WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA TEMPAT HIBURAN

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS TENTANG PENGELOLAAN HIBURAN KARAOKE DAN PELARANGAN HIBURAN DISKOTIK, KELAB MALAM DAN PUB

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 6 Tahun 2002 Seri: C

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 4 Tahun 2002 Seri: C

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA LANGSA PROVINSI ACEH QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN HIBURAN DI KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

BUPATI PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN HIBURAN SENI DAN BUDAYA

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN HIBURAN

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Yogyakarta) Nomor : 2 Tahun 2002 Seri : C

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWAAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA RESTORAN, RUMAH MAKAN, TEMPAT MAKAN DAN JASA BOGA

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 8 Tahun 2002 Seri: C

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BUPATI MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Berita Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 1 Tahun 2014 Seri: B BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA RESTORAN, RUMAH MAKAN, TEMPAT MAKAN DAN JASA BOGA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN WARUNG INTERNET

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 6 TAHUN 2002 (6/2002) TENTANG PERIZINAN USAHA PERJALANAN WISATA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA IMPRESARIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 11 Tahun : 2010 Seri : E

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

- 1 - WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DAN GANGGUAN

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 10 TAHUN 2002 (10/2002) TENTANG PENGATURAN PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH KOS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN USAHA RUMAH KOST DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENAMAAN JALAN DAN GEDUNG PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAN TEMPAT BERJUALAN PEDAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN HOTEL, PENGINAPAN ATAU WISMA DAN PONDOK WISATA

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENERTIBAN PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH NEGARA

Peraturan Daerah Provinsi Bali. Nomor 7 Tahun Tentang. Usaha Penyediaan Sarana Wisata Tirta DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

WALIKOTA PALANGKA RAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENGEDARAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KOTA PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA RESTORAN, RUMAH MAKAN, BAR DAN JASA BOGA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 6 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR..TAHUN TENTANG TATA KELOLA HOTEL, PENGINAPAN DAN KOS

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA PRAMUWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONVENSI, PERJALANAN INSENTIF DAN PAMERAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 43 SERI E

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PELARANGAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

Walikota Tasikmalaya

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PELARANGAN PENGEDARAN, PENJUALAN DAN PENGGUNAAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG USAHA BAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KABUPATEN MAROS

Transkripsi:

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENATAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN USAHA TEMPAT HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa penataan, pengawasan dan pengendalian usaha tempat hiburan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota bertujuan untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang tertib dan tentram serta teratur, dengan memperhatikan nilai agama dan budaya setempat; b. bahwa dalam rangka memperhatikan perubahan kondisi sosial di wilayah Kota Probolinggo, terutama meningkatnya usaha tempat hiburan, diperlukan suatu peraturan daerah yang mengatur penataan, pengawasan dan pengendalian usaha tempat hiburan secara tepat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penataan, Pengawasan dan Pengendalian Usaha Tempat Hiburan; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 14 Agustus 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551); - 1 -

3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 5. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966); 6. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 8. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Aministrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 9. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 10. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.91/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi; 11. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/M-DAG/PER/4/2014 tentang Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6/M-DAG/PER/1/2015; - 2 -

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32); 13. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 3 Tahun 2006 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kota Probolinggo Tahun 2006 Nomor 3); 14. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 9 Tahun 2010 tentang Izin Hiburan (Lembaran Daerah Kota Probolinggo Tahun 2010 Nomor 9); 15. Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 4 Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Probolinggo (Lembaran Daerah Kota Probolinggo Tahun 2012 Nomor 4); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PROBOLINGGO dan WALIKOTA PROBOLINGGO MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG PENATAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN USAHA TEMPAT HIBURAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Kota adalah Kota Probolinggo. 2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Probolinggo. 3. Walikota adalah Walikota Probolinggo. 4. Usaha hiburan adalah berbagai macam kegiatan hiburan dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Kota. 5. Usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi adalah usaha penyelenggaraan kegiatan berupa usaha seni pertunjukan, arena permainan, karaoke, serta kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan untuk hiburan, tetapi tidak termasuk didalamnya wisata tirta dan spa. - 3 -

