BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

MODUL 5 ANALISIS DISKRIMINAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Variabel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

e. Menghitung tingkat ketepatan pengelompokkan hasil prediksi fungsi diskriminan dengan bantuan SPSS; f. Kesimpulan penelitian BAB 2 LANDASAN TEORI

Statistika Industri II TIP - FTP UB

BAB II KAJIAN TEORI. linier, varian dan simpangan baku, standarisasi data, koefisien korelasi, matriks

DISCRIMINANT ANALYSIS

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA. Evi Hartati 1

Analisis Diskriminan

BAB III PEMBAHASAN. Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk. mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

Analisis Cluster, Analisis Diskriminan & Analisis Komponen Utama. Analisis Cluster

BAB III METODE PENELITIAN. struktur dan pertumbuhan ekonomi, tingkat ketimpangan pendapatan regional,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN PROVINSI ACEH MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN SKRIPSI RENI HARPIANTI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DISKRIMINAN TERHADAP PERILAKU MAHASISWA DALAM MENGKONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

SKRIPSI ERLINDA SIREGAR

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah awal yang harus dilakukan oleh

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Pengujian validitas

Resume Regresi Linear dan Korelasi

PROSIDING ISSN: M-14 ANALISIS K-MEANS CLUSTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN /KOTA DI JAWABARAT BERDASARKAN INDIKATOR MASYARAKAT

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah adalah kuantitatif. Penelitian

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah apakah terdapat perbedaan

Mengolah dan Menganalisis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DISKRIMINAN DALAM MENGKLASIFIKASIKAN PREDIKAT KESEHATAN BANK(STUDI KASUS PADA BANK UMUM SYARI AH)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Cara Interpretasi dari Analisis Diskriminan dengan 3 Kelompok

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENJURUSAN SISWA MELALUI ANALISIS DISKRIMINAN. Nerli Khairani Lia Anggriani Siregar. Abstrak

Perbandingan Analisis Diskriminan dan Analisis Regresi Logistik Ordinal dalam Prediksi Klasifikasi Kondisi Kesehatan Bank

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

: Analisis Diskriminan pada Klasifikasi Desa di Kabupaten. Tabanan Menggunakan Metode K-Fold Cross Validation. 2. I Gusti Ayu Made Srinadi, S.Si, M.

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

aljabar geo g metr me i

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian komparatif (Sugiyono, 2009:99) dimana

III. METODE PENELITIAN. Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan berbagai teori yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, jenis disain penelitian yang adalah kausalitas. Kausalitas

Ho merupakan hipotesa awal sedangkan merupakan hipotesis alternatif atau hipotesis kerja 2. Rumus One sample t-test

BAB VII MATRIKS DAN SISTEM LINEAR TINGKAT SATU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

Transkripsi:

6 BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Kemiskinan Definisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator, maupun permasalahan lain yang melingkupinya Kemiskinan tidak lagi hanya dianggap sebagai dimensi ekonomi melainkan telah meluas hingga kedimensi sosial, kesehatan, pendidikan dan politik Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi makanan maupun non makanan Untuk mengukur kemiskinan, Indonesia melalui BPS menggunakan pendekatan kebutuhan dasar (basic needs) yang dapat diukur dengan angka atau hitungan Indeks Perkepala (Head Count Index), yakni jumlah dan persentase penduduk miskin yang berada di bawah garis kemiskinan Garis kemiskinan ditetapkan pada tingkat yang selalu konstan secara riil sehingga kita dapat mengurangi angka kemiskinan dengan menelusuri kemajuan yang diperoleh dalam mengentaskan kemiskinan disepanjang waktu (BPS, 2009-2013) 22 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu daerah per satuan unit wilayah (kilometer persegi) Ciri-ciri kepadatan penduduk yang makin lama makin tinggi adalah tingginya pertumbuhan penduduk yang terus berjalan dan meningkatnya jumlah pemukiman di daerah tersebut Adapun Kepadatan Penduduk dapat dirumuskan : Jumlah penduduk yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa jumlah seluruh penduduk di wilayah tersebut, atau bagian-bagian penduduk tertentu: penduduk daerah pedesaan atau penduduk yang bekerja disektor pertanian

