2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan situs sejarah adalah Situ Lengkong yang berada di desa Panjalu, Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payung Geulis Nova Juwita, 2014 Analisis Estetik Payung Geulis Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia, banyak objek wisata yang telah menarik perhatian para

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya inilah yang mampu membuat bangsa Indonesia

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Upacara Adat Pencucian Pusaka Nyangku merupakan suatu upacara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEKALONGAN BATIK CENTER

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan perajin sebagai perwujudan

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

UKDW BAB I PENDAHULUAN

PELATIHAN PENINGKATAN PRODUK CINDERAMATA DARI BAHAN LIMBAH KAYU PADA UMKM DI DESA CINUNUK KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN ASTANA GEDE. di Kabupaten Ciamis. Situs Astana Gede merupakan daerah peninggalan

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT...

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

MUSEUM TOSAN AJI DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Seni kriya sebagai bagian yang tumbuh dan berkembang bersama

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasar pada paparan hasil dan temuan penelitian, makna perubahan bentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP Oleh: RINAWATI NUZULA L2D

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Museum Sri Baduga merupakan Museum umum yang di dalamnya terdapat koleksi peninggalan sejarah ilmu, seni, dan budaya yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional,

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERKURANGNYA PERAJIN PRETIMA DI BANJAR ANGGABAYA PENATIH, DENPASAR TIMUR, BALI. I Wayan Dirana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurysta Tresna Sundi, 2014 Kajian Visual Desain Pada Kaos Pariwisata Pantai Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak ini, Indonesia mempunyai potensi kekayaan yang sangat beraneka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aini Loita, 2014 Pola Pewarisan Budaya Membatik Masyarakat Sumedang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sofyan Alamhudi, 2014 Kajian Visual Celengan Gerabah Di Desa Arjawinangun Blok Posong Kabupaten Cirebon

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara agraris karena memiliki area pertanian

2015 BATIK BERMOTIF ANGKLUNG PADA TIRAI PINTU (DOOR CURTAIN PORTIERE)

TINJAUAN PULO CANGKIR

BAB I PENDAHULUAN. terletak antara lintang selatan dan. serta Kabupaten Demak di Selatan. Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA

PARIWISATA KOTA MAKASSAR DENGAN MENGGUNAKAN GAYA DESAIN NEW SIMPLICITY

BAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risha Ramadhita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya yang ada.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bhineka Tunggal Ika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Desa ini terletak 17 km di sebelah. yang lain yang dapat dikembangkan, yaitu potensi ekowisata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Seni rupa sebagai ciptaan manusia senantiasa dikembangkan di setiap zaman dan tempat yang berbeda, hal itu akibat semakin meningkatnya kebutuhan manusia pada produk. Salah satu cabangnya yaitu seni kriya, seni kriya ini tumbuh dan berkembang di kawasan Indonesia. Kehadirannya beriringan sejalan dengan eksistensi manusia di tanah air. Penciptaannya berkaitan erat dengan kebutuhan hidup, baik kebutuhan jasmani (fisik) maupun kebutuhan rohani/jiwa (spiritual). Oleh karena itu, hasil karya seni kriya sering merepresentasikan pola pikir dan perilaku masyarakat pada zamannya. Seni kriya adalah karya seni yang dibuat dengan keterampilan tangan (hand skill) dengan memperhatikan aspek fungsional dan nilai seni sehingga Seni kriya termasuk dari karya seni rupa terapan nusantara. Penciptaan karya seni kriya tidak hanya didasarkan pada aspek fungsionalnya (kebutuhan fisik) saja, tetapi juga untuk pemenuhan kebutuhan terhadap keindahan (kebutuhan emosional). Dalam perkembangannya, karya seni kriya selalu identik dengan seni kerajinan. Hal ini disebabkan pembuatan karya seni kriya yang tidak lepas dari pengerjaan tangan (hand made) dan memiliki aspek fungsional. Tradisi membuat bendabenda seni kriya telah ada sejak zaman prasejarah. Dalam perkembangan selanjutnya, seni kriya mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya pada aspek fungsi semata tetapi berimbas pada peningkatan kualitas bentuk dan bahan serta corak hiasannya. Pada awalnya benda-benda tersebut memiliki bentuk yang sederhana berkembang menjadi bentuk-bentuk yang beraneka ragam dan rumit. Demikian juga dengan hiasan yang semakin banyak, detail, dan bervariasi. Salah satu cabang dari seni kriya adalah kriya kayu, akan dikembangkan dengan berbagai eksperimen atau percobaan. Percobaan tersebut yakni membuat cinderamata dengan bahan kayu.