6. Kelab Malam adalah suatu usaha hiburan malam yang menyediakan tempat dan fasilitas bersantai dan/atau melantai dengan diiringi musik hidup dan cahaya lampu, serta menyediakan pemandu dansa. 7. Diskotek adalah suatu usaha hiburan malam yang menyediakan tempat dan fasilitas bersantai dan/atau fasilitas melantai dengan iringi rekaman lagu dan/atau musik serta cahaya lampu. 8. Pub/rumah musik adalah usaha hiburan malam yang menyediakan tempat dan fasilitas bersantai untuk mendengarkan musik hidup. 9. Panti pijat adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk pijat sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa layanan makan dan minum. 10. Karaoke adalah usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas menyanyi tanpa pemandu lagu. 11. Tanda Daftar Usaha Pariwisata adalah dokumen resmi yang membuktikan bahwa usaha hiburan yang dilakukan oleh pengusaha telah tercantum di dalam Daftar Usaha Pariwisata Pemerintah Kota Probolinggo. 12. Pengguna hiburan atau pengunjung hiburan adalah setiap orang yang menghadiri suatu hiburan untuk melihat dan atau mendengar atau menikmati atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh penyelenggara hiburan, kecuali penyelenggara, karyawan, artis dan petugas yang menghadiri untuk melakukan tugas pengawasan. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud dari Peraturan Daerah ini adalah sebagai pedoman bagi Pemerintah Kota dalam penataan, pengawasan dan pengendalian usaha hiburan di wilayah Kota. Pasal 3 Tujuan dari Peraturan Daerah ini adalah untuk menciptakan usaha hiburan di wilayah Kota yang bermartabat dengan memperhatikan ketertiban dan ketentraman masyarakat serta nilai agama dan budaya BAB III RUANG LINGKUP Pasal 4 Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Penataan, Pengawasan dan Pengendalian Usaha Tempat Hiburan meliputi : a. Karaoke; b. Pub/rumah musik c. Panti Pijat; d. Diskotek; dan e. Kelab malam. - 4 -

BAB IV PENYELENGGARAAN USAHA TEMPAT HIBURAN Pasal 5 (1) Penyelenggaraan usaha tempat hiburan harus mendapatkan izin dari Walikota berupa izin usaha hiburan dan TDUP. (2) Permohonan penyelenggaraan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat secara tertulis kepada Walikota dan dilampiri dengan persyaratan yang telah ditentukan. (3) Izin Usaha hiburan berlaku dalam jangka waktu 1 (satu) tahun dan wajib mengajukan perpanjangan. (4) TDUP berlaku dalam jangka waktu 5 (lima) tahun (5) persyaratan dan mekanisme pengurusan izin usaha hiburan dan TDUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota. BAB V KEWAJIBAN DAN LARANGAN Bagian Kesatu Kewajiban Pasal 6 Dalam rangka penataan dan pengendalian penyelenggaraan usaha tempat hiburan, Pemerintah Kota berkewajiban : a. menyediakan dan memberikan informasi hiburan; b. menciptakan iklim yang kondusif untuk perkembangan usaha tempat hiburan yang meliputi terbukanya kesempatan yang sama dalam berusaha, memfasilitasi, dan memberikan kepastian hukum; c. memelihara, mengembangkan, dan melestarikan aset daerah yang menjadi daya tarik dan aset potensial yang belum tergali; d. mengawasi dan mengendalikan usaha tempat hiburan dalam rangka mencegah dan menanggulangi berbagai dampak negatif bagi masyarakat luas; e. memfasilitasi kemitraan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi; f. melakukan pendataan terhadap usaha tempat hiburan dalam rangka pembinaan usaha tempat hiburan termasuk pengusaha perorangan yang tegolong mikro dan kecil. g. memfasilitasi hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha, dengan memperhatikan umur pekerja dan asal pekerja; dan h. merespon dan menindaklanjuti setiap laporan dan pengaduan dari masyarakat terkait dengan praktek-praktek usaha tempat hiburan yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku - 5 -

