KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SPA (SOLUS PER AQUA)

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia senantiasa membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun

LATAR BELAKANG MASALAH

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

JOKO PRAYITNO. Kementerian Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andi Sulaiman, 2014

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB II KAJIAN TEORI. dapat dilakukan melalui aspek georafis dan aspek demografis.

KONSEP RESORT AND LEISURE

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEFINISI- DEFINISI A-1

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Konsep Design Mikro (Bangsal)

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Bertolak dari kajian dan hasil analisis pada Bab sebelumnya maka dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Wisata Agro

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey, daerah ini kaya akan pemandangan alam dan mempunyai udara yang

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan.

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Wawancara pengurus wisma ragunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

3. Pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung (Homestay/Resort Wisata), dengan kriteria desain : a) Lokasi Homestay pada umumnya terpisah dari

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SPA (SOLUS PER AQUA) 1. Latar Belakang Perjalanan wisatawan senantiasa membutuhkan keanekaragaman produk wisata yang dapat memberikan pilihan atau alternatif untuk menentukan produk wisata mana yang betul-betul akan dapat memberikan pengalaman perjalanannya. Kepuasan perjalanan seorang wisatawan dibentuk berdasarkan beberapa faktor antara lain faktor ketersediaan antara yang diharapkan dapat terpenuhi selama mereka berada di tempat tujuan wisata atau objek wisata yang dikunjunginya. Produk wisata dipandang dari sudut wisatawan harus merupakan panduan dari kepuasan dan manfaat, oleh karena itu dalam perencanaan dan mendisain produk wisata yang ditetapkan harus selalu berorientasi pada cita rasa dan selera para wisatawan. Namun menciptakan suatu produk wisata yang tepat tidaklah mudah karena selera senantiasa berubah-ubah. Selain itu juga persaingan yang ketat antara penjual produk wisata terhadap produk wisata yang berkualitas senantiasa mempengaruhi selera wisatawan. Pada dasarnya setiap perusahaan tidak mungkin menjual produknya kepada semua orang, oleh karena itu perlu dilakukan adanya pendekatan terhadap segmentasi pasar yang tepat, usaha memilahmilah segmen pasar tertentu untuk dijadikan sasaran pasar bagi produk yang akan dijual kita masukan kepada pasar yang kita tuju, namun demikian perlu adanya keseimbangan antara memenuhi HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND, 1

selera yang segmen pasarnya terbatas dan segmen pasarnya lebih besar. Keberadaan produk wisata memiliki berbagai bentuk, produk wisata dapat merupakan suatu susunan yang terpadu, yang terdiri dari objek wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan dimana setiap unsur dalam penyediaannya disediakan oleh perusahaan yang berbeda. Salah satu dari bentuk produk wisata adalah objek dan daya tarik wisata atau disingkat ODTW. Bentuk objek dan daya tarik wisata beragam, ODTW dapat dibentuk oleh karena dalam alam terdapat daya tarik yang memungkinkan untuk dapat dikembangkan lebih jauh sebagai ODTW. ODTW dapat dibentuk oleh keanekaragaman budaya masyarakat yang memiliki nilai-nilai keaslian, dimana wisatawan belum pernah merasakan dan lihat sebelumnya. Pembentukan alam menjadi objek dan daya tarik wisata tentunya melalui berbagai proses serta potensi yang berkembang untuk menjadi ODTW mengalami berbagai fase diantaranya fase perencanaan. Perencanaan merupakan fase yang sangat penting terutama dalam menentukan berbagai langkah pengembangan suatu objek dan daya tarik wisata. Perencanaan objek dan daya tarik wisata harus memenuhi beberapa syarat penting antara lain : 1. Potensi baik alam, maupun budaya harus memiliki daya tarik baik yang bersumber dari sisi keunikan maupun dari sisi perbedaan dalam mendisain produk itu sendiri. 2. Keanekaragaman potensi alam maupun budaya harus memberikan dukungan terhadap kemungkinan pertumbuhan di masa yang akan datang baik dari sarana maupun prasarana yang dapat mendorong peran serta masyarakat untuk berkembang dalam berbagai bentuk kreativitas maupun aktivitas, dalam menciptakan motivasi dalam kehidupan mereka. HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND, 2

