BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai

dokumen-dokumen yang mirip
GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan absorpsi yang diukur dari berat dan

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB I PEN DAHULUAN. prasarana pendidikan yang dirasakan masih kurang khususnya didaerah pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

LEMBAR KERJA. Lembar kerja ini intinya diadopsi dari tulisan karya DR. SUS WIDAYANI, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

Ilmu Pengetahuan Alam

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan merupakan status gizi tidak seimbang akibat asupan giziyang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KEBUTUHAN & KECUKUPAN GIZI. Rizqie Auliana, M.Kes

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

Diterbitkan melalui:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. hampir sama dengan anak kebanyakan. Namun takdir berkata lain anak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelompok usia lanjut (usila/lansia) (Badriah, 2011). Secara alamiah lansia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir. Overweight dan obesitas menjadi masalah kesehatan serius

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

I. PENDAHULUAN. traditional lifestyle menjadi sedentary lifestyle (Hadi, 2005). Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi

Andri Yanuarita. Edisi Baru. Teranova Books

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

BAB II LANDASAN TEORI

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan. Biaya untuk memenuhi pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. semua itu sangat dibutuhkan oleh tubuh. Sayur-sayuran berupa bagian dari tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

Pokok Bahasan. Ruang Lingkup. Gizi Bagi Pekerja. Kebutuhan Gizi Pekerja. ASI di Tempat Kerja 31/03/2014 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan masukan dan pengeluaran asupan zat gizi. Asupan. ketiga zat gizi tersebut merupakan zat gizi makro yang diperlukan

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan pustaka Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai Aplikasi Informasi Diet Berdasarkan Golongan Darah, aplikasi ini dirancang untuk dapat membantu pengguna menentukan menu makanan serta minuman yang baik dikonsumsi maupun yang harus dihindari berdasarkan golongan darah pengguna. Sistem dibuat dengan bahasa pemrograman Visual Basic dan sistem ini berjalan pada desktop. Sedangkan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebuah aplikasi informasi diet berdasarkan golongan darah berbasis mobile yang dapat digunakan pada perangkat mobile yang telah mendukung teknologi Java MIDP 2.0 2.2. Dasar Teori 2.2.1. Pengertian Diet Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu. Diet merupakan suatu cara untuk mengatur pola makan guna menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh (Juliana, 2011).

5 Berbeda dalam penyebutan dibeberapa negara, dalam bahasa Indonesia, kata diet lebih sering ditujukan untuk menyebut suatu upaya menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi tertentu (Andri, 2011). 2.2.2. Pengertian Golongan Darah Golongan darah adalah suatu ciri khusus darah dari seorang individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein yang dimiliki pada permukaan membran sel darah merah. Bisa juga dikatakan, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (antigen) yang terkandung dalam sel darah merah individu. 2.2.3. Macam-macam Golongan Darah Penggolongan darah ABO ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darah (Andri, 2011). a. Golongan Darah A Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Dengan demikian, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah

6 dari orang lain dengan golongan darah A-negatif atau O- negatif. b. Golongan Darah B Individu dengan golongan darah B memiliki sel darah merah dengan antigen B di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Dengan demikian, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang lain dengan golongan darah B-negatif atau O- negatif c. Golongan Darah AB Individu dengan golongan darah AB memeiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B dalam serum darahnya. Oleh karena itu, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

7 d. Golongan Darah O Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Oleh karena itu, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya pada orang lain dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif Ringkasan tabel penggolongan darah ABO adalah sebagai berikut: Tabel 2.1. Penggolongan Darah Golongan Sel Darah Darah Merah Plasma A Antigen A Antibodi A B Antigen B Antibodi B Antigen A Tidak ada AB dan B Antibodi Tidak ada Antibodi Anti O Antigen A dan Anti B 2.2.4. Obesitas Kata obesitas berasal dari bahasa Latin yang mempunyai arti makan berlebihan. Obesitas adalah suatu

8 keadaan terjadinya kelainan ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan (WHO, 2000). Obesitas dan overweight adalah 2 istilah yang digunakan untuk menyatakan kelebihan berat badan. Kedua istilah ini sebenarnya mempunyai pengertian yang tidak sama. Obesitas atau gemuk didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat badan ideal yang dapat disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak atau jaringan non lemak (Sjarif, 2003). 2.2.5. Indeks Massa Tubuh (IMT) a. Pengertian Indeks Massa Tubuh Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu,