7 Penyebut dapat berupa luas wilayah, luas daerah pedesaan, atau luas pertanian (BPS, 2000) 23 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Angka pengangguran menunjukkan ketidakmampuan suatu perekonomian dalam menyerap tenaga kerja yang ada di suatu daerah Angka pengangguran dihitung dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) TPT merupakan persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja Tingkat pengangguran terbuka diukur sebagai persentase jumlah penganggur/pencari kerja terhadap jumlah angkatan kerja Pengangguran terbuka adalah mereka yang sedang mencari kerja atau sedang menyiapkan usaha, atau tidak mencari kerja karena merasa tidak mungkin memperoleh pekerjaan, atau sudah diterima kerja tetapi belum mulai bekerja (BPS, 2009-2013) 24 PDRB ADHB Perkapita dan PDRB ADHK Perkapita Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 1 PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah 2 PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga

8 25 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi Pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman laju pertumbuhan dari berbagai sektor ekonomi yang menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk mengetahui dan mengevaluasi hasil pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi Pertumbuhan ekonomi akan menunjukkkan sejauh mana kinerja atau aktivitas dari berbagai sektor ekonomi dalam menghasilkan nilai tambah atau pendapatan masyarakat pada suatu priode tertentu Untuk mengetahui fluktuasi pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil dari tahun ke tahun, digunakan PDRB atas dasar harga konstan secara berkala Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan kinerja perekonomian, sebaliknya bila negatif menunjukkkan terjadinya penurunan kinerja perekonomian yang dilaksanakan dibanding periode sebelumnya (BPS, 1989-2008) 26 Angka Harapan Hidup Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan Idealnya Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat Tabel Kematian (BPS, 2004)

9 27 Variabel Dalam melakukan observasi tentunya perlu ditentukan karakter yang akan diobservasi dari unit atau amatan yang disebut variabel (variable) Variabel dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang memiliki variasi antara satu objek dengan objek yang lain dalam kelompok tersebut Berdasarkan bulat atau tidaknya nilai yang diperoleh, variabel dapat dibedakan menjadi variabel kontinu dan variabel diskrit Variabel kontinu adalah variabel yang besarannya dapat menempati semua nilai yang ada diantara dua titik Pada umumnya variabel kontinu diperoleh dari hasil pengukuran Pada variabel kontinu dapat dijumpai nilai-nilai pecahan ataupun nilai-nilai yang bulat Sedangkan variabel diskrit merupakan variabel yang besarannya tidak dapat menempati semua nilai Nilai variabel diskrit selalu berupa bilangan bulat Pada umumnya variabel diskrit diperoleh melalui pencacahan/penghitungan Dalam kaitan hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya, variabel di bagi 2 yaitu : 1 Variabel independen (independent variable) atau variabel bebas, yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya (terpengaruhnya) variabel dependen (variabel tak bebas) 2 Variabel dependen (dependent variable) atau variabel tak bebas, yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen (Sugiarto, 2001) 271 Variabel Penelitian 1 Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah Persentase Kemiskinan (%) Untuk dapat dianalisis dengan analisis diskriminan maka dikelompokkan menjadi dua, yaitu : Y 1 : Tingkat kemiskinan rendah adalah daerah dengan persentase penduduk miskin <18% diberi kode 0 Y 2 : Tingkat kemiskinan tinggi adalah daerah dengan persentase penduduk miskin 18% diberi kode 1

10 2 Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah: X 1 : Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2 ) X 2 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) X 3 : PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK) (Ribu Rupiah) X 4 : PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB ADHB) (Ribu Rupiah) X 5 : Pertumbuhan Ekonomi (%) X 6 : Angka Harapan Hidup (AHH) (%) 28 Data Dalam pengertian data adalah sesuatu yang bersifat numerik, hal ini berarti data statistik hanya bisa diproses jika berupa angka atau sesuatu yang bisa dikuantitatifkan (Santoso, 2010) Data merupakan komponen utama dalam statistik Sebagai komponen utama maka akurasi dan presisi suatu data akan sangat menentukan dalam menghasilkan ketepatan pengambilan suatu keputusan Untuk itu data harus sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya (akurasinya tinggi), harus bisa mewakili parameter yang diukur dengan variasi yang kecil (presisinya tinggi), harus relevan untuk menjawab suatu persoalan yang sedang menjadi pokok bahasan dan harus tepat waktu Metode pengumpulan data menunjukkan cara-cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data yang dibutuhkan Dalam kenyataannya dikenal metode pengumpulan data primer dan metode pengumpulan data sekunder: 1 Metode pengumpulan data primer Metode pengumpulan data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti 2 Metode pengumpulan data sekunder Metode pengumpulan data sekunder sering disebut metode penggunaan bahan dokumen, karena dalam hal ini peneliti tidak secara langsung mengambil data

