BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak menentu pada saat sekarang ini membuat perusahaan harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. menjelaskan kondisi keuangan suatu entitas yang ingin disampaikan kepada pihak-pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba

BAB I PENDAHULUAN. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. terpisahkan. Hal ini dikarenakan pelaporan keuangan memiliki tujuan-tujuan umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur. Go Publik di Bursa Efek Indonesia)

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian investasi adalah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan memberikan

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI. PSAK 1 revisi 2009 paragraf 5 menyatakan Laporan keuangan bertujuan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. arus kas (Sulistyawan dan Septiani, 2015). Penilaian ini dapat dilihat dari

PENGGUNAAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA DEPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik terhadap situasi internalnya baik di bidang pemasaran, produksi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan kinerjanya agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

KEMAMPUAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. depan, persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANFAAT INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA YANG AKAN DATANG

BAB I PENDAHULUAN. SFAC No. 1 tujuan dari pelaporan keuangan yaitu untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. serta kepastian dari hasil evaluasi laporan keuangan. terhadap pihak intern dan ekstern perusahaan selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini sebagai alat yang

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

KEMAMPUAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI EARNINGS DI MASA YANG AKAN DATANG SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts No.1 tujuan pertama laporan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat yang handal bagi para pemakainya untuk mengurangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan sektor industri atau manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Penilaian investor akan prospek laba dimasa yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Tinjauan Pustaka. mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan terhadap pihak-pihak

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari kinerjanya. Makin baik kinerja suatu perusahaan, semakin baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap

BAB II BAHAN RUJUKAN

Laporan Keuangan: Neraca

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran (PSAK 68 : Paragraf 09).

Kemampuan Laba dan Komponen Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi para pelaku bisnis tersebut. perkembangan perusahaan untuk periode tertentu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi perkembangan informasi berlangsung cepat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ketentuan Undang-Undang Dasar Koperasi harus diberi. yang seluas-luasnya dan ditingkatkan pembinaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan memegang peranan penting yang memberikan berbagai informasi tentang kegiatan operasional perusahaan bagi bermacam-macam pihak. Laporan keuangan menurut Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Sedangkan menurut Munawir dalam As ad (2010:26), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi antara data keuangan atau aktivitas dari suatu perusahaan tersebut. Pada umumnya laporan keuangan menyediakan informasi dalam bentuk neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan. Tujuan Laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2002). Lebih lanjut di dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) diterangkan mengenai tujuan laporan keuangan adalah:

1. Menyediakan informasi bagi investor, kreditor, dan pemakai lainnya baik yang sekarang maupun yang potensial dalam pembuatan keputusan investasi, kredit, dan keputusan sejenis. 2. Menyediakan informasi untuk membantu investor, kreditor dan pemakai lainnya baik sekarang maupun yang potensial dalam menilai jumlah, waktu, ketidakpastian penerimaan kas dari dividen dan bunga di masa yang akan datang. 3. Menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi dari satuan usaha dan klaim terhadapnya, pengaruh transaksi atau kejadian yang mengubah sumber daya dan tuntutan terhadap sumber daya tersebut. Adapun karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 (IAI, 2002) adalah: a. Dapat dipahami Kualitas penting informasidalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pemakai. Guna mencapai maksud ini, diasumsikan pemakai memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. b. Relevan Informasi disebut relevan ketika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai. Agar relevan, informasi harus dapat digunakan untuk mengevaluasi masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang (predictive value), menegaskan atau memperbaiki harapan yang dibuat sebelumnya (feedback value), juga harus tersedia tepat waktu bagi pengambil keputusan sebelum mereka kehilangan kesempatan atau untuk mempengaruhi keputusan yang diambil.

c. Keandalan Informasi disebut andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur ( faithfull representation) dari yang seharusnya disajikan atau dapat disajikan secara wajar. d. Dapat dibandingkan Identifikasi kecendrungan (trend) posisi dan kinerja keungan perusahaan antar periode hendaknya dapat diperbandingkan oleh pemakai. Dengan demikian pemakai dapat memperoleh informasi tentang kebijkan akuntansi yang digunkan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. Ketaatan pada standar akuntansi keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, membantu pencapaian karakteristik ini. 2.2 Laporan Arus Kas Pada awalnya laporan keuangan hanya terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Laporan arus kas pertama kali ditetapkan sebagai bagian dari laporan keuangan pada tahun 1987 melalui SFAS No. 95 yang menghendaki laporan arus kas sebagai pengganti laporan perubahan posisi keuangan dan sebagai bagian dari laporan keuangan (Ariani, 2010). Alasan utama keputusan FASB yang mengharuskan perusahaan menyediakan laporan arus kas adalah keinginan untuk membantu para investor dan kreditor agar dapat memprediksi arus kas masa depan dengan lebih baik. Laporan arus kas wajib untuk dilaporkan di Indonesia pada tahun 1994 melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 paragraf 1, disebutkan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian

laporan keuangan. Kebijakan ini tentu saja berkaitan dengan manfaat yang dapat diambil para pemakai laporan keuangan khususnya investor dan kreditor. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menginformasikan jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau sumber dan pemakaian kas dalam suatu perusahaan. Investor dan kreditor dapat memanfaatkan informasi arus kas untuk mengetahui mengenai pengelolaan dan penggunaan kas dalam perusahaan tersebut, seperti yang dinyatakan dalam PSAK No. 2 paragraf 2. Informasi dalam laporan arus kas dapat membantu para investor, kreditor, dan pihak lainnya menilai hal-hal berikut (Kieso and Weygandt, 2005), yaitu : a. Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan. b. Kemampuan entitas untuk membayar deviden dan memenuhi kewajiban. c. Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari aktivitas operasi. d. Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan non kas selama suatu periode. Laporan arus kas dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Arus kas dari aktivitas operasi Arus kas operasi merupakan arus kas yang berasal dari kegiatan operasi yang dihasilkan akibat transaksi dan kejadian yang mempengaruhi laba operasional baik dari produksi dan penjualan barang maupun persediaan.

2. Arus kas dari aktivitas investasi Merupakan arus kas dari kegiatan seperti pembelian dan penjualan surat-surat berharga, pembelian dan penghentian berbagai aset seperti peralatan, tanah dan aset lain. 3. Arus kas dari kegiatan pendanaan Arus kas pendanaan merupakan arus kas yang dihasilkan dari penerbitan saham atau obligasi baru, pembayaran dividen, pembelian kembali saham perusahaan, peminjaman utang maupun pelunasan utang. Tidak seperti laporan keuangan utama lainnya, laporan arus kas tidak disiapkan dari neraca saldo yang telah disesuaikan. Informasi untuk menyiapkan laporan ini biasanya berasal dari tiga sumber : a. Neraca komparatif, menyajikan jumlah perubahan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari awal hingga akhir periode. b. Laporan laba rugi periode berjalan, berisi data yang membantu penentuan jumlah kas yang diterima atau digunakan oleh operasi selama periode berjalan. c. Data transaksi tertentu, memberikan informasi tambahan terinci yang dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas diterima dan digunakan selama periode berjalan.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam menggunakan kas dan setara kas. Oleh karena itu, dalam proses pengambilan keputusan ekonomi suatu perusahaan perlu dilakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian yang diperolehnya. 2.3 Laba Akuntansi Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat tergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. IAI tahun 2002 memiliki pengertian lain mengenai income. IAI 2002 justru tidak menterjemahkan income dengan istilah penghasilan. Dalam konsep dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, (IAI, 2002) mengartikan income (penghasilan) sebagai suatu kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Tidak adanya persamaan pendapat untuk mendefinisikan laba secara tepat didasarkan oleh luasnya penggunaan konsep laba. Para akuntan mendefinisikan laba dari sudut pandang perusahaan sebagai satu kesatuan. Laba akuntansi (accounting income) secara operasional

didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Terdapat lima karakteristik yang dimiliki laba akuntansi menurut Belkoui dalam As ad (2010): a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang berasal dari penjualan barang atau jasa. b. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodeisasi dan mengacu pada kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. c. Laba akuntansi didasarkan prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan. d. Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses) dalam bentuk biaya historis. e. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. Kelima karakteristik laba akuntansi tersebut memungkinkan untuk menganalisis keunggulan dan kelemahan laba akuntansi. Keunggulan laba akuntansi dirumuskan sebagi berikut (Ariani, 2010) : a. Laba akuntansi bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi. b. Laba akuntansi diukur dan dilaporkan secara objektif, dapat diuji kebenarannya karena didasarkan pada transaksi atau fakta aktual, yang didukung bukti objektif. c. Laba akuntansi memenuhi kriteria konservatisme, dalam arti akuntansi tidak menagkui perubahan nilai, tetapi hanya mengakui untung yang direalisasi. d. Laba akuntansi dipandang bermanfaatuntuk tujuan pengendalian terutama pertanggungjawaban manajemen. Sementara itu, kelemahan mendasar dari laba akuntansi terletak pada relevansinya dalam pengambilan keputusan. Kelemahan laba akuntansi dirumuskan sebagai berikut (Ariani, 2010):

a. Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan aktiva yang belum direalisasi dalam satu periode karena prinsip cost histories dan prinsip realisasi. b. Laba akuntansi yang didasarkan pada historical cost mempersulit perbandingan laporan keuangan karena adanya perbedaan metode perhitungan cost dan alokasi. c. Laba akuntansi yang didasarkan pada prinsip realisasi, cost histories, dan konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak relevan. Pengukuran laba penting untuk menentukan prestasi perusahaan dan sebagai informasi bagi pembagian deviden dan penentuan kebijakan investasi. Penghitungan laba rugi laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Masyarakat bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan probabilitas, nilai investasi dan kelayakan kredit. Perhitungan laba rugi penting karena menyediakan informasi kepada investor dan kreditor yang membantu mereka meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan (Kieso dan Weygandt, 2002: 149) Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005) dalam Ariani (2010), ketiga angka laba akuntansi yakni laba kotor, laba operasi dan laba bersih bermanfaat untuk pengukuran efisiensi dalam mengelola perusahaan. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran kinerja yang diutamakan dalam penilaiaan kinerja perusahaan adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan di masa mendatang dengan lebih baik. Penilaian kinerja perusahaan ini didasarkan melalui informasi pada laporan laba rugi yang menyajikan informasi laba kotor, laba operasi dan laba bersih.

Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan cost barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan, untuk perusahaan pemanufakturan perhitungan dimulai dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokkan sebagai cost barang terjual. Angka laba operasi adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya operasi. Biaya-biaya operasi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan operasi perusahaan atau biaya-biaya yang sering terjadi di dalam perusahaan dan bersifat operatif. Selain itu, biaya-biaya ini diasumsikan memiliki hubungan dengan penciptaan pendapatan. Diantara biaya-biaya operasi tersebut adalah : biaya gaji karyawan, biaya administrasi, biaya perjalanan dinas, biaya iklan dan promosi, biaya penyusutan dan lainlain. Angka laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara seluruh pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan. Dengan demikian, sesungguhnya laba bersih ini adalah laba yang menunjukkan bagian laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai dividen. Masing-masing dari hasil laba tersebut, memiliki kandungan informasi tersendiri yang dapat digunakan untuk memprediksi laba dan juga aliran kas masa depan.

2.4 Gross Profit Margin Gross profit margin, merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih atau rasio antara gross profit dengan penjualan bersih. Gross profit margin (GPM) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut : Gross profit margin = Penjualan bersih harga pokok penjualan Penjualan bersih x 100% Gross profit margin atau persentase gross profit margin, merupakan ukuran kinerja utama. Semua biaya lainnya harus dapat ditutup oleh gross profit margin ini, dan laba yang dihasilkan adalah saldo yang tersisa setelah biaya-biaya tersebut. Agar menguntungkan, perusahaan harus menghasilkan gross profit margin yang cukup. Gross profit margin harus cukup besar untuk mendanai pengeluaran penting yang mengarah ke masa depan seperti penelitian dan pengembangan, pemasaran dan iklan. Gross profit margin suatu industri berbeda dengan industri yang lain. Tergantung pada berbagai faktor seperti kompetisi, investasi modal dan besaran biaya yang harus ditutup oleh gross profit margin. 2.5 Prediksi Arus Kas Salah satu tujuan umum akuntansi adalah untuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi kejadian-kejadian bisnis. Adapun kriteria nilai prediksi secara umum adalah suatu

probabilitas hubungan antara kejadian ekonomi yang penting bagi pengambilan keputusan dan variabel prediktor yang relevan dalam informasi akuntansi. Kecendrungan untuk meramalkan atau menduga suatu peristiwa secara lebih tepat khususnya dalam bidang ekonomi akan memberikan dasar yang lebih baik untuk perencanaan. Akan tetapi ada dua hal yang perlu diingat; Pertama adalah, bahwa keberhasilan peramalan ini tidak selalu bermanfaat secara langsung bagi manajer / pihak lainnya. Kedua adalah, perbedaan antara peristiwa eksternal diluar kendali dengan peristiwa internal yang dapat dikendalikan. Prediksi atau peramalan dapat digunakan untuk mengetahui keadaan usaha di masa mendatang. Peramalan dilakukan atas dasar data yang didapat dari periode lampau. Likuiditas perusahaan dapat diukur dengan beberapa alat, salah satu alat yang berguna adalah peramalan kas jangka pendek. Peramalan kas jangka pendek ini berguna bagi pemakau internal dan eksternal. Bagi pengguna internal seperti manajer dan auditor, peramalan arus kas diperlukan untuk mengevaluasi aktivitas operasi perusahaan sekarang dan di masa yang akan datang. Sedangkan bagi pemakai ekternal seperti kreditor, peramalan arus kas digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendek. Untuk analisis investasi, para analisis keuangan lebih banyak menggunakan informasi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas yang lebih mencerminkan likuiditas daripada informasi laba akuntansi. Prediksi arus kas masa depan merupakan informasi

