PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN GAME EDUKASI AKUNTANSI

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN GAME

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN PADA PEMBELAJARAN DASAR-DASAR PERBANKAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGANTAR AKUNTANSI DENGAN PENERAPAN ROLE PLAYING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER

PENGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DRILL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

: AYU PERDANASARI K

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJARAN IPS TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SRUWENG

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MENGGUNAKAN MODEL JOYFUL LEARNING

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENDAHULUAN Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mewujudkan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GRAFIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV JURNAL OLEH

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PENINGGALAN SEJARAH NASIONAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN MIND MAP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MELALUI METODE BLENDED LEARNING BERBASIS EDMODO SOCIAL NETWORKING PADA SISWA SMA N 1 MOJOLABAN TAHUN 2015

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL. Oleh FENTI MIFTAHUL JANNAH ASMAUL KHAIR RAPANI

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS. (Jurnal Skripsi)

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang.

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

IMPLEMENTASI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

warga dunia yang cinta damai. Oleh karena itu, banyak yang beranggapan bahwa mata pelajaran IPS merupakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE KUMON PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGANTAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SURAKARTA DENGAN PENERAPAN ROLE PLAYING BERBANTUAN VIDEO

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA STANDAR KOMPETENSI SISTEM

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN MEDIA GRAFIS JURNAL. Oleh AZKA FALAIH RIZQIYANA SARENGAT DARSONO

Keywords: STAD, Social Skill, Civic Education

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENERAPAN MODEL ARIAS

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

KALAM CENDEKIA, Volume 4, Nomor 5.1, hlm

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

Ningsih et al., Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa...

Peningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas Xii Ips 5 Sma Negeri Karangpandan Melalui Model Pembelajaran Sakadumen (One Case Two Minutes)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SD NEGERI TRIREJO

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MEDIA MOVIE MAKER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 BANDA ACEH

PENERAPAN MODEL NHT DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn JURNAL. Oleh ASEP KURNIAWAN Rapani Asmaul Khair

1 Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret 2,3 Dosen Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERISTIWA ALAM

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

Transkripsi:

Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 189-200 Mutia Dian Anggraeni, Sigit Santoso, dan Binti Muchsini. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa melalui Penerapan Game Edukasi Akuntansi. Agustus, 2016. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN GAME EDUKASI AKUNTANSI Mutia Dian Anggraeni, Sigit Santoso, Binti Muchsini* *Pendidikan Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia mutiadiananggraeni@gmail.com ABSTRACT The objective of this research is to improve whether the application of accounting educational games can improve the learning achievement in Accounting subject matter. Subject matter in this research is general journal. This research used the classroom action research. Its subject was the students in Bintang Senior Secondary School*. Its data were collected through test, observation, and documentation. They were validated by using the content validity and analyzed by using the quantitative and qualitative technique of analysis. The result of research shows that the application of the accounting educational games can improve the students learning achievement as indicated by the improvement of their learning achievement from one cycle to the other cycles. Prior to the treatment, the students learning achievements in the affective, cognitive, and psychomotor were 32.24%, 42.11%, and 44.74% respectively. Following the treatment, they became 58.55%, 57.89%, and 57.89% respectively in Cycle I and 85.53%, 78.95%, and 89.48% respectively in Cycle II. Thus, the application of the accounting educational games can improve the learning achievement in Accounting subject matter of the students of Bintang Senior Secondary School*. Keywords: Learning achievement, learning media, accounting educational game. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa melalui penerapan game edukasi akuntansi. Materi pembelajaran yang terkait dalam penelitian ini adalah jurnal umum. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Bintang*. Teknik pengumpulan data adalah dengan tes, observasi, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan validitas isi dan analisis data menggunakan teknik analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penerapan game edukasi akuntansi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan prestasi belajar siswa dari tiap siklusnya. Pada pratindakan prestasi belajar aspek afektif 32,24%, aspek kognitif 42,11%, dan aspek psikomotor 44,74%. Pada siklus I menjadi 58,55%, 57,89%, dan 57,89%. Pada siklus II prestasi belajar aspek afektif 85,53%, 78,95%, dan 89,48%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan game edukasi akuntansi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di SMA Bintang*. Kata kunci: prestasi belajar, media pembelajaran, game edukasi akuntansi *) SMA Bintang merupakan nama samaran.