11 sendiri tetapi meneliti dan memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh pihak-pihak lain 29 Populasi Populasi ialah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis, tetapi dapat dibedakan karena karakteristiknya (Supranto, 2010) Populasi berarti keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti Populasi dibedakan menjadi populasi sasaran (target population) dan populasi sampel (sampling population) Populasi sasaran adalah keseluruhan individu dalam areal/wilayah/lokasi/kurun waktu yang sesuai dengan tujuan penelitian Populasi sampel adalah keseluruhan individu yang akan menjadi satuan analisis dalam populasi yang layak dan sesuai untuk dijadikan atau ditarik sebagai sampel penelitian sesuai dengan kerangka sampelnya (sampling frame) (Sugiarto, 2001) 210 Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemenelemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga berbentuk persegi panjang, dimana panjang dan lebarnya ditunjukkan oleh banyaknya kolom dan baris serta dibatasi tanda [ ] atau ( ) (Anton, 1987) Matriks S yang berukuran dari n baris dan p kolom ( ) adalah: (21) Entri disebut elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j Jika n = p, maka matriks tersebut dinamakan juga matriks bujursangkar (square matrix) Operasi aritmatika yang biasa dilakukan terhadap matriks adalah operasi penjumlahan dan perkalian dua buah matriks, serta perkalian matriks dengan sebuah skalar

12 211 Nilai Eigen (Eigen Value) Misalkan A adalah matriks persegi berukuran dan I adalah matriks identitas berukuran Skalar,,, yang memenuhi persamaan: A - I = 0 disebut nilai eigen atau akar karakteristik Dan suatu matriks A berukuran dan adalah nilai eigen dari matriks A jika terdapat suatu vektor x tak nol sedemikian sehingga Ax = x, maka x disebut vektor eigen atau vektor karakteristik dari matriks A yang bersesuaian dengan nilai eigen Untuk mencari nilai eigen matriks A yang berukuran, dapat ditulis kembali sebagai suatu persamaan homogen A - I = 0 Dengan I adalah matriks identitas yang berordo sama dengan matriks A 212 Analisis Diskriminan Menurut Yasril & Heru Subaris Kasjono (2008), Analisis Diskriminan merupakan teknik menganalisis data, dimana variabel dependen merupakan variabel kategorik (nominal atau ordinal) sedangkan variabel independen merupakan variabel numerik (interval atau rasio) Menurut Johnson dan Wichern (2007) Analisis Diskriminan digunakan untuk mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari dua kelompok atau lebih Suatu fungsi diskriminan layak untuk dibentuk, bila terdapat perbedaan nilai rataan di antara kelompok-kelompok yang ada 2121 Tujuan Analisis Diskriminan Tujuan analisis diskriminan adalah (Yasril & Heru Subaris Kasjono,2008): 1 Membuat suatu fungsi diskriminan dari variabel independen yang bisa mendiskriminasi atau membedakan kelompok variabel dependen, artinya mampu membedakan suatu objek masuk kelompok yang mana 2 Menguji apakah ada perbedaan signifikan antara kelonpok, dikaitkan dengan variabel independen 3 Menentukan variabel independen yang mana yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya perbedaan antar kelompok

