Pengaruh Biopestisida Ekstrak Mimba Terhadap Tingkat Serangan Hama dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merrill.)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

EFEKTIFITAS EKSTRA DAUN MIMBA TERHADAP PENGENDALIAN HAMA Plutella Xylostella L. PADA TANAMAN KEDELE. Ir. Bukhari, M.P

PENGARUH EKSTRAK DAUN MIMBA (Azedirachta indica) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN (Plutella xylostella) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L)

BAB I PENDAHULUAN. Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus.

PENGARUH KONSENTRASI DAN SAAT PEMBERIAN INSEKTISIDA NABATI ( DAUN MIMBA ) TERHADAP HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max, L. Merrill ) VARIETAS GROBOGAN

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRIH TERHADAP PENYEBAB PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L.Sacaracharata)

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengendalian hama dan penyakit melalui insektisida

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai (Capsicum annum L.) merupakan tanaman semusim yang

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

UJI EFEKTIVITAS PESTISIDA NABATI BINTARO (Cerbera manghas) TERHADAP HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura) PADA TANAMAN KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POTENSI DAUN SERAI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Callosobruchus analis F. PADA KEDELAI DALAM SIMPANAN

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

PENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA

BAHAN ANTI NYAMUK (Mosquito repellent) dari AKAR TUBA (Derris elliptica (Roxb.) Benth)

PENGARUH EKSTRAK BIJI MIMBA TERHADAP PENEKANAN SERANGAN WERENG BATANG PADI COKLAT

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

KAJIAN PENANAMAN KEDELAI DI BAWAH KELAPA SAWIT UMUR EMPAT TAHUN DI PTPN III KEBUN RAMBUTAN

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. ketersediaan beras di suatu daerah. Salah satu hal yang mempengaruhi

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

I. PENDAHULUAN. Masyarakat luas telah menyadari bahwa pestisida merupakan senyawa yang dapat

UJI EKSTRAK DAUN MIMBA (Azadirachta indica) DAN EKSTRAK DAUN KLUWEK (Pangium edule) TERHADAP KEMATIAN ULAT GRAYAK (Spodoptera sp.

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

EVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH :

KATA PENGANTAR. Wonogiri, Juni Redaksi

PENGARUH PENGEMBALIAN BERBAGAI BIOMASSA TANAMAN TERHADAP SERANGAN HAMA PENGGEREK BATANG KEDELAI Agromyza sojae Zehntn

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Kendal Payak Balai Penelitian

APLIKASI CARA TANAM PADA DNA VARIETAS WIJEN, TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGGUNAAN PUPUK N P K PADA TANAH BEKAS PEMBERIAN BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. (OPT). Pestisida nabati bersifat mudah terurai (bio-degradable) di alam. dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang.

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L.Mer) merupakan salah satu komoditi pangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

TOKSISITAS FRAKSI EKSTRAK METANOL BIJI Barringtonia asiatica L. (KURZ.) (LECYTHIDACEAE) TERHADAP LARVA Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE)

SKRIPSI. KOMPONEN HASIL DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merrill) DENGAN PEMBERIAN NAUNGAN DI LAHAN GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa ayat di dalam Al-Qur an menunjukkan tanda-tanda akan

UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

SELEKSI GALUR KEDELAI (Glycine max(l.) Merill ) GENERASI F3 PADA TANAH SALIN DENGAN METODE PEDIGREE SKRIPSI. Oleh: BILLY CHRISTIAN /

ABSTRAK UJI EKSTRAK BUAH CABAI RAWIT SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA ULAT TITIK TUMBUH PADA TANAMAN SAWI

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN KERTAS UNTUK PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KEDELAI DENGAN SISTEM TANPA OLAH TANAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor pembatas proses produksi pertanian adalah hama. Hama timbul dan

SELEKSI DUA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) PADA TANAH SALIN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

Teodora Ballos, Sonja V. T Lumowa, Helmy Hassan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MIMBA UNTUK PENGENDALIAN HAMA Plutella xylostella L. DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL TANAMAN SAWI

