BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

EVALUASI IMPLEMENTASI ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN LAS BERORIENTASIKAN PRODUK KRIYA LAS TERALIS DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. Triatno, (2009:53) menyatakan pendapatnya bahwa tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. dalam pekerjaan dan aktivitasnya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki fungsi sangat penting dalam membentuk karakter dan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan banyak hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang yang harus diutamakan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Pendidikan sudah dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu diantara kebutuhan pokok manusia dalam menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan perubahan pemahaman, sikap dan tingkah laku peserta didik ke arah yang lebih baik. Perubahan itu tidak serta merta tugas dan tanggung jawab guru maupun pihak sekolah namun orang tua dan lingkungan juga mempunyai peranan penting demi terciptanya generasi bangsa yang berkarakter dan cerdas. Sebagai lembaga pendidikan sekolah tidak hanya berperan sebatas tempat terjadinya interaksi belajar mengajar namun dituntut mampu menjadikan peserta didik memiliki sikap dan kepribadian yang lebih baik, sebab tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah pembentukan karakter. Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari lembaga pendidikan yang mengarah pada kejuruan diharapkan dapat mendidik dan mengarahkan para peserta diklatnya agar dapat memiliki keahlian dan keterampilan serta pengetahuan yang cukup sebagai modal dasar untuknya dimasa yang akan datang. 1

2 Dalam Garis garis Besar Program Pengajaran (GBPP) kurikulim SMK edisi 2006, tujuan sekolah menengah kejuruan adalah: Tujuan Umum 1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga Negara yang berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. 3. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia. 4. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efesien Tujuan Khusus 1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan dunia usaha lainnya sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. 2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

3 3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Berdasarkan tujuan kurikulum tersebut, sekolah menengah kejuruan mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menjadikan peserta didiknya berkualitas secara teoritis dan praktik. Namun dewasa ini sering terjadi ketidak seimbangan antara ilmu teoritis dan praktik yang dimiliki siswa. Ada siswa yang lebih cenderung menguasai praktik dan sebaliknya ada yang cenderung menguasai pelajaran teoritis. Ketidakseimbangan ini akan berdampak pada hasil belajar siswa terhadap mata pelajarn produktif untuk menguasai praktek dan teori. Dari hasil observasi awal peneliti di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa tentang hasil belajar memahami dasar dasar mesin yang dilihat dari nilai hasil ujian sehari-hari, formatif dan sekaligus informasi langsung dari guru mata diklat tersebut menunjukkan bahwa masih tingginya yang tidak memenuhi standard kelulusan nilai Memahami dasar dasar mesin siswa dibawah KKM sebanyak 25%, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar memahami dasar - dasar mesin masih tergolong rendah, karena standard kelulusan untuk mata diklat produktif adalah 7.00, keadaan ini akan mempengaruhi proses belajar siswa berikutnya karena pelajaran memahami dasar - dasar mesin merupakan dasardasar teknik mesin.

4 Fenomena di lingkungan siswa SMK berkembang pemahaman bahwa yang terpenting dari seorang lulusan SMK adalah mampu bekerja, padahal sesungguhnya bekerja tanpa memahami dasar dasar kerja akan memberikan dampak yang buruk terhadap kualitas kerja. Artinya ketika materi dasar kurang dikuasai maka akan menyulitkan siswa menghadapi materi lanjutan yang lebih bervariasi dan lebih kompleks dari materi sebelumnya. Oleh karena itu, sangat perlu penanaman kemauan belajar yang lebih keras oleh pihak sekolah dan pihak keluarga, agar persepsi siswa lebih benar. Disamping faktor kurangnya kesadaran, faktor ketidak pahaman terhadap lingkungan belajar juga menjadi penyebab rendahnya semangat belajar yang justru berdampak terhadap hasil belajar. Sampai saat ini persepsi yang timbul dikalangan siswa, terutama siswa Tingkat X, tentang SMK masih bervariasi. Terdapat persepsi bahwa SMK adalah sekolah yang mampu mencetak tenaga tingkat menengah yang memiliki pengetahuan dan sikap juru teknik, tetapi ada juga siswa berfikir bahwa masuk SMK merupakan sekolah yang hanya belajar mata pelajaran produktif melaksanakan praktik sehingga akan mengurangi beban belajar seperti berhitung, mencatat dan menghafal. Siswa lebih memilih melanjutkan ke SMK, untuk siswa-siswa yang kurang mampu, ataupun untuk siswa-siswa yang tidak mampu melanjutkan ke bangku kuliah. Sehingga sangat perlu diawal penerimaan siswa baru, sekolah harus mampu meluruskan persepsi siswa tentang SMK dan cara belajarnya. Demi meningkatkan kesadaran dan kemauan belajar yang lebih baik.

