ANALISIS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD SE-KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan yang mutlak

PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS IV SD NEGERI NIRMALA KABUPATEN BANTUL

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JEMBANGAN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh : WILDA NURAIDA

BAB I PENDAHULUAN. Emas Di lingkungan Kemendikbud, pendidikan karakter menjadi fokus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI SMA KELAS XI MATERI KETENAGAKERJAAN

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: Wahyu Setyoasih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAGAIMANA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAUD?

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI NIRMALA BANTUL

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN ILMU ALAMIAH DASAR. Anggit Grahito Wicaksono

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD

DINAMIKA PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA SEMARANG

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA KELAS IV DI SDN 6 PANJER DALAM KEGIATAN MENGKOMUNIKASIKAN PEMBELAJARAN TEMA CITA-CITAKU DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERINTEGRASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pendidikan di Indonesia selain dilakukan di lembagalembaga

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

Problematika Pembelajaran Matematika Berbasis Pendekatan Scientific Pada Kurikulum 2013 di SMP

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh

DIMENSI RASA INGIN TAHU SISWA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN ALAT PERGA PENJERNIHAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja menjadi semakin

INTERNALISASI NILAI SOFT SKILL DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2016/2017

Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Darussalam Palembang

Siti Nurhayati, Tri Saptuti 2, Moh. Salimi 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret. Jl. Kepodang 67 A Panjer Kebumen

ANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pena Vol 7 No.2 Desember 2017 ISSN

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

PELATIHAN PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN IPS TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA GURU IPS SMP DI MGMP SLEMAN

PADA KURIKULUM (Mulida Hadrina Harjanti) Abstrak

PEMBELAJARAN KESENIAN REJUNG MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK PENANAMAN NILAI BUDAYA LOKAL DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG. Fadhilah Hidayatullah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Journal of Economic Education

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

BAB I PENDAHULUAN. aspek yakni aspek sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Hal tersebut

KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata Kunci : Kreativitas, Guru, Metode Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERSEPSI GURU TERHADAP PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI KELAS RENDAH DI SDN 03 SEWUREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, terutama ditingkat sekolah dasar (SD).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN CEPIT, BANTUL.

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. Rini Andini, 2014

Kata Kunci: Teams Games Tournament (TGT), Media Konkret, Sifat-sifat Bangun Datar Sederhana, Matematika

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Winkel (dalam Darsono dkk., 2000) mengungkapkan pengertian

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW (IMWK)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

Keywords: CTL model, concrete objects, students creativity, learning outcomes

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Beberapa penerapan pola peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 menghendaki pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah

PENERAPAN MODEL RESOURCE BASED LEARNING

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 (STUDI KASUS MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 2 PANGKAJENE)

Keywords: Scientific, concrete object media, Mathematics

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

LINDA ROSETA RISTIYANI K

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). relevan sehingga berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Transkripsi:

ANALISIS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD SE-KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI Febry Fahreza 1) 1) Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Bina Bangsa Meulaboh email: fahrezza25@gmail.com Abstract The problems that arise in this study are (1) how the implementation of the application of scientific approach. (2) what the factors supporting and inhibiting the application of scientific approach. The research aims to (1) how the implementation of the scientific approach in North Binjai, (2) what the factors supporting and inhibiting the application of scientific approach in North Binjai. The method used in this research is descriptive research. Subjects in this study is teachers primary school in North Binjai. Techniques in this research is observation, interview and documentation. The results showed that in theory Teachers already know about the scientific approach, but in practice the teacher is not completed from observing the process until the end of learning. Results of the analysis of the above data shows that the role of teachers in applying the Scientific Approach categorized still not completed. Keywords: Scientific Approaches Abstrak Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana pelaksanaan penerapan pendekatan saintifik. (2) apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat penerapan pendekatan saintifik. Penelitian bertujuan untuk (1) mendiskripsikan bagaimana pelaksanaan pendekatan saintifik di SD Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai, (2) mendiskripsikan apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan pendekatan saintifik di SD Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah 1 guru di SD Negeri 026793, 1 guru di SD Negeri 028289, 1 guru di SD Negeri 025282 Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara teori Guru sudah paham tentang pendekatan saintifik, namun dalam pelaksanaannya guru belum optimal, mulai dari proses mengamati sampai akhir pembelajaran. Hasil analisis data menunjukkan bahwa peran guru dalam menerapkan Pendekatan Saintifik dikategorikan masih belum optimal. Kata Kunci : Pendekatan Saintifik. 1