3. Dalam mengembangkan potensi yang akan dijadikan objek dan daya tarik wisata harus memperhatikan faktor daya dukung lingkungan, kemampuan masyarakat setempat dalam menerima perubahan yang diakibatkan oleh datangnya wisatawan ke tempat mereka berada, dan kemampuan menerima perubahan fisik lingkungan yang diakibatkan adanya pembangunan objek dan daya tarik wisata di daerah mereka. 4. Perencanaan dan pengembangan potensi yang dijadikan ODTW atau kawasan wisata harus dapat menumbuh kembangkan kehidupan masyarakat baik dari sosial maupun ekonomi masyarakat, sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari pembangunan objek dan daya tarik wisata maupun kawasan wisata di daerah mereka. Perencanaan pengembangan objek dan daya tarik wisata alam atau kawasan wisata, merupakan perencanaan yang senantiasa mengkaitkan unsur keindahan sebagai bagian dari pemenuhan selera wisatawan. Sumber daya alam senantiasa memberikan dukungan keindahan dan keunikan bahkan menumbuhkan kelangkaan seperti halnya sumber daya alam yang berbentuk sumber daya mineral air panas atau SPA. Sumber daya mineral dalam bentuk air panas alam merupakan potensi yang memiliki keunikan dan kelangkaan. Sumber daya mineral tersebut disamping dapat memberikan pemeliharaan kesehatan dan dapat memberikan dukungan keindahan dan panorama alam. Sejalan dengan itu maka perencanaan pengembangan kawasan wisata SPA (Solus Per Aqua) merupakan suatu pendekatan untuk dapat menganalisa, merencanakan dan mengembangkan potensi sumber daya mineral menjadi objek dan daya tarik wisata dalam satu kawasan wisata SPA. Kawasan wisata HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND, 3

SPA adalah suatu tempat dimana unsur-unsur penunjang pelayanan seperti wisatawan, liburan, rekreasi dan lain-lain dipadukan menjadi satu kesatuan pelayanan kepada wisatawan. Kawasan wisata adalah merupakan bentuk pelayanan One Stop Servise. Seorang wisatawan akan memperoleh pelayanan jasa usaha pariwisata dalam satu kesempatan kunjungan. 2. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Kawasan wisata SPA merupakan perencanaan dan pengembangan suatu kawasan untuk memperoleh keseimbangan antara potensi alam yang tersedia dengan mengembangkan potensi tersebut menjadi bermanfaat bagi pengkayaan dan pengelolaan sumber daya mineral air panas, dengan penyediaan fasilitas yang dibutuhkan wisatawan untuk memuaskan perjalanan wisatanya serta menambah pengalaman dalam perjalanannya, di satu daerah tujuan wisata. 2. Tujuan a. Menata fasilitas pada kawasan SPA untuk dapat memberikan pelayanan fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan. b. Mengembangkan prasarana yang dibutuhkan wisatawan maupun pengembang kawasan wisata SPA untuk mempermudah perjalanan wisatawan ke lokasi yang dituju, serta bentuk-bentuk fasilitas lainnya yang dapat memberikan dukungan pelayanan. c. Mendorong aktivitas dan kreativitas masyarakat di lingkungan kawasan untuk dapat tercapainya manfaat dengan dikembangkannya kawasan wisata baik dari sisi HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND, 4

