IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

Berat Tertahan (gram)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Semakin besar nilai MHB, semakin menunjukan butir butir agregatnya. 2. Pengujian Zat Organik Agregat Halus. agregat halus dapat dilihat pada tabel 5.

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR. Volume (cc) 1 Pasir Nomor 2. 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir. Berat. Berat. Tertahan Tertahan Tertahan Komulatif

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

V. HASIL PENELITIAN. Tabel V-1 Hasil analisa fly ash Analisis kimia Satuan Fly ash Pasaran

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

BAB IV PENGUJIAN MATERIAL DAN KUAT TEKAN BETON

HASIL PENELITIAN AWAL ( VICAT TEST

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

CONTOH 1 PERENCANAAN CAMPURAN BETON Menurut SNI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB III LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada umur 28 hari dengan variasi beton SCC

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

untuk mencapai workabilitas dan nilai slump rencana terhadap kuat tekan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR PERSEMBAHAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

CONTOH 2 PERENCANAAN CAMPURAN BETON Menurut SNI

Kinerja Kuat Tekan Beton dengan Accelerator Alami Larutan Tebu 0.3% Lampiran 1 Foto Selama Penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

diperlukan adanya komposisi pasir dan kerikil yang tepat dengan menggunakan mesin Pengaus Los Angeles, yang mana

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MEMANFAATKAN BATU API DARI DAERAH MASOHI-MALUKU TENGAH SEBAGAI CAMPURAN BETON

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

BAB 3 METODE PENELITIAN

MIX DESIGN Agregat Halus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

III. METODE PENELITIAN

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN SERBUK BATU GAMPING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON

BAB 3 METODE PENELITIAN

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

BAB IV HASIL DAN ANALISA

PERBANDINGAN EFISIENSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACI DAN METODE SNI UNTUK MUTU BETON K-250 (STUDI KASUS MATERIAL LOKAL)

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV. 1. Tanah Tulakan Dari hasil anilisis kimia yang dilakukan di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), didapatkan hasil : Tabel IV.1. Kandungan Tanah Tulakan UNSUR KANDUNGAN (%) SiO 2 53,36 Al 2 O 3 14,68 Fe 2 O 3 7,66 CaO 4,87 MgO 1,10 Na 2 O 2,15 K 2 O 2,69 MnO 0,07 TiO 2 1,08 P 2 O 5 0,27 H 2 O 4,20 HD 7.84 IV. 2. Hasil Pemeriksaan Agregat Hasil pemeriksaan pada agregat secara lengkap dapat dilihat pada Tabel IV.2. Tabel IV. 2. Hasil pemeriksaan agregat. Jenis pemeriksaan 1) Pemeriksaan berat jenis dan absorbtion a) Berat jenis bulk b) Berat jenis SSD Syarat Agregat halus 2,138 2,222 Hasil Pemeriksaan Ket Agregat kasar 2,228 2,278 Ket

c) Berat jenis semu d) Absorbtion (%) 2) Pemeriksaan SSD (Saturated surface dry) 3) Pemeriksaan bahan organik 4) Pemeriksaan keausan agregat kasar (los angeles) 5) Pemeriksaan Modulus halus < 5% 2,335 3,950 % memenuhi 2,344 2,229 % Memenuhi < 3,8 cm 2,8 memenuhi Tidak lebih gelap dari warna pembanding Kuning kecoklatan Agregat kasar 50% 1,5 3,8 (Pasir) 5 8 (Kerikil) memenuhi 39,89% Memenuhi 3,609 memenuhi 7,46 Memenuhi butir ( MHB ) 6) Pemeriksaan kandungan lumpur 5% (pasir) 3,35% memenuhi Tabel IV. 3 Perhitungan gradasi pada pasir No Lubang ayakan Berat pasir Koreksi Berat tertahan (terkoreksi) Prosentase berat tertahan Prosentase berat tertahan kumulatif Prosentase lolos Batas gradasi Wilayah II (mm) (gra) (gr) (gr) (%) (%) (%) (%) 1 9,50 0 2 0 0 0 100 100 2 4,75 15 0.64 15,06 3,22 3,22 96,78 95100 3 2,36 44 0.19 44,19 9,44 12,66 87,34 75100 4 1,12 73 0.31 73,31 15,66 28,32 71,68 5590 5 0,60 110 0.47 110,47 23,6 51,92 48,08 3559 6 0,30 104 0.45 104,45 22,32 74,24 25,76 830 7 0,15 76 0.33 76,33 16,31 90,55 9,44 010 8 Pan 44 0.19 44,19 9,44 99,99 0 Σ = 466 Σ = 468 Σ = 360,9

