HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

Disusun Oleh : NOVIC ISMAN J PROGRAM FAKULTAS

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU MELATI DESA KWARASAN NOGOTIRTO YOGYAKARTA

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

Diajukan Oleh : PUTRI RAHMITASARI J

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Hamil Menyusui secara Eksklusif di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan empat sasaran pembangunan kesehatan, satu diantaranya menurunkan prevalensi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2006). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, dan Depkes dalam

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan, sikap..., Rindiarni Inten Putri, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. menyusui bayinya, meyakinkan ibu akan keuntungan Air Susu Ibu (ASI) dan

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X. Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bnadung 2

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

DUKUNGAN KELUARGA (SUAMI) MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0 6 BULAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN KAMPAR RIAU

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Eti Eliza NIM

HUBUNGAN DURASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP TINGKAT IMUNITAS BAYI DI KELURAHAN TANGERANG TENGAH KECAMATAN MARPOYAN DAMAI PEKANBARU

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2015

PERBEDAAN STATUS GIZI USIA 0-6 BULAN BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN TIDAK EKSKLUSIF DI BPS SURATNI BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI SUSU FORMULA DI KECAMATAN NGAWI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF OLEH IBU YANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP MOTIVASI IBO MEMBERI ASI PADA BAYI 0-6 BULAN. mira HP Abstrak

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN STATUS IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

HUBUNGAN PRAKTEK INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0 12 BULAN

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun oleh SARTIKA MONY 20080320151 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017

HALAMAN PENGESAHAN Naskah Publikasi HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA Disusun oleh: SARTIKA MONY 20080320151 Telah disetujui pada tanggal 7 Februari 2017 Dosen pembimbing Dosen penguji Romdzati, S.Kep.,Ns MNS Rahmah, M.Kep.,Sp.Kep.An NIK: 19820720200910173104 NIK: 198201302005012002 Mengetahui Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Sri Sumaryani, M.Kep.,Sp.Mat., HNC NIK: 197703132000104173046 i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Sartika Mony NIM : 20080320151 Program Studi Fakultas : Ilmu Keperawatan : Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya tulis ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Yogyakarta, Februari 2017 Yang membuat pernyataan, Sartika Mony ii

Relationship Between Husband s Support with Exclusive Breastfeeding in Baby Aged 0-6 Month in Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta ABSTRACT Sartika Mony 1, Romdzati 2 1 Student, School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Sciences Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2 Lecture, School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Sciences, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta The main causes of infant mortality rate are neonatal prombles m and infectious diseases such as diarrhea and pneumonia as well as malnutrition due to lack of exclusive breast milk. A family support, especially husband, is imperative to succeed exclusive breast feeding. This research was a non experimental research with cross sectional approach. The subjects of this research were 227 mothers whose of baby within 0-6 months old in Puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta. There were 46 respondents who were collected based on Purposive Sampling method. The data was analyzed using Chi Square analysis. Based on the date testing using Chi Square, the result was χ 2 5,893 which p = 0,033 (p<5%), which meant there was correlation between husband support to exclusive breastfeeding for babies within 0-6 months in Puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta. This research showed there was correlation between husband support with exclusive breast-feeding to 0-6 months old babies in Puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta of which correlation was low. Keywords: husband Support-exclusive Milk ` iii

Hubungan Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta. Sartika Mony 1, Romdzati 2 1 Mahasiswa, Program Studi Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2 Dosen Pembimbing, Program Studi Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI Penyebab utama tingginya angka kematian bayi dan balita adalah gangguan pada saat bayi baru lahir (neonatal) dan penyakit infeksi, seperti diare dan pneumonia serta kekurangan gizi (gizi buruk) akibat tidak mendapatkan ASI eksklusif. Peran keluarga terutama suami merupakan hal yang sangat penting dalam mengsukseskan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini merupakan penelitian non experiment dengan metode pendekatan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta yang berjumlah 227 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling didapatkan 46 orang. Analisa data menggunakan analisa chi square. Berdasarkan uji data yang diperoleh dengan menggunakan analisa chi square didapatkan hasil χ 2 5,893 dimana p = 0,033 (p<5%), berarti ada hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta dengan rentang kategori rendah. Kata kunci: dukungan suami - ASI eksklusif iv

