BAB I PENDAHULUAN. Soemitro, 2009:1). Berkenaan dengan ini, dapat disebutkan pemikiran-pemikiran

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya lagi kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Pemerintah mengeluarkan UU No.7 Tahun disebut Bank Syariah, yang diawali dengan berdirinya Bank Muamalat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARI AH. (Studi Kasus di Bank Muamalat cabang Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan yang dimiliki oleh wanita dapat diketahui potensial pasar yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter dan ekonomi pada tahun 1997 yang disusul dengan krisis

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

dari Bank adalah sebagai lembaga perantara dalam arus dana, baik dalam pasar uang

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Oleh sebab itu, diperlukan sumber daya manusia yang memiliki

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya nasabah bank di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. strategis dapat dikatakan sebagai urat nadi dari sistem perekonomian. Kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam. pembayaran bagi semua sektor perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil. pembangunan yang telah dicapai. Di sektor-sektor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. umum dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Agama islam tidak hanya meliputi

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE TAHUN (Dengan Pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007)

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. di bidang perbankan. Kebijakan ini diharapkan dapat memperbaiki dan. memperkokoh ketahanan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan sudah dimulai dari zaman dahulu,

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bank syariah di Indonesia diawali dengan munculnya kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

PENGARUH PROFITABILITAS SISTEM BAGI HASIL TERHADAP MINAT NASABAH BERINVESTASI ( Survey Pada Bank Syari ah di Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainya. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

BAB I PENDAHULUAN. sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang ada di Indonesia yang menurut UU No.13 tahun 1968

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan berbagai lembaga keuangan. Daya tarik (attractiveness) bisnis jasa

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, bank-bank saat ini banyak menawarkan bentuk jasa yang

Analisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PEDAHULUAN. sistem perekonomian. Bank umum syariah maupun bank konvensional memiliki

Oleh : Warseno K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimppun dana dari masyarakat dan

(Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. yang hanya mengejar target pendapatan masing-masing, sehingga tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. atau badan badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi utama dari perbankan adalah intermediasi keuangan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha antar bank syariah yang semakin tajam dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai penghimpun dana masyarakat (financial intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara maju, mendengar kata. bank sudah bukan merupakan sesuatu yang asing, bank sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bank Mandiri Syariah Bentuk Usaha Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya telah dipraktikkan dan melembaga sejak lama (Hamidi, 2003: 1). Bila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena keyakinan yang kuat di kalangan masyarakat muslim bahwa Bank

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan. Begitu pentingnya dunia

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya. Perbankan Syariah dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dari unit surplus

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam hal penyediaan dana. Bank dalam bahasa itali adalah banca yang

BAB I PENDAHULUAN. Rakyat Syariah (BPRS). Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun dalam lalu lintas pembayaran.(salman, 2012:8).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)

BAB 1 PENDAHULUAN. syariah. 2 Perbankan syariah sebenarnya dapat menggunakan momentum ini untuk

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks negara berembang, sistim perekonomian negara sering kali

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

PENDAHULUAN. maupun individu untuk menjalankan kehidupan ini. Dengan banyaknya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep teoritis mengenai bank Islam pertama kali muncul pada tahun 1940- an, dengan gagasan mengenai perbankan yang berdasarkan bagi hasil (Andri Soemitro, 2009:1). Berkenaan dengan ini, dapat disebutkan pemikiran-pemikiran dari beberapa penulis antara lain Anwar Qureshi (1946), Naiem Siddiqi (1948) dan Mahmud Ahmad (1952) dalam Andri Soemitro (2009). Melihat gagasannya yang ingin membebaskan diri dari mekanisme bunga, pembentukan bank-bank Islam mulai banyak menimbulkan keraguan. Hal tersebut muncul mengingat bahwa sistem perbankan bebas bunga adalah sesuatu yang mustahil dan tidak lazim sehingga timbul pula pertanyaan tentang bagaimana nantinya bank Islam tersebut membiayai operasinya. Namun diawal perkembangan perbankan Islam tidak mengalami perjalanan yang lapang, hal itu terbukti pada tahun 1950an belum ada langkah konkret dalam perkembangannya. Belum ada langkah konkret yang memungkinkan implementasi praktis gagasan tersebut. Padahal, telah muncul kesadaran bahwa bank syariah merupakan solusi masalah ekonomi untuk menghasilkan kesejahteraan sosial dinegara-negara Islam. Negara Pakistan dan Malaysia menjadi negara-negara yang menjadi sejarah awal kegiatan bank syariah pada tahun 1940-an dan kemudian negara Mesir. Perbankan syariah di Mesir tanpa menggunakan embel-embel Islam karena adanya kekhawatiran