Pasal 7 Setiap pengusaha tempat hiburan karaoke dan pub/rumah musik berkewajiban : a. menjaga dan menghormati norma agama, kesopanan, adat istiadat, budaya, dan nilai-nilai luhur yang hidup dalam masyarakat setempat; b. memberikan informasi yang akurat dan bertanggung jawab; c. memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif; d. memberikan kenyamanan, keramahan, perlindungan keamanan, dan keselamatan pengguna hiburan; e. memberikan perlindungan asuransi pada usaha hiburan dengankegiatan yang berisiko tinggi; f. memberikan tanda peringatan berupa larangan penggunaan narkoba, minuman keras, anjuran berpakaian sopan, tidak berperilaku asusila dan menjaga ketertiban g. mengembangkan kemitraan dengan usaha mikro, kecil, dan koperasi setempat yang saling memerlukan, memperkuat, dan menguntungkan; h. memprioritaskan tenaga kerja lokal; i. mengutamakan penggunaan produk masyarakat setempat, produk dalam negeri, dan memberikan kesempatan kepada tenaga kerja lokal/masyarakat setempat; j. mempekerjakan pekerja asing yang memiliki ijin keimigrasian yang sah dan masih berlaku k. tidak mempekerjakan pekerja asing di sembarang tempat hiburan kecuali hanya di tempat hiburan sekelas hotel berbintang l. meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan dan pendidikan; m. berperan aktif dalam upaya pengembangan sarana, prasarana dan program pemberdayaan masyarakat; n. berperan aktif mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum di lingkungan tempat usahanya; o. memelihara lingkungan usaha yang sehat, tidak bising, bersih dan asri; p. memelihara kelestarian lingkungan alam dan budaya; q. mentaati ketentuan dan kewajiban yang tercantum dalam tanda daftar usaha hiburan; r. mematuhi ketentuan waktu/jam operasional usaha sesuai dengan jenis usahanya. s. menyediakan ruangan tempat ibadah; t. melaporkan kepada aparat keamanan (kepolisian) bila mendapatkan atau mengetahui adanya peredaran dan pemakai narkoba baik yang dilakukan oleh pengunjung maupun pengelola atau karyawannya sendiri; - 6 -

u. mengeluarkan pengunjung dari lokasi usaha tempat hiburan apabila ditemukan tidak berpakaian sopan, tidak memperhatikan nilai kesusilaan dan etika masyarakat; v. menyediakan dan mewajibkan para pekerja berseragam dengan jenis dan model seragam yang sesuai nilai kesopanan, etika masyarakat dan budaya lokal; w. membuat desain ruang bangunan yang tidak mengundang tindakan asusila pengunjung, yaitu ruangan transparan yang dapat dilihat dari luar dan cahaya lampu ruangan yang tersentral; x. memasang identitas jenis usaha di depan lokasi usaha tempat hiburan dan dapat dilihat dengan jelas; dan y. menyediakan lahan parkir yang cukup representatif dan tidak menggunakan fasilitas umum. Pasal 8 (1) Setiap pengusaha tempat hiburan wajib memenuhi dan melaksanakan standar usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) ketentuan lebih lanjut mengenai standar usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota. Pasal 9 (1) Selama Bulan Ramadhan, malam Hari Raya Idul Fitri, malam Hari Raya Idul Adha dan hari-hari besar islam lainnya, untuk kegiatan usaha karaoke dan pub/rumah musik diwajibkan menutup/menghentikan kegiatan; (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku juga untuk usaha yang berada atau menjadi fasilitas hotel dan restoran. (3) Pada hari-hari tertentu yang ditetapkan oleh Walikota, semua kegiatan usaha hiburan umum wajib menutup kegiatan usahanya. Bagian Kedua Larangan Pasal 10 Setiap pengusaha hiburan dilarang: a. mengalihkan izin usaha hiburan dan Tanda Daftar Usaha Pariwisata kepada pihak lain tanpa persetujuan Walikota; b. melakukan perubahan bangunan fisik tempat usaha tanpa persetujuan Walikota; c. menjalankan usaha yang tidak sesuai dengan peruntukan sebagaimana tercantum dalam izin usaha hiburan dan Tanda Daftar Usaha Pariwisata; - 7 -