190 Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2 (2016) PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, hal ini termuat dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa. Pemerintah menetapkan sebuah peraturan mengenai masalah pendidikan di Indonesia, yang termuat dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam kurikulum 2013 pembelajaran lebih difokuskan kepada siswa sedangkan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Dalam hal ini, siswa dituntut lebih aktif dalam pembelajaran sehingga siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Pendidikan tidak hanya digunakan untuk mempersiapkan siswa dalam memperoleh profesi atau jabatan tetapi juga untuk dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran akuntansi haruslah melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir. Pembelajaran akuntansi dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan siswa mengenai pemahaman cara mengolah data transaksi pada /suatu perusahaan untuk menghasilkan sebuah informasi. Keberhasilan dalam proses pembelajaran akuntansi dapat diketahui dengan adanya evaluasi dari guru yang mencakup aspek afektif, kognitif, dan psikomotor. Aspek afektif berkaitan dengan sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Aspek kognitif berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman siswa

Mutia Dian Anggraeni, Sigit Santoso, dan Binti Muchsini. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa melalui Penerapan Game Edukasi Akuntansi.. Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 189-200 191 mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Aspek psikomotor berkaitan dengan keterampilan dan kemauan bertindak dalam proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Tinggi atau rendahnya prestasi belajar dapat diketahui setelah diadakan evaluasi belajar. Faktor yang memengaruhi prestasi belajar menurut Dalyono (2009: 55) antara lain, faktor internal meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, cara belajar, sedangkan faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah (kualitas guru, kurikulum, media pembelajaran, ruang kelas, dan fasilitas pembelajaran), masyarakat, dan lingkungan sekitar. Bagi kelas XI IPS akuntansi merupakan mata pelajaran baru yang belum pernah diterima pada saat kelas X. Hal ini menyebabkan kemungkinan terjadi permasalahan pada saat proses pembelajaran. Permasalahan yang terjadi adalah berdasarkan data hasil soal tes akuntansi yang diberikan setelah proses pembelajaran selesai pada aspek kognitif siswa kelas XI IPS di salah satu SMA Swasta Kota Surakarta dari 38 siswa hanya terdapat 16 siswa (42,11%) yang mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Sementara itu, aspek afektif siswa yang diketahui melalui pengamatan selama proses belajar berlangsung menunjukkan 32,24% siswa yang mencapai KKM. Data hasil tes keterampilan siswa untuk mengukur prestasi belajar aspek psikomotor menunjukkan bahwa terdapat 17 siswa (44,74%) siswa yang telah mampu mencapai KKM. Berdasarkan pengamatan menunjukkan hasil bahwa siswa yang memenuhi kriteria adalah 32,24%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa baik kognitif, afektif, dan psikomotor masih tergolong rendah. Proses pembelajaran yang berlangsung guru belum menggunakan media pembelajaran yang mendukung merupakan salah satu penyebab pembelajaran terkesan monoton. Hal ini menyebabkan, perhatian siswa dalam mata pelajaran akuntansi masih rendah, siswa kurang mempunyai dorongan untuk memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Siswa terlihat kurang tertarik dan cenderung cepat bosan saat proses pembelajaran berlangsung. Kesulitan dalam

192 Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2 (2016) menentukan media pembelajaran merupakan salah satu kendala yang disampaikan oleh guru pengajar sehingga pembelajaran akuntansi terkesan monoton dan sulit dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, diperlukannya media pembelajaran agar siswa lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan. Guru sebagai penyampai materi pembelajaran kepada siswa harus mampu mengembangkan atau memilih media pembelajaran agar siswa lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan. Guru mata pelajaran akuntansi seharusnya dapat membuat suasana pembelajaran lebih menyenangkan. Guru sebaiknya mampu mengembangkan teknologi yang ada pada saat ini sebagai media atau alat bantu dalam penyampaian materi sehingga pembelajaran lebih menyenangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan suasana belajar sambil bermain. Salah satu upaya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan yaitu dengan penggunaan media pembelajaran interaktif. Media pembelajaran interaktif yang digunakan yaitu game edukasi akuntansi. Suasana belajar yang menyenangkan diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar dapat meningkatkan setelah penerapan media pembelajaran berupa game edukasi (Rohmawati, 2012). Media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah penting. Hal ini dikarenakan media pembelajaran dapat memperjelas pesan yang akan disampaikan. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa melalui penerapan game edukasi akuntansi. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Wahab (2015:244) berpendapat, Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Menurut Syah (2010: 141) indikator prestasi belajar dikelompokkan menjadi tiga aspek yaitu aspek kognitif mencakup pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis. Aspek afektif berkenaan dengan sikap siswa yang terdiri atas menerima pembelajaran dari guru, memperhatikan pembelajaran yang

