ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH (Oryza sativa, L) DENGAN SISTEM POMPANISASI PADA KELOMPOK TANI NYI ENDANG DARMA DESA PENGANJANG KECAMATAN SINDANG KABUPATEN INDRAMAYU MUSIM TANAM 2015 Oleh: Iskandar dan Pandu Sumarna Alumni Program Studi Agribisnis Universitas Wiralodra, Program Studi Agroteknologi Universitas Wiralodra Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan dan Keuntungan Usahatani Padi dengan sistem pompanisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.metode survey bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang objek yang diteliti, menjelaskan hubungan-hubungan dari beberapa variabel. Data yang diperlukan untuk penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder.data primer adalah data yang diambil dari objek penelitianya itu para Petani dengan menggunakan kuisioner.sedangkan data sekunder diperoleh dari kajian pustaka dan informasi dari instansi/ lembaga yang berkaitan dengan objek penelitian. Berdasarkan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) biaya total yang dikeluarkan dalam usahatani padi dengan sistem pompanisasi adalah sebesar Rp. 18.067.597,00; 2) penerimaan yang diperoleh dalam usahatani padi dengan sistem pompanisasi adalah sebesar Rp. 30.176.000,00; 3) nilai keuntungan dalam usahatani padi dengan sistem pompanisasi sebesarrp. 12.108.402,00. Kata kunci: Usahatani Padi Sistem PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman pangan yang sampai saat ini dianggap sebagai komoditi pertanian terpenting dan strategis bagi perekonomian Indonesia adalah padi, karena selain merupakan tanaman pokok bagi sebagian besar petani, juga merupakan bahan makanan pokok bagi penduduk Indonesia.Dalam upaya peningkatan produksi beras, pemerintah melaksanakan berbagai usaha melalui intensifikasi tanaman padi. Angka produksi beras terus menurun, dikarenakan kekeringan atau gagal panen (Puso) bahkan dikhawatirkan Indonesia akan kembali menjadi negara pengimpor beras. Oleh karena itu, strategi yang ditempuh pemerintah dalam mempertahankan atau mengembalikan kondisi swasembada beras adalah memperbaiki mutu intensifikasi di daerahdaerah potensial yang beririgasi baik.luas lahan sawah irigasi teknis merupakan luas lahan sawah terluas menurut jenis pengairannya.namun pada kenyataannya lahan sawah yang beririgasi teknis tersebut sering mengalami kekeringan pada saat musim kemarau. Sedangkan luas lahan sawah tadah hujan menduduki peringkat kedua diantara luasan sawah yang lain. Hal tersebut membuktikan bahwa masih banyak lahan sawah yang mengandalkan curah hujan sebagai sumber air bagi usahatani. Agar lahan sawah tidak mengalami krisis air ketika musim kemarau, maka suatu usaha pembangunan proyek irigasi sangat diperlukan. Padi (Oryza sativa L) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah 24
mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia.Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa.Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang kegiatan pertanian yang jenisnya meliputi irigasi teknis dan irigasi. Sedangkan menurut Dumairy (1992) irigasi yang dibangun di lahan pertanian berfungsi sebagai penjamin kelangsungan proses fisiologis dan biologis tanaman seperti untuk evapotranspirasi, proses asimilasi, pelarut unsur hara, media pengangkut unsur-unsur di dalam tubuh tanaman, pengatur tegangan sel (turgor). Air irigasi dapat memberikan memberikan kelembapan dan melindungi dari kekeringan di musim kemarau.di samping itu air irigasi juga mencuci garam garam di dalam tanah dan menyuburkan tanah serta memudahkan dalam pengolahan.pengairan (irigasi) juga berperan didalam peningkatan produksi per hektar dan intensitas tanaman padi sawah. Suatu usahatani padi yang menggunakan sistem pemanfaatan irigasi akan lebih responsif terhadap penggunaan bibit unggul, pupuk, tenaga kerja dan pestisida dibandingkan dengan usahatani yang tidak memanfaatkan pengairan. Selain itu apabila pengairan pada padi sawah telah ada, musim tanam tidak lagi tergantung pada musim hujan. Untuk wilayah Jawa Barat, Kabupaten Indramayu adalah