Seorang pembaca teks drama tanpa menyaksikan pementasan drama tersebut, maka mau tidak mau sang pembaca harus membayangkan peristiwa yang terjadi di

dokumen-dokumen yang mirip
realita dan fiksi. Kita hidup dalam keduanya. Sastra memberikan kesempatan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog (Sudjiman,

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang baik. Bentuk bahasa dapat dibagi dua macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah catur- tunggal. Keempat keterampilan tersebut yaitu : keterampilan

Bahasa dan Sastra Indonesia 3. untuk. SMP/MTs Kelas IX. Maryati Sutopo. Kelas VII. PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DRAMA BERDASARKAN ANEKDOT MELALUI TEKNIK LATIHAN TERBIMBING. Wiji Lestari

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

KD Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah dibaca

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Teks Drama Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.

WACANA KARTUN EDITORIAL OOM PASIKOM PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK SKRIPSI

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting di

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah dulce at utile. Menyenangkan dapat dikaitkan dengan aspek hiburan yang

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah N. Yuli Mutiara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

PRAANGGAPAN DAN IMPLIKATUR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA UNTUK MEMBENTUK PEMIKIRAN KRITIS IDEOLOGIS PEMUDA INDONESIA: SEBUAH PENDEKATAN PRAGMATIK

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 9

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan pengarang. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

Oleh: Puji Watmi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sebagai alat hubung langsung maupun tidak langsung antar individu yang berguna untuk menyampaikan maksud serta tujuan. Keterkaitan komunikasi dengan bahasa tidak lepas dari kajian pragmatik. Pragmatik itu sendiri diutarakan Rohmadi, (2010:1) cabang dari ilmu bahasa yang mempelajari tentang bagaimana bahasa itu digunakan dalam komunikasi. Pragmatik merupakan bahasa dari pemberi informasi yang memiliki maksud yang dapat dipahami oleh penerima informasi, selain maksud ada juga reflek yaitu suatu tindakan yang dilakukan penerima informasi sebagai respon ujaran yang sudah diutarakan oleh pemberi informasi. Salah satu sub bidang pragmatik adalah tindak tutur ilokusi yang dijabarkan kembali menjadi sub-sub tuturan salah satunya adalah tuturan ekspresif yang akan dikaji di dalam penelitian penelitian ini. Tindak tutur ekspresif ini yaitu ungkapan perasaan atau kondisi emosional dan bersifat ekspresif. Tuturan yang bersifat ekspresif seperti halnya memuji, mengucapkan terima kasih, mengucapkan bela sungkawa, mengkritik, mengeluh, dsb. Objek penelitian kali ini diambil wacana berupa naskah drama yang akan dikaji tuturan dalam naskah drama tersebut. Kamus Besar Bahasa Indonesia naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan atau dalam bentuk file yang belum diterbitkan (dipentaskan). Sedangkan, drama sendiri adalah suatu aksi atau perbuatan. Naskah Drama adalah bentuk penyajian dalam tulisan yang disusun berdasarkan alur cerita biasanya berbentuk dialog yang akan di komunikasikan atau diperankan antar pemain. Ciri khas suatu drama berada pada penyampaiannya yang dilakukan dalam bentuk dialog atau action yang dilakukan para tokohnya. 1

2 Seorang pembaca teks drama tanpa menyaksikan pementasan drama tersebut, maka mau tidak mau sang pembaca harus membayangkan peristiwa yang terjadi di atas pentas. Dalam teks drama tersebut terdapat tuturan-tuturan antar tokoh atau disebut dengan dialog. Tuturan-tuturan tersebut yang nantinya akan dianalisis dalam penelitian ini. Pemilihan sumber data berupa naskah drama agar minat pembaca dan penggiat naskah lebih signifikan lagi dalam menggunakan berbagai tuturan yang ekspresif dan tuturan-tuturan ilokusi yang lain. Alasan mengambil judul Analisis Tindak Tutur Ekspresif dalam Naskah Drama Laron karya Gepeng Nugroho Digunakan Sebagai Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia karena dalam naskah drama berjudul Laron karya Gepeng Nugroho yang diambil dalam buku berjudul Lima Naskah Lakon mempunyai nilai sastra yang tepat untuk siswa SMP dan SMA, bahasa yang digunakanpun juga bervariasi dan yang lebih mendominasi adalah tuturan yang bersifat ekspresif. Tuturan ekspresif meliputi: mengeluh, menyalahkan, meminta maaf, mengucap selamat, mengucapkan terimakasih, mengkritik, dan memuji. Jika dibandingkan dengan naskah drama lain seperti Goyang Penasaran karya Intan Paramaditha dan Naomi Srikandhi yang memiliki unsur yang terlalu vulgar dalam jalan ceritanya sehingga tidak sesuai dengan siswa SMP maupun SMA. Buku Lima Naskah Lakon oleh Hanindawan (2006) terdapat 5 naskah drama lakon yang terdiri dari (1) Rumah buat lisa (terbuang) karya AF Sinatra. (2) Laron karya Gepeng Nugroho, (3) Lembar Terakhir (dan aku pergi) karya Retno Sayekti Lawu, (4) Kidung Pinggir Lurung karya Udyn. U. Pe. We, (5) Sebuah Peristiwa karya Yustinus Popo. Kelima naskah tersebut memiliki alur cerita yang berbeda-beda dan penyajian bahasa yang berbeda-beda. Naskah berjudul Rumah buat Lisa (terbuang) karya A.F. Sinatra memiliki cerita yang vulgar tentang seorang