sosial, ekonomi dan budaya. Mengembangkan ekonomi pariwisata melalui pertumbuhan kunjungan wisatawan, lama tinggal wisatawan dan belanja wisatawan yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat maupun pemerintah. 3. Sasaran Sasaran Perencanaan dan pengembangan kawasan wisata SPA adalah : a. Terwujudnya kawasan wisata SPA yang memiliki standar fasilitas kawasan yang dibutuhkan oleh pengunjung. b. Tertatanya lingkungan kawasan wisata SPA yang dapat mendorong kelangsungan pengembangan kawasan wisata secara berkelanjutan. c. Tercapainya pemanfaatan sumber daya mineral alam dalam bentuk air panas/spa untuk memenuhi kebutuhan kesehatan, kebugaran dan rekreasi. d. Terbentuknya berbagai kegiatan wisatawan selama berada di kawasan wisata. e. Tercapainya peningkatan dan pengembangan pendapatan masyarakat dari berbagai sumber pendapatan yang dapat memberikan dorongan peningkatan kesejahteraan f. Pemberdayaan potensi alam dan pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari pengembangan ekonomi lingkungan. 4. Konsep Pengembangan Kawasan Wisata SPA Konsep pengembangan kawasan wisata SPA adalah suatu upaya pemanfaatan sumber daya alam mineral air panas atau SPA. Pemanfaatan sumber daya dimaksud didasarkan kepada pemanfaatan optimal sumber daya dengan tetap memelihara HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND, 5

potensi di maksud sebagai bagian penting untuk pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan serta menghindari dari kerusakan yang diakibatkan oleh ulah manusia maupun pengaruh yang diakibatkan penataan lingkungan yang tidak seimbang antara kebutuhan ruang dan daya dukung lingkungan. Penataan kawasan wisata SPA merujuk kepada manfaat dan pelayanan kepada wisatawan. Dengan berkembangnya kawasan wisata SPA, diharapkan akan mendorong kesempatan berusaha dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui partisipasi mereka dalam bentuk penyediaan produk atau barang-barang serta aktivitas yang menunjukkan keunikan sumber daya lokal dan dapat menjadi Unique Selling Point. Melalui penataan dan penyediaan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kepada wisatawan diharapkan dapat menciptakan dan membentuk citra kepariwisataan Kabupaten Sukabumi, yaitu citra dimana penyediaan fasilitas kawasan wisata SPA, pemberdayaan masyarakat, penataan lingkungan dan kemudahan untuk mencapai kawasan wisata menjadi satu keterpaduan dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan. Pelayanan dalam satu kawasan adalah merupakan unsur penting dalam pembentukan citra dari satu destinasi pariwisata. 5. Pendekatan Perencanaan Pengembangan Kawasan Wisata SPA Pendekatan perencanaan dan pengembangan kawasan SPA meliputi : a. Perencanaan terintegrasi dalam menata, memanfaatkan dan mengembangkan potensi sumber daya mineral air panas yang mampu mempertahankan kelangsungan dan HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND, 6

kelestarian sumber daya mineral sebagai bagian penting pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan. b. Pemberdayaan masyarakat sebagai bagian yang dapat mengembangkan potensi sumber daya air panas/spa dalam berbagai bentuk kegiatan yang tumbuh di sekitar pengembangan kawasan SPA. c. Penataan fasilitas dalam lingkungan kawasan yang sesuai dengan karakter alam dan kebutuhan wisatawan. d. Pemasaran kawasan wisata SPA sesuai dengan segmen pasar dan target pasar. Adapun perencanaan pengembangan potensi sumber panas ( SPA) sebagai berikut : 1. Menentukan tema yang tepat yang berkaitan erat dengan potensi yang dimiliki. Dalam menentukan tema konsep yang perlu dikembangkan meliputi konsep lingkungan tradisi atau konsep temporary. Baik konsep tradisional maupun konsep temporary mengacu pada nilai-nilai keunikan dan keaslian dan tradisi baik dari segi bangunan, lingkungan dan penyediaan fasilitas. Tema sangat erat kaitannya dengan kesan dan sekitarnya, serta kemampuan untuk mengembangkan citra pengunjung terhadap lokasi. Salah satu tematik yang perlu diperimbangkan adalah bahwa sumber panas bumi atau air panas memiliki daya guna yang kompleks disamping untuk kesehatan, dapat pula memberikan rekreasi kebugaran serta nuansa keindahan dan kenyamanan. 2. Fasilitas yang dibutuhkan untuk satu kawasan wisata SPA harus diperoleh melalui pendekatan analisis kebutuhan bagi pengunjung. Setiap fasilitas didisain disesuai dengan karakter HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND, 7