1 PENDAHULUAN Data yang diperoleh dari World Health Statistik 2011 menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB) diantara negara - negara anggota ASEAN pada tahun 2009. Angka kematian balita terendah di Singapura yaitu 3 kematian per 1.000 kelahiran hidup sedangkan yang tertinggi di Kamboja yaitu 88 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Di Indonesia sebanyak 34 kematian per 1.000 kelahiran hidup 1. Menurut Survey Demografi Kesehatan Rumah Tangga (SDKRT) Angka kematian bayi di Indonesia tahun 2007 mencapai 34 per 1000 kelahiran hidup dengan AKB terendah Yogyakarta yaitu 19 per 1.000 kelahiran hidup 1. Angka kematian bayi di Kabupaten Bantul pada tahun 2011 mencapai 19 per 1000 kelahiran hidup. Kecamatan dengan kematian bayi tertinggi yaitu di wilayah Kecamatan Banguntapan dengan 19 kasus dan Kecamatan Jetis dengan 15 kasus. Sedangkan untuk Kecamatan Kasihan, angka kematian bayi berjumlah 11 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi di Kabupaen Bantul tertinggi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yaitu 30 % 2. Penyebab langsung kematian bayi adalah komplikasi pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), asfiksia dan infeksi. Penyebab tidak langsung AKB adalah faktor lingkungan, perilaku, genetik, dan pelayanan kesehatan sendiri 3. Penyebab utama tingginya angka kematian bayi dan balita adalah gangguan pada saat bayi baru lahir (neonatal) dan penyakit infeksi, seperti diare dan pneumonia serta kekurangan gizi (gizi buruk) akibat tidak mendapatkan ASI eksklusif 4. Fakta menunjukkan pemberian ASI eksklusif masih belum maksimal, bahkan sebagian ayah atau suami belum mengatahui pengertian dari ASI eksklusif

2 padahal suami atau ayah adalah figur utama dalam memberikan dukungan kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya 5. Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2006-2007, jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan hanya mencakup 67% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun dengan bertambahnya usia bayi, 54% pada bayi usia 2-3 bulan dan 19% pada bayi usia 7-9 bulan. Kondisi yang lebih memprihatinkan, 13% bayi di bawah dua bulan telah diberi susu formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberikan makanan tambahan 6. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia nol (0) bulan hanya mencakup 39,8% sedangkan bayi usia 5 bulan hanya 15% dari total bayi yang ada 1. Tahun 2009 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), cakupan ASI di propinsi DIY sebesar 34,56% sedangkan target nasionalnya sebesar 80% selama 5 tahun cakupan pemberian ASI eksklusif secara umum mengalami peningkatan, tetapi pada tahun 2008 cakupan ASI eksklusif sedikit menurun, hal ini dikarenakan masa transisi ASI eksklusif yang semula 4 bulan menjadi 6 bulan. Cakupan bayi yang diberi ASI eksklusif di Kabupaten Bantul tahun 2011 sebesar 42,3 % meningkat bila dibandingkan tahun 2010 sebanyak 29,87 % 2. Keberhasilan dan kesuksesan dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi tidak hanya dapat dilakukan oleh ibu saja, tetapi juga harus mendapatkan dukungan dari keluarga ataupun orang-orang terdekat ibu seperti suami. Peran suami sama besarnya dengan peran ibu terutama dalam segi psikologis, sehingga jika seseorang ibu berhasil memberi ASI eksklusif selama 6 bulan, maka ini merupakan keberhasilan ibu dan suami 7.