KEEFEKTIFAN BERBAGAI JENIS EKSTRAK UNTUK PENGENDALIAN HAMA Riptortus linearis Fabricius TERHADAP TANAMAN KEDELAI

TATA CARA PENELITIAN

INVIGORASI UNTUK MENINGKATKAN VIABILITAS, VIGOR, PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr. ) SKRIPSI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

DOSIS PUPUK CAIR ANORGANIK DAN JARAK TANAM BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. var. TUK TUK ) ASAL BIJI

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI(Glycine max.l Merill) KANDANG AYAM SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BIJI NIMBA (Azadirachta indica A. Juss) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP NYAMUK AEDES AEGYPTI

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. masih tergantung pada penggunaan pestisida sintetis yang dianggap

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L. ) PADA BERBAGAI TINGKAT PEMBERIAN AIR SKRIPSI

PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETEPENG DAN ABU SABUT KELAPA UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

SKRIPSI. Oleh : TSABITA BENAZIR MUNAWWARAH SYA BI AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH

Upaya Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max) Melalui Aplikasi Mulsa Daun Jati Dan Pupuk Organik Cair.

ALTERNATIF PENGGUNAAN BIOPESTISIDA UNTUK PENGENDALIAN HAMA TANAMAN. Abdullah Sarijan *)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

Pengaruh Waktu Aplikasi Pupuk NPK Phonska terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

NARWIYAN AET PEMULIAAN TANAMAN

Transkripsi:

Pengaruh Biopestisida Ekstrak Mimba Terhadap Tingkat Serangan Hama dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merrill.) J. Reditiya Alumni Fakultas Pertanian UTM inisiasijurnal@gmail.com ABSTRACT Soybean is a tropical plant. Madura is an island that mostly dry climate area, the availability of water comes from rain water source. Besides dry Madurese fields, increased soybean production can be considered considering that soybean does not require much water for its growth. Efforts to increase soybean production experienced various constraints mainly biotic constraints that became the limiting factor of production of potential pests that attack and reduce production reached 80%. Control using synthetic pesticides has a negative impact on crops, the environment and humans. The alternative is to use a natural pesticide (biopesticide) from a plant containing a poisonous active substance such as the neem. The purpose of this research is to study the effect of the effectiveness of natural pesticide use (biopestisida) of mimba extract on the level of pest and soybean crop production. The design used was Group Random Design (RAK) 1 factor with 3 replications. Treatment levels include P0: control; P1: 150 ml of mimba seed extract / 1000 ml of water; P2: 350 ml of mimba seed extract / 1000 ml of water; P3: 500 ml of mimba seed extract / 1000 ml of water; P4: 50 ml of mimba leaf extract / 1000 ml of water; P5: 100 ml mimba leaf extract / 1000 ml water and P6: 150 ml mimba leaf extract / 1000 ml of water. The results of the study showed that (1) Biopesticide did not give significant effect on pest attack level, but the lowest level of attack was effective to reduce attack rate by 32.9% compared to control; (2) neoprene extract biopestisida have no significant effect on the components of production variables include: plant biomass weight, weight of 100 seeds, seed / plant weight, number of pods / plants, number of cipo pods / plants. Key words: biopesticide, mimba, pest attack, soybean. PENDAHULUAN Kacang kedelai (Glycine max (L.) Merill.) merupakan tanaman daerah tropis yang menghendaki suasana panas selama hidupnya. Tumbuh di daerah dengan curah hujan rendah dan memanfaatkan sisa kelembaban pada tanah bekas tanaman yang diairi seperti padi. Tanaman ini tumbuh baik dimusim kemarau sementara dimusim penghujan pertumbuhan vegetatif sangat cepat sehingga mudah rebah ( Soeprapto, 2001). Madura merupakan pulau yang sebagian besar luasannya beriklim kering, ketersediaan airnya sebagian besar berasal dari sumber air hujan. Kekurangan atau kelebihan air berpengaruh kurang baik bagi tanaman, sehingga menurunkan kualitas dan produktifitas hasil (Syukur et al., 2015). Disamping lahan Madura yang kering, peningkatan produksi kacang kedelai dapat dipertimbangkan mengingat tanaman kedelai tidak membutuhkan banyak air untuk pertumbuhannya. Selain hal itu, pemeliharaan tetap harus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan tanaman seperti penyiangan, pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. Dalam budidaya yang sangat penting untuk diperhatikan adalah pengendalian organisme pengganggu tanaman khususnya hama karena dapat menurunkan produksi yang signifikan. Pengendalian organisme pengganggu yang menggunakan pestisida utamanya sintetis berhasil menyelamatkan hasil pertanian yang dihancurkan oleh jazad pengganggu, namun menimbulkan dampak negatif terhadap alam, lingkungan dan manusia (Sastruotomo, 1982). Adisomato dkk (1997) dan Sudarmo (1992) juga menambahkan dampak negatif pestisida 13