13 4 Mengelompokkan (mengklasifikasikan) variabel dependen ke dalam suatu kelompok didasarkan pada nilai variabel independen 2122 Asumsi dalam Analisis Diskriminan Selain dasar dan tujuan diskriminan, ternyata ada asumsi-asumsi yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis diskriminan, yakni variabel bebas berdistribusi normal multivariate (multivariates normal distribution) dan varians dalam setiap kelompok adalah sama (equal variances) 2123 Proses Analisis Diskriminan Pada umumnya proses dasar dari analisis diskriminan adalah: 1 Memisah variabel-variabel menjadi variabel terikat dan variabel bebas 2 Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan Dimana pada prinsipnya terdapat dua metode dasar untuk itu: a Simultaneous Estimation, metode dengan cara memasukkan semua variabel secara bersama-sama kemudian dilakukan proses diskriminan b Stepwise Estimation, metode dengan cara memasukkan satu per satu variabel kedalam model diskriminan Pada metode ini, tentu terdapat variabel yang tetap ada pada model, dan terdapat kemungkinan satu atau lebih variabel bebas yang dibuang dari model 3 Melakukan pengujian signifikansi dari fungsi diskriminan yang telah terbentuk, dengan menggunakan Wilk s Lambda, Nilai F test dan lainnya 4 Melakukan interpretasi terhadap fungsi diskriminan yang telah terbentuk 5 Melakukan pengujian ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan, termasuk mengetahui ketepatan klasifikasi secara individual dengan casewise diagnostics 2124 Model Analisis Diskriminan Model analisis diskriminan berkenaan dengan kombinasi linear yang disebut juga fungsi diskriminan bentuknya sebagai berikut :

14 D i = (22) keterangan : D i b j = nilai (skor) diskriminan dari responden (objek) ke-i ( i = 1, 2,, n) D merupakan variabel tak bebas = koefisien atau timbangan diskriminan dari variabel atau atribut ke-j (j= 0,1,2,,k) = variabel bebas (atribut) ke-j dari responden ke-i Yang diestimasi adalah koefisien b j sehingga nilai D setiap grup sedapat mungkin berbeda Ini terjadi pada saat jumlah kuadrat antar grup terhadap jumlah kuadrat dalam grup untuk skor diskriminan mencapai maksimum Berdasarkan nilai D itulah keanggotaan seseorang diprediksi 2125 Fungsi Diskriminan Suatu fungsi diskriminan layak untuk dibentuk bila terdapat perbedaan nilai rataan di antara kelompok-kelompok yang ada Oleh karena itu sebelum fungsi diskriminan dibentuk perlu dilakukan pengujian terhadap perbedaan vektor nilai rataan dari kelompok-kelompok tersebut Menggunakan fungsi diskriminan, berdasarakan data objek yang diamati untuk menentukan ke dalam populasi yang mana objek itu dimasukkan, maka perlu ditinjau (tanpa mempermasalahkan penurunan rumus-rumus yang digunakan) bagaimana fungsi diskriminan diperoleh apabila berhadapan dengan dua populasi Terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian matriks varians kovarians untuk sebuah sampel ukuran n yang terdiri atas k buah variabel Data pengamatan untuk sampel tersebut dapat disajikan dalam bentuk matriks sebagai berikut:

15 Tabel 21 Matriks Pengamatan Variabel Pengamatan Untuk variabel lambang (j = 1, 2, 3,, k) yang dihitung adalah variansinya, diberi dengan rumus: (23) Semua ada buah varians, yaitu yang masing-masing adalah varians untuk variabel Antara dan untuk i j terdapat kovarians, diberi lambang yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (24) Semuanya ada ( buah kovarians, varians dan kovarians disusun dalam sebuah matriks yang disebut dengan matriks varians kovarians (S) dengan bentuk sebagai berikut: (25) Dengan i = j maka, varians untuk variabel dan Matriks varians kovarians gabungannya dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: S pooled = (26)

16 keterangan: = Matriks varians-kovarians gabungan = Matriks varians-kovarians tiap kelompok = Banyaknya responden tiap kelompok = Jumlah kelompok Andaikan ada dua kelompok yang memiliki variabel masing-masing buah yaitu dalam kelompok I dan dalam kelompok II Perhatikan bahwa menyatakan variabel ke-j dalam kelompok ke-l, dengan l = 1 atau 2 sedangkan j = 1, 2,, k Variabel dalam setiap kelompok dapat dituliskan dalam bentuk vektor kolom sebagai berikut: = dan = (27) keterangan : = menyatakan variabel X ke-j dalam kelompok ke-1, menyatakan variabel X ke-j dalam kelompok ke-2, Dari setiap kelompok diambil sebuah sampel acak berukuran dari kelompok ke-1 dan berukuran dari kelompok ke-2 Data pengamatan akan membentuk matriks yang bentuknya masing-masing seperti berikut ini: Tabel 22 Matriks Data Pengamatan dari Kelompok I Variabel Pengamatan Rata-rata

