini akan mengembangkan proyek percontohan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Provinsi DIY yang menjunjung tinggi hak semua orang, khususnya perempuan dan penyandang disabilitas, untuk berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan dan penganggaran serta pembuatan kebijakan, yang akan meningkatkan kesejahteraan kelompok marjinal di Indonesia ". Program Advocating for Change merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan hasil Konvensi Hak Penyandang Disabilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Convention of Rights of Persons with Disabilities UNCRPD) yang telah diratifikasi di Indonesia pada tahun 2011. Konvensi ini mengatur bahwa penyandang disabilitas harus mendapatkan hak yang sama dalam pembangunan seperti halnya warga negara non-disabilitas. Penyandang disabilitas bukan lagi kelompok yang hanya mendapat belas-kasihan, namun berhak menyuarakan langsung kebutuhan mereka di ruang publik, seperti melalui musrenbang. Uni Eropa merupakan kelompok 28 negara-negara Eropa yang demokratis. beredar di wilayahnya. Keberhasilan ini diakui secara internasional pada tahun 2012 dengan dianugerahkannya Penghargaan Nobel Perdamaian kepada Uni Eropa. Dengan lebih dari 500 juta warga negara yang tinggal dalam batas wilayahnya, Uni Eropa merupakan kekuatan global. Uni Eropa merupakan ekonomi terbesar dunia, mewakili hampir seperempat dari GDP dunia. Selain itu, Uni Eropa merupakan blok perdagangan serta donor bantuan pembangunan terbesar dunia.
6/6 Sebagai kelompok marjinal, suara perempuan dan para penyandang disabilitas seringkali tidak mendapatkan perhatian yang layak karena kurang adanya pengakuan terhadap eksistensi mereka, prasangka negatif dari masyarakat, dan rendahnya akses pendidikan dan informasi bagi mereka. Melalui program ini, kami mengajak semua pihak agar bersama-sama mendukung terciptanya akses dan kesempatan yang lebih baik kepada teman-teman penyandang disabilitas sehingga suara mereka dapat semakin terdengar dan mendapatkan perhatian yang layak dalam penentuan kebijakan dari tingkat desa hingga nasional, tutup Stephanie. Hadir dalam acara ini Dinas Sosial Kabupaten Gunungkidul, BAPPEDA Kabupaten Gunungkidul, PU, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan serta SKPD lain yang terkait, berbagai perwakilan dari berbagai Organisasi Penyandang Disabilitas di Kabupaten Gunungkidul, serta perwakilan pemerintah Kecamatan dan Desa. Dalam pelaksanaan Program Advocating for Change, Handicap International bekerjasama dengan Perkumpulan IDEA, sebuah lembaga yang bergerak di bidang monitoring penganggaran daerah dan pemberdayaan desa, serta CIQAL, sebuah organisasi penyandang disabilitas yang aktif menyuarakan hak-hak kaum disabilitas. ==SELESAI== Proyek ini dilaksanakan oleh kontraktor. Jl.Nyi Retno Dumilah No. 34 Rejowinangun, Uni Eropa merupakan kelompok 28 negara-negara Eropa yang demokratis. Telah lebih dari setengah abad Uni Eropa berhasil mempertahankan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran, dan secara progresif membangun pasar tunggal Eropa dimana warga, barang, jasa dan modal dapat bebas beredar di wilayahnya. Keberhasilan ini diakui secara internasional pada tahun 2012 dengan dianugerahkannya Penghargaan Nobel Perdamaian kepada Uni Eropa. Dengan lebih dari 500 juta warga negara yang tinggal dalam batas wilayahnya, Uni Eropa merupakan kekuatan global. Uni Eropa merupakan ekonomi terbesar dunia, mewakili hampir seperempat dari GDP dunia. Selain itu, Uni Eropa merupakan blok perdagangan serta donor bantuan pembangunan terbesar dunia.
Tentang Handicap International Didirikan pada tahun 1982, Handicap International Federation merupakan organisasi kemanusiaan nonpemerintah yang independen dan bekerja dalam situasi kemiskinan, konflik, dan bencana. Federasi ini terdiri dari 8 asosiasi nasional, yaitu Perancis, Jerman, Belgia, Kanada, Amerika Serikat, Luksemburg, Inggris, dan Swiss. Dengan panduan prinsip bahwa penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya bukanlah obyek belas-kasihan, melainkan berhak berpartisipasi langsung di ruang publik Handicap International melaksanakan 331 proyek di 57 negara. Handicap International telah bekerja di Indonesia sejak tahun 2005 dan memberikan kontribusi di bidang tanggap darurat, pascabencana, pendidikan inklusif, serta hak-hak penyandang disabilitas. Handicap International Indonesia menjalin kerjasama erat dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia dalam rangka melaksanakan kegiatan yang memungkinkan penyandang disabilitas dan kelompok rentan mendapatkan akses pelayanan yang lebih baik, menyuarakan langsung kebutuhan dasar mereka dalam pembangunan, dan mendorong terciptanya kebijakan yang inklusif. mencapai tujuan program didasarkan atas UNCRPD (United Nations Convention of Rights of Persons with Disabilities Konvensi Hak Penyandang Disabilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa). Informasi lebih lanjut hubungi : Singgih Purnomo Project Manager AFC-EU Email : drpm@hi-idtl.org HP : 0811 251 4794 Dian Maya Safitri Communications Officer Email : cda@hi-idtl.org HP : 00 62 (0) 813 2860 2349 Proyek ini dilaksanakan oleh kontraktor. Jl.Nyi Retno Dumilah No. 34 Rejowinangun, Uni Eropa merupakan kelompok 28 negara-negara Eropa yang demokratis. Telah lebih dari setengah abad Uni Eropa berhasil mempertahankan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran, dan secara progresif membangun pasar tunggal Eropa dimana warga, barang, jasa dan modal dapat bebas beredar di wilayahnya. Keberhasilan ini diakui secara internasional pada tahun 2012 dengan dianugerahkannya Penghargaan Nobel Perdamaian kepada Uni Eropa. Dengan lebih dari 500 juta warga negara yang tinggal dalam batas wilayahnya, Uni Eropa merupakan kekuatan global. Uni Eropa merupakan ekonomi terbesar dunia, mewakili hampir seperempat dari GDP dunia. Selain itu, Uni Eropa merupakan blok perdagangan serta donor bantuan pembangunan terbesar dunia.