sintetik diantaranya fitotoksik terhadap tanaman, resistensi hama, dan ledakan hama sekunder serta pengaruh dari organisme non-sasaran. Alternatif yang dapat digunakan guna mengurangi dampak negatif pestisida sintetik adalah penggunaan pestisida alami (biopestisida) dari zat aktif bersifat racun atau mengandung bahan pestisida yang dihasilkan oleh tanaman. Terdapat sekitar 2.400 jenis tumbuhan yang mengandung bahan pestisida (Kardinan, 2000). Salah satu diantaranya adalah mimba dengan kandungan bahan aktif azadirachtin, meliantriol, salanin, nimbin, nimbidin dan bahan lainnya (Utami, 1999). Azadirachtin berfungsi sebagai reppelent (penolak), zat anti feedant (penolak makan pada hama), racun sistemik, racun kontak, zat anti fertilisasi dan penghambat pertumbuhan. Pengaplikasian zat tersebut adalah dengan mengekstrak dari daun dan biji. Hal ini telah dilakukan sejak tahun 1980-an oleh ahli biologi sebagai pengendali hama tanaman (Partopuro, 1989; Sudarmadji, 1994). Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh keefektifan penggunaan biopestisida ekstrak mimba terhadap tingkat serangan hama tanaman kedelai untuk memepertahankan produksi tanaman kedelai. METODE Penelitian ini dilakukan di lahan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang pada bulan Maret 2016. Alat yang digunakan meliputi: cangkul, alat tugal, jrigen penyimpan biji mimba dan perasan daun mimba yang dambil dari bagian tajuk tengah daun. Bahan yang diguakan meliputi: benih kacang kedelai varietas gerobogan (Balitkabi Malang), daun dan biji mimba serta pupuk NPK. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) 1 faktor dengan ulangan 3 kali. Perlakuan yang dilakukan diantaranya P0: kontrol; P1: 150 ml ekstrak biji mimba/1000 ml air; P2: 350 ml ekstrak biji mimba/1000 ml air; P3: 500 ml ekstrak biji mimba/1000 ml air; P4: 50 ml ektrak daun mimba/1000 ml air; P5: 100 ml ekstrak daun mimba/1000 ml air dan P6: 150 ml ekstrak daun mimba/1000 ml air. Tahapan yang dilakukan meliputi persiapan benih, persiapan lahan dan pembuatan bedengan sebanyak 21 bedengan dengan pxlxt (2mx1,5mx0,3) dan jarak antar bedengan adalah 30 cm, penanaman benih dengan ditugal kedalaman 3-4 cm dan jarak tanam 40cmx15cm menggunakan 2 biji perlubang tanam, pemeliharaan meliputi: penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan pemanenan. Variabel yang diamati meliput tingkat serangan hama, bobot 100 biji, bobot biji pertanaman, bobot biomassa total, jumlah polong isi/tanaman dan jumlah polong cipo/tanaman. Data dianalisis ragam, apabila terdapat pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan uji BNT 5% untuk mengetahui beda rerata perlakuan. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL 1. Tingkat Serangan Hama Hasil analisis ragam perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap variabel tingkat serangan hama pada tanaman kedelai. Rerata tingkat serangan hama disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rerata Tingkat Serangan Hama Akibat Pemberian Biopestisida Ekstrak Mimba pada Tanaman Kedelai (%). Perlakuan Tingkat Serangan Hama (%) P0 12,34 P1 9,22 P2 10,33 P3 9,71 P4 9,18 P5 8,29 P6 11,55 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa tingkat serangan hama terendah pada perlakuan P5 yaitu pemberian ekstrak daun mimba 100 ml/1000 ml sebesar 8,29%, sedangkan tingkat serangan tertinggi terdapat pada perlakuan P0 (kontrol) sebesar 12,34%. 14