penting yang membantu pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan. Thiono (2006) dalam As ad (2010) menyatakan bahwa informasi arus kas juga memungkinkan para pemakai laporan keuangan mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Lebih lanjut Parawiyati dan Baridwan (1998) dalam As ad (2010) mengungkapkan bahwa informasi arus kas mampu memberikan indikasi keberhasilan usaha yang rinci dan nyata sehingga penilaiaan kinerja yang didasarkan informasi tersebut menjadi lebih berarti. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung kerangka konseptual penelitian. Nama Peneliti Bandi dan Rahmawati (2005) Dahler dan Febrianto (2006) Tabel 2.1 Ringkasan penelitian terdahulu Judul Penelitian Variable Relevansi kandungan informasi komponen arus kas dan laba dalam memprediksi arus kas masa depan Kemampuan prediktif earning dan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan. penelitian Independen: Arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas pendanaan, arus kas aktivitas investasi, earnings Dependen: Arus kas masa depan Independent: arus kas operasi tahun berjalan dan laba bersih sebelum pos-pos luar biasa tahun berjalan Dependen: arus Kesimpulan dan hasil Baik earnings dan komponen arus kas secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksikan arus kas masa depan. Arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan dengan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa yang

Kim dan Kross (2002) As ad (2010) The ability of earnings to predict future operating cash flows has been increasingnot increasing kemampuan informasi komponen arus kas dan laba dalam memprediksi arus kas masa depan Ariani (2010) pengaruh laba kotor, laba operasi, dan laba bersih dalam memprediksi arus kas di masa mendatang Setiawan (2010) kemampuan informasi keuangan dalam memprediksi perubahan laba dan perubahan arus kas masa depan pada perusahaan manufaktur industry barang konsumsi yang terdaftar di BEI kas dari aktivitas operasi perusahaan periode setelah tahun amatan Independent: earnings Dependent: cash flow from operation Independent: arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan Dependent: arus kas masa depan Independent: laba kotor, laba operasi, laba bersih Dependent: arus kas masa depan Independen: perubahan laba, perubahan piutang, perubahan persediaan, perubahan biaya administrasi dan penjualan, perubahan gross profit margin, perubahan arus kas Dependent: laba masa depan dan arus kas masa depan akan datang. Hasil penelitian mengindikasikan adanya hubungan yang menguat antara laba dengan arus kas masa depan secara statistic terbukti bahwa baik komponen arus kas operasi, investasi dan pendanaan berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan, namun pengujian komponen arus kas secara bersama-sama tidak berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan laba kotor, laba operasi dan laba bersih secara simultan berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas masa depan. Serta laba kotor memiliki kemampuan yang paling baik dalam memprediksi arus kas masa depan. perubahan laba secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba 1 tahun ke depan namun tidak terhadap perubahan arus kas 1 tahun kedepan. Perubahan arus kas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba 1 tahun ke depan maupun perubahan arus kas 1 tahun ke depan pada taraf 10%.

Kim dan Kross (2002) dalam penelitiannya mengenai hubungan antara earnings dan arus kas operasi, menyatakan bahwa kemampuan laba untuk memprediksi arus kas operasi masa depan terus meningkat dan peningkatan kemampuan prediksi ini bertahan sepanjang waktu untuk beberapa horizon peramalan. Bandi dan Rahmawati (2005) menguji komponen arus dan laba terhadap arus kas dimasa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama kedua prediktor dapat digunakan dalam memprediksi arus kas masa depan. Selain itu, pemecahan arus kas menjadi komponen-komponen arus kas operasi, investasi, dan pendanaan akan meningkatkan tingkat hubungan yang sesuai teori. Dahler dan Febrianto (2006) dalam penelitiannya menguji kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan pada saat perusahaan melaporkan laba positif dan negatif. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan baik untuk kelompok perusahaan berlaba positif maupun berlaba negatif. Setiawan (2010) menguji kemampuan informasi keuangan dalam memprediksi perubahan laba dan perubahan arus kas masa depan pada perusahaan manufaktur industry barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian perubahan laba secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba satu tahun ke depan namun tidak terhadap