3 Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan wilayah kerja Puskesmas Kasihan I Bantul terbagi menjadi dua desa yaitu Tamantirto dan Bangunjiwo. Dengan melihat data sekunder pada buku pemantauan wilayah setempat (PWS) KIA di Puskesmas Kasihan I yang melakukan kunjungan pertama di bulan Desember 2013 didapatkan jumlah ibu menyusui di dua desa wilayah kerja Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta yaitu 33 orang sedangkan di desa Tamantirto dan 37 orang. Menurut hasil wawancara dengan perawat di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta, dari hasil wawancara dengan perawat yang memiliki tempat praktek di rumah, ada sekitar 9 ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya karena tidak mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suaminya. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif untuk bayi usia 0-6 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif untuk bayi 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian non experiment dengan metode pendekatan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta yang berjumlah 227 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling didapatkan 46 orang. Analisa data menggunakan analisa chi square.

4 HASIL PENELITIAN Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan No. Pendidikan F % 1. SD 3 6,5 2. SMP 3 6,5 3. SMA 28 60,9 4. PT 12 26,1 Tabel 1. memperlihatkan bahwa responden yang paling banyak berpendidikan SMA (60,9%) dan sebagian kecil berpendidikan SD dan SMP yaitu 3 orang (6,5%). Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan umur No. Umur F % 1. < 30 tahun 22 47,8 2. > 30 tahun 24 52,2 Tabel 4.2. memperlihatkan bahwa responden yang paling banyak berumur lebih dari 30 tahun yaitu 24 orang (52,2%) dan yang berumur kurang dari 30 tahun sebanyak 22 orang (47,8%). Karakteristik responden berdasarkan urutan anak yang disusui Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan urutan anak No. Urutan anak F % Pertama 19 41,3 Kedua 18 39,1 Ketiga 8 17,4 Keempat 1 2,2

5 Tabel 3. memperlihatkan bahwa sebagian besar anak yang disusui adalah anak pertama yaitu 19 orang (41,3%) dan yang paling sedikit anak keempat yaitu 1 orang (2,2%). Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No. Pekerjaan F % 1. IRT 31 67,4 2. Swasta 9 19,6 3. Wiraswasta 6 13,0 Tabel 4. memperlihatkan bahwa responden yang paling banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu 31 orang (67,4%) dan yang paling sedikit bekerja sebagai wiraswasta yaitu 6 orang (13%). Karakteristik responden berdasarkan penghasilan Tabel 5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan penghasilan No. Penghasilan F % 1 < 1 juta 29 63,0 2 > 1 juta 17 37,0 Tabel 5. memperlihatkan bahwa responden yang paling banyak mempunyai penghasilan kurang dari 1 juta yaitu 29 orang (63%) dan responden yang mempunyai penghasilan lebih dari juta sebanyak 17 orang (37%). Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif Tabel 6. Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif No. Dukungan Suami Dalam Pemberian F % ASI Eksklusif 1 Baik 34 73,9 2 Cukup 12 26,1

6 Tabel 6. memperlihatkan bahwa responden yang paling banyak mendapatkan dukungan yang baik dari suaminya dalam memberikan ASI eksklusif yaitu 34 orang (73,9%) sedangkan yang paling sedikit mendapatkan dukungan yang cukup dari suaminya dalam pemberian ASI eksklusif yaitu 12 orang (26,1%). Pemberian ASI Eksklusif Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif No. Pemberian ASI Eksklusif F % 1 Ya 40 87,0 2 Tidak 6 13,0 Tabel 7. menunjukkan sebagian besar responden memberikan ASI eksklusif yaitu 40 orang (87%) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif 6 orang (13%). Tabel 8. Distribusi Frekuensi Mulai Segera Diberi ASI No. Mulai Segera diberi ASI F % 1 > 2 hari 3 6,5 2 0-6 jam 39 84,8 3 1-2 hari 3 6,5 4 7-24 jam 1 2,2 Tabel 8. menunjukkan sebagian besar bayi mulai diberi ASI pada 0-6 jam pertama setelah lahir yaitu 39 orang (84,8%) dan yang paling sedikit mulai diberi ASI pada 7-24 jam setelah lahir yaitu 1 orang (2,2%). Tabel 9. Distribusi Frekuensi Pemberian kolostrum setelah lahir No. Pemberian kolostrum setelah lahir F % 1 Ya 46 100 2 Tidak 0 0 Tabel 9. menunjukkan semua bayi (100%) diberi kolostrum setelah lahir.