2 Urgensi penelitian ini dilandaskan pada alasan berikut: Pada penelitian ini saya mengkaji mengenai kriya kayu yang difungsikan untuk suatu produk yang bisa dipasarkan dan bernilai ekonomis. Penelitian mengenai pemasaran produk kriya kayu ini, dilakukan di daerah Desa Panjalu, Kabupaten Ciamis tepatnya di daerah wisata Situ Lengkong sebagai tempat daerah wisata ziarah. Tujuan dari pengembangan cinderamata diharapkan mampu mendorong berkembangnya sektor-sektor usaha yang lain, seperti sektor jasa dan usaha kecil lainnya. Industri kecil kerajinan dan cinderamata serta makanan oleh-oleh merupakan jenis-jenis industri kecil yang mampu bersinergi dengan aktivitas wisata. Mengenai produk cinderamata lebih menitikberatkan pada pemanfaatan limbah-limbah rumah tangga, dalam hal ini limbah kayu sudah dimanfaatkan sebagai bahan bakar di rumah-rumah tangga untuk keperluan memasak. Limbah kayu berupa serpihan biasanya dijadikan kayu bakar dan keperluan memasak, untuk itu agar lebih bermanfaat, dari potongan-potongan hasil industri kayu atau penggergajian bisa dimanfaatkan agar bisa menjadi produk cinderamata. Produk yang dipasarkan difokuskan dalam pembuatan cinderamata yang didukung oleh aktivitas wisata. Masalah tersebut dikaitkan dengan permintaan (demand) dan penawaran (supply). Supply cinderamata dan makanan oleh-oleh berasal dari industri kecil, sedangkan demand berasal dari para konsumen. Dalam hal ini perlu adanya inovasi bentuk dan tema, dalam hal ini produk dari cinderamata lebih mengangkat pada ciri khas daerah Panjalu agar produk yang dihasilkan bisa menjadi icon pariwisata supaya bisa lebih dikenal oleh masyarakat diluar daerah ataupun diluar kota. Serta diharapkan mampu memerankan fungsi penting bagi pengembangan ekonomi lokal. Sedikit membahas mengenai Situ Lengkong. Daerah Wisata Ziarah Situ Lengkong itu dahulunya menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu Ciamis. Dengan adanya penermuan-penemuan sejarah itu, maka Panjalu berkembang sebagai kota daerah wisata, baik wisata alam, wisata budaya maupun sebagai wisata ziarah. Pentingnya daerah Panjalu sebagai cikal bakal kerajaan Sunda Kawali, maka Pemerintah Propinsi Jawa Barat, pada tanggal 17 Maret tahun 2004

3 mengukuhkan panjalu sebagai desa wisata. Makam Prabu Harian Kancana di Pulau Nusa Larang di tengah Situ Lengkong Panjalu Situ Lengkong terletak sekitar 35 km sebelah utara kota Kabupaten Ciamis atau 15 km sebelah barat Kota Kawali, berbatasan di sebelah utara dengan wilayah Talaga Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan, suatu lingkup wilayah komunitas yang dulu dikenal sebagai pusat kerajaan Panjalu. Temuan-temuan data kepurbakalaan, nilai- nilai sosial kultural serta jejak kesejahteraan lainnya yang kini masih terlestarikan, memberikan petunjuk tentang masa lalu kota itu. Sebagai kota kerajaan kuno yang dikenal sebagai kerajaan Soko Galuh Panjalu. Ibu kota Kerajaan itu dibangun pada areal suatu danau (situ) seluas 70 Ha, yang kini disebut Situ Lengkong, terletak disepanjang tepi utara kota Panjalu, sekarang terdapat tiga buah Nusa (pulau kecil). Pada situ tersebut yang masing- masing digunakan sebagai tempat bangunan Istana Kerajaan, Kepatihan dan staf kerajaan dan sebagai taman rekreasi. Pendiri ibu kota kerajaan adalah tokoh karismatik leluhur Panjalu bernama Borosngora Raja Panjalu islam pertama. Wisatawan yang datang ke Panjalu pada umumnya adalah para penziarah mengunjungi Tokoh Raja Panjalu, teristimewa pemakaman Prabu Harian Kancana di Nusa Situ Lengkong (Situ Istana Kerajaan) serta danau itu sendiri yang bernuansa religius, disamping itu juga mengunjungi Museum Bumi Alit. Dimana disimpan benda-benda peninggalan bersejarah benda-benda pusaka dan bendabenda pekakas peninggalan milik Raja-raja dan Bupati Panjalu masa lalu, terutama perkakas yang disebut benda pusaka Panjalu yang berupa Pedang peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora dan Kujang Panjalu peninggalan Aki Garahang. Objek wisata Situ Lengkong, Panjalu bisa dikatakan sebagai paket wisata murah karena hanya perlu mengeluarkan uang sekitar Rp. 5.000 perorang untuk dapat menikmati pemandangan danau disekitar objek wisata alam tersebut Di dalam area wisata Situ Lengkong dijual beraneka ragam produk hasil kerajinan tangan seperti tas, sandal, angklung, alat musik tradisional, dan lain sebagainya.