Grafik Gradasi Agregat Halus (Pasir) Persen Butir Lolos (%) 110 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 90 100 100 96,78 100 100,00 87,34 90 100 71,68 75 59 48,08 55 30 35 25,76 9,44 10 8 0 0,15 0,3 0,6 1,2 2,4 4,8 9,6 Ukuran Saringan (mm) Hasil Penelitian Batas Minimum Batas Maksimum Gambar IV.1. Grafik gradasi pasir, hubungan antara persen lolos dengan ukuran saringan Tabel IV. 4. Perhitungan gradasi pada kerikil No Lubang ayakan Berat kerikil Koreksi Berat tertahan (terkoreksi) Persentase berat tertahan Persentase berat tertahan kumulatif Persentase lolos Batas gradasi SK SNI T15 199003 (mm) (gr) (gr) (%) (%) (%) (%) 1 25,0 0 0 0 0 0 100 100 2 19 26 0.79 26,079 2,65 2,65 97,35 95100 3 9,5 603 1.853 604,853 61,59 64,24 35,76 3070 4 4,75 193 0,593 193,593 19,73 83,97 16,03 1035 5 2,36 117 0,359 117,359 11,95 95.92 4,08 05 6 1,18 40 0,122 40,122 4,08 100 0 0 7 0,6 0 0 0 0 100 0 0 8 0,3 0 0 0 0 100 0 0 9 0,15 0 0 0 0 100 0 0 10 Pan 0 0 0 0 100 0 0 Σ = 979 Σ =982 Σ =746.78 Grafik Gradasi Agregat kasar (kerikil) Persen Butir Lolos (%) 110 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 97,35 100 100,00 95,00 35 35,76 16,03 30,00 4,08 00 5 0 0 0 10,00 0 0 0 00 0 0 0,15 0,3 0,6 1,2 2,4 4,8 9,6 19 25 Ukuran Saringan (mm) Hasil Penelitian Batas Minimum Batas Maksimum Gambar IV.2. Grafik gradasi kerikil, hubungan antara persen lolos dengan ukuran saringan 70

IV. 3. Perencanaan Campuran Adukan Beton A. Perencanaan Empuran Adulan BetonTanah Tulakan Mix design (Perencanaan campuran adukan beton) dalam penelitian ini menggunakan metode American Concrete Institrute (ACI). Mix design dimulai dari pemeriksaan berat satuan volume pasir dan semen, kemudian dilakukan perhitungan berat masingmasing bahan yang didasarkan pada perbandingan komposisi semen dan agregat halus serta nilai fas yang direncanakan yaitu 0,5. Hasil perhitungan rencana campuran adukan beton dapat dilihat pada Tabel IV.5. Tabel IV. 5.Perencanaan campuran beton untuk 3 buah benda uji. Fas Tanah (%) Air (Kg) Pasir (Kg) Kerikil (Kg) Semen (Kg) Tanah (kg) 0 3,236 12,579 16,274 6,473 0 10 3,236 12,579 16,274 5,825 0,6473 0,5 15 3,236 12,579 16,274 5,502 0,9709 20 3,236 12,579 16,274 5,178 1,2946 25 3,236 12,579 16,274 4,854 1.6182 Dengan penggantian tanah Tulakan sebesar 10%, 15%, 20% dan 25%, jumlah semen berkurang 0,6473 Kg, 0,9709 Kg, 1,2946 Kg, dan 1.6182 Kg. Penggantian semen dengan tanah ini tidak berpengaruh pada jumlah komposisi bahan lainnya kecuali semen karena tanah Tulakan merupakan bahan pengganti sebagian semen. Pengujian Slump Pengujian Test slump dilakukan pada adukan beton yang diambil langsung dari mesin pengaduk (molen) dengan menggunakan ember atau alat lain yang tidak menyerap air. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat kelecakan atau keenceran beton, yang mana hal ini mempunyai pengaruh terhadap kemudahan dalam pekerjaan beton. Hasil analisis Test slump dapat dilihat pada Tabel IV.6.