1. PENDAHULUAN Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan yang mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia. Pendidikan tidak hanya dimaksud untuk mengembangkan pribadi semata melainkan juga sebagai akar dari pembangunan bangsa. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan. Selain hasil belajar, soft skill siswa juga perlu ditingkatkan. Sayangnya praktik pendidikan di Indonesia cenderung lebih berorientasi pada pendidikan berbasis hard skill (keterampilan teknis) yang lebih bersifat mengembangkan intelligence quotient (IQ), namun kurang mengembangkan kemampuan soft skill. Pembelajaran di berbagai sekolah lebih menekankan pada perolehan nilai hasil ulangan maupun nilai hasil ujian (Wibowo, 2013 34). Pendidikan soft skill sangat penting dalam pembentukan karakter generasi bangsa sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun, dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian di Harvard University Amerika Serikat bahwa keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh aspek kognitif (pengetahuan dan kemampuan teknis) atau hard skill saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (afektif dan psikomotorik atau soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, bahwa keberhasilan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill (Wibowo, 2013). Berdasarkan pengamatan dan wawancara awal peneliti di beberapa SD di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai. Mengatakan bahwa, yang dihadapi sampai saat ini adalah peran guru-guru yang tidak maksimal dalam mengajar. Hal ini terlihat dari pembelajaran yang dominan menggunakan metode ceramah, sehingga siswa lebih banyak menjadi pendengar tanpa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan 2

alasan sarana dan prasarana yang tersedia kurang sebanding dengan banyaknya jumlah siswa. Salah satu proses pembelajaran yang mampu mengembangkan sikap siswa adalah penerapan pendekatan saintifik. Menurut Daryanto (2014:51) Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Pendekatan saintifik mampu membantu peserta didik untuk memahami konsep-konsep dalam menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial. Siswa membangun persahabatan dan sikap positif terhadap orang lain yang memiliki prestasi, etnisitas, dan gender berbeda. Dari permasalahan tersebut terdapat adanya beberapa faktor penyebab. Salah satunya adalah penggunaan metode oleh guru dalam penyampaian materi. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran lebih dominan menggunakan metode ceramah dan siswa membaca buku paket sehingga siswa lebih banyak menjadi pendengar tanpa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini membuat seorang pendidik dituntut harus lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan pendekatan saintifik. Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapantahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. (Hosnan, 2014 : 34). Atsnan (2013) dalam jurnal pendidikan edisi I Nomor 4 menyatakan Pendekatan saintifik atau lebih umum dikatakan pendekatan ilmiah merupakan pendekatan dalam kurikulum 2013. Dalam pelaksanaannya, ada yang menjadikan saintifik sebagai pendekatan ataupun metode. Pendekatan saintifik sangat 3

relevan dengan empat teori belajar, yaitu teori Bruner, teori Piaget, teori Vygotsky, dan teori Dewey. (Daryanto, 2014 : 52) Pendekatan ini memudahkan guru atau pengembang kurikulum untuk memperbaiki proses pembelajaran, yaitu dengan memecah proses ke dalam langkah-langkah atau tahapan-tahapan secara terperinci yang memuat instruksi untuk siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran (Maria Varelas and Michael Ford, 2008:31). Hal inilah yang menjadi dasar dari pengembangan kurikulum 2013 di Indonesia. Proses Pembelajaran dengan pendekatan saintifik menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan (Hosnan, 2014:38). Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu mengapa. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu bagaimana. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu apa. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Gambar 1 Komponen Penerapan Pendekatan Saintifik (Sumber. Daryanto, 2014:59) Pendekatan saintifik dalam Mengamati mengutamakan pembelajaran disajikan sebagai kebermaknaan proses pembelajaran berikut: b. Menanya a. Mengamati (observasi) Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas 4

kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. c. Mengumpulkan Informasi Tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. d. Mengolah Informasi Memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dari kegiatan mengumpulkan. e. Mengkomunikasikan Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan apa yang telah dipelajari, kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. (Daryanto,2014 : 80 ). Dari beberapa pengertian Pendekatan Saintifik yang telah diungkapkan oleh para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengetahui konsep, hukum atau prinsip melalui tahapantahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. 2. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian deskriptif. Moleong (2007:36) menyatakan Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Dengan digunakan metode deskriptif dalam penelitian, diharapkan dapat diperoleh data yang mendalam dan bermakna sehingga 5