3 wanita penghibur sehingga dinilai kurang cocok jika diberikan untuk siswa SMP atau SMA. Naskah berjudul Lembar Terakhir memiliki cerita yang terlalu berat untuk siswa SMP atau SMA dan bahasa yang digunakan juga kurang pas untuk kalangan siswa menengah pertama dan menengah atas. Naskah drama Kidung Pinggir Lurung dan Sebuah Peristiwa menceritakan kisah yang terlalu vulgar untuk takaran siswa SMP dan SMA dan bahasa yang digunakan terlalu sukar dicerna oleh siswa. Naskah drama Laron karya Gepeng Nugroho ini bahasa yang digunakan juga mudah dipahami oleh siswa kelas VIII. Dalam naskah drama ini alur, tokoh, latar, tema, amanat juga jelas maka akan lebih memudahkan siswa untuk mengidentifikasinya. Cerita yang disajikan juga memiliki pesan yang memotivasi siswa dan memberikan sebuah pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehdupan sehari-hari yaitu suatu kodrat atau hukum alam yang sudah menjadi aturan yang harus dipatuhi. Dari hasil resensi (terlampir) terkait dengan digunakannya naskah drama Laron karya Gepeng Nugroho sebagai inovasi pembelajaran, menurut Ibu Silmi guru di MTSN 2 Surakarta, beliau mendeskripsikan bahwa kelebihan naskah ini dari segi bahasa tidak rumit dan tidak banyak memakai diksi konotatif, sehingga siswa kelas VIII mudah untuk memahaminya. Ceritanya pun juga memiliki pesan moral tentang suatu kehidupan binatang yang ada di sekeliling siswa, jadi siswa akan lebih mudah memahaminya. Sedangkan, kelemahan dari naskah drama ini antara klimaks dan anti klimaks yang ada dalam naskah drama Laron karya Gepeng Nugroho kurang terlihat jika hanya dibaca saja kurang menarik. Inovasi pembelajaran adalah pembaharuan yang ada dalam suatu pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan dengan nilai maksimal. Sebagai inovasi pembelajaran naskah drama Laron akan digunakan sebagai bahan ajar dengan metode pembelajaran yang berinovasi yang melibatkan naskah drama laron tersebut. Naskah drama

4 laron menggambarkan mengenai masalah kehidupan dan perjuangan seekor laron. Diharapkan siswa dapat dengan mudah memahami isi dari naskah tersebut karena yang menjadi tokoh dalam naskah tersebut adalah binatang yang biasa dijumpai siswa SMP. Cerita dan amanat dari naskah ini pun dinilai mampu memotivasi siswa dalam penerapan pada kehidupan sehari-hari. Naskah drama Laron cocok dan sesuai dengan perkembangan peserta didik, jika digunakan sebagai inovasi pembelajaran baru dengan melibatkan naskah drama Laron dalam penjelasan materi mengenai menulis naskah drama yang terdapat dalam kelas VIII Standar kompetensi 8. Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan bisa mencapai KD menulis kreatif naskah drama. Kompetensi dasar 8.1 Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide, dan 8.2 Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama, diharap dapat memaksimalkan tujuan pembelajaran. Naskah drama berjudul Laron ini dapat digunakan sebagai contoh pembahasan dalam menyampaikan materi mengenai pembuatan naskah drama tersebut. Naskah drama ini terdapat tuturan yang ekspresif yang bervariasi dan isi ceritanya sesuai dengan siswa SMP sehingga dapat diterapkan sebagai inovasi pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam materi drama. B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini ada 3 masalah yang perlu dibahas 1. Bagaimana bentuk tindak tutur ekspresif dalam naskah drama berjudul Laron karya Gepeng Nugroho? 2. Bagaimana maksud tindak tutur ekspresif dalam naskah drama berjudul Laron karya Gepeng Nugroho?

5 3. Bagaimana inovasi pembelajaran yang terkait dengan tuturan ekspresif naskah drama Laron karya Gepeng Nugroho? C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini memiliki 3 tujuan yang ingin dicapai 1. Mengidentifikasi bentuk tindak tutur ekspresif dalam naskah drama berjudul Laron karya Gepeng Nugroho. 2. Mendiskripsikan maksud tindak tutur ekspresif dalam naskah drama berjudul Laron karya Gepeng Nugroho. 3. Mengaitkan naskah drama Laron karya Gepeng Nugroho sebagai pembelajaran bahasa Indonesia yang inovatif. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan pengajaran baik secara teoretis maupun praktis. 1. Manfaat Teoretis a) Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pragmatik. b) Memperkenalkan bagaimana proses penggunaaan tindak tutur ekspresif dalam naskah drama berjudul Laron karya Gepeng Nugroho. c) Memperkenalkan tentang maksud yang terkandung dalam maksud tindak tutur ekspresif dalam naskah drama berjudul Laron karya Gepeng Nugroho. d) Memberikan inovasi mengenai pembelajaran yang berkaitan dengan naskah drama.

6 2. Manfaat Praktis a) Memberikan kemudahan untuk mendeskripsikan proses penggunaaan tindak tutur ekspresif (bagi peneliti). b) Memberikan kemudahan dalam memahami proses penggunaaan tindak tutur direktif dan ekspresif (bagi pembaca). c) Dapat dijadikan acuan sebagai perbaikan mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya yang berkaitan dengan tindak tutur ekspresif dalam naskah drama (bagi guru atau pengajar). d) Dapat digunakan sebagai inovasi pembelajaran bahasa Indonesia khususnya yang berkaitan dengan materi drama (bagi guru atau pengajar).