d. mempekerjakan tenaga kerja asing, baik tetap maupun sementara tanpa izin dari pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; e. mempekerjakan pekerja di tempat usaha hiburan tanpa ada kontrak kerja. f. mempekerjakan seseorang sebagai pekerja di tempat usaha hiburan dibawah umur 18 tahun. g. menerima pengunjung yang mengenakan seragam sekolah, berusia dibawah 18 tahun dan belum menikah; h. menerima pengunjung yang berpakaian tidak sopan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan; i. menyalahgunakan usaha tempat hiburan untuk kegiatan yang melanggar kesusilaan; j. menyalahgunakan usaha tempat hiburan untuk kegiatan perjudian serta peredaran dan pemakaian narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya; k. menyediakan pemandu lagu bagi pengusaha karaoke; l. menyediakan fasilitas toilet di dalam ruangan karaoke; Pasal 11 Setiap pengusaha pub/rumah musik dilarang menyelenggarakan live music pada hari kamis sejak pukul 16.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB. BAB VI ZONASI TEMPAT DAN WAKTU USAHA HIBURAN Pasal 12 (1) Keberadaan tempat usaha hiburan karaoke dan pub/rumah musik jaraknya tidak boleh kurang dari 300 (tiga ratus) meter dari tempat ibadah dan tempat pendidikan milik publik. (2) Apabila terdapat lebih dari satu tempat ibadah dan tempat pendidikan dalam satu kawasan, maka keberadaa tempat usaha hiburan karaoke dan pub/rumah musik jaraknya tidak boleh kurang dari 300 (tiga ratus) meter dari tempat ibadah dan tempat pendidikan terdekat. Pasal 13 Untuk waktu jam kegiatan operasional tempat hiburan berupa usaha Karaoke diatur sebagai berikut : a. hari sabtu buka dari jam 12.00 WIB sampai dengan 01.00 WIB. b. selain hari sabtu buka dari jam 12.00 WIB sampai dengan jam 24.00 WIB. - 8 -

Pasal 14 Untuk waktu jam kegiatan operasional tempat hiburan berupa Usaha Pub diatur sebagai berikut : a. hari sabtu buka dari jam 19.00 WIB sampai dengan 01.00 WIB. b. Selain hari sabtu buka dari jam 19.00 WIB sampai dengan jam 24.00 WIB. BAB VII PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 15 (1) Masyarakat dapat berperan serta dalam penyelenggaraan pembangunan hiburan yang sehat dan berkualitas dan dapat menyampaikan informasi terkait dengan praktek-praktek usaha hiburan. (2) Peran serta masyarakat dalam memberikan informasi dapat dilakukan dalam bentuk partisipasi langsung dan laporan pengaduan kepada Pemerintah Kota. BAB VIII USAHA TEMPAT HIBURAN YANG DILARANG Pasal16 Usaha tempat hiburan yang dilarang adalah : a. Diskotek; b. Klab malam; dan c. Panti pijat. BAB IX PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Bagian Kesatu Pembinaan Pasal 17 (1) Pembinaan penyelenggaraan usaha tempat hiburan dilaksanakan oleh Walikota. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain berkaitan dengan: a. peningkatan kualitas sarana dan prasarana; b. pendaftaran izin usaha hiburan dan pemutakhiran TDUP; c. teknis penyelenggaraan usaha tempat hiburan; d. peningkatan kemampuan tenaga kerja; e. pemberian penghargaan bagi pelaku usaha dan tenaga kerja hiburan yang berprestasi; f. promosi hiburan; g. pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan usaha tempat hiburan. - 9 -

Bagian Kedua Pengawasan Pasal 15 (1) Walikota berwenang melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiatan/usaha Hiburan yang ada di Kota. (2) Dalam melaksanakan kewenangan pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiatan/usaha Hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Walikota membentuk Tim Pengawasan Penyelenggaraan Usaha Hiburan. (3) Tim Pengawasan Penyelenggaraan Usaha Hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdiri dari unsur : a. Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kota Probolinggo; b. BPMPP; c. Satpol PP; d. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Probolinggo; e. Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo; f. Dinas Koperasi, Energi Mineral, Industri dan Perdagangan Kota Probolinggo; g. Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Probolinggo; h. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretariat Daerah Kota Probolinggo; (4) Tim Pengawasan Penyelenggaraan Usaha Hiburan dalam melaksankan pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiatan/usaha Hiburan dapat melibatkan unsur-unsur lain. (5) Tim Pengawasan Penyelenggaraan Usaha Hiburan secara berkala melakukan pengawasan lapangan terhadap usaha Hiburan yang ada di wilayah Kota. (6) Tim Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai tugas sebagai berikut : a. menyusun perencanaan pengawasan di bidang usaha hiburan b. melakukan rapat koordinasi dengan instansi terkait c. melakukan monitoring pengawasan jasa hiburan d. memberikan rekomendasi hasil pengawasan e. melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Walikota. - 10 -