rezim yang berkuasa pada saat itu akan melihatnya sebagai gerakan fundamentalis (Andri Soemitro, 2009:5). Butuh waktu sekitar 4 tahun untuk melakukan eksperimen perbankan tersebut, hingga pada akhirnya ada 9 bank dengan konsep yang sama di Mesir (Andri Soemitro, 2009:2). Pada perjalanannya, sistem perbankan berbasis syariah semakin hari semakin popular, bukan hanya dinegara-negara Islam tetapi juga dinegara barat. Ditandai dengan makin suburnya bank-bank yang menerapkan konsep syariah. Perkembangan perbankan syariah atau perbankan dengan konsep bagi hasil menandakan konsep syariah dalam pengelolaan kekayaan/uang diterima kebiasaan umat manusia secara universal karena jelas bahwa konsep riba atau bunga dalam Islam sangat dilarang dan bertentangan dengan konsep kemanusiaan. Dari berbagai laporan tentang bank Islam, (Muhammad, 2005:33) dalam Andri Soemitro (2009) ternyata bahwa operasi perbankan Islam dikendalikan oleh tiga prinsip dasar yaitu (a) dihapuskannya bunga dalam segala bentuk transaksi, (b) dilakukannya segala bisnis yang sah, berdasarkan hukum serta perdagangan komersil dan perusahaan industri, serta (c) memberikan pelayanan sosial yang tercermin dalam penggunaan dana-dana zakat untuk kesejahteraan fakir-miskin. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dimulai dengan ide mendirikan bank Muamalat pada tahun 1992. Bank syariah baru mendapatkan perhatian semua pihak setelah dikeluarkan UU Nomor 10/1998 tentang perubahan UU Nomor 7/1992 tentang perbankan dimana dalam UU tersebut telah diatur tentang perbankan syariah, karena bank syariah telah membuktikan memiliki berbagai keunggulan dalam mengatasi dampak krisis

ekonomi. Namun diawal pendirian bank syariah di Indonesia banyak hambatan terealisasinya ide pendirian bank syariah tersebut. Alasan tersebut diantaranya adalah operasi bank syariah yang menerapkan prinsip bagi hasil belum diatur dan oleh karena itu tidak sejalan dengan undang-undang pokok perbankan yang berlaku yaitu UU No 14 tahun 1967. Alasan lainnya adalah konsep bank syariah dari segi politis berkonotasi ideologis, merupakan bagian dari atau berkaitan dengan konsep negara Islam dan karena itu, tidak dikehendaki pemerintah (Muhammad, 2005:45). Masalah permodalan dalam perbankan syariah, masih dipertanyakan siapa yang bersedia menaruh modal dalam ventura semacam itu, pendirian bank baru dari Timur Tengah masih di cegah, antara lain pembatasan bank asing yang ingin membuka kantornya di Indonesia. Pada awal pendirian konsep bank syariah di Indonesia banyak terjadi perdebatan dikalangan cendekiawan, perdebatan tersebut terkait dengan hukum bunga bank serta pajak. Tetapi tampaknya perkembangan pemikiran dan pergumulan ijtihad panjang dalam masalah hukum bunga bank dan zakat vs pajak tersebut tidak sia-sia yang akhirnya membuahkan hasil yang melegakan dan memuaskan umat Islam Indonesia. Perkembangan bank syariah di Indonesia diikuti oleh bank-bank konvensional lainnya yang ada di Indonesia diantaranya adalah bank Syariah Mandiri yang tercatat dengan nama PT BANK SYARIAH MANDIRI pada tanggal 8 September 1999, resmi beroperasi pada tanggal 1 November 1999. Hal yang mempengaruhi menjadikan bank Syariah Mandiri untuk menjadikan tempat dalam melakukan penelitian, mengingat BSMI memiliki pangsa pasar yang sangat besar yaitu sekitar 5 persen