Tabel IV.6.Tabel hasil pengujian nilai slump Persentase Tanah Nilai Slump Nilai Slump Rencana Tanah 0% 10,8 Tanah 10% 9,1 Tanah 15% 8,6 5,0 12,5 Tanah 20% 8,0 Tanah 25% 7,4 nilai slump 12 10 8 6 4 2 0 0 5 10 15 20 25 30 Variasi penambahan tanah tulak'an Grafik hubungan antara penambahan tanah dan nilai slump Gambar IV.3. Grafik Hubungan antara penambahan tanahdan nilai slump Dari hasil pengujian nilai slump menunjukkan bahwa penambahan Tanah Tulakan berpengaruh terhadap nilai slump, Makin besar persentase Tanah Tulakan pada adukan beton maka nilai slump semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa bahan tambah Tanah Tulakan dapat mengurangi kelecakan pada adukan beton. Dari pengujian dapat disimpulkan bahwa adukan campuran beton memenuhi syarat karena memiliki nilai slump antara 5 12,5 cm yang merupakan nilai slump rencana.

Pengujian Berat Jenis Beton Tabel IV.7. berat jenis beton NO Jenis Beton Berat Jenis Rata rata( gr/cm 3 ) 1 Beton Normal ( tanah 0% ) 2,305 2 Beton dengan Bahan Tambah Tanah 10% 2,230 3 Beton dengan Bahan Tambah Tanah 15% 2,229 4 Beton dengan Bahan Tambah Tanah 20% 2,174 5 Beton dengan Bahan Tambah Tanah 25% 2,154 Berat jenis 2.32 2.3 2.28 2.26 2.24 2.22 2.2 2.18 2.16 2.14 2.305 2.23 2.229 2.174 2.154 0 5 10 15 20 25 30 Variasi Penambahan tanah tulak'an Grafik hubungan antara penambahan tanah dan Berat jenis Gambar IV.4. Grafik Hubungan antara penambahan tanah dan berat jenis beton Dari hasil pemeriksaan berat jenis silinder beton ratarata dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1). Penambahan tanah tidak begitu berpengaruh terhadap berat jenis beton. 2). Berat jenis beton normal sekitar 2,3 gr/cm 3, sehingga hasil dari penelitian silinder beton dapat diklasifiksikan sebagai beton normal.

Pengujian Kuat Tekan Beton Tabel.IV.8. Hasil Perhitungan Kuat tekan NO Jenis Beton Kuat Tekan Rata rata( gr/cm 3 ) 1 Beton Normal ( tanah 0% ) 29,048 2 Beton dengan Bahan Tambah Tanah 10% 29,803 3 Beton dengan Bahan Tambah Tanah 15% 29,991 4 Beton dengan Bahan Tambah Tanah 20% 29,331 5 Beton dengan Bahan Tambah Tanah 25% 28,199 30,500 Kuat tekan 30,000 29,500 29,000 29,048 29,803 29,991 29,331 28,500 28,000 28,199 0 5 10 15 20 25 30 Variasi penambahan tanah tulak'an Gambar IV.5. Grafik Hubungan antara kuat tekan beton dan penambahan Tanah Pembahasan 1. Pada penelitian ini diperoleh hasil uji kuat tekan rata rata beton normal 29,048 MPa, penggantian semen dengan tanah 10% kuat tekan 29,803 MPa, Sedangkan pada penambahan tanah sebesar 15% kuat tekan rata rata 29,991 MPa, pada penambahan tanah sebesar 20% kuat tekan rata rata beton 29,331 MPa, sedangkan yang terjadi pada penambahan tanah sebesar 25% kuat tekan rata rata beton sebesar 28,199 MPa. 2. Perbandingan antara beton silinder normal dengan beton silinder yang diganti sebagian semen dengan tanah Tulak an kuat tekan beton normal sebesar 29,048 MPa, sehingga dapat dikatakan bahwa penggantian semen dengan tanah sebesar 10% mengalami kenaikan 0,755 MPa atau 2,59% dari kuat