7 Tabel 10. Distribusi Frekuensi Menyusui Bayi Dalam Sehari No. Menyusui Bayi Dalam Sehari F % 1 4-6 kali 4 8,7 2 > 6 kali 42 91,3 Tabel 10. menunjukkan sebagian besar bayi diberi ASI > 6 kali dalam sehari yaitu 42 orang (91,3%) dan paling sedikit diberi ASI 4-6 kali dalam sehari yaitu 4 orang (8,7%). Tabel 11. Distribusi Frekuensi Bayi Yang Diberi Susu Formula No. Bayi Yang Diberi Susu Formula F % 1 Tidak formula 37 80,4 2 Formula 9 19,6 Tabel 11. menunjukkan sebagian besar bayi tidak diberi susu formula sebelum berumur 6 bulan yaitu 37 orang (80,4%) dan yang diberi susu formula sebelum berumur 6 bulan sebanyak 9 orang (19,6%). Tabel 12. Distribusi Frekuensi Ibu Yang Mengalami Sakit Payudara Saat Menyusui No. Sakit payudara saat menyusui F % 1 Tidak 23 50,0 2 Ya 23 50,0 Tabel 12. menunjukkan ibu menyusui yang mengalami sakit payudara saat menyusui bayinya dan tidak mengalami sakit payudara saat menyusui bayinya mempunyai proporsi yang sama yaitu 23 orang (50%). Tabel 13. Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui Saat Mengalami Sakit Payudara No. Ibu Menyusui Saat Sakit payudara F % 1 Tidak 20 43,5 2 Ya 26 56,5

8 Tabel 13. menunjukkan ibu yang tetap menyusui saat mengalami sakit payudara sebanyak 26 orang (56,5%) dan yang tidak menyusui sebanyak 20 orang (43,5%). Tabel 14. Distribusi Frekuensi Ibu Bekerja Saat Menyusui No. Ibu Bekerja Saat Menyusui F % 1 Tidak 34 73,9 2 Ya 12 26,1 Tabel 14. menunjukkan sebagian besar responden tidak bekerja saat menyusui bayinya yaitu 34 orang (73,9%) dan ibu yang tetap bekerja sebanyak 12 orang (26,1%). Hubungan Dukungan Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif untuk bayi 0-6 bulan di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta. Tabel 15 Distribusi Silang Hubungan Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif Untuk Bayi 0-6 bulan di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta Pemberian ASI Eksklusif Dukungan suami Ya Tidak Total p f % f % f % Baik 32 69,6 2 4,3 34 73,9 Cukup 8 17,4 4 8,7 12 26,1 0,033 Total 40 87 6 13 46 100 2 =5.893, p= 0,033, dan Koefisien kontigensi= 0,337 Tabel 15 menunjukkan ibu yang memberikan ASI eksklusif dan mendapatkan dukungan dari suaminya sebanyak 32 orang (69,6%), sedangkan responden yang paling sedikit mendapatkan dukungan suami yang baik serta memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 2 orang (4,3%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai χ 2 sebesar 5,893 dengan taraf signifikansi 0,033 (p<5%). Nilai Koefisien kontigensi= 0,337 berada pada interval 0,200 sampai 0,399, termasuk dalam kategori rendah, sehingga dapat dinyatakan ada hubungan dukungan suami