4 B. Rumusan Masalah Penciptaan Masalah itu akan terpecahkan setelah menjawab permasalahanpermasalahan berikut : 1. Bagaimana konsep dan proses pembuatan Cinderamata Situ Lengkong Panjalu Ciamis dari bahan limbah kayu? 2. Bagaimana deskripsi visual Cinderamata Situ Lengkong Panjalu Ciamis dari bahan limbah kayu? C. Tujuan Penciptaan Pembuatan karya seni rupa ini bertujuan: 1. Mengetahui konsep dan proses pembuatan Cinderamata Situ Lengkong Panjalu Ciamis dari bahan limbah kayu. 2. Mengetahui deskripsi visual Cinderamata Situ Lengkong Panjalu Ciamis dari bahan limbah kayu. D. Manfaat penciptaan Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut 1. Manfaat bagi diri sendiri : Manfaat penelitian ini khususnya bagi peneliti sabagai salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan studi di Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Manfaat bagi jurusan pendidikan seni rupa : Melahirkan lulusan yang berkualitas di bidang seni rupa khusunya bidang kriya kayu dan juga dapat menjadi tambahan referensi data dan pemikiran bagi mahasiswa untuk perkembangan kriya kayu. 3. Manfaat bagi masyarakat : Mengembangkan daya apresiasi khususnya dalam seni kriya yang dilahirkan dari generasi muda. Bagi masyarakat khusus yang terkait dalam pengembangan UKM (Usaha Kecil Menengah) dan masyarakat luas pada umumnya dapat dijadikan

5 bahan pemikiran dalam pengembangan industri ekonomi kreatif yang berbasis keunggulan budaya lokal. E. Metode Penciptaan Metode yang digunakan untuk skripsi penciptaan ini penulis menggunakan metode penelitian secara kualitatif melalui cara observasi, wawancara dan pengumpulan data, meliputi dokumentasi serta mengkaji sejarah-sejarah daerah setempat. Melakukan pengamatan secara langsung mengunjungi daerah Wisata Panjalu serta menemui pengrajin kayu daerah setempat Dalam metode penciptaannya, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan penulis. Pertama menentukan objek atau icon daerah setempat serta bentuk produk yang akan dibuat, selanjutnya pembuatan sketsa, pemilihan bahan limbah kayu yang akan dibuat berupa potongan-potongan kayu hasil dari penggergajian, sketsa yang telah dibuat dipindahkan kedalam media kayu, selanjutnya pembentukan pola dengan bantuan gergaji mesin scrool saw, proses penghalusan menggunakan gerinda dan amplas dengan teknik kering, serta pada proses finishing akhir menggunakan clear dengan bantuan compressor dan spraygun. Pada proses karya-karya dalam bentuk limbah kayu ini menggunakan teknik assembling, curving dan cor dengan menggunakan bahan resin. Karya yang ditampilkan dalam bentuk Cinderamata dengan mengambil tema dari icon-icon daerah wisata Situ Lengkong Panjalu Ciamis.

6 F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan serta pembacaan laporan penciptaan karya desain yang berjudul BAHAN LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS ini, maka karya tulis ini disusun dalam sistematika penulisan sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN, Menjelaskan tentang Latar Belakang Penciptaan, Masalah Penciptaan, Tujuan Penciptaan, Manfaat Penciptaan, Metode Penciptaan, serta Sistematika Penulisan. 2. BAB II KAJIAN SUMBER PENCIPTAAN Menjelaskan tentang: Kajian Teoritik, yang menjelaskan tentang Seni Rupa, Unsur-unsur seni rupa, Kriya, Kriya Kayu, Relief, Daur ulang limbah kayu, Cinderamata, Icon ciri khas Panjalu seperti: Situ Lengkong, Kalong, Bumi alit dan Kujang Panjalu. 3. BAB III METODA PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menjelaskan tentang metode dan langkah-langkah yang penulis gunakan dalam membuat karya ini, yaitu: Ide berkarya, Kontemplasi dan Stimulasi, Proses Perancangan karya Cinderamata (Persiapan alat dan bahan), Proses Penciptaan Karya Cinderamata (Pembuatan, Tahap finishing). 4. BAB IV ANALISIS KARYA HASIL CIPTAAN Berisi analisis dan pembahasan karya yang diciptakan diantaranya membahas: analisis teknik, analisis konsep, serta analisis visual karya. 5. BAB V PENUTUP Bagian terakhir ini berisi kesimpulan hasil penciptaan karya dan saran atau rekomendasi berkenaan dengan karya seni yang diciptakan.