alam, bangunan tradisional yang mencerminkan kedaerahan akan lebih memungkinkan untuk diminati wisatawan. Mengingat pada umumnya wisatawan yang berkunjung ke sumber air panas adalah untuk mandi dan berendam di air panas, maka fasilitas kamar mandi, kolam renang, sungai buatan yang dialiri air panas adalah merupakan fasilitas dasar yang dapat memenuhi kebutuhan pengunjung. Sedangkan fasilitas lainnya adalah berupa bangunan-bangunan cottage untuk memenuhi kebutuhan kamar yang dilengkapi fasilitas air panas. Bangunan-bangunan cottage dibangun di luar zona inti yaitu sumber air panas, sehingga zona inti memiliki lahan terbuka dan cukup memadai untuk mengembangkan aktivitas pengunjung. 3. Penempatan Sarana Rekreasi atau fasilitas yang mengacu kepada sistem zonasi akan lebih membantu bagi pengelompokan kegiatan pengunjung pada satu lokasi. Adapun peletakan zonasi dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Zonasi Inti, meliputi zona yang direncanakan dan dikembangkan untuk pengembangan fasilitas yang didasarkan kepada tersedianya sumber air panas. Fasilitas dimaksud harus dapat memenuhi kebutuhan rekreasi para wisatawan seperti kamar mandi air panas, kolam renang, sungai yang dialiri air panas dengan komposisi bangunan terbatas dan mengutamakan lahan terbuka yang dilindungi kehijauan,sehingga penampilan lokasi lebih nyaman dan keasrian merupakan citra bagi kawasan SPA. b. Zona Penyangga, adalah zona yang diperuntukkan untuk melindungi sumber air panas dan ekosistem daya mineral. Sumber mata air aliran sungai perbukitan yang HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND, yang mendukung terhadap kelestarian dan keberlanjutan sumber 8

ditumbuhi kehijauan dipertahankan untuk tidak di bangun, kalaupun ada bersifat mendukung kepada pelestarian. Zona penyangga diperhitungkan dengan rasio luas lahan dengan kebutuhan lingkungan yang harus dilindungi karena kawasan SPA harus memberikan keluasan lahan ketimbang lingkungan yang padat bangunan. c. Zona Pengembangan, zona untuk mengembangkan kekuatan alami dari satu lokasi. Pada zona pengembangan dikembangkan fasilitas yang memungkinkan pengunjung dapat mengambil pilihan dalam penggunaan fasilitas. zona pengembangan dapat berfungsi sebagai kawasan eksklusif dimana aktivitas dan penarikan pengunjung ke lokasi tersebut sangat terbatas. Pada zona pengembangan fasilitas yang dikembangkan berupa cottage, restoran, ruang pertemuan, kolam renang, ruang SPA, tempat parkir. Akses masuk ke zona pengembangan sebaiknya terpisah dari akses masuk ke zona inti, bertujuan untuk menghindari kepadatan transportasi dan pengunjung. d. Zona Pelayanan, zona dimana seluruh fasilitas pelayanan tersedia dan merupakan pusat pelayanan ke berbagai zona dalam satu kawasan. Pada zona pelayanan dikembangkan fasilitas seperti tempat parkir, pelayanan informasi, pusat perbelanjaan, pengamanan pengunjung, toilet umum dan merupakan lokasi yang berfungsi untuk membagi arus lalu lintas keluar masuk kendaraan pengunjung untuk menuju ke zona-zona di kawasan tersebut. Zona pelayanan dibangun agar jauh dari zona inti maupun zona pengembangan dengan memperhitungkan sirkulasi kendaraan capai kendaraan ke satu lokasi. Pada zona pelayanan dapat HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND, dan daya 9

