BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB I PENDAHULUAN. demikian, timbul misalnya anggapan bahwa ras Caucasoid atau ras Kulit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Adanya teknologi informasi dan komunikasi yang terus berkembang, memudahkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan salah satu bentuk dari media massa yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya judul film yang muncul di bioskop bioskop di Indonesia saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. yang membentuk suatu cerita atau juga sinema, sedangkan gambar

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan makna, untuk itu manusia disebut sebagai homo signifikan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi. potret) atau untuk gambar positif (yang di mainkan di bioskop).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Apapun profesi atau pekerjaan seseorang, setidaknya ia pernah

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini film adalah media yang paling populer. Kemunculan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. hiburan publik. Kesuksesaan film dikarenakan mewakili kebutuhan imajinatif

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus. 1 Gambar bergerak adalah bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada awalnya film merupakan hanya sebagai tiruan mekanis dari realita atau

BAB I PENDAHULUAN. yang besar bagi perkembangan dunia perfilman. Film di era modern ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahkluk hidup yang tidak dapat hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. media visual yang bekerja dengan gambar-gambar, simbol-simbol, dan

BAB I PENDAHULUAN. Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. hanya untuk hiburan tetapi juga untuk pendidikan dan penerangan. 1. menangani berbagai subjek yang tidak terbatas ragamnya.

BAB I PENDAHULUAN. realitas yang tumbuh, serta berkembang di dalam masyarakat, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam reaksi oleh lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi karena lesbian

BAB 1 PENDAHULUAN. sekitarnya. Media menjadi tujuan utama masyarakat setiap kali ingin mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan masalah terpenting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi sebagai saluran informasi, pendidikan dan hiburan.

BAB I PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1 Disadur dari

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. jenis, media massa elektronik, media massa cetak, dan media massa online.

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rasisme merupakan salah satu isu global yang tidak pernah berakhir. Dari

BAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama,

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. efektif selain dari media cetak dan media elektronik seperti televisi.

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB I PENDAHULUAN. suka maupun duka pasti di alami oleh manusia yang mau bekerja keras.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Film merupakan media komunikasi massa pandang dengar dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB I PENDAHULUAN. animasi 2,5 dimensi bergenre drama tentang tentang berkurangnya populasi

BAB I PENDAHULUAN. sebuah karya kreatif yang bisa bebas berekspresi dan bereksplorasi seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Media Massa saat ini, telah menjadi bagian penting dalam hidup. keseharian masyarakat. setiap orang pasti pernah menonton televisi,

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sekalipun. Sejalan dengan waktu, para ahli berlomba-lomba untuk. kemudian memproyeksikannya ke dalam layar.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memperlihatkan pihak Amerika sebagai penyelamat bagi negara-negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan pesan yang disampaikan dalam film yang ingin disampaikan kepada. membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan dibaliknya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kasus kekerasan seksual, free sex,dan semacamnya. Dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat. 5. Daryanto. Ilmu Komunikasi. Bandung. PT. Sarana Tutorial Nurani

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interaksi dan komunikasi merupakan komponen terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saja. Film dapat juga disimpan dan diputar kembali dalam media digital. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa, akhir-akhir ini perkembangan media massa sangat pesat, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. seiring berjalannya perkembangan teknologi yang begitu pesat. efektif selain dari media cetak dan media elektronik lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sebuah kebutuhan manusia dan bisa dibilang yang utama,

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

film mudah dipengaruhi, maka film banyak dipengaruhi campuran tangan. 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup, sering juga disebut movie, film sering

BAB I PENDAHULUAN. Ade Irwansyah (2009: 14) berpendapat, sejak awal abad ke-20, film telah

BAB 3 PERSEPSI MAHASISWA JEPANG TENTANG ISLAM YANG MUNCUL SETELAH MENONTON TELEVISI PASCAPERISTIWA 9/11

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang, komunikasi sudah banyak cara penyaluran pesannya kepada masyarakat, salah satunya adalah film, disamping menggunakan media lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. Lebih dari ratusan juta orang di setiap negara menonton film di bioskop, video player, dan televisi. Dan film di pasar global didominasi oleh rumah produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood. Film lebih dahulu menjadi media hiburan dibandingkan dengan siaran radio dan televisi, dan kegiatan menonton film ke bioskop sudah menjadi aktivitas rutin dan populer bagi orang-orang di Amerika pada tahun 1920an sampai pada tahun 1950an. Industri film menjadi berkembang sebagai industri bisnis, dimana menggeser persepsi orang yang beranggapan kalau film adalah suatu karya seni yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orangorang yang bertujuan memperoleh nilai estetika (keindahan) yang sempurna. Meski ada orang yang masih beranggapan kalau film itu merupakan bentuk karya seni, tapi industri film di zaman sekarang menjadi industri bisnis yang menguntungkan. Banyak film-film yang yang diproduksi mengaitkan dunia seni yaitu film itu sendiri sebagai sebuah karya seni, dan permasalahan-permasalahan yang 1