tekan rata rata beton normal sebesar 29,048 MPa menjadi 29,803 MPa, Sedangkan pada penambahan tanah sebesar 15% mengalami kenaikan 0,943 MPa atau 3,24 % dari kuat tekan rata rata beton normal sebesar 29,048 MPa menjadi 29,991. Pada penambahan tanah sebesar 20% mengalami kenaikan 0,283 MPa atau 0,97% dari kuat tekan rata rata beton normal sebesar 29,048 MPa menjadi 29,331 MPa, sedangkan yang terjadi pada penambahan tanah sebesar 25% mengalami penurunan 0,849 MPa atau 2,93% dari kuat tekan rata rata beton normal sebesar 29,048 MPa menjadi 28,199 MPa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggantian semen dengan tanah sebesar 15% kuat tekan rata rata beton mencapai maksimum, yaitu 29,991 MPa sedangkan pada penambahan tanah sebesar 25% mengalami penurunan sehingga kuat tekan rata ratanya 28,199 MPa. Jadi penggantian semen dengan tanah Tulak an yang effektif berkisar antara 1 20% yang masih bisa digunakan sebagai campuran pada beton. B. Perencanaan Empuran Adulan BetonTanah TulakanKapur Mix design Tabel IV.9.Perencanaan campuran beton untuk 5 buah benda uji. Kapur (%) Tanah (%) Air (liter) Pasir (Kg) Kerikil (Kg) Semen (Kg) Kapur (kg) Tanah (kg) 0 0 3,236 12,579 16,274 6,473 0 0 10 5 3,236 12,579 16,274 5,502 0,6473 0,3237 10 10 3,236 12,579 16,274 5,178 0,6473 0,6473 10 15 3,236 12,579 16,274 4,855 0,6473 0,9709 10 20 3,236 12,579 16,274 4,531 0,6473 1,2946 Pengujian nilai Slump Tabel IV. 10. Tabel Hasil analisis Test slump Persentase Kapur + Tanah Nilai Slump Kapur 0% + Tanah 0% 10,8 Kapur 10% + Tanah 5% 10,3 Kapur 10% + Tanah 10% 9,8 Kapur 10% + Tanah 15% 9,2 Kapur 10% + Tanah 20% 8,6 Nilai Slump Rencana 5,0 12,5

Pengujian Nilai Slump Nilai Slump ( cm ) 12 10 8 6 4 2 10,8 10,3 9,8 9,2 8,6 0 0 5 10 15 20 25 Variasi Penambahan Tanah Tulakan ( % ) Gambar IV.6. Hubungan antara variasi penambahan tanah Tulakan dengan Nilai Slump Pengujian Beton Pengujian Berat Jenis Beton. Tabel IV.11. Hasil pemeriksaan berat jenis silinder beton ratarata. Persentase Kapur + Tanah Beton Normal (Bahan Tambah Kapur 0% + Tanah 0%) Beton dengan Bahan Tambah Kapur 10% + Tanah 5% Beton dengan Bahan Tambah Kapur 10% + Tanah 10% Beton dengan Bahan Tambah Kapur 10% + Tanah 15% Beton dengan Bahan Tambah Kapur 10% + Tanah 20% Berat Jenis ratarata (gr/cm³) 2,30 2,29 2,26 2,25 2,25 Gambar IV.7. Hubungan antara variasi penambahan tanahtulakan dengan berat jenis beton

Pengujian Kuat Tekan Beton Tabel IV.12. Hasil pengujian kuat tekan Beton yang direndam air bersih Jenis Beton Beton Normal (Bahan Tambah Kapur 0% + Tanah 0%) Kuat Tekan Ratarata (MPa) Prosentase Kenaikan terhadap Beton Normal 29,048 0% Beton dengan Bahan Tambah Kapur 10% + Tanah 5% 31,689 9,092% Beton dengan Bahan Tambah Kapur 10% + Tanah 10% 32,632 12,338% Beton dengan Bahan Tambah Kapur 10% + Tanah 15% 31,877 9,739% Beton dengan Bahan Tambah Kapur 10% + Tanah 20% 31,783 9,415% Gambar IV.8. Hubungan antara variasi penambahan tanah Tulakan dengan kuat tekan beton Pembahasan 1. Beton normal mempunyai kuat tekan ratarata sebesar 29,048 MPa. Setelah ditambah tanah Tulakan 5% + kapur 10%, kuat tekan rataratanya naik 9,092% menjadi 31,689 MPa. Pada penambahan tanah Tulakan 10% + kapur 10%, kuat tekan rataratanya menjadi 32,632 MPa atau naik 12,338% dari beton normal. Untuk penambahan tanah Tulakan 15% + kapur 10%, kuat tekan rataratanya menjadi 31,877 MPa atau naik 9,739% dari beton normal. Kemudian pada penambahan tanah Tulakan 20% + kapur 10%, terjadi kenaikan kuat tekan ratarata 9,415% menjadi 31,783 MPa. Dari penjelasan

tersebut, terlihat bahwa kuat tekan ratarata optimum adalah 32,632 MPa, terjadi pada beton dengan penambahan tanah Tulakan 10% + kapur 10%. 2. Kuat tekan ratarata beton dengan penambahan tanah Tulakan 5% sampai dengan 20% + kapur 10% memiliki trend untuk naik terhadap kuat tekan ratarata beton normal. Walaupun terlihat fluktuatif, namun beton dengan penambahan tanah Tulakan 5% sampai dengan 20% + kapur 10% mempunyai kecenderungan untuk tetap lebih tinggi di atas ratarata beton normal. Jadi, bisa ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan tanah Tulakan + kapur terbukti bisa menaikkan kuat tekan pada beton.