Mutia Dian Anggraeni, Sigit Santoso, dan Binti Muchsini. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa melalui Penerapan Game Edukasi Akuntansi.. Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 189-200 193 disampaikan oleh guru, memberikan kepada guru, dan mengajukan pertanyaan. Aspek psikomotor berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak. Aspek psikomotor mencakup gerakan refleks, keteramplan gerakan dasar, kemampuan perseptualm keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretative. Menurut Chasiyah, Chadidjah, dan Edy (2009: 99) prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal (yang berasal dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar diri siswa). Faktor internal, terdiri dari faktor psikis dan fisik. Faktor psikis meliputi inteligensi, kreativitas, bakat, perhatian, motivasi, disiplin, sikap, mental, cara belajar, keterampilan, sedangkan faktor fisik meliputi jasmani, indera dan syaraf. Faktor eksternal, meliputi rumah, sekolah, termasuk alat atau media pembelajaran, masyarakat dan alam sekitar. Asyhar (2012:8) mengemukakan bahwa media pembelajaran dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Media pembelajaran merupakan alat bantu yang berfungsi untuk menjelaskan sebagian dari keseluruhan program pembelajaran yang sulit dijelaskan secara verbal (Musfiqon, 2012:28). Fungsi media pembelajaran menurut Levie dan Lentz (1982) dalam Arsyad (2011:16) yaitu atensi (mengarahkan perhatian siswa), afektif (kepuasan siswa ketika belajar menggunakan teks bergambar, kognitif (memperlancar tujuan untuk memahami informasi), dan kompensatoris (mengingat). Menurut Rossi dan Briedle (1996) dalam Sanjaya (2013:163) media pembelajaran adalah semua alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, sedangkan interaktif memiliki arti saling aktif. Media pembelajaran interaktif merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Media pembelajaran interaktif mempunyai kegunaan untuk mengatasi keterbatasan ruang, menimbulkan gairah belajar, membuat pembelajaran lebih menarik, serta proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun.

194 Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2 (2016) Game sebagai media pembelajaran interaktif memiliki potensi yang cukup baik. Pada saat ini pemanfaatan game sebagai media pembelajaran masih belum banyak. Padahal game apabila dikembangkan secara tepat dapat menjadi alternatif media pembelajaran yang menarik (Henry, 2010). Hal ini karena game itu menyenangkan dan menghibur, sehingga game diminati banyak orang. Hal ini dapat dijadikan landasan bagi para guru untuk mencoba mengemas pembelajaran dengan game. Game sebagai media pembelajaran interaktif berbasis komputer ini akan diintegrasikan dengan materi ajar yang disebut dengan game edukasi. Hardiyantini (2009:1) mengemukakan bahwa permainan edukasi (game edukasi) adalah permainan yang dirancang dan dibuat untuk merangsang daya pikir termasuk meningkatkan konsentrasi dan memecahkan masalah. Game edukasi yang digunakan bernama game edukasi akuntansi adalah suatu permainan dimana di dalamnya terdapat materi dan latihan soal akuntansi yang didesain menarik dan disesuaikan dengan perkembangan IPTEK sekarang ini dimana banyak siswa yang lebih tertarik untuk menggunakan komputer untuk aktivitas belajarnya daripada menggunakan buku-buku paket. Hal ini seharusnya disadari oleh para guru untuk membuat suatu media pembelajaran yang dapat diaplikasikan ke komputer, sehingga siswa dapat lebih mudah dan tidak bosan untuk belajar. Dari adanya game edukasi akuntansi ini diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan sehingga siswa dapat memahami materi pembelajaran. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Bintang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes, observasi, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar hasil kerja siswa dari soal tes yang diberikan. Soal tes berbentuk pilihan ganda dan essay. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif berupa perhitungan nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah sedangkan

