BAB I PENDAHULUAN 3.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, perubahan teknologi dan globalisasi dengan cepat menimbulkan persaingan yang kompetitif. Perusahaan dituntut untuk menjadi lebih baik dan lebih unggul dibandingkan dengan perusahaan lain. Meningkatkan nilai perusahaan dan kemakmuran pemilik perusahaan adalah salah satu cara yang dijalankan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan perusahaan lain. Efek persaingan tersebut mengharuskan perusahaan untuk mengambil keputusan permodalan secara efisien dan efektif dengan pengambilan keputusan struktur modal yang terbaik. Keputusan dalam pemilihan sumber modal yang diambil perusahaan harus dipertimbangkan dengan teliti karena masing-masing sumber modal tersebut memiliki efek finansial yang berbeda. Good Corporate Governance merupakan bagian yang sangat berperan penting dalam pemerolehan modal perusahaan. Dalam persaingan yang kompetitif saat ini, Good Corporate Governance membuat sistem dalam perusahaan tersebut terarah dengan baik. Tidak seperti persaingan bisnis pada tahun-tahun sebelumnya, banyak masalah besar yang terjadi pada perusahaan-perusahaan di Inggris dan Amerika berupa tindakan yang serakah dan pengambilalihan perusahaan yang mementingkan tujuan pihak-pihak tertentu saja. Corporate Governance menjadi perhatian akibat terungkapnya kasus manipulasi khususnya manipulasi laporan keuangan, seperti kasus Enron. 1
2 Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard yaitu manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS namun perusahaan mengalami kerugian. Perusahaan menginginkan supaya saham tetap diminati investor yang menyebabkan manipulasi keuntungan. Dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif membiarkan beberapa kegiatan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses oleh pihak internal perusahaan, termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada masyarakat. Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan menyatakan kekhawatiran berhubungan dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak membiarkan penasehat hukum untuk mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipermasalahkan. Dalam hasil investigasi, penasehat hukum menyimpulkan bahwa tidak ada hal yang serius yang perlu diperhatikan. Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dollar. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron. Pada awal bulan februari sampai april 2002, para CEO menyatakan mengundurkan diri dari Enron. Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagai
3 macam pelanggaran praktik bisnis yang sehat dan keluar dari prinsip Good Corporate Governance. Kejadian Enron ini karena penyelenggaraan Corporate Governance yang tidak dikelola dan diatur dengan baik. Oleh karena itu, Pemerintah mengharapkan pengimplementasian Good Corporate Governance adalah salah satu cara yang efektif untuk memperbaiki dari krisis finansial dan ekonomi. Di Indonesia, penerapan Good Corporate Governance berdasarkan Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia dibuat oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada tahun 2006. Banyak regulasi atau perangkat peraturan yang mengatur Good Corporate Governance yaitu: (1) Surat Edaran Menteri BUMN No. 106 Tahun 2000 dan Keputusan Menteri BUMN No. 23 Tahun 2003 yang mengatur tentang pengembangan praktik Good Corporate Governance dalam perusahaan perseroan, kemudian disempurnakan dengan KEP-117/M- MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada BUMN; (2) Keputusan Menteri BUMN No. 103 Tahun 2002 tentang Pembentukan Komite Audit; (3) Surat Edaran Ketua Bapepam Nomor Se-03/PM/2000 tentang Komite Audit yang berisi himbauan perlunya Komite Audit dimiliki oleh setiap Emiten; (4) Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 32/SEOJK 04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka; dan (5) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) yang menggantikan undang-undang sebelumnya tahun 1995 merupakan undang-undang yang lebih komprehensif dalam mengakomodasi dan menjabarkan prinsip-prinsip tata kelola dengan mengatur kesetaraan organ perusahaan yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi.