9 dengan pemberian ASI eksklusif untuk bayi 0-6 bulan di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta. PEMBAHASAN Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa responden yang paling banyak mendapatkan dukungan yang baik dari suaminya dalam memberikan ASI eksklusif yaitu 34 orang (73,9%) sedangkan yang paling sedikit mendapatkan dukungan yang cukup dari suaminya dalam pemberian ASI eksklusif yaitu 12 orang (26,1%). Keberhasilan dan kesuksesan dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi tidak hanya dapat dilakukan oleh ibu saja, tetapi juga harus mendapatkan dukungan dari keluarga ataupun orang-orang terdekat ibu seperti suami 7. Peran suami sama besarnya dengan peran ibu terutama dalam segi psikologis, sehingga jika seseorang ibu berhasil memberi ASI Eksklusif selama 6 bulan, maka ini merupakan keberhasilan ibu dan suami. Hasil penelitian didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Yuniastuti di Rumah Bersalin Queen Latifa Yogyakarta tahun 2003 diketahui bahwa peran suami dalam pemberian ASI eksklusif menunjukkan peran yang baik. Sebanyak 14 suami (70%) berperan baik. Penelitian ini juga menyebutkan 12 orang (26,1%) mendapatkan dukungan yang cukup dari suaminya dalam pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian ini didukung penelitian yang telah dilakukan oleh Yuniastuti di Rumah Bersalin Queen Latifa Yogyakarta tahun 2003 diketahui bahwa 6 suami (30%) berperan cukup baik dalam pemberian ASI eksklusif. Dukungan suami yang tergolong cukup baik dapat disebabkan karena kesibukan suami dalam bekerja. Karakteristik responden penelitian ini

10 menunjukkan bahwa 67,4% responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, artinya suami yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Kesibukan suami dalam bekerja mempengaruhi suami dalam memberikan dukungan kepada istrinya yang sedang menyusui. Faktor yang klasik yang menghambat dukungan suami terhadap ibu menyusui adalah ayah terlalu sibuk dalam pekerjaannya sehingga tidak ada waktu untuk turut membantu istri dalam memberikan ASI secara Eksklusif 8. Pemberian ASI Eksklusif Tabel 7. menunjukkan sebagian besar responden memberikan ASI eksklusif yaitu 40 orang (87%) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif 6 orang (13%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden telah melakukan pemberian ASI secara eksklusif sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada anak dan suami serta sebagai bentuk kasih sayang ibu terhadap anaknya. Responden yang memberikan ASI eksklusif disebabkan karena adanya kesadaran bahwa memberikan ASI eksklusif sangat penting bagi tumbuh kembang bayi secara optimal. ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal sampai bayi berumur 6 bulan dan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi, tim 7. Namun setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap dapat diberikan ASI sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun, dianjurkan menyusui dini (30-60 menit) tanpa dijadwal sesuai kemauan bayi.

11 Perilaku responden dalam memberikan ASI eksklusif dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden. Penelitian ini menyebutkan bahwa responden yang berpendidikan SMA (60,9%) dan yang berpendidikan PT 26,1%. Pendidikan berpengaruh terhadap pemberian ASI walaupun tidak dapat dipisahkan dari segi ekonomi 9. Terlihat bahwa ibu yang tidak mendapat pendidikan formal dan yang berpendidikan perguruan tinggi dapat lebih lama menyusui bayinya daripada yang berpendidikan rendah. Hal ini karena ibu yang berpendidikan tinggi sadar akan keunggulan ASI dan ibu yang berpendidikan menengah karena terpengaruh iklan susu formula. Pada penelitian ini didapatkan 13% responden tidak memberikan ASI eksklusif. Perilaku responden ini sesuai dengan pendapat Purwanti yang menyebutkan fenomena yang ada di masyarakat menunjukkan bahwa masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya secara optimal 10. Berbagai penelitian menyebutkan akibat dampak dari tidak optimalnya pemberian ASI eksklusif tersebut sangat besar. Apabila bayi dibawah 4 bulan telah diberi makanan tambahan maka bayi akan sulit tidur di malam hari, selain itu bayi akan mengalami gangguan-gangguan lain seperti sakit perut, diare, sembelit, infeksi, kurang darah, dan alergi. Dampak kegagalan pemberian ASI eksklusif adalah bayi sangat rentan terserang penyakit. Beberapa penyakit yang bisa disebabkan karena kegagalan pemberian ASI eksklusif antara lain meningkatkan resiko kematian, infeksi saluran pencernaan, infeksi saluran pernapasan dan meningkatkan gizi buruk 11.

