BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangPenelitian Silvia Utari,2014

dokumen-dokumen yang mirip
2015 D ESAIN D IDAKTIS PAD A MATERI HID ROLISIS GARAM BERD ASARKAN KESULITAN BELAJAR SISWA SMA D AN REFLEKSI D IRI GURU MELALUI LESSON ANALYSIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari hasil penelitian ini diantaranya adalah : siswa dan terkait variasi informasi yang ada pada soal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dhias Mei Artanti, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

DESAIN DIDAKTIS BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK MENINGKATKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Agnesa, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tri Aprianti Fauzia, 2015

2015 DESAIN DIDAKTIS KONSEP ASAS BLACK DAN PERPINDAHAN KALOR BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR SISWA PADA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS KELAS X

DAFTAR ISI. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iv. UCAPAN TERIMA KASIH... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. Adakalanya seorang siswa mengalami kesulitan walaupun dia telah

DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH LAYANG-LAYANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESAIN DIDAKTIS KONSEP BARISAN DAN DERET ARITMETIKA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS

DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matermatika yang dilakukan di Indonesia kira-kira seperti yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nora Madonna, 2013

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. maka diperoleh kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi dari hasil-hasil penelitian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari seperti mengenal garis, bangun datar dan bangun ruang. Geometri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

Desain Didaktis Pembelajaran Hidrolisis Didasarkan Hasil Refleksi Diri Guru Melalui Lesson Analysis

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI... LEMBAR PENGESAHAN. PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR DIAGRAM. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Desain Didaktis Pembelajaran Konsep Energi dan Energi Kinetik Berdasarkan Kesulitan Belajar Siswa pada Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Intan Cahyaningrum, 2015

DESAIN DIDAKTIS KONSEP VOLUME LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP BERDASARKAN LEARNING TRAJECTORY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2 Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Degeng (Uno, 2010: 3) Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dapat dipahami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu lulusan pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses

DESAIN BAHAN AJAR BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS SMA

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Khususnya di Indonesia matematika sudah diajarkan sejak dalam. pendidikan anak usia dini hingga sekolah menengah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SD sampai dengan SMP. SD merupakan awal proses peningkatan mutu pendidikan

2015 DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

PROFIL HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA PADA MATERI ASAS BERNOULLI KELAS XI SMA BERBASIS ANALISIS TES KEMAMPUAN RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. tuntut agar selalu dapat aktif berpikir, kreatif dan kritis dalam menghadapi semua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Putri Dewi Wulandari, 2013

BAB V KESIMPULAN. Pada bab V ini, akan dipaparkan mengenai dua hal, yaitu mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Awinda, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Febrianti Kencanawati, 2013

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan syarat mutlak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dini Asri Kusnia Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN DESAIN DIDAKTIS PENALARAN SPASIAL DAN PENALARAN KUANTITIF DALAM MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan koneksi matematis perlu dimiliki. Yuniawati (2011:14) menyatakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan konsep yang dimilikinya. Penguasaan konsep menunjukkan. keberhasilan siswa dalam mempelajari sebuah konsep.

DESAIN DIDAKTIS DENGAN SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI LEARNING OBSTACLE MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN ALJABAR DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Desain Didaktis Luas Daerah Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika SMP

Desain Disaktis Persamaan Garis Lurus pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Bartle dan Sherbert, 1999:9). Misalnya diberikan fungsi f dan g dari R ke R,

Kata kunci: desain pembelajaran, konstruktivisme, learning obstacle, gaya magnet.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang berkaitan dengan aljabar banyak ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN. Seiring diberlakukannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), maka

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan berkompeten. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang tengah berkembang, tak henti-hentinya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

A.2 TABEL SITUASI DIDAKTIS, PREDIKSI RESPON SISWA DAN ANTISIPASINYA (LESSON DESIGN AWAL)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang telah disusun dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangPenelitian Kualitas pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kemajuan suatu negara. Terdapat berbagai tantangan dalam peningkatan kualitas pendidikan suatu negara, diantaranyatantangan dalamhalmutu pembelajaran. Dengan mutu pembelajaran yang baik diharapkan juga dapat menghasilkan lulusan-lulusan berkualitasyang kompeten dan mampu bersaing guna memenuhi tuntutan era globalisasi. Di Indonesia, peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu program yang diberi perhatian khusus oleh pemerintah. Hal ini dapat terlihat dari kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka terwujudnya sistem pendidikan yang benar-benar cocok dengan karakteristik bangsa Indonesia. Salah satu kebijakan yang dibuat pemerintah dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu dengan adanya perubahan kurikulum.pada saat ini sistem pendidikan di Indonesia diatur sesuai dengan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis pada pengembangan kompetensi peserta didik. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2013). Selama ini proses pembelajaran yang ada belum mencerminkan adanya pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Pembelajaran yang masih banyak dilakukan adalah pembelajaran dengan guru sebagai informasi utama bagi siswa. Guru merupakan subjek aktif yang tugasnya memberikan informasi dan ilmu pengetahuan, sedangkan siswa hanya pasif karena tugas mereka hanya menerima apa saja yang diberikan guru ke dalam pikirannnya sehingga komunikasi hanya berlangsung satu arah saja yaitu hanya dari guru ke siswa.pembelajaran seperti