dibangun plaza yang berfungsi sebagai tempat berkumpul para pengunjung sebelum memasuki areal kawasan SPA. 4. Sistem jaringan jalan dalam kawasan merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kenyamanan dan keselamatan pengunjung di satu kawasan. Jalan dapat dikembangkan dalam dua bentuk yaitu jalan setapak dalam kawasan yang menghubungkan antar fasilitas dan jalan utama dalam kawasan terbatas sebagai penunjang. Dalam lokasi zona inti, zona pengembangan sebaiknya dihindari kendaraan pengunjung memperluas jalan-jalan setapak dalam masing-masing zona berarti menghindari terjadinya kepadatan kendaraan dalam satu zona. Jalan-jalan setapak pada masing-masing zona dapat dibuat dengan bati-bati alami yang akrab lingkungan 5. Dalam pengembangan kawasan wisata SPA perlu melakukan pendekatan The Leisure Philosophy. Fasilitas dalam kawasan perlu melakukan pendekatan filosofi kenyamanan dan kesantaian, dimana unsur lingkungan diciptakan dapat memenuhi kebutuhan wisatawan yang mengharapkan suasana alami dan nyaman komponen fasilitas yang dapat menciptakan keberlangsungan satu kawasan SPA meliputi : a. Tersedianya keanekaragaman rekreasi dan atraksi b. Makanan yang enak c. Hotel/cottage yang bersih d. Pelayanan yang memuaskan dari tingkat pengaturan dari manajemen terhadap pengunjung. e. Citra kawasan yang memenuhi daya dukung kuat pada niat pengunjung, mengunjungi kawasan f. Kemampuan mengelola berbagai kegiatan HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND, 10

g. Harga yang bersaing didasarkan pada fasilitas dan yang sesuai memadai h. Kawasan yang diciptakan dan dikembangkan sebagai tempat berbagai kegiatan bisnis dan kekeluargaan i. Pengkayaan pagelaran kesenian masyarakat setempat dan kemampuan mendorong wisatawan untuk mengulang kunjungannya j. Suasana kekeluargaan yang dicerminkan oleh manajemen, pengunjung dan lingkungan masyarakat 6. Untuk dapat tercapainya keseimbangan antara kebutuhan penataan ruang dengan fasilitas yang dibutuhkan, maka unsur the Planning Philosophy merupakan satu pendekatan penting, oleh karena pendekatan ini akan memberikan kekuatan pada citra resort secara keseluruhan. Dalam penyusunan perencanaan dapat ditempuh dengan berbagai langkah perencanaan, seperti : a. Perencanaan dalam penyediaan kegiatan alami di sekitar zona inti/mineral Spring/Air Panas. Pada zona inti dikembangkan fasilitas terbatas yang mendukung keberadaan potensi mineral spring/air panas bumi yang dapat memberikan pelayanan kebutuhan wisatawan. b. Perencanaan sekitar zona pengembangan yang meliputi penyediaan hotel dan fasilitas lainnya yang berada di zona pengembangan, dioptimalkan pemanfaatan lingkungan alami yang tersedia dan tumbuh berkembang merupakan unsur yang tidak boleh hilang karena pembangunan fisik yang berlebihan dan mengganggu ekosistem. c. Perencanaan pada zona penyangga diharapkan memberikan jaminan terhadap keberlangsungan sumber daya mineral air HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND, 11