dari total pangsa pasar (Muhammad, 2005). Bank syariah memiliki perbedaan dengan bank konvensional yang menjadi perbedaan adalah terdapat pada akad dan legalitas. Bank syariah melihat dari innamal a malu bin niat, sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat. Dalam hal ini tergantung pada aqadnya, seperti bagi hasil, jual beli atau sewa-menyewa tidak ada unsur riba yang diharamkan. Perbedaan selanjutanya adalah dari struktur organisasi. Bank syariah memiliki dewan pengawas syariah (DPS) yang bertugas sebagai pengawas operasional bank dan produk-produknya agar sesuai garis syariah. Mengingat perkembangan bank syariah di Indonesia yang masih relatif singkat, pihak bank syariah diharapkan mampu membentuk atau menciptakan keloyalan dari nasabah/konsumen bank syariah. Bagaimana keloyalan nasabah/konsumen ini diciptakan tergantung dari bagaimana pihak bank syariah menawarkan dan menciptakan produk-produk yang sesungguhnya dibutuhkan oleh pihak nasabah/konsumen. Menentukan segmentasi market juga merupakan salah satu langkah untuk menciptakan keloyalan nasabah/konsumen, namun hal tersebut hanya salah satu langkah awal yang nantinya akan diikuti proses-proses lainnya. Untuk meningkatkan loyalitas perusahaan, yang dalam penelitian ini adalah bank syariah maka harus mampu meningkatkan setiap kepuasan konsumen dan mempertahankan tingkat kepuasan tersebut dalam jangka panjang. Peningkatan kepuasan konsumen yang dapat mampu menciptakan loyalitas konsumen dapat dilakukan oleh pihak perusahaan dengan membangun sistem manajemen yang profesional dalam menghadapi segala macam kebutuhan konsumen. Perusahaan dituntut agar mampu memupuk keunggulan

kompetitifnya melalui peningkatan kreatifitas. Semua perusahaan memiliki tujuan akhir yang sama yaitu konsumen yang loyal, namun yang menjadi kendala adalah banyaknya perusahaan yang tidak paham bahwa konsumen yang memiliki loyalitas didapatkan/dibentuk dari proses yang tidak singkat. Ada proses yang sangat panjang yang dilalui oleh perusahaan untuk mendapatkan konsumen yang loyal. Loyalitas konsumen juga bisa didapatkan dengan cara meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Loyalitas diketahui berdasarkan penilaian terhadap kualitas baik produk dan. Kualitas di artikan sebagai total nilai keistimewaan atau karakteristik suatu produk baik bentuk barang ataupun jasa. Pelayanan di perusahaan perbankan dikategorikan produk jasa, jasa merupakan tindakan/kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud. Pelayanan dan produk yang baik akan memberikan dampak positif terhadap perusahaan, begitu juga sebaliknya pelayanan dan produk yang buruk akan memberikan dampak negatif terhadap perusahaan, perusahaan dalam penelitian adalah bank Syariah Mandiri. Perkembangan persepsi konsumen akan menghasilkan sikap puas atau tidak puas terhadap layanan dan produk. Konsumen yang tidak puas dengan bank Syariah Mandiri tidak akan kembali menggunakan jasa dari bank Syariah Mandiri. Konsumen yang puas dengan pelayanan dan produk bank Syariah Mandiri akan kembali menggunakan jasa yang ditawarkan oleh pihak bank Syariah Mandiri. Dengan pemberian kualitas