kerap ditemui di dunia, seperti film mengenai perang, komedi, romantis, film yang diangkat dari dongeng maupun novel (Elvinaro, 2004: 143). Danesi mengatakan film adalah teks yang memuat serangkaian citra fotografi yang mengakibatkan adanya ilusi gerak dan tindakan dalam kehidupan nyata. Film juga merupakan bentuk dari perkembangan dan kemajuan teknologi dari fotografi dan rekaman suara. Film mampu menumbuhkan imajinasi, ketegangan, ketakutan dan benturan emosional penonton seolah mereka ikut merasakan dan menjadi bagian dari cerita film tersebut (Danesi 2010: 134). Pengaruh film yang sangat besar biasanya akan berlangsung sampai waktu yang cukup lama. Pengaruhnya akan timbul tidak hanya di gedung bioskop saja, bahkan sampai pada aktivitas sehari-hari. Biasanya anak-anak dan remaja lebih mudah terpengaruh setelah menyaksikan sebuah film. Kemudian mereka juga sering menirukan gaya atau tingkah laku para bintang film (Effendy, 2003: 208). Film yang menceritakan mengenai heroisme juga merupakan kontruksi dari si sutradara, berdasarkan pengetahuan dan pengalaman si pembuat film mengenai sosok pahlawan. Sosok dari pahlawan ini dikemas dalam bentuk cerita film kemudian disebarkan ke masyarakat. Perkembangan teknologi dan komunikasi dunia juga membuat perusahaan pembuat film dari negara maju seperti Hollywood berkembang menjadi perusahaan yang dapat menyebarkan film-film produksi perusahaan tersebut supaya tersebar ke seluruh dunia. Isi media merupakan hasil konstruksi dari manusia, sama seperti isi dari cerita film. Cerita-cerita dalam film merupakan hasil konstruksi dari manusia, 2

khususnya sutradara. Pembuat film berusaha membuat supaya cerita pada film dapat berhubungan dengan kenyataan yang ada pada masyarakat agar tidak adanya penolakan. Kenyataan yang dimaksud adalah perspektif dari sutradara film tersebut, sehingga film merupakan hasil konstruksi dari pengalaman dan pengetahuan dari si sutradara. Dari sisi masyarakat yang tertarik menonton sebuah film akan membayar dan memberikan profit bagi pihak pembuat dan perusahaan film, dimana masyarakat mendapatkan gambaran bagaimana dan seperti apa sosok dari pahlawan itu sendiri. Dengan ketertarikan dari masyarakat mengenai sosok pahlawan, dapat membuat masyarakat mencari lagi sosok pahlawan dengan cara menonton kembali film-film yang bertemakan heroisme (Danesi, 2002: 35). Mengutip dari situs www.filminx.com, film ini menceritakan mengenai serangan teroris dari Korea Utara ke negara Amerika Serikat, langsung di pusat pemerintahan Amerika yaitu Gedung Putih. Dengan presiden Amerika dan staf kepresidenan ditawan di ruang bawah tanah, maka harapan tinggal bertumpu pada seorang mantan agen Secret Service yang selamat dari serangkaian penyerangan yang dilakukan teroris terhadap Gedung Putih. Penawanan yang dilakukan juga bukan tanpa alasan, para teroris yang menjadi pihak antagonis ingin agar Amerika tidak lagi mencampuri urusan perang saudara Korea yang sudah berlangsung selama 50 tahun lebih. Van Zoest mengungkapkan film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis struktural atau semiotika. Film dibangun dengan tanda 3

semata-mata. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan (Sobur, 2006: 128). Representasi heroisme dalam film-film action Hollywood dapat membentuk sosok tertentu mengenai sosok pahlawan dari bangsa Barat, khususnya Amerika Serikat. Dari sosok hero yang ditampilkan pada suatu film, dapat menanamkan di pemikiran khalayak yang menonton film tersebut serta membentuk persepsi mengenai identitas sosok yang disebut pahlawan, yang dimana membentuk suatu persepsi mengenai dominasi Barat, khususnya Amerika (Kellner, 2001: 67). Dan peneliti melalui media film, akan menganalisis tanda dan makna dari unsur heroisme melalui film Olympus Has Fallen yang sangat berkaitan dengan tema heroisme. Penulis memilih film action yang disutradarai oleh Antonine Fuqua ini karena film ini meraih keuntungan sebesar 161 juta US dollar dengan modal 70 juta US dollar, dengan keberhasilan film Olympus Has Fallen, pihak perusahaan produksi film ini akan membuat sekuel dari film ini dengan judul London Has Fallen. 4

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan yang sudah dibahas pada latar belakang, maka rumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana representasi heroisme dalam film Olympus Has Fallen? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi heroisme dalam film Olympus Has Fallen. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Penelitian Akademis Kegunaan penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teori yang sudah ada mengenai representasi heroisme dan pemaknaan dalam film. 1.4.2 Kegunaan Penelitian Praktis Penelitian ini mampu memberikan masukan bagi mahasiswa lain, khususnya di bidang ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik dan pengetahuan mengenai penggambaran serta pemaknaan itu dikemas dalam suatu film. 5