panas melalui sistem perlindungan yang dapat menghindari dari kerusakan sumber-sumber alam maupun ulah-ulah manusia dan bentuk-bentuk gangguan lainnya. 7. Penyediaan fasilitas bagi wisatawan dapat berupa : a. Restoran, tipe restoran yang dapat dikembangkan antara lain restouran fast food, restoran di alam terbuka makanan khas dan berbagai jenis minumannya. b. Pub dan Tavern, fasilitas ini dapat dikembangkan sebagai bentuk pelayanan bagi pengunjung dan kebutuhan wisatawan dalam suasana santai dan memiliki keinginan tidak terganggu oleh kesibukan pengunjung c. Hotel yang bernuansa tradisional baik dari sisi bangunan dan pelayanan. Kombinasi penyediaan kamar mandi tradisi masyarakat setempat dengan alat-alat standar kamar mandi merupakan daya tarik yang akan memberikan kesan unik bagi wisatawan, seperti air mancur yang dibuat dari bamboo yang dapat membentuk shower, tempat tidur bamboo dan jenis keunikan lainnya 7) Golf driving range HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND, yang memadukan antara unsur kekhasan dengan unsur standar hotel. Hal tersebut dapat terlaksana bilamana unsur kebutuhan psikologis wisatawan selalu menjadi perhatian. d. Fasilitas rekreasi yang meliputi : 1) Joging area 2) Tempat/jalur bermain sepeda 3) Lokasi untuk menunggang kuda 4) Taman bunga/taman buah 5) Outbound centre 6) Perkemahan 12

8) Futsal centre 9) Out door tennis 10) Taman untuk pertemuan keluarga 11) Tempat rekreasi dalam ruangan seperti fitness, SPA dll. 3. Pemberdayaan Masyarakat Strategi yang dipilih untuk pengembangan kawasan SPA harus mampu menghasilkan modal, pemberdayaan masyarakat sejelas mungkin, pemberdayaan masyarakat setempat sejak awal perencanaan, penyusunan rencana, pengelolaan dan pembagian hasilnya merupakan hal yang mutlak sehingga perlu ditugaskan dalam draf rencana. Pemberdayaan masyarakat untuk menjadi salah satu penentu tahapan-tahapan kegiatan. Namun sekaligus juga untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat perlu diciptakan suasana kondusif yakni situasi yang menggerakkan masyarakat untuk menaruh perhatian dan kepedulian pada pengembangan kawasan wisata SPA dan kesediaan untuk bekerja sama secara aktif dan berlanjutan berikut ini ada beberapa langkah dalam mengembangkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat : 1. Pemahaman tentang peran masyarakat, masyarakat harus melakukan pengawasan atas perkembangan kegiatan atau pengembangan kawasan wisata SPA dengan mengetengahkan peran pemimpin lokal, gagasan dan harapan masyarakat menjadi fokus dalam penyusunan rencana pengembangan kawasan wisata SPA. Gagasan perlu didiskusikan dan dipadukan dengan informasi yang tersedia. Peluang pelatihan bagi masyarakat perlu menjadi bahan diskusi untuk mengetahui bentuk pelatihan yang cepat dengan peserta yang tepat serta waktu yang dibutuhkan. HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND, 13

2. Membentuk kelompok pemangku kepentingan lokal yang akan terlibat dalam pengembangan, pembentukan ini dapat melibatkan individu, maupun kelompok atau institusi. Masyarakat setempat memilih tokoh kunci, petani, pedagang atau wirausahawan yang berpikiran maju mereka dapat diajak untuk menjadi pelaku perencana 3. Dalam diskusi-diskusi diantara masyarakat harus selalu memadukan antara manfaat, keuntungan dengan kegiatan konservasi secara langsung optimal, sebagai hasil yang dicapai bagi kepentingan dirinya maupun HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND, baik peningkatan pendapatan maupun perluasan kesempatan kerja harus memberikan sumbangan yang signifikan pada konservasi. 4. Mengajak organisasi-organisasi lokal untuk berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan sosial melalui aktivitas ekonomi, seperti koperasi, asosiasi pengrajin, kesenian, mengembangkan kemampuan dalam usaha pariwisata dengan terlebih dahulu diberikan pelatihan yang tepat sesuai dengan kebutuhan seperti pengelolaan rumah makan, restoran, makanan khas, katering (jasa boga) 5. Menguraikan secara jelas mengenai perencanaan bisnis maupun studi kelayakan yang akan dijalankan sehingga masyarakat mengetahui dalam berbagai hal dapat turut berperan serta baik dari segi penyediaan modal masyarakat berupa aset yang mereka miliki dalam bentuk Share Holder dengan mengembangkan kawasan. Media yang paling efektif untuk mengembangkan pemberdayaan masyarakat adalah media pelatihan yang aplikatif dan terfokus dimana masyarakat tidak sekedar mendengar tetapi menerapkan apa yang perlu diaplikasikan sehingga hasil pelatihan 14