pelayanan dan produk yang tinggi diharapkan konsumen akan terpuaskan dan akhirnya menjadi konsumen yang loyal terhadap bank Syariah Mandiri. Berkaitan dengan proses segmentasi, maka dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah konsumen bank Syariah Mandiri yang merupakan pengusaha UMKM. Mengapa yang menjadi responden adalah pengusaha UMKM terkait beberapa alasan serta adanya analisa yang dikemukan oleh banyak pihak, terutama para pengamat ekonomi mengungkapkan bahwa krisis ekonomi yang mendera perekonomian nasional adalah akibat kegagalan sektor usaha besar yang selama ini banyak mendapat proteksi dari pemerintah. Perusahaan-perusahaan besar, tidak cukup kuat fondasinya untuk bertahan dari terpaan badai krisis yang terjadi. Mereka mengalami kebangkrutan karena memang selama ini mereka menggantungkan sumber pendanaan pada faktor eksternal, hutang. Berbeda dari itu, usaha mikro kecil menengah justru memperlihatkan kemampuan untuk tetap survive meskipun mereka diterpa badai krisis. Hal ini terlihat jelas pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998, dimana pada saat itu UMKM tetap dapat berjalan seperti biasanya namun tidak sama halnya dengan usaha besar yang mengandalkan dana perbankan. Hal ini tidak mengherankan karena memang selama ini mereka eksis diatas usaha sendiri, sumber daya pribadi. Kemampuan UMKM untuk survive dengan sumber daya pribadi inilah membuat banyak kalangan merasa optimistis bahwa UMKM dimasa sekarang dan dimasa depan merupakan tonggak penyelamat ekonomi nasional. Banyak pakar yang menyatakan bahwa UMKM

adalah dewa penyelamat bagi perekonomian karena merakalah yang masih mampu menjadi pemasok kebutuhan masyarakat, dan mereka juga masih mampu memberikan lapangan pekerjaan. Fakta tentang keberhasilan usaha kecil untuk eksis ditengah suasana dan kondisi perekonomian yang tidak menentu ditentukan oleh banyak faktor. Misalnya UMKM dikelola oleh orang-orang yang memmiliki kompetensi khusus, mereka mengenali titik kelemahan yang dihadapi oleh usaha mikro kecil menengah sehingga praktis mereka secara mudah dapat mengatasinya dan mencari ketrampilan yang diperlukan untuk memastikan sukses dari dimulainya perusahaan mereka. Pada dasarnya pengelola UMKM juga memahami bagaimana bagian dari suatu usaha saling berpasangan untuk membentuk keseluruhan struktur dan mengetahui bahwa jika ada suatu bagian yang hilang yang mengancam kegagalan usaha mereka. Dinegara-negara berkembang UMKM sering sekali dikaitkan dengan usaha pemerintah dalam memberantas kemiskinan dan pengangguran. UMKM diindonesia sering kali dikaitkan dengan upaya pemerintah menanggulangi kemiskinan, mengurangi pengangguran dan pemerataan pendapatan sehingga pengembangan UMKM sering diangggap sebagai kebijakan peciptaan kesempatan kerja, atau kebijakan anti kemiskinan, atau kebijakan redistribusi pendapatan. Persoalan pendanaan merupakan salah satu dilema yang sangat krusial bagi kelanjutan UMKM. Lembaga keuangan formal (bank) yang diharapkan sebagai sumber pendanaan bagi perkembangan ekonomi UMKM telah gagal memainkan fungsi dasarnya, terutama dalam menyalurkan dana secara efektif pada kegiatan-kegiatan usaha yang paling produktif atau paling menguntungkan secara financial.