4 OECD mendefinisikan Corporate Governance sebagai sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Corporate Governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Good Corporate Governance dapat memberikan rangsangan bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga mendorong perusahaan menggunakan sumber daya dengan lebih efisien. Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/M-MBU/2002, Corporate Governance adalah suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memerhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Komite Nasional Kebijakan Governance menyatakan bahwa perusahaan di Indonesia memiliki tanggung jawab penting untuk menerapkan standar corporate governance yang telah diterapkan di pihak internasional. Penerapan Good Corporate Governance yang professional pada suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting karena mengatur kemampuan sebuah tata kelola perusahaan yang baik dilihat dari pembiayaannya yang efisien. Good Corporate Governance merupakan serangkaian mekanisme, yang mana mekanisme tersebut terdiri dari struktur, sistem dan proses yang digunakan oleh organ-organ dalam perusahaan untuk mengarahkan dan mengendalikan operasional perusahaan agar berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan (Bukhori: 2012). Praktik tata kelola
5 perusahaan yang sehat sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi. Secara khusus, negara-negara yang telah menerapkan praktek tata kelola perusahaan yang sehat umumnya mengalami pertumbuhan yang kuat dari sektor korporasi, dan memahami kemampuan lebih dalam menarik modal untuk melumasi ekonomi. Selain itu, tata kelola kualitas tinggi meningkatkan kinerja perusahaan tidak hanya dengan mendirikan dan mempertahankan budaya perusahaan yang memotivasi manajemen untuk mengambil tindakan-tindakan yang memaksimalkan kekayaan pemegang saham tetapi juga dengan mengurangi biaya dana. Sebelum mengambil keputusan mengenai struktur modal atau keputusan pendanaan bagi perusahaan, manajer harus memperhatikan karakteristik dari perusahaan itu sendiri bahwa karakteristik perusahahaan mencerminkan kondisi fundamental perusahaan. Karakteristik perusahaan meliputi ukuran dari perusahaan itu sendiri. Selain itu, karakteristik perusahaan juga dapat dilihat dari pendapatan atau penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan dan berapa banyak aktiva yang dimiliki perusahaan, baik itu dalam bentuk aktiva lancar yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, maupun aktiva yang bersifat tetap seperti gedung, mesin dan lain sebagainya. Penelitian sebelumnya tentang Good Corporate Governance dilakukan oleh Rahadian (2014) dengan judul Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Struktur Modal Perusahaan. Penelitian Rahadian (2014) mengatakan bahwa konsentrasi kepemilikan dan kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal, sedangkan ukuran dewan direksi, komisaris independen,
6 remunerasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Selanjutnya penelitian kedua dilakukan oleh Benkraiem (2013) dengan judul How do Corporate Characteristics Affect Capital Structure Decisions of Frech SMEs?. Penelitian Benkraiem (2013) mengatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal, ukuran perusahaan, profitabilitas, tangibility of asset berpengaruh signifikan negative terhadap struktur modal, sedangkan earning volatility tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Penelitian ini merupakan gabungan dari penelitian Rahadian dan Benkraiem. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu tahun periode dan sampel penelitian. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahadian menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur dan penelitian yang dilakukan oleh Benkraiem menggunakan sampel dari perusahaan usaha kecil dan menengah, sedangkan penelitian ini menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahadian mengambil data tahun 2010-2012 dan penelitian yang dilakukan oleh Benkraiem mengambil data tahun 2003-2006, sedangkan penelitian ini menggunakan data tahun 2013-2015. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas maka penulis tertarik dengan melakukan penelitian dengan judul PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL.
7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka akan dirumuskan permasalahan penelitian yaitu: 1) Apakah Good Corporate Governance yang diproksikan dengan ukuran dewan direksi memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal? 2) Apakah Good Corporate Governance yang diproksikan dengan komisaris independen memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal? 3) Apakah Good Corporate Governance yang diproksikan dengan konsentrasi kepemilikan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal? 4) Apakah Good Corporate Governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal? 5) Apakah Good Corporate Governance yang diproksikan dengan remunerasi memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal? 6) Apakah tangibility of asset memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal? 7) Apakah earning volatility memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal? 8) Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal? 9) Apakah profitabilitas memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal? 10) Apakah pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap struktur modal?
8 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu untuk memperoleh bukti empiris tentang: 1) Pengaruh signifikan positif Good Corporate Governance yang diproksikan dengan ukuran dewan direksi terhadap struktur modal. 2) Pengaruh signifikan positif Good Corporate Governance yang diproksikan dengan komisaris independen terhadap struktur modal. 3) Pengaruh signifikan positif Good Corporate Governance yang diproksikan dengan konsentrasi kepemilikan terhadap struktur modal. 4) Pengaruh signifikan positif Good Corporate Governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial terhadap struktur modal. 5) Pengaruh signifikan positif Good Corporate Governance yang diproksikan dengan remunerasi terhadap struktur modal. 6) Pengaruh signifikan positif tangibility of asset terhadap struktur modal. 7) Pengaruh signifikan negatif earning volatility terhadap struktur modal. 8) Pengaruh signifikan positif ukuran perusahaan terhadap struktur modal. 9) Pengaruh signifikan negatif profitabilitas terhadap struktur modal. 10) Pengaruh signifikan positif pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal.
9 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat yaitu: 2 Bagi Investor dan Kreditur Bagi para investor dan kreditur dalam rangka menilai kinerja perusahaan yang tercermin dalam struktur modal, sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan dalam pemberian pinjaman kepada perusahaan. 3 Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat membantu pihak manajemen untuk mengetahui factor-faktor penting yang mempengaruhi struktur modal perusahaan dan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan dalam pengelolaan dana perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan. 4 Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penulis wawasan baru dan mempelajari cara atau kinerja factor yang berkaitan dengan struktur modal pada perusahaan. 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian ini secara keseluruhan disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:
10 BAB I: PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penyusunan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan secara ringkas tentang tinjauan pustaka mengenai teori-teori struktur modal, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian. BAB III: METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai rancangan penelitian, variable dan pengukuran, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas tentang hasil pengujian instrument penelitian, deskripsi dan hasil penelitian, hasil perhitungan dan analisis deskriptif, serta hasil perhitungan dan pengujian hipotesis. BAB V: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan penutup dari penelitian yang berisi simpulan, implikasi manajerial, keterbatasan penelitian dan saran