perubahan arus kas satu tahun kedepan. Perubahan arus kas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba satu tahun ke depan maupun perubahan arus kas satu tahun ke depan pada taraf 10%. Selain itu, perubahan piutang, persedian, biaya administrasi dan penjualan, serta rasio laba kotor secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba maupun arus kas satu tahun ke depan. Ariani (2010) menguji pengaruh laba kotor, laba operasi, dan laba bersih dalam memprediksi arus kas di masa mendatang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba kotor, laba operasi dan laba bersih secara simultan berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas masa depan. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa laba kotor memiliki kemampuan yang paling baik dibandingkan laba operasi dan laba bersih dalam memprediksi arus kas masa depan. As ad (2010) menguji kemampuan informasi komponen arus kas dan laba dalam memprediksi arus kas masa depan. Berdasarkan hasil pengujian beda independen menunjukkan bahwa secara statistic terbukti bahwa baik komponen arus kas operasi, investasi dan pendanaan berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan, namun pengujian komponen arus kas secara bersama-sama tidak berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan. Selain itu, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa arus kas operasi merupakan komponen yang paling akurat untuk menganalisis arus kas.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.1 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menjelaskan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalaha tertentu. Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan selumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut. Arus kas aktivitas operasi ( ) Gross Profit Margin ( ) Laba Bersih ( ) H1 H1 H3 Arus kas masa depan (Y) H4 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Dalam penelitian ini yang merupakan variable dependen adalah arus kas masa depan. Sedangkan yang menjadi variabel independen adalah laba bersih, gross profit margin, dan arus kas aktivitas operasi pada periode pengamatan. Komponen arus kas dan laba penting karena secara bersamasama kedua prediktor tersebut dapat digunakan dalam memprediksi arus

kas masa depan (Bandi dan Rahmawati, 2005). Prediksi arus kas suatu perusahaan adalah variabel dependen yang penting untuk dipelajari karena dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan ekonomi dan pemakai laporan keuangan. Laporan keuangan dianggap dapat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan (As ad, 2010:39). Arus kas dan laba yang diungkapkan dalam laporan keuangan dapat membantu investor dalam mengambil keputusan investasi. Arus kas tahun berjalan dapat digunakan investor untuk menghitung arus kas masa depan perusahaan, sehingga dengan arus kas masa depan yang baik, investor dapat memperoleh keyakinan bahwa investasi yang dilakukannya sudah tepat. Penyajian jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah arus kas yang dihasilkan cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi, serta melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber dari luar. Selain itu arus kas dari aktivitas operasi berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta untuk menilai kebutuhan operasional perusahaan. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan prediktor dalam memprediksi arus kas masa depan (Bandi dan Rahmawati, 2005). Informasi laba yang merupakan komponen dari laporan keuangan memiliki potensi yang sangat penting baik bagi pihak intern maupun ekstern. Penyajian informasi laba melalui laporan keuangan

merupakan fokus kinerja perusahaan yang paling penting dibandingkan dengan pengukuran kinerja yang mendasarkan pada gambaran meningkatnya dan menurunnya modal bersih. Fokus kinerja tersebut mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan operasi yang profitable. Informasi laba memainkan peranan yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan yang diterbitkan. Informasi laba memiliki manfaat antara lain: menilai kinerja manajemen; membantu mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang; memprediksi laba dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit (Setiawan, 2010:3). Untuk keputusan tersebut, baik pihak intern maupun ekstern dianggap memerlukan informasi dari perusahaan tentang likuiditas dan solvensi, kemampuan menghasilkan laba, merupakan kemampuan mendatangkan aliran kas dan prestasi manajemen. Gross profit margin, merupakan perbandingan antara laba kotor (gross profit) dengan penjualan bersih. Semua biaya harus dapat ditutup oleh gross profit margin ini, dan laba yang dihasilkan adalah saldo yang tersisa setelah biaya-biaya tersebut. Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal dari dua angka laba lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perhitungan laba kotor akan menyertakan lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya dibandingkan dengan angka laba lainnya. Semakin detail perhitungan suatu angka laba, maka

semakin banyak pilihan metode akuntansi yang disertakan sehingga semakin rendah kualitas laba (Ariani, 2010:35). Dengan demikian laba kotor akan memiliki pengaruh dalam prediksi arus kas masa depan. 2.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis menurut Erlina (2008:49) adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan perumusan masalah dalam kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : arus kas aktivitas operasi berpengaruh terhadap arus kas masa depan H2 H3 H4 : gross profit margin berpengaruh terhadap arus kas masa depan : laba bersih berpengaruh terhadap arus kas masa depan : arus kas aktivitas operasi, gross profit margin dan laba bersih, secara bersama berpengaruh terhadap arus kas masa depan.