salah satu pemasok beras terbesar selain Kabupaten Kerawang dan Cianjur, dengan luas Panen persawahan mencapai 240.341 ha. Dengan produksi padi yaitu mencapai 1.625.179,29 ton GKP dari masing masing kecamatan terdapat jumlah produksi padi yang tidak sama. hasil jumlah produksi padi (ton GKP) terbesar adalah kecamatan Gantar dengan Produksi padi 118.275,13 ton GKP disusul kecamatan Kroya dengan produksi padi 98.796,93 ton GKP, kecamatan Cikedung dengan produksi padi 92.725,05 ton GKP, kecamatan Anjatan dengan produksi padi 90.266,72 ton GKP dan kecamatan Gabuswetan dengan produksi padi 85.334,90 ton GKP. Dari keterangan di atas bahwa Kabupaten Indramayu adalah salah satu lumbung beras yang ada di Jawa Barat. Kabupaten Indramayu terdiri dari 31 Kecamatan salah satunya adalah Kecamatan Sindang yang memiliki luas Tanam yaitu 3.962 ha, panen 3.014ha, puso 948 ha, ratarata hasil 52,66 ku/ha dan produksi padi dengan produksi sebesar 15.872,63 ton GKP. Pada Musim Tanam Gadu Tahun 2015 Kecamatan Sindang telah mengintensifikasi padi sawah dengani target tanam padi seluas 1.990,764 ha, realisasi tanam sebesar 1.786 ha dengan produksi 2.218,3 Ton. Pengairan sawah di Kecamatan Sindang yaitu pengairan jenis irigasi teknis, namun pada kenyataannya sering terjadi kekeringan pada musim kemarau. Dalam rangka meningkatkan produksi pertanian terutama padi di Kecamatan Sindang diperlukan suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan akan sumberdaya air pertanian dengan cara irigasi pompanisasi. Desa yang menjadi objek penelitian ini adalah Desa Penganjang Kecamatan Sindang yang mempunyai lahan sawah 83.000 ha dengan produksi padi sekitar 273,9 Ton. Lahan sawah di Desa Penganjang Kecamatan Sindang merupakan irigasi sistem pompanisasi yang dikelola oleh kelompok tani, yaitu kelompok tani Nyi Endang Darma yang beranggotakan sebanyak 15 orang dengan luas garapan 20,5 ha. Setiap petani mendapat pengairan pompanisasi tersebut diharuskan membayar iuran sistem catu dengan perbandingan 9 : 1. Teknologi dibidang pangan yang telah lama dikenal oleh masyarakat petani disebut dengan teknologi Sapta 25
usahatani.sapta usahatani merupakan paket yang terdiri dari tujuh jenis kegiatan. Kegiatan tersebut diantaranya penggunaan bibit unggul, pengolahan tanah yang baik, pengaturan air irigasi yang baik, pemakaian pupuk serta pemberantasan hama dan penyakit, penanganan panen, penanganan pasca panen dan pemasaran hasil panen. Sistem usahatani merupakan suatu bentuk organisasi dari berbagai faktor-faktor produksi yang diarahkan demi peningkatan pendapatan keluarga petani.faktor-faktor produksi tersebut adalah pengairan atau irigasi, modal, tenaga kerja, dan lahan. Karena pengaturan air yang tidak lancar maka untuk melaksanakan usahatani pengairan digunakan dengan sistem pompanisasi. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui besarnya biaya usahatani padi dengan sistem pompanisasi 2. Mengetahui besarnya penerimaan usahatani padi dengan sistem pompanisasi 3. Mengetahui besarnya keuntungan usahatani padi dengan sistem pompanisa KAJIAN PUSTAKA Padi termasuk genus Oryza sativa L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Gittinger 1986 padi berasal dari dua benua Oryza fatua koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii roschev dan Oryza glaberima steund berasal dari Afrika barat. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan hasil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusahakan didaerah sub tropika.sistem budidaya padi biasanya didahului oleh membuat persemaian. Di Desa Penganjang Kecamatan Sindang merupakan irigasi sistem pompanisasi yang dikelola Kelompok tani Nyi Endang Darma merupakan yang beranggotakan 15 dengan luas garapan 20,5 Ha. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang kegiatan pertanian yang jenisnya meliputi irigasi teknis dan irigasi. Sedangkan menurut Dumairy (1992) irigasi yang dibangun di lahan pertanian berfungsi sebagai penjamin kelangsungan proses fisiologis dan biologis tanaman seperti untuk evapotranspirasi, proses asimilasi, pelarut unsur hara, media pengangkut unsur-unsur di dalam tubuh tanaman, pengatur tegangan sel (turgor). Air irigasi dapat memberikan kelembapan dan melindungi dari kekeringan di musim kemarau.di samping itu air irigasi juga mencuci garam garam di dalam tanah dan menyuburkan tanah serta memudahkan dalam pengolahan. adalah proses mengairi lahan pertanian dengan cara memompa air dari sungai. Proses ini menggantikan sistem irigasi yang tidak berjalan atau bahkan untuk lahan pertanian yang tidak terdapat infrastruktur irigasi. Menurut Assauri (2006) mendefinisikan biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan dan manfaat adalah segala sesuatu yang membantu suatu tujuan. Ada beberapa jenis biaya diantaranya adalah : a. Biaya Tetap ( Fixed Cost ) Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada volume produksi.seperti Biaya sewa lahan, bunga 26
modal pinjaman, penyusutan alat, sewa traktor dan pajak lahan atau PBB. b. Biaya Tidak Tetap ( Variabel Cost ) Biaya Tidak Tetap adalah biaya yang besar kecilnya tergantung pada volume produksi Sepertibenih, pupuk, tenaga kerja. c. Biaya Total ( Total Cost ) Biaya total produksi adalah penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan. Rumus Biaya Total adalah : TC = FC + VC Keterangan : TC :Total Cost (Biaya Total) FC :Fixed Cost (Biaya Tetap) VC :Variabel Cost (Biaya Variabel) d. Penerimaan dari suatu proses produksi dapat dihitung dengan mengalikan jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual produksi tersebut (Budiono, 1990). Rumus penerimaan adalah : R = Y x Hy Keterangan : R : Revenue( Penerimaan ) Y : Volume Produk Hy : Harga Satuan Produk e. Keuntungan dapat dicapai jikajumlah pendapatan yang diperoleh dari usaha tersebut lebih besar daripada jumlah pengeluarannya.untuk memperoleh angka yang pasti mengenai keuntungan atau kerugian yang harus dilakukan adalah pencatatan biaya.tujuan pencatatan biaya agar peternak atau pengusaha dapat mengadakan evaluasi terhadap bidang usaha (Murtidjo, 1995). Dengan kata lain keuntungan adalah selisih antara total penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan, Keuntungan (laba) suatu usaha secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :π = TR-TC Keteterangan: π : Phi (Keuntungan) TR : Total Revenue( Penerimaan Total ) TC : Total Cost( Biaya Total ) METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian ini dengan menggunakan metode survey dengan pendekatan deskriptif. Pada penelitian ini penentuan kelompok tani ini di lakukan dengan sengaja (purpossive). Penelitian ini berdasarkan data primer yang berasal dari hasil observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (Questionare), terhadap responden dengan jumlah populasi sebanyak 15 responden.sedangkan data sekunder yang berasal dari berbagai data yang bersumber dari, Kelompok Tani, BPP Kecamatan Sindang dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, dan dari sumber lain yang dipublikasikan. LOKASI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Kelompok Tani Nyi Endang Darma Desa Penganjang Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu, Jawa Barat HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Usahatani Padi dengan Sistem Biaya tetap pada usahatani padi adalah ; pajak PBB, penyusutan alat sewa traktor, sewa pompa, sewa lahandan biaya modal untuk setiap responden, sedangkan nilai rata-rata biaya tetap usahatani padi per musim produksi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 No Nilai Rata-rata Biaya Tetap Usahatani Padi Sistem Uraian Besarnya Biaya (Rp) Persentase (%) 1. Pajak PBB 112.067,00 1 2. Penyusutan Alat 230.30,00 2 3. Sewa Traktor 956.667,00 8 27