BAB X SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 16 (1) Setiap pengusaha karaoke dan pub/rumah musik yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10 dan Pasal 11 dapat dikenakan sanksi administratif berupa: a. teguran/peringatan tertulis; b. pembekuan sementara tanda daftar usaha; c. pembatalan tanda daftar usaha hiburan; d. penyegelan/penutupan tempat usaha; e. Pencabutan ijin usaha, dimasukkan dalam daftar hitam (blacklist) dan tidak diberi peluang untuk mengajukan ijin usaha sejenis. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota. BAB XI KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 17 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kota diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang usaha tempat hiburan, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. (2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kota yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; (3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang usaha tempat hiburan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana usaha tempat hiburan; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang usaha tempat hiburan; d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang usaha tempat hiburan; - 11 -

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang usaha tempat hiburan; g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana usaha tempat hiburan; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; dan/atau k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang usaha tempat hiburan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. BAB XIII KETENTUAN PIDANA Pasal 18 (1) Setiap pengusaha tempat hiburan karaoke dan pub/rumah musik yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan pendaftaran usaha hiburan, larangan dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diancam dengan sanksi pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau denda paling tinggi Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 (1) Penyelenggaraan usaha tempat hiburan karaoke dan pub/rumah musik yang telah menyelenggarakan usahanya sebelum Peraturan Daerah ini ditetapkan, wajib menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini paling lambat 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal diundangkannya. (2) Penyelenggaraan usaha tempat hiburan karaoke dan pub/rumah musik yang telah memeiliki izin usaha hiburan namun bertetntangn dengan ketentuan dalam Pasal 12, melanjutkan usahanya sampai berakhirnya izin usaha hiburan. - 12 -

BAB XV KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini, maka ketentuan mengenai Diskotek, Kelab Malam, Panti Pijat, Karaoke dan Pub/rumah musik sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 9 Tahun 2010 tentang Izin Hiburan (Lembaran Daerah Kota Probolinggo Tahun 2010 Nomor 9) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 21 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada saat diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Probolinggo. Ditetapkan di Probolinggo pada tanggal 30 Desember 2015 Diundangkan di Probolinggo pada tanggal 30 Desember 2015 WALIKOTA PROBOLINGGO, Ttd R U K M I N I SEKRETARIS DAERAH KOTA PROBOLINGGO, Ttd JOHNY HARYANTO LEMBARAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2015 NOMOR 9 NOREG PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 472 9/2015 Salinan sesuai dengan aslinya, KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA PROBOLINGGO, WAHONO ARIFIN, SH, MM NIP. 19650912 199303 1 008-13 -

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN USAHA TEMPAT HIBURAN I. UMUM Salah satu hal penting yang dapat diatur oleh Pemerintah Kota adalah perihal penataan dan pengendalian usaha hiburan, sebagai mekanisme kontrol dan penciptaan kondisi tertib, aman, dan disiplin dalam lingkungan masyarakat. Terutama pada saat ini, dimana dinamika kehidupan sosial masyarakat berkembang dengan cepat dari detik ke detik berikutnya. Hal ini dipahami oleh Pemerintah Kota Probolinggo sebagai suatu kenyataan yang perlu disikapi dengan bijak dan tepat. Salah satu fenomena yang direspon adalah semakin maraknya hiburan dalam berbagai macam jenis, terutama jenis hiburan karaoke, diskotek, dan semacamnya. Karakteristik masyarakat Kota Probolinggo yang relejius dan sangat memperhatikan nilai agama dan moral membuat Pemerintah Kota Probolinggo bersama dengan DPRD Kota Probolinggo sebagai mitra dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu melakukan langkah nyata, yaitu dengan menata dan mengendalikan usaha tempat hiburan, dengan argumen belum ada materi muatan perda yang mengatur hal tersebut, dan respon atas dinamika kekinian yang sedang terjadi. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6-14 -

Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 20 Pasal 21 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR... - 15 -