tujuan penelitian dapat tercapai. saintifik itu sangat baik apabila guru Penelitian ini ditujukan untuk yang bersangkutan mengetahui penerapan pendekatan melaksanakannnya dengan sebaik saintifik dalam pembelajaran. Subjek mungkin. Pendekatan saintifik harus dalam penelitian ini adalah 1 orang dirancang sedemikian rupa agar Guru di SDN 026793, 1 orang Guru di SDN 028289, dan 1 orang Guru di peserta didik secara aktif mengetahui konsep, hukum atau prinsip melalui SDN 025282 Kecamatan Binjai tahapan-tahapan mengamati (untuk Utara. Kota Binjai. Adapun Teknik mengidentifikasi atau menemukan pengumpulan data yang dilakukan masalah), merumuskan masalah, dalam penelitian ini adalah mengajukan atau merumuskan Wawancara, Observasi dan hipotesis, mengumpulkan data dengan Dokumentasi berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN mengkomunikasikan konsep, hukum Hasil wawancara dengan guru-guru pada tiga SD Negeri di Kecamatan Binjai Utara disimpulkan bahwa Guru di SD Negeri Kecamatan Binjai Utara atau prinsip yang ditemukan. Hal tersebut diapit oleh 4 teori belajar yaitu teori Bruner, teori Piaget, teori Vygotsky, dan teori Dewey. Hasil secara teori sudah paham tentang observasi penerapan pendekatan pendekatan saintifik, namun dalam saintifik dapat dilihat pada tabel 1. pelaksanaannya guru belum optimal. Seharusnya pelaksanaan pendekatan Tabel 1. Hasil Observasi Penerapan Pendekatan Saintifik di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai No. Pendekatan Saintifik SDN 026793 SDN 028289 SDN 025282 Kategori Kategori Kategori Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk 1. Mengamati Membaca, mendengar, 6

menyimak dan melihat. 2. Menanya bertanya mengenai apa yang sudah dibaca, didengar, disimak, dan dilihat. 3. Mengumpulkan Informasi Menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara dan melakukan eksperimen. 4. Mengolah Informasi mengumpulkan hasil eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. 5. Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan dan kesimpulan. Keterangan : penerapan Pendekatan Saintifik cukup baik, hal itu terlihat dari ke lima indikator ada tiga katagori Ya penerapan Pendekatan Saintifik cukup baik, hal itu terlihat dari ke lima indikator ada tiga katagori Ya penerapan Pendekatan Saintifik cukup baik, hal itu terlihat dari ke lima indikator ada tiga katagori Ya 7

Faktor pendukung penerapan Pendekatan Saintifik adalah : (1) kebijakan Pemerintah dalam membuat pelatihan-pelatihan pada guru-guru. (2) Kepala Sekolah dalam hal mendatangkan fasilitator daerah untuk melatih guru-guru di sekolah, (3) Sarana dan Prasarana dalam menunjang pembelajaran. Faktor 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian tentang analisis penerapan pendekatan saintifik di SD Negeri Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan pendekatan saintifik Guru-guru di SD Negeri Kecamatan Binjai Utara secara teori sudah paham tentang pendekatan saintifik, namun dalam pelaksanaannya guru belum optimal. Untuk mengurangi kendala-kendala dari sebagian pihak sekolah sasaran secara keseluruhan dengan mengadakan sosialisasi mini di sekolah masing-masing dengan mendatangkan instruktur nasional dan guru bantu guna untuk memberikan pelatihan secara mendalam kepada guru-guru sasaran tentang penghambatnya adalah : (1) Kesulitan dalam penilaian, (2) Waktu pelaksanaan, (3) Menarik hubungan dari setiap fenomena yang ada. (4) Kesiapan guru dalam menyajikan pelajaran dan mengaitkannya dengan fenomena yang sekarang terjadi. pelaksanaan Kurikulum 2013 terutama pendekatan saintifiknya. 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Faktor pendukung Penerapan Pendekatan Saintifik : (1) kebijakan Pemerintah dalam membuat pelatihan-pelatihan pada guru-guru. (2) Kepala Sekolah dalam hal mendatangkan fasilitator daerah untuk melatih guru-guru di sekolah, (3) Sarana dan Prasarana dalam menunjang pembelajaran. Faktor penghambatnya adalah : (1) Kesulitan dalam penilaian, (2) Waktu pelaksanaan, (3) Menarik hubungan dari setiap fenomena yang ada. (4) Kesiapan guru dalam menyajikan pelajaran dan mengaitkannya dengan fenomena yang sekarang terjadi. 8

5. REFERENSI Atsnan.M.F.2013. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran. Dalam Jurnal Pendidikan. Edisi 1. No.4, November 2013. Daryanto (2014) Pendekatan Pembelajaran Saintifik, Yogyakarta:Gava Media. Varelas, M and Ford M. 2009. The scientific method and scientific inquiry: Tensions in teaching and learning. http://www.psychologymani a.com/2012/12/definisipendekatan-ssaintifik.html. Diakses 5 Januari 2015. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual. Ghalia Indonesia : Jakarta. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wibowo, A. 2013. Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi. Membangun Karakter Ideal Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 9