5 Disamping faktor persepsi siswa yang harus diluruskan, faktor internal siswa lain yang menjadi penentu keberhasilan belajar adalah motivasi belajar siswa. Setiap siswa harus mempunyai motivasi belajar yang tinggi, karena dengan adanya motivasi akan mendorong siswa untuk lebih interaktif dalam melaksanakan proses belajar mengajar baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Upaya pembangkitan dan penanaman motivasi belajar menjadi tanggung jawab bersama antara pihak sekolah dan keluarga. Namun dewasa ini perhatian terhadap kondisi belajar anak sangat kurang baik dari pihak keluarga maupun pihak sekolah. Ketika perhatian terhadap belajar anak kurang akan berdampak pada penurunan atau lemahnya motivasi belajar. Motivasi belajar yang lemah menyebabkan banyaknya peserta didik kurang berminat untuk belajar, terutama pada mata pelajaran dan guru yang menurut mereka sulit atau menyulitkan. Untuk kepentingan tersebut guru dituntut mampu membangkitkan minat belajar peserta didik. Pembangkitan minat atau selera belajar ini disebut motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah, apabila siswa kurang termotivasi atau tidak adanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

6 Berdasarkan dua faktor penyebab rendahnya nilai siswa serta proses pembelajaran yang kurang optimal maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Tentang Hubungan Persepsi Siswa tentang SMK dan Motivasi Belajarnya dengan Hasil Belajar Memahami Dasar Dasar Mesin Pada Siswa Tingkat X Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2015 / 2016 B. Identifikasi Masalah Dari permasalahan penelitian ini, secara spesifik dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi siswa tentang sekolah menengah kejuruan siswa tingkat X di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa tahun ajaran 2015/2016? 2. Bagaimana motivasi belajar memahami dasar dasar mesin siswa tingkat X di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa tahun ajaran 2015/2016? 3. Bagaimana keadaan hasil belajar memahami dasar dasar mesin siswa tingkat X di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa tahun ajaran 2015/2016? 4. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar memahami dasar dasar mesin siswa tingkat X di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa tahun ajaran 2015/2016? 5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar siswa tingkat X di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa tahun ajaran 2015/2016?

7 6. Apakah persepsi siswa tentang sekolah menengah kejuruan mempengaruhi hasil belajar memahami dasar dasar mesin siswa? 7. Apakah motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar memahami dasar dasar mesin siswa? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, terdapat banyak faktor yang memiliki hubungan dengan hasil belajar memahami dasar dasar mesin siswa tingkat X di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa tahun ajaran 2015/2016. Agar peneliti terfokus pada masalah penelitian maka dilakukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, permasalahan dibatasi pada masalah persepsi siswa tentang SMK, motivasi belajar siswa dengan hasil belajar memahami dasar dasar mesin. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara persepsi siswa tentang Sekolah menengah kejuruan dengan Hasil Belajar memahami dasar dasar mesin siswa Tingkat X di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa tahun ajaran 2015/2016?

8 2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Motivasi Belajar Siswa dengan Hasil Belajar memahami dasar dasar mesin siswa Tingkat X di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa tahun ajaran 2015/2016? 3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara persepsi siswa tentang Sekolah menengah kejuruan dan Motivasi Belajar secara bersamasama dengan Hasil Belajar memahami dasar dasar mesin siswa Tingkat X di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa tahun ajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang sekolah menengah kejuruan dan hasil belajar memahami dasar dasar mesin pada siswa Tingkat X di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa tahun ajaran 2015/2016 2. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar memahami dasar dasar mesin siswa Tingkat X di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa tahun ajaran 2015/2016 3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang sekolah menengah kejuruan dan Motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar memahami dasar dasar mesin siswa Tingkat X di SMK Swasta Nurul Amaliyah Tanjung Morawa tahun ajaran 2015/2016

9 F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan masukan kepada lembaga pendidikan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan 2. Menambah pengetahuan bagi peneliti dalam menerapkan teori-teori penelitian pendidikan yang telah dipelajari selama ini. 3. Sebagai bahan studi banding atau referensi ilmiah bagi penelitian-penelitian yang relevan dikemudian hari dengan melibatkan variabel yang lebih kompleks.