2. Bobot Biomassa Tanaman Tabel 2. Rerata Bobot Biomassa (g) Akibat Pemberian Biopestisida Ekstrak Mimba pada Tanaman Kedelai. Perlakuan Bobot Biomassa P0 13, 77 P1 15,87 P2 16,45 P3 14,81 P4 15,35 P5 19,17 P6 18,78 Hasil analisis ragam perlakuan menunjukkan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel biomassa tanaman kedelai (Tabel 2). Varibel bobot biomassa terringan akibat pemberian biopestisida ekstrak mimba terjadi pada perlakuan P0 (kontrol) yaitu seberat 13,77 g, sedangkan bobot biomassa tanaman terberat terjadi pada perlakuan P5 yaitu pemberian 100 ml ekstrak daun mimba/1000 ml air seberat 19,17 g. 3. Bobot 100 Biji, Bobot Biji/Tanaman, Jumlah Polong Isi/Tanaman dan Jumlah Polong Cipo/Tanaman Hasil analisis ragam pemberian biopestisida ekstrak mimba menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap variabel pengamatan bobot 100 biji, bobot biji/tanaman, jumlah polong isi/tanaman dan jumlah polong cipo/tanaman. Rerata bobot 100 biji, bobot biji/tanaman, jumlah polong isi dan jumlah polong cipo/tanaman akibat pada tanaman kedelai disajikan dalam Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa bobot 100 biji perlakuan permberian biopestisida ekstrak mimba pada tanaman kedelai terringan terjadi perlakuan P4 (50 ml ektrak daun mimba/1000 ml air) yaitu 29,18 g, sedangkan bobot 100 biji terberat terjadi pada perlakuan P2 (350 ml ekstrak biji mimba/1000 ml air) yaitu 43,02 g. Pada variabel bobot biji/tanaman, bobot terringan terjadi pada perlakuan P3 (500 ml ekstrak biji mimba/1000 ml air) yaitu 24,60 g dan terberat pada perlakuan P1 (kontrol) yaitu 31,10 g. Tabel 3. Rerata Bobot 100 Biji (g), Bobot biji/tanaman (g), Jumlah Polong Isi (buah) dan Jumlah Polong Cipo/tanaman Akibat Pemberian Biopestisida Ekstrak Mimba pada Tanaman Kedelai. Perlakuan Bobot 100 biji Bobot Biji/ tanaman Jumlah Polong isi /tanaman Jumlah Polong Cipo/ tanaman P0 32,50 29,19 46,50 3,44 P1 29,98 31,10 52,50 3,39 P2 43,02 26,73 44,95 4,22 P3 30,06 24,60 43,39 3,56 P4 29,18 27,19 41,45 2,44 P5 31,84 30,89 47,56 3,39 P6 36,66 29,37 47,84 3,11 Jumlah polong isi/tanaman terkecil terjadi pada perlakuan P4 yaitu 50 ml ektrak daun mimba/1000 ml air sebanyak 41,45 buah dan terbesar pada perlakuan P2 yaitu 350 ml ekstrak biji mimba/1000 ml air sebanyak 52,50 buah. Jumlah polong cipo/tanaman terkecil pada perlakuan P4 yaitu 50 ml ektrak daun mimba/1000 ml air sebanyak 2,44 buah dan jumlah polong cipo/tanaman terbanyak yaitu perlakuan P2 yaitu 350 ml ekstrak biji mimba/1000 ml air sebanyak 4,22 buah. PEMBAHASAN Usaha peningkatan produksi kedelai sering kali mengalami berbagai kendala utamanya kendala biotik yang menjadi faktor pembatas dalam produksi. Faktor pembatas produktifitas kedelai di daerah tropik yaitu banyaknya jenis hama potensial yang dapat menyerang dan menurunkan produksi kedelai yang dapat mencapai 80 %, bahkan gagal panen apabila tidak ada pengendalian terhadap hama. Di Indonesia telah diidentifikasi ada 100 lebih jenis hama potensial, 16 diantaranya termasuk hama utama yang dapat menyerang tanaman mulai dari tumbuh sampai saat menghasilkan polong (Adisarwanto, 2005). Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam rangka menekan populasi hama diantaranya : secara kultur teknis, mekanis, biologis, maupun dengan penggunaan insektisida. Pengendalian dengan menggunakan insektisida sintetik 15