2 inilah yang disebut dengan pembelajaran berpusat pada guru(kwartolo, 2007). Dengan adanya perubahan kurikulum diharapkan dapat memfasilitasiterjadinyapergeseran paradigma dari pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) ke pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa (student centered). Pembelajaran Kimia yang terjadi di kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik dalam kegiatan pengajaran materi kimia dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan kurikulum.pada kurikulum pendidikan nasional, materi koloid merupakan salah satu materi yang dipelajari di SMA. Pada materi koloid terdapat konsep-konsep penting yang dapat dipelajari siswa sepertisistem koloid, jenisjenis koloid, sifat-sifat koloid, pembuatan koloid, dan penerapan koloid.dari hasil analisis konsep berdasarkan Herron, dkk (1977), sebagian besar konsep pada materi koloid termasuk pada jenis konsepabstrak dengan contoh konkrit. Konsep abstrak cenderung sulit dipahami oleh sebagian besar siswa karena gejala-gejala yang terjadi tidak semuanya dapat diamati. Proses pembelajaran pada konsepkonsep tersebut hendaknya dibantu dengan media atau contoh yang konkrit agar lebih mudah dipahami siswa, tetapi pada umumnya konsep-konsep tersebut diperoleh siswa dengan cara menghafal.hal tersebut dapat menyebabkan timbulnya hambatan belajar pada siswa terutama hambatan epistemologis. Duroux dalam Brousseau (2002) mendefinisikan Epistemological obstacle is a conceptual understanding limited to certain concept. Pengetahuan seseorang yang terbatas pada konteks tertentu. Oleh karena itu, meskipun siswa dapat mengolah pengetahuan dalam waktu singkat, tetapi siswa akan mengalami hambatan dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam situasi atau konteks lain sehingga pembelajaran dirasakan siswa tidak bermakna dan cepat terlupakan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan guru dalam mengatasi hambatan belajar yang dialami siswa yaitu dengan merancang pembelajaran melalui desain didaktis. Desain didaktis merupakan suatu rancangan pembelajaran dengan

3 memperhatikan respon siswa terhadap materi yang disampaikan guru (Suryadi, 2010a).Penelitian mengenai desain didaktis telah banyak dilakukan, terutama dalam pembelajaran matematika. Sulistiawati (2012) melakukan penelitian mengenai desain didaktis konsep luas dan volume limas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain didaktis dapat memperkecil gap yang dihadapi siswa dalam mempelajari konsep luas dan volume limas. Chairani (2012) melakukan penelitian mengenai desain didaktis konsep layang-layang dan belah ketupat untuk siswa SMP. Secara garis besar hasil penelitian menunjukkan desain didaktisdapat menjadi alternatif pembelajaran untuk mengatasi hambatan belajar siswa dalam memahami konsep layang-layang dan belah ketupat. Suryadi (2014) mengemukakan bahwa penelitian desain didaktis tidak hanya dikhususkan untuk pembelajaran matematika tetapi juga dapat digunakan untuk merancang pembelajaran bidang studi lainnya. Penelitianmengenai desain didaktis yang telah banyak dilakukan, peneliti umumnya fokus pada respon siswa, sedangkan guru kurang dilibatkan. Terdapat masukan dimana penelitian yang terjadi diharapkan selain dapat mengeksplorasi kemampuan siswa, juga diharapkan dapat mengeksplorasi kemampuan guruterutama dalam merancang pembelajaran.berdasarkan masukan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan dengan merancang pembelajaran melaluidesain didaktis yangdirancang secara kolaboratif oleh peneliti dan guru. Desain didaktis ini selain fokus pada respon siswa, juga menggunakan lesson analysis sebagai alat evaluasi guru secara personal sehingga dapat melakukan refleksi diri terhadap pembelajaran menggunakan desain didaktis yang dilakukan. B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu: (1) Hasil analisis konsep berdasarkan Herron (1977), sebagian besar konsepkonsep pada materi Koloidtermasuk pada jenis konsep abstrak dengan contoh konkrit. Konsep-konsep tersebut pada umumnya diperoleh siswa dengan cara

