BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. setelah persalinan, dan masa menyusui bayi ( Prasetyono, 2009, p.61). berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2007, p.1).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN. anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi yang ingin. Program Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan program promosi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perwujudan kualitas sumber daya manusia merupakan proses jangka

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari

pengenceran dengan air matang dan kemudian diberikan pada bayi sedangkan dalam bahasa Inggris juga terdapat hal yang serupa misalnya artificial

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi terutama di negara berkembang. Diantara kematian pada anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. masih tergolong tinggi, meskipun terjadi penurunan signifikan di beberapa

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BRANGSONG 02 KABUPATEN KENDAL. Yuliana Saptiti Sari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI. ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. MDG dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

Disusun Oleh: Wiwiningsih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya sesuai untuk kebutuhan bayi. Zat-zat gizi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

ABSTRAK. : Pengetahuan, Sikap, Pekerjaan, ASI Eksklusif. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 11 bulan) per kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan susu yang tepat untuk bayi karena susu ini khusus diproduksi ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. lebih dramatis dikatakan bahwa anak merupakan penanaman modal sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dari segi ekonomi dikatakan bahwa pencegahan adalah suatu

TUTORIAL DAN PENDAMPINGAN ASI EKSKLUSIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN IMUN DAN KECERDASAN ANAK SEJAK DINI BAGI IBU-IBU PKK KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pelaksanaan Pojok Laktasi di Perusahaan Garmen Sandang Asia. Maju Abadi Kawasan Industri Kota Semarang

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu target dalam Millenieum Develomment Goals (MDG s). utama pembangunan kesehatan (Kemenkes, 2009b).

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi yang berkualitas. Modal dasar pembentukan manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Target Millenium Development Goals (MDGs) untuk penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) yang diakibatkan oleh berbagai masalah obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per 1.000 Kelahiran Hidup (KH) pada tahun 2015, namun kondisi Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2014 masih sebesar 34 per 1.000 KH. 1 Dalam menghadapi tantangan dan target MDGs tersebut maka dikembangkan berbagai program kesehatan anak yang mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak. Beberapa program yang telah dilakukan dalam proses pelaksanaan percepatan penurunan AKB dan Angka Kematian Balita (AKABA) antara lain adalah program pemberian ASI Eksklusif. Pemberian ASI Eksklusif dapat meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas sumber daya manusia yang memadai. Meskipun ASI Eksklusif sudah diketahui manfaat dan dampaknya serta menjadi konstitusi, namun kecendrungan pada ibu untuk menyusui bayi secara Eksklusif masih rendah. Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2014, persentase pemberian ASI saja dalam 24 jam terakhir dan tanpa riwayat diberikan makanan pada umur 6 bulan hanya sebesar 30,2%. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) kurang dari satu jam setelah bayi lahir hanya 34,5%. 2 Cakupan pemberian ASI di Indonesia pada tahun 2014 hanya 42% dan masih kurang dari angka

harapan sebesar 80%. Padahal, bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif memiliki risiko 6 kali lipat meninggal pada tahun pertama kehidupan bayi. Rendahnya pemberian ASI Eksklusif oleh ibu menyusui di Indonesia disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi rendahnya pengetahuan dan sikap ibu, dan faktor eksternal meliputi kurangnya dukungan keluarga, masyarakat, petugas kesehatan maupun pemerintah, gencarnya promosi susu formula, faktor sosial budaya serta kurangnya ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan anak. Para pemangku kepentingan bidang kesehatan menyimpulkan bahwa sebab dasar rendahnya cakupan ASI Eksklusif adalah akses bayi terhadap ASI Eksklusif yang rendah. Akses yang rendah tersebut sangat dipengaruhi oleh potensi spesifik ibu sebagai figur utama, yaitu perilaku ibu. Hasil kajian beberapa variabel dalam kaitannya dengan perilaku ibu menyimpulkan bahwa pengetahuan, sikap, dan kepercayaan berpengaruh terhadap keputusan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. 3 Pengetahuan dan sikap merupakan salah satu masalah yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Adanya persepsi yang salah tentang menyusui bayi akan membuat daya tarik seorang wanita akan menurun, serta faktor dorongan petugas kesehatan juga menjadi indikator dalam pemberian ASI Eksklusif. 3 Faktor pengetahuan, sikap & kepercayaan tersebut akan menjadi lebih berpengaruh ketika ibu menyusui mengalami masalah.

Ibu menyusui tidak jarang menghadapi berbagai masalah pemberian ASI, terutama yang berhubungan dengan manajemen laktasi. Manajemen laktasi pada ibu bekerja adalah upaya yang dilakukan ibu untuk mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. 4 Alasan ibu tidak memberikan ASI Eksklusif adalah karena bekerja di luar rumah, selama ibu bekerja bayi tidak diberikan ASI Eksklusif dan digantikan dengan susu formula. Hal ini ditunjang dengan peraturan pemberian cuti melahirkan yang hanya sampai 3 bulan. Kondisi fisik dan mental ibu yang lelah setelah bekerja sepanjang hari, dan tidak ada jadual khusus yang bisa diterapkan untuk pemberian ASI menjadikan bayi tidak mendapatkan ASI Eksklusif. 5 Selain itu, pemberian ASI Eksklusif juga sulit dilakukan oleh ibu yang bekerja diluar rumah karena tidak memiliki cukup waktu, cukup informasi, dan terbatasnya fasilitas seperti pojok ASI di tempat ibu bekerja. 6 Hasil menunjukkan bahwa hanya 32% pekerja sektor formal yang dapat memberikan ASI Eksklusif. Karyawan swasta yang tidak bisa memberikan ASI Eksklusif lebih banyak (78%) dibandingkan PNS (51,9%). 7 Bukti menunjukkan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, angka cakupan pemberian ASI Eksklusif masih kurang dari 40%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif di kota Yogyakarta masih jauh dari cakupan yang diharapkan pemerintah yaitu 80%. 6 Angka cakupan yang kurang dari harapan pemerintah ini disebabkan oleh pengetahuan yang dimiliki oleh ibu-ibu menyusui relatif rendah. 7 Pada