9 mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. b. Perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan Indeks Massa Tubuh (IMT) hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Untuk mengetahui nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: Menurut rumus metrik: Berat badan (Kg) IMT = ------------------------------ [Tinggi badan (m)] 2 Tabel 2.2. Kategori IMT berdasarkan DepKes RI Kategori IMT Sangat Kurus <17 Kurus 17-18,4 Normal 18,5 25 Gemuk 25,1-27 Sangat Gemuk >27

10 2.2.6. Diet Berdasarkan Golongan Darah Pada tahun 1996, seorang dokter yang juga praktisi dibidang terapi alternatif bernama Dr. Peter J. D Adamo memperkenalkan cara baru berdiet. Cara baru diet yang diperkenalkan adalah diet yang didasarkan pada golongan darah manusia. Menurut Dr. Peter J. D'Adamo disitasi oleh Andri (2011), manusia yang memiliki tipe darah berbeda pasti memiliki respon yang berbeda terhadap makanan yang dikonsumsi. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Peter J. D'Adamo tentang tipe darah yang dilakukannya selama bertahuntahun menunjukkan bahwa terdapat efek fisiologis yang muncul akibat lektin yang masuk dalam tubuh. Lektin merupakan senyawa yang dapat menggumpalkan sel darah. Pada dasarnya, sebagian besar sistem kekebalan tubuh akan melindungi dari lektin. Sekitar 95% lektin yang diserap akan dilemahkan oleh tubuh. Namun, kurang lebih 5% lektin yang dimakan akan disaring kedalam aliran darah dan menimbulkan reaksi yang berbeda-beda pada setiap organ dalam tubuh manusia (Juliana, 2011).

11 Lektin merupakan protein yang terdapat pada makanan, khususnya bijian-bijian dari tanaman polongpolongan. Menurut Dr. Peter J. D'Adamo, setiap protein yang diserap oleh tubuh melalui makanan hanya cocok dengan tipe golongan darah tertentu (Andri, 2011). Sejak awal sel-sel darah sudah diprogram untuk menerima atau menolak protein-protein lektin tersebut. Dengan demikian, jika makanan tersebut lektinnya tidak sesuai dengan tipe golongan darah, maka akan menyerang organ-organ atau sistem tubuh yang lain karena terjadinya penggumpalan sel darah merah (Juliana, 2010). Proses pengumpalan sel darah merah yang disebabkan lektin dapat mengganggu aktivitas sel-sel yang terdapat pada beberapa organ tubuh sehingga tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik. Akibatnya, nutrisi tersebut tidak akan menyebar secara merata ke seluruh tubuh, tetapi hanya menumpuk pada beberapa organ tubuh tertentu sehingga mengakibatkan munculnya banyak gangguan kesehatan seperti gangguan pada sistem pencernaan, kekebalan tubuh, obesitas, dan lain sebagainya, (Andri, 2011; Juliana, 2010).

12 J. D Adamo mengemukan bahwa kemampuan seseorang dalam mencerna makanan sangat bervariasi, bergantung pada golongan darah yang dimilikinya. Masingmasing golongan darah mempunyai kadar asam lambung dan enzim pencernaan yang berbeda-beda. Misalnya, orang-orang yang bergolongan darah O bisa mencerna daging secara efisien karena cenderung memiliki kadar asam lambung yang tinggi. Sebaliknya, golongan darah A memiliki kadar asam lambung rendah, sehingga daging yang dikonsumsi tidak dapat dicerna dengan baik dan disimpan sebagai lemak. Diet berdasarkan golongan darah, makanan dikelompokkan ke dalam golongan bermanfaat, netral, dan harus dihindari sesuai dengan tipe golongan darah. Golongan makanan yang bermanfaat berarti makanan tersebut bekerja bagaikan obat sehingga sangat dianjurkan untuk dikonsumsi. Golongan makanan netral berarti makanan tersebut tidak berbahaya bagi golongan darah tertentu. Golongan makanan yang harus dihindari berarti makanan tersebut bekerja bagaikan racun bagi tubuh (Andri, 2011).