Mutia Dian Anggraeni, Sigit Santoso, dan Binti Muchsini. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa melalui Penerapan Game Edukasi Akuntansi.. Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 189-200 195 analisis data kualtitatif berupa reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Indikator kinerja penelitian yang ditetapkan yaitu pembelajaran mencapai nilai ketuntasan secara klasikal minimal 75% dari jumlah siswa yang mencapai KKM (Tampubolon, 2014: 35). Prosedur penelitian terdiri atas (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelakasanaan, (3) tahap pengamatan, dan (4) tahap refleksi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melaksanakan kegiatan siklus I dan II, penelitian diawali dengan kegiatan pratindakan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara observasi dalam rangka mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul di dalam kelas. Pada saat pembelajaran sebelum dilakukan tindakan, siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Proses pembelajaran membiarkan siswa berperilaku pasif. Masalah utama yang ditemukan yaitu prestasi belajar siswa yang rendah baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan perubahan pada saat proses pembelajaran sehingga siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Media pembelajaran dianggap dapat menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran yang dipilih untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu game edukasi akuntansi. Game edukasi akuntansi ini tidak hanya berisikan soal namun juga berisi materi pelajaran. Guru menjelaskan materi pembelajaran menggunakan media ini. Berdasarkan data yang diperoleh prestasi belajar siswa baik dari aspek afektif, kognitif, maupun psikomotor meningkat pada setiap siklusnya. Aspek afektif meliputi empat indikator yaitu siswa dapat menerima pembelajaran dari guru, memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru, memberikan penghargaan kepada guru, dan mengajukan pertanyaan. Berikut disajikan jumlah siswa persentase aspek afektif, kognitif, dan psikomotor yang diperoleh siswa. Tabel 1. Perbandingan Persentase Capaian Krite ria Prestasi Belajar Aspek Afektif dengan Indikator Menerima Pembelajaran dari Guru Pra Siklus I Siklus II tindakan Indikator Kinerja Penelitian 75% N % N % N % SB 2 5 4 10 4 10 B 11 30 30 80 34 90 CB 19 50 4 10 0 0 KB 6 15 0 0 0 0 Total 38 100 38 100 38 100

196 Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2 (2016) Tabel 2. Perbandingan Persentase Capaian Krite ria Prestasi Belajar Aspek Afektif dengan Indikator Memperhatikan Pelajaran yang dijelaskan oleh Guru Pra Siklus I Siklus II tindakan Indikator Kinerja Penelitian 75% N % N % N % SB 4 10 5 13 5 13 B 9 24 17 45 27 71 CB 13 35 8 21 4 11 KB 12 31 8 21 2 5 Total 38 100 38 100 38 100 Tabel 3. Perbandingan Persentase Capaian Krite ria Prestasi Belajar Aspek Afektif dengan Indikator Memberikan Penghargaan terhadap Guru Pra Siklus I Siklus II Tindakan Indikator Kinerja Penelitian 75% N % N % N % SB 3 8 5 13 10 26 B 13 34 17 45 20 53 CB 12 32 8 21 5 13 KB 10 26 8 21 3 8 Total 38 100 38 100 38 100 Tabel 4. Perbandingan Persentase Capaian Krite ria Prestasi Belajar Aspek Afektif dengan Indikator Mengajukan Pertanyaan kepada Guru Pra Siklus I Siklus II tindakan Indikator Kinerja Penelitian 75% N % N % N % SB 3 8 1 3 10 26 B 4 11 10 26 20 53 CB 9 23 11 29 5 13 KB 22 58 16 42 3 8 Total 38 100 38 100 38 100 Tabel 5. Perbandingan Persentase Capaian Ketuntasan Nilai Prestasi Belajar Aspek Kognitif Pra Siklus Siklus I tindakan II Indikator Kinerja Penelitian 75% % % % Tuntas 42,11 57,89 89,48 Tidak tuntas 57,89 42,11 10,52 Total 100,00 100,00 100,00 Tabel 6. Perbandingan Persentase Capaian Ketuntasan Nilai Prestasi Belajar Aspek Psikomotor Pra tindakan Siklus I Siklus II Indikator Kinerja Penelitian 75% % % % Tuntas 44,74 57,89 89,48 Tidak tuntas 55,26 42,11 10,52 Total 100,00 100,00 100,00 Aspek afektif berhubungan dengan sikap siswa dalam kegiatan

Mutia Dian Anggraeni, Sigit Santoso, dan Binti Muchsini. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa melalui Penerapan Game Edukasi Akuntansi.. Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 189-200 197 belajar. Prestasi belajar siswa aspek afektif menunjukkan capaian yang kurang pada saat pratindakan atau sebelum diterapkan game edukasi akuntansi. Setelah diterapkan game edukasi akuntansi pada proses pembelajaran hasil penilaian menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam aspek ini. Peningkatan prestasi belajar siswa aspek afektif yang disebabkan penerapan game edukasi akuntansi merupakan salah satu indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan. Peningkatan prestasi belajar siswa aspek afektif disebabkan penerapan media pembelajaran game edukasi akuntansi dalam mata pelajaran akuntansi yang berhasil membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dengan bermain sambil belajar. Bermain sambil belajar inilah yang kemudian membuat siswa menunjukkan sikap yang baik dalam proses pembelajaran. Seperti teori yang dikemukakan oleh Djamarah (2010:205) yang mengemukakan bahwa game edukasi dapat memberikan ilmu pengetahuan kepada anak melalui proses pembelajaran bermain sambil belajar, merangsang pengembangan daya pikir dan daya cipta agar menumbuhkan sikap yang baik serta meningkatkan kualitas pembelajaran. Aspek kognitif merupakan pemahaman atau pengetahuan siswa mengenai pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Meningkatnya prestasi belajar siswa pada aspek kognitif ini menunjukkan penerapan game edukasi akuntansi memudahkan guru dalam penyampaian materi pembelajaran sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini menyebabkan pemahaman siswa akan materi yang disampaikan juga meningkat. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kebritchi dan Hiruni (2008) dalam Mahtarami dan Ifansyah (2010) bahwa penggunaan game edukasi sebagai media pembelajaran dinilai efektif dan memberikan kemudahan sebagai perangkat pengajaran bagi materi ajar. Aspek psikomotor ditekankan pada keterampilan siswa dalam menjawab soal yang diberikan. Peningkatan prestasi belajar siswa aspek psikomotor menunjukkan keberhasilan peningkatan prestasi belajar siswa dengan penerapan