tahun 2014, cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Bantul merupakan yang terendah ketiga (42,34%) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 8 UNICEF menyebutkan bahwa ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif, cara menyusui bayi yang benar merupakan faktor penghambat bagi terbentuknya kesadaran orangtua dalam memberikan ASI Eksklusif. 9 Petugas kesehatan umumnya hanya memberikan konseling mengenai ASI Eksklusif ketika ibu berkunjung ke petugas kesehatan sehingga perlu adanya pendekatan kepada masyarakat melalui penyuluhan pendidikan kesehatan manajemen laktasi. Ibu sangat berperan penting dalam menentukan bagaimana perawatan terbaik untuk kesehatan anaknya, umumnya para orangtua mendapatkan informasi dari berbagai sumber, seperti tenaga kesehatan (bidan), buku/majalah, keluarga, temanteman, dan internet. 10 Informasi yang didapat oleh ibu akan berdampak pada tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam pemberian ASI Eksklusif. Salah satu daerah yang berada di Bantul yang ditemukan mempunyai kendala ibu menyusui adalah desa Pajangan. Di desa tersebut, banyak ibu yang bekerja, menjadi buruh pabrik. Pada tahun 2015, belum ada pemberian pendidikan kesehatan mengenai manajemen laktasi kepada para ibu menyusui yang bekerja, sehingga banyak ibu yang tidak ASI Eksklusif. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, sebanyak 45 ibu pekerja yang masih menyusui dan telah habis masa cutinya. Dari 45 ibu tersebut sebayak 75% tidak tahu tentang manajemen laktasi dan ada 25% ibu yang sudah tidak ASI Eksklusif.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik mengambil judul Pengaruh Penyuluhan Manajemen Laktasi terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Pekerja dalam Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Desa Pajangan Kabupaten Bantul. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah Pengaruh Penyuluhan Manajemen Laktasi terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Pekerja dalam Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Desa Pajangan Kabupaten Bantul? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh penyuluhan manajemen laktasi terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu pekerja dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Desa Pajangan Kabupaten Bantul. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik ibu pekerja yang masih menyusui di Desa Pajangan Kabupaten Bantul. b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu pekerja yang masih menyusui sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan manajemen laktasi di Desa Pajangan Kabupaten Bantul. c. Mengetahui sikap ibu pekerja yang masih menyusui sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan manajemen laktasi di Desa Pajangan Kabupaten Bantul.

d. Mengetahui perbandingan tingkat pengetahuan dan sikap ibu pekerja yang masih menyusui sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan di Desa Pajangan Kabupaten Bantul. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Ilmu Kebidanan Terkait dengan peran bidan sebagai pendidik, penelitian ini dapat memperkaya khasanah keilmuan kebidanan khususnya terkait dengan manajemen laktasi. 2. Manfaat Praktis a. Institusi Pendidikan Kesehatan Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa kebidanan pada khususnya, maupun tenaga kesehatan pada umumnya tentang manajemen laktasi sehingga tidak hanya bidan yang mengetahui metode manajemen laktasi yang baik dan benar. b. Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam penyuluhan mengenai pemberian ASI Eksklusif bagi ibu pekerja. c. Tenaga Kesehatan khususnya bidan di Puskesmas Pajangan Memberikan informasi mengenai perlunya penyuluhan kesehatan manajemen laktasi pada ibu menyusui yang bekerja agar dapat menyusui secara Eksklusif.

d. Ibu menyusui di Desa Pajangan Dapat menambah ilmu pengetahuan dan mendorong sikap positif ibu menyusui yang bekerja dalam pemberian ASI Eksklusif dan manajemen laktasi. Sehingga ibu memiliki sikap positif. e. Peneliti Sebagai pengalaman analitik dengan mempelajari metode penelitian dan pemberian pendidikan kesehatan serta membangun kerangka pikir yang berkaitan dengan masalah manajemen laktasi. f. Peneliti Selanjutnya Dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan dalam melakukan penelitian dalam hal penyuluhan manajemen laktasi pada ibu menyusui yang bekerja. E. Keaslian Penelitian Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Putri Setyani pada tahun 2009 dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu Pekerja tentang Manajemen Laktasi Pada Ibu Pekerja di Kelurahan Tugurejo Kecamatan Tugu Kota Semarang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut terletak pada variabel penelitian, metode penelitian, tempat, dan waktu penelitian Penelitian tersebut meneliti pengetahuan ibu sedangkan pada penelitian ini meneliti tingkat pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan manajemen laktasi pada ibu pekerja. Pengumpulan data pada penelitian tersebut menggunakan analisis univariat sedangkan pada penelitian ini menggunakan analisis bivariat. Tempat dan waktu penelitian

tersebut di Semarang pada tahun 2009, sedangkan penelitian ini berlangsung di Yogyakarta pada tahun 2015. Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang bekerja. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan manajemen laktasi pada ibu menyusui yang bekerja. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widha Ayu Rima Merdhika tahun 2013 dengan judul Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dan Sikap Ibu Menyusui di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan setelah diadakan penyuluhan dengan nilai (p value 0,02). Penelitian tersebut menggunakan metode quasi eksperimen dengan kelompok kontrol. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen dan tidak memakai kelompok kontrol. Penelitian tersebut mengambil sampel ibu pekerja dan tidak bekerja sedangkan penelitian ini menggunakan sampel ibu pekerja.