kepentingan pengembangan masyarakat di sekitarnya. Sebagai gambaran pemberdayaan masyarakat lebih tepat diukur sebagaimana tabel berikut: Partisipasi Langsung 1. Tidak langsung HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND, Tabel 4. Pemberdayaan Masyarakat Parameter Masyarakat bekerja pada perusahaan pengembang sebagai petugas parkir, keamanan, pemandu karyawan hotel/restoran juru potret 2. Masyarakat sebagai pengusaha dan pengelola jasa home stay, hotel, transportasi, atraksi 3. Masyarakat menikmati peluang untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan pengelolaan kawasan wisata SPA 4. Masyarakat menjadi tenaga pemasaran dan promosi dengan bekerja sama dengan biro perjalanan. 1. Masyarakat sebagai supplier bahan kebutuhan kawasan wisata dalam bentuk a. Bahan pangan (beras, sayur, buah-buahan, minuman, daging, ikan dll) b. Bahan bangunan c. Kerajinan tangan 15

Tidak ada 2. Masyarakat sebagai pengelola usaha/jasa seperti jasa boga, rental kendaraan 1. Masyarakat mendanai infrastruktur di sekitar lokasi kawasan 2. Masyarakat membayar sendiri biaya pemanfaatan (karcis masuk dll) 4. Pemasaran Kawasan Wisata SPA Berdasarkan karakteristik sosio-demografis pasar kawasan wisata SPA meliputi : 1. Wisatawan berusia menengah/produktif atau berkisar antara 35-54 tahun, meskipun ada variasi usia berdasarkan kegiatan wisata 2. Unsur penting yang menjadi tujuan kunjungan adalah untuk berekreasi dan memelihara kesehatan dan kebugaran/terapi kesehatan 3. Menikmati kehangatan mineral spring sebagai bagian dari perjalanan hidupnya, oleh karena dalam mineral spring terdapat kandungan kimia yang dapat memberikan optimisme dalam kesehatan dan kebugaran. 4. Menikmati pemandangan dan menikmati suasana dan pengalaman baru. Sejalan dengan karakteristik psikografis wisatawan maka dalam upaya pemasaran apa yang selalu dikaitkan dengan rekreasi yang menumbuhkan kepercayaan wisatawan akan makna dan manfaat berkunjung ke kawasan wisata SPA baik bagi kesehatan maupun kesegaran jasmani dan rohani. Pemasaran dengan bentuk media periklanan adalah satu cara yang tepat yang dapat memikat minat wisatawan untuk berkunjung ke kawasan wisata SPA. Sedangkan segmen pasar kawasan wisata SPA pada umumnya HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND, 16

adalah wisatawan nusantara dan segmen pasar terbatas wisatawan mancanegara. 5. Struktur Perencanaan dan Pengembangan Kawasan Wisata SPA Struktur perencanaan dan pengembangan kawasan wisata SPA, merupakan tahapan rencana dan pengembangan yang menjadi dasar untuk tercapainya suatu perencanaan dan pengembangan yang terintegrasi, meliputi berbagai kegiatan yang dipadukan untuk mencapai tujuan yaitu menciptakan Citra Kepariwisataan Kabupaten Sukabumi. Adapun struktur perencanaan dapat dilihat pada gambar berikut : Kebijakan pembangunan DTW Kabupaten Sukabumi Wilayah kecamatan sebagai daerah wisata Produk Wisata Alternatif Kawasan Wisata SPA Desa Wisata SPA Potensi Desa Masyarakat Desa Competitive advantage Keunggulan bersaing Perencanaan dan Pengembangan Masyarakat Desa HAND OUT Ekonomi MATA KULIAH Budaya CONCEPT Sosial RESORT Lingkungan AND, Religi 17