merupakan cara yang paling mudah dan hasilnya nampak jelas dalam waktu yang singkat, namun beberapa dekade ini harga insektisida meningkat tajam. Selain itu dampak negatif pemakaian insektisida sintetik dapat membunuh musuh alami hama dan organisme bukan sasaran lainnya, timbulnya hama sekunder, resistensi, resurjensi, masalah residu dan pencemaran lingkungan (Untung, 1993). Tingkat Serangan Hama Pengaplikasian biopestisida ekstrak mimba pada tanaman kedelai berpengaruh tidak nyata pada rerata variabel tingkat serangan hama, hal ini dikarenakan populasi hama yang ada atau yang menyerang tanaman hanya sedikit sehingga non perlakuan atau kontrol dan tanaman perlakuan selain kontrol tidak jauh berbeda persentase tingkat serangannya. Tinggi rendahnya tingkat efikasi daun mimba sangat dipengaruhi oleh besar dan kecilnya konsentrasi yang digunakan dan besarnya konsentrasi berbanding lurus dengan tingginya persentase mortalitas dimana semakin besar konsentrasi maka semakin tinggi persentase mortalitasnya (Matnawy, 2007). Perlakuan P5 ( 100 ml ekstrak daun mimba/1000 ml air) sebagai tingkat serangan terendah yaitu 8,29%, efektif menekan serangan hama sebesar 32,9% dibandingkan dengan perlakuan kontrol sebagai tingkat serangan tertinggi yaitu 12,34%. Sejalan dengan hasil penelitian Wowiling (2008) yang menyatakan bahwa, biopestisida ekstrak mimba sangat efektif terhadap hama karena beberapa senyawa yang dikandungnya dapat mempengaruhi kehidupan serangga. Ektraksi mimba mempengaruhi serangga melalui berbagai macam cara, antara lain menghambat stadium larva, mengganggu kopulasi dan komunikasi seksual serangga, mencegah betina untuk meletakkan telur, menghambat reproduksi atau menyebabkan serangga mandul, meracuni larva dan dewasa, dan mengurangi napsu makan atau memblokir kemampuan makan. Bobot Biomassa Tanaman Berdasarkan hasil sidik ragam terhadap variabel pengamatan bobot biomassa total (g) menunjukkan bahwa perlakuan pemberian biopestisida ekstrak mimba sebagai pestisida alami pada tanaman kedelai memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Hal ini diduga karena populasi hama yang ada atau yang menyerang tanaman tidak banyak, sehingga rata-rata bobot biomassa pada tanaman kontrol dan tanaman yang diberi perlakuan tidak jauh berbeda atau hampir sama persentase bobotnya. Tingginya intensitas serangan disebabkan oleh pengaruh padatnya populasi serangga yang lebih tinggi, Wowiling (2008) menyatakan bahwa intensitas serangan juga dipengaruhi oleh sumber makanan. pada prinsipnya intensitas serangan dipengaruhi oleh padat populasi dan kebutuhan makanan serangga, sehingga inetensitas serangan cenderung berbanding lurus dengan jumlah populasi, dimana dalam kondisi pada padat populasi tinggi maka intensitas serangan juga tinggi. Bobot 100 Biji, Bobot Biji/Tanaman, Jumlah Polong Isi/Tanaman dan Jumlah Polong Cipo/Tanaman. Tinggi rendahnya tingkat efikasi daun mimba yang diuji sangat dipengaruhi oleh besar dan kecilnya konsentrasi yang digunakan dan besarnya konsentrasi berbanding lurus dengan tingginya persentase mortalitas, yaitu semakin besar konsentrasi maka semakin tinggi juga persentase mortalitasnya. Pemberian biopestisida ekstrak mimba menunjukkan tidak berpengaruh nyata pada Tabel 3. Hal ini diduga penambahan ekstrak daun mimba belum mampu diserap dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman yang diberi perlakuan, sehingga bobot 100 biji tidak berbeda nyata. Aplikasi biopestisida ekstrak mimba pada tanaman kedelai memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata, hal ini diduga jumlah populasi hama yang ada atau yang menyerang tanaman sedikit sehingga, ratarata bobot biji per tanaman pada tanaman kontrol dan tanaman yang diberi perlakuan tidak jauh berbeda bobotnya. 16