12 Hubungan Dukungan Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif Untuk Bayi 0-6 bulan di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta Tabel 15 menunjukkan ibu yang memberikan ASI eksklusif dan mendapatkan dukungan dari suaminya sebanyak 32 orang (69,6%), sedangkan responden yang paling sedikit mendapatkan dukungan suami yang baik serta memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 2 orang (4,3%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai χ2 sebesar 5,893 dengan taraf signifikansi 0,033 (p<5%). Nilai Koefisien kontigensi= 0,337 berada pada interval 0,200 sampai 0,399, termasuk dalam kategori rendah, sehingga dapat dinyatakan ada hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif untuk bayi 0-6 bulan di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta. Adanya hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif menunjukkan bahwa suami berperan penting dalam keberhasilan ASI eksklusif. Hasil penelitian ini pengetahuan dan sikap ibu mempunyai hubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif, sedangkan pengetahuan dan sikap suami tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Menurut Ridwan pengetahuan ibu tentang pengetahuan ASI dan cara pemberian ASI yang benar dapat menunjang keberhasilan ibu dalam menyusui 9. Ketidaktahuan ibu tentang keunggulan ASI dan resiko pemberian makanan tambahan lebih awal dapat memberi pengaruh buruk pada bayi yaitu rentan terhadap penyakit infeksi dan diare. KESIMPULAN 1. Ibu yang mendapatkan dukungan yang baik dari suaminya dalam memberikan ASI eksklusif sebanyak 34 orang (73,9%) sedangkan yang mendapatkan

13 dukungan yang cukup dari suaminya dalam pemberian ASI eksklusif yaitu 12 orang (26,1%). 2. Ibu yang memberikan ASI eksklusif yaitu 40 orang (87%) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif 6 orang (13%). 3. Ada hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif untuk bayi 0-6 bulan di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta (χ 2 5,893; p 0,033 (p<5%). SARAN Bagi ibu dan suami, agar saling mengingatkan untuk memberikan ASI eksklusif untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan sama-sama menyadari pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi. DAFTAR PUSTAKA 1. Kemenkes. (2011). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010: Kementrian Kesehatan RI. Jakarta. 2. Dinkes Bantul. (2012). Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2012. Dinkes. 3. Nurliawati, E. (2013). Hubungan Antara Preeklampsia Berat Dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSU dr.soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2013. 4. Ririn. (2011). Gambaran faktor-faktor Yang Mempeengaruhi Pemberian Susu Formula Pada Ibu Yang Mempunyai Balita Usia 0-6 Bulan. Kesehatan Masyarakat. Vol 3. No 1. 5. Prasetyono, D. S. (2012). Buku Pintar ASI Eksklusif : Yogyakarta. DIVA Press 6. Badan Pusat Statistik (BPS). (2007). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006-2007. Jakarta. 7. Roesli, U. (2008). ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.

14 8. Fajar. (2009). Faktor-Faktor yang Menghambat Keinginan Suami Untuk Turut Menyukseskan Pemberian ASI Secara Eksklusif, (Http://www.kakak.org.), diakses pada 17 Oktober 2014. 9. Ridwan Amirudin. (2007). Faktor-faktor penyebab rendahnya pemberian ASI eksklusif Pada Bayi. Diakses pada 17 Oktober 2014. 10. Purwanti. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Bandung: Cendekia 11. Wiji, R.N. (2013). ASI dan Panduan Ibu Menyusui: Yogyakarta. Nuha Medika