198 Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2 (2016) game edukasi akuntansi. Peningkatan prestasi belajar siswa aspek psikomotor ini sesuai dengan pendapat Hardiyantini (2009:1) yang mengemukakan bahwa game edukasi adalah permainan yang dirancang dan dibuat untuk merangsang daya pikir termasuk meningkatkan konsentrasi dan keterampilan memecahkan masalah. Game edukasi akuntansi merupakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif. Tujuan dari game edukasi akuntansi adalah untuk memberikan kemudahan dalam penyampaian materi akuntansi serta membuat suasana belajar lebih menyenangkan. Suasana belajar yang menyenangkan dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Hal ini juga akan menyebabkan sikap siswa (aspek afektif) dalam proses pembelajaran, ketika pembelajaran menyenangkan maka siswa akan dapat menerima pembelajaran dari guru dengan baik, memperhatikan materi yang disampaikan guru dengan baik, memberikan penghargaan kepada guru, serta mengajukan pertanyaan kepada guru (aktif). Game edukasi akuntansi juga memberikan kemudahan untuk guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Game edukasi ini juga dapat meningkatkan keterampilan siswa (psikomotor) karena siswa dituntut untuk dapat memecahkan masalah yang telah disediakan dalam game edukasi akuntansi. Berdasarkan data yang diperoleh di atas dapat diketahui bahwa upaya peningkatan prestas belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dengan penerapan game edukasi akuntansi telah menunjukkan keberhasilan. Keberhasilan upaya peningkatan prestasi belajar siswa ini merupakan salah satu hasil dari solusi untuk mengatasi masalah dalam proses pembelajaran. Guru harus dapat mengetahui lebih mengenai permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran sehingga dapat mencari solusi berupa penggunaan media pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat menjadi lebih baik. Hasil dari penelitian juga mendukung penelitian terdahulu dan sejalan dengan beberapa teori yang menjadi landasan penelitian.

Mutia Dian Anggraeni, Sigit Santoso, dan Binti Muchsini. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa melalui Penerapan Game Edukasi Akuntansi.. Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 189-200 199 SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diperoleh simpulan dan saran yaitu bahwa melalui penerapan game edukasi akuntansi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas XI IPS 4 SMA Bintang. Saran yang dapat disampaikan adalah dalam proses pembelajaran guru sebaiknya menerapkan game edukasi akuntansi. Penyajian bahan ajar lebih bervariasi dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik bagi siswa. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta. Chasiyah, Chadidjah, & Legowo, E. (2009). Perkembangan Peserta Didik. Surakarta: Yuma Pustaka. Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta. Djamarah. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Handriyantini, E. (2009). Permainan Edukatif (Educational Games) Berbasis Komputer untuk Siswa Sekolah Dasar. Malang: Sekolah Tinggi Informasi & Komputer Indonesia. Henry, S. (2010). Cerdas Dengan Game. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Mahtarami, A. & Ifansyah, N. (2010). Pengembangan Game Pembelajaran Otomata Finit. Yogyakarta: UPN. Musfiqon. (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Republik Indonesia. 2003. Undang Undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sekretariat Negara. Jakarta. Rohmawati & Sukanti. (2012).Pengaruh Cara Belajar dan Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri

200 Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2 (2016) 2 Bantul Tahun Ajaran 2011/2012. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Volume X Nomor 2. Sanjaya, Wina. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana Prenadamedia Group. Tampubolon, S. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga.

Mutia Dian Anggraeni, Sigit Santoso, dan Binti Muchsini. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa melalui Penerapan Game Edukasi Akuntansi.. Jurnal Tata Arta UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 189-200 201