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam jumlah polong berisi dan polong cipo/tanaman tidak dipengaruhi oleh dosis biopestisida ekstrak mimba pada tanaman kedelai varietas gerobogan. Perlakuan pengaplikasian biopestisida ekstrak mimba sebagai pestisida alami pada tanaman kedelai memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada variabel jumlah polong isi/tanaman dan polong cipo/tanaman. Hal ini di duga karena jumlah atau populasi hama yang ada sedikit sehingga rata-rata tingkat serangan hama pada tanaman kontrol dan tanaman yang diberi perlakuan tidak jauh berbeda. Perlakuan memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dikarenakan biopestisida ini bersifat sistemik yang cara kerjanya tidak membunuh hama secara langsung, tetapi racun pada pestisida akan menempel pada tanaman, kemudian racun akan terserap kedalam jaringan tanaman melalui daun dan akar sehingga racun pada pestisida akan bereaksi jika hama memakan bagian dari tanaman. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian pengaruh terhadap tingkat serangan hama dan produksi tanaman kedelai dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemberian biopestisida ekstrak mimba tidak memberikan pengaruh nyata pada variabel tingkat serangan hama, namun perlakuan tingkat serang terendah efektif menekan tingkat serangan 32,9% dibandingkan dengan kontrol. 2. tidak berpengaruh nyata terhadap komponen variabel produksi meliputi: bobot biomassa tanaman, bobot 100 biji, bobot biji/tanaman, jumlah polong isi/tanaman, jumlah polong cipo/tanaman. DAFTAR PUSTAKA Adisarwanto, T. 2005. Kedelai Penebar Swadaya, Jakarta. Kardinan, A. 2000. Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. Matnawy Hudi. 2007. Perlindungan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta. Partopuro, F.P. 1989. Ekstraksi daun Nimba. Pusat Antar Universitas Ilmu hayati. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Soeprapto, H.S. 1991. Bertanam Kedelai, Cetakan Ke-6. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Sudarmo S. 2005. Pestisida Nabati. Pembuatan dan Pemanfaatannya. Penerbit Kansius. Sudarmadji, D. 1994. Prospek dan kendala dalam pemanfaatan nimba sebagai insektisida nabati. Hlm. 222-229. Dalam Prosiding Hasil Penelitian dalam rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati. D Soetopo (editor). Bogor Syukur, M., S. Sujiprihati, R. Yunianti. 2015. Teknik Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan Holtikultura, Fakultas Pertanian, ITB. 300 Hal. Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gajah Mada University Press. Yokyakarta. Wowiling, J. 2003. Pestisida Nabati Mimba (Azadirachta indica A. Juss) dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Sulawesi Utara. 17