4 menghafal. Hal tersebut dapat menyebabkan timbulnya hambatan belajar siswa. (2) Salah satu alternatif yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi hambatan belajar siswa adalah dengan membuat rancangan pembelajaran melalui desain didaktis.desain didaktis merupakan suatu rancangan pembelajaran dengan memperhatikan respon siswa terhadap materi yang disampaikan guru (Suryadi, 2010a). (3) Belum dilakukannya penelitian mengenai desain didaktis dalam pembelajaran kimiayang dirancang secara kolaboratif oleh peneliti dan guru dimana selain fokus pada respon siswa, juga akan menggunakan lesson analysis sebagai alat evaluasi guru secara personal sehingga dapat melakukan refleksi diri terhadap pembelajaran menggunakan desain didaktis yang dilakukan. C. Perumusan Masalah Penelitian Sesuai dengan paparan di atas, maka rumusan masalah penelitian secara umum adalah Bagaimanadesain didaktis berbantuan lesson analysissebagai refleksi diriguru dalam pembelajaran kimia SMA kelas XI pada konsepjenis-jenis dan sifat-sifat koloid?. Untuk mempermudah pengkajian terhadap masalah yang akan diteliti, maka rumusan masalah di atas dirinci menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) Bagaimanakarakteristik hambatan belajar siswayang dapat diidentifikasi padakonsepjenis-jenis dan sifat-sifat koloid? (2) Bagaimana desain didaktis awalkonsepjenis-jenis dan sifat-sifat koloid sesuai dengan hambatan belajar siswa yang telah diidentifikasi? (3) Bagaimana implementasi desain didaktis awalkonsepjenis-jenis dan sifat-sifat koloid? (4) Bagaimana hasil lesson analysisberdasarkan implementasi desain didaktis awalkonsepjenis-jenis dan sifat-sifat koloid? (5) Bagaimana desain didaktis revisi konsep jenis-jenis dan sifat-sifat koloid berdasarkan hasil temuan penelitian?

5 D. Pembatasan Masalah Penelitian Pembatasan masalah pada penelitian ini, terdiri dari: (1) Desain didaktisdirancang secara kolaboratif oleh peneliti dengan guruberdasarkan hambatan belajar siswa khususnya hambatan epistemologispada konsep jenis-jenis dan sifat-sifat koloid. (2) Desain didaktis awal konsep jenis-jenis dan sifat-sifat koloid diperoleh berdasarkan hambatan belajar siswa yang dapat diidentifikasi, hasilrepersonalisasi dan rekontekstualisasi, serta prediksi respon siswa dan antisipasi guru. (3) Lesson analysisyang digunakan berdasarkan Hidayat & Hendayana s framework. Dari hasil lesson analysis diperoleh refleksi diri guru setelah melakukan pembelajaran menggunakan desain didaktis konsep jenis-jenis dan sifat-sifat koloid. (4) Revisi desain didaktiskonsep jenis-jenis dan sifat-sifat koloid diperoleh berdasarkan temuan hasil penelitan yaitu dari analisis respon siswa dan antisipasi guru, hambatan belajar siswa, dan refleksi diri guru saat implementasi desain didaktis konsep jenis-jenis dan sifat-sifat koloid. E. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan informasi tentang desain didaktis berbantuan lesson analysis sebagai refleksi diri guru dalam pembelajaran kimia SMA kelas XI pada konsep jenis-jenis dan sifat-sifat koloid. Lebih rinci tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang: (1) Karakteristik hambatan belajar siswa yang dapat diidentifikasi pada konsepjenis-jenis dan sifat-sifat koloid. (2) Desain didaktis awalkonsepjenis-jenis dan sifat-sifat koloid berdasarkan hambatan belajar siswa yang diidentifikasi.

6 (3) Implementasi desain didaktis awalkonsep jenis-jenis dan sifat-sifat koloid. (4) Hasil lesson analysis berdasarkan implementasidesain didaktis awal konsep jenis-jenis dan sifat-sifat koloid. (5) Desain didaktis revisi konsep jenis-jenis dan sifat-sifat koloidberdasarkan temuan hasil penelitian. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: (1) Bagi siswa, dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaranuntuk mengatasi hambatan belajar yang dihadapi dalam pembelajaran kimia. (2) Bagi guru,sebagai bahan masukan dalam merancangpembelajarandengan memperhatikan hambatan belajar siswa dalam pembelajaran kimia. (3) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagaibahan pertimbangan untuk melakukan atau mengembangkan penelitian sejenis.