Bahkan lembaga tersebut memandang usaha mikro sebagai unit ekonomi yang not bank-able. Dari waktu-waktu berbagai terobosan alternative untuk pengembangan ekonomi rakyat selalu mendapat perhatian. Indikatornya adalah kebijakan untuk menerapkan kredit tanpa agunan kredit kelayakan usaha(kku). Namun semua kebijakan yang berkaitan dengan upaya pemberdayaan ekonomi rakyat tidak pernah luput dari kebijakan terhadap usaha besar. Artinya, kebijaksanaan pemerintah dalam hal pemberdayaan ekonomi rakyat masih belum sepenuh hati, hal ini ditandai dengan adanya dualisme kebijaksanaan. Perhatian dan proteksi terhadap usaha-usaha skala besar tidak saja mencerminkan adanya diskriminasi yang memberikan peluang pada usaha-usaha besar mampu mendapatkan lebih banyak dana tetapi juga memperlihatkan usaha sistematis untuk terus memproteksi. Tingkat pembiayaan yang dilakukan oleh bank-bank syariah terhadap usaha mikro kecil menengah sangat tinggi. Bank Syariah Mandiri (BSM) memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap UMKM. Sejak tahun 2000-2003, pembiayaan, UMKM selalu berada diatas kisaran 50 persen dari total pembiayaan. Bahkan alokasi pembiayaan kepada UMKM cenderung meningkat dari tahun-ketahun. Pada tahun 2000 pembiayaan yang disalurkan pada UMKM sebesar Rp 182.217 juta mengalami kenaikan menjadi Rp Rp 353.125 juta pada tahun 2001. Jumlah tersebut berubah menjadi Rp 704.286 juta pada tahun 2002 dan pada tahun 2003 naik lagi menjadi Rp 1.130.755 juta. Dengan mencermati data-data diatas maka jelas bahwa keberadaan BSM dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini disamping karakteristik dan prinsip yang build in dalam system ekonomi dan perbankan syariah. Bank syariah juga sebagai

sebuah organisasi yang berprinsip menjalankan amanah yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat lain yang memerlukannya, bank syariah menunjukkan komitmen dan memberikan peluang yang sama kepada semua sector usaha yang dianggap potensial secara financial memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan dihalaman sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Seberapa besar kualitas layanan dan kualitas produk Bank Syariah Mandiri berpengaruh signifikan secara langsung terhadap loyalitas konsumen Bank Syariah Mandiri cabang Rantau Prapat. 2. Seberapa besar kualitas layanan dan kualitas produk Bank Syariah Mandiri berpengaruh secara tidak langsung terhadap loyalitas konsumen Bank Syariah Mandiri cabang Rantau Prapat. 1.3 Hipotesis Selaras dengan dua rumusan masalah maka hipotesis penelitian ini adalah: 1. Kualitas layanan dan kualitas produk Bank Syariah Mandiri berpengaruh signifikan secara langsung terhadap loyalitas konsumen Bank Syariah Mandiri cabang Rantau Prapat.

2. Kualitas layanan dan kualitas produk Bank Syariah Mandiri berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap loyalitas konsumen Bank Syariah Mandiri cabang Rantau Prapat. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisa: 1. Pengaruh kualitas layanan apakah berpengaruh signifikan secara langsung terhadap loyalitas konsumen Bank Syariah Mandiri cabang Rantau Prapat. 2. Pengaruh kualitas produk apakah berpengaruh signifikan secara langsung terhadap loyalitas konsumen Bank Syariah Mandiri cabang Rantau Prapat. 3. Pengaruh kualitas layanan apakah berpengaruh secara tidak langsung terhadap loyalitas konsumen dengan mediasi kepuasan konsumen Bank Syariah Mandiri cabang Rantau Prapat. 4. Pengaruh kualitas produk apakah berpengaruh secara tidak langsung terhadap loyalitas konsumen dengan mediasi kepuasan konsumen Bank Syariah Mandiri cabang Rantau Prapat. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu: 1. Bagi bank, membantu memberi masukan terhadap pihak bank agar dapat memberikan layanan yang baik bagi masyarakat.

2. Bagi pemerintah, membantu memberikan masukan dalam membuat kebijakan yang diputuskan demi kepentingan masyarakat. 3. Bagi masyarakat, dapat membantu memutuskan produk bank mana yang bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan. 4. Bagi penulis, menjadi salah satu syarat dalam menyelesaikan program sarjana di Fakultas Ekonomi.