4. Sewa Pompa 2.965.333,00 25 5. Sewa Lahan 6.833.333,00 57 6. Bunga Modal 815.89,00 7 Jumlah 11.913.597,00 100 Sumber : Data Primer, diolah Dari tabel 1 di atas menunjukkan bahwa rata-rata biaya tetap usahatani padi dengan sistem pompanisasi permusim produksi adalah sebesar Rp. 11.913.597,00 Biaya variabel usahatani padi dengan sistem pompanisasi meliputi biaya sarana produksi seperti ; benih, Pupuk, obat obatan (Pestisida) dan tenaga kerja. Besarnya biaya variabel untuk setiap responden per permusim produksi dapat di lihat, dan jumlah rata-rata biaya variabel dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. No Nilai Rata-rata Biaya Variabel Usahatani Padi Sistem Uraian Besarnya Biaya (Rp) Persentase (%) 1. Benih 410.000,00 7 2. Pupuk 1.721.33,00 28 3. Obat obatan 270.667,00 4 (Pestisida) 4. Tenaga Kerja 3.752.000,00 61 Jumlah 6.154.000,00 100 Sumber : Data Sekunder, diolah Dari tabel 2 di atas menunjukkan bahwa rata-rata biaya variabel usahatani padi dengan sistem pompanisasi permusim produksi adalah Rp. 6.154.000,00 Besarnya biaya total dalam usahatani padi dengan sistem pompanisasi ditentukan oleh jumlah biaya tetap dan biaya variabel. Berdasarkan nilai rata-rata biaya tetap dan rata-rata biaya variabel, nilai ratarata biaya total usaha tani padi dengan sistem pompanisasi per periode produksi adalah sebesar Rp. 818.067.597,00 seperti terlihat pada tabel berikut di bawah ini. Tabel 3. Nilai Rata-rata Biaya Total Usaha Tani Padi Sistem No Uraian Besarnya Biaya (Rp) Persentase (%) 1. Biaya 11.913.597,00 66 Tetap 2. Biaya 6.154.000,00 34 Variabel Jumlah 18.067.597,00 100 Sumber : Data Primer, diolah Penerimaan Usahatani Padi dengan Sistem Penerimaan usahatani padi dengan sistem pompanisasi dengan cara mengalikan jumlah produksi dengan harga jual. Pada saat panen Nilai rata-rata produksi berjumlah 74,46 kwintal dengan harga jual sebesar Rp. 400.000/kwintal sehingga diperoleh nilai rata-rata penerimaan usaha padi dengan sistem pompanisasi permusim adalah sebesar Rp. 30.176.000,00 Nilai rata-rata biaya total yang dikeluarkan dalam usaha tani padi dengan sistem pompanisasi permusim produksi adalah sebesar Rp. 18.067.597,00 karena nilai rata-rata penerimaan lebih besar dari pada biaya total maka terdapat keuntungan dalam usahatani padi dengan sistem pompanisasi tersebut. untuk melihat nilai rata-rata penerimaan, biaya total serta keuntungan dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini. Tabel 4. Nilai Rata-rata Penerimaan, Biaya Total dan Keuntungan Usahatani Padi Sistem No Uraian Besarnya (Rp) 1. Penerimaan 30.176.000,00 28
2. Biaya Total 18.067.597,00 3. Keuntungan 12.208.403,00 Sumber : Data Primer, diolah Keuntungan Usahatani Padi dengan Sistem Berdasarkan data pada tabel di atas.nilai keuntungan yang diperoleh responden dalam usahatani padi dengan sistem pompanisasi adalah sebesar Rp. 12.208.403,00 SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1 Biaya total yang dikeluarkan dalam usahatani padi dengan sistem pompanisasi adalah sebesar Rp. 18.067.597,00 2 Penerimaan yang diperoleh dalam usahatani padi dengan sistem pompanisasi adalah sebesar Rp. 30.176.000,00 3 Nilai keuntungan dalam usahatani padi dengan sistem pompanisasi sebesar Rp. 12.208.403,00 2. Kepada Pemerintah melalui dinas terkait diharapkan ada penambahan saluran irigasi guna memenuhi kebutuhan air yang cukup banyak bagi pertanian pangan utamanya padi sawah, agar petani tidak mengalih fungsikan lahannya ke tanaman lain yang disebabkan kekeringan dan tidak pastinya sumberdaya air. DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofyan. 2006 Manajemen Produksi dan Operasi Fakultas Ekonomi UI, Jakarta Budiono, 1990. Ekonomi Moneter. BPFE, Yogyakarta. BPP Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu 2015.Laporan Intensifikasi produksi padi musim tanam gaduh tahun 2015. Dumairy. 1992. Ekonomika Sumberdaya Air.BPFE.Yogyakarta. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, 2013.Laporan Tahunan Tahun 2014. Gittinger, J Price. 1986. Analisa Ekonomi Proyek -Proyek Pertanian. Edisi Kedua. UI PressJohn Hopkins. Jakarta. Murtidjo, B.A. 1995. Nilai Produksi Analisis Usaha Tani. Kanisius, Yogyakarta. Saran Dari pembahasan diatas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Kepada petani diharapkan agar tetap menjaga dan mengoptimalkan keberadaan irigasi pompanisasi, melalui perkumpulan petani yang ada, diharapkan dapat menjadi sarana bagi petani untuk saling bertukar pikiran dalam usahataninya dan menjalin kekompakan antar petani 29