17 Tabel 23 Matriks Data Pengamatan dari Kelompok II Variabel Pengamatan Rata-rata Hasil pengamatan ini akan menghasilkan rata-rata untuk tiap variabel yang dalam bentuk vektor dapat ditulis sebagai berikut: = dan = (28) keterangan: = rata rata variabel ke-j dalam kelompok ke-1, = rata rata variabel ke-j dalam kelompok ke-2, Setelah diperoleh rata-rata dari kelompok I dan rata-rata dari kelompok II, selanjutnya akan dihitung varians dan kovariansnya Varians dan kovariansnya tersebut dalam matriks dan matriks, masing-masing dari sampel kelompok I dan kelompok II, yaitu : (29) keterangan: = Matriks varians kovarians dari kelompok I = Matriks varians kovarians dari kelompok II

18 Meskipun dalam dan digunakan yang sama namun jelas besarnya berlainan antara dalam dan dalam, kedua data sampelnya juga berlainan yaitu diambil dari kelompok I dan dari kelompok II Untuk kedua buah matriks varians-kovarians ini bisa dihitung matriks varians-kovarians gabungan, diberi lambing S dengan rumus: (210) keterangan: = Matriks varians-kovarians gabungan = Matriks varians-kovarians dari kelompok I dan kelompok II = Jumlah data pengamatan kelompok I dan kelompok II 2126 Algoritma Pokok Analisis Diskriminan dan Model Matematis Secara ringkas, langkah-langkah dari analisis diskriminan adalah: 1 Pengecekan adanya kemungkinan hubungan linier antara variabel bebas Pengecekan dilakukan dengan bantuan matriks korelasi (pembentukan matriks korelasi sudah difasilitasi pada analisis diskriminan) Pada hasil output SPSS, matriks korelasi dapat dilihat pada Pooled Within-Groups Matrices 2 Uji vektor rata-rata kedua kelompok Pengujian terhadap vektor nilai rataan antar kelompok dilakukan dengan hipotesis: H 0 : µ 1 = µ 2 = µ 3 = = µ l H 1 : sedikitnya ada dua kelompok yang berbeda Angka signifikan: Jika angka Sig > 0,05, tidak ada perbedaan antar kelompok Jika angka Sig 0,05, ada perbedaan antar kelompok Jika dari hasil pengujian diperoleh adanya perbedaan vektor nilai rataan, fungsi diskriminan layak disusun untuk mengkaji hubungan antar kelompok serta berguna untuk mengelompokkan objek ke salah satu kelompok tersebut

19 Pada SPSS, uji ini dilakukan secara univariate (yang diuji bukan berupa vektor), dengan bantuan tabel Tests of Equality of Group Means 3 Pembentukan Model Diskriminan a Pembentukan Fungsi Linier Pada output SPSS, koefisien untuk tiap variabel yang masuk dalam model dapat dilihat pada tabel Canonical Discriminant Function Coefficient Tabel ini akan dihasilkan pada output apabila pilihan Function Coefficient bagia Unstandardized diaktifkan b Menghitung Discriminant Score Setelah fungsi liniernya dibentuk, maka dapat dihitung skor diskriminan untuk tiap observasi dengan cara memasukkan nilai-nilai variabel penjelasnya c Menghitung Cutting Score Untuk memprediksi responden yang mana masuk kedalam golongan yang mana, kita dapat menggunakan optimum cutting score Memang dari komputer informasi ini sudah diperoleh Untuk cara mengerjakan secara manual Cutting Score dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut dengan ketentuan: 1 Untuk dua kelompok yang mempunyai ukuran yang sama cutting score dinyatakan dengan rumus (Simamora, 2005): (211) keterangan: = Cutting score untuk kelompok yang mempunyai ukuran yang sama = Centroid kelompok A = Centroid kelompok B 2 Untuk dua kelompok yang mempunyai ukuran yang berbeda, rumus cutting score yang digunakan adalah: (212)

20 keterangan: = Cutting score untuk kelompok yang mempunyai ukuran yang berbeda = Jumlah sampel kelompok A = Jumlah sampel kelompok B = Centroid kelompok A = Centroid kelompok B Centroid adalah nilai rata-rata skor diskriminan untuk kelompok tertentu Kemudian nilai-nilai discriminant score tiap observasi akan dibandingkan dengan nilai cutting score, sehingga dapat diklasifikasikan suatu obsevasi akan termasuk kedalam kelompok yang mana Dapat dihitung dengan bantuan tabel Function at Group Centroids dari output SPSS