BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pada deskripsi variabel penelitian akan dijelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi pada masing-masing variabel penelitian, ada empat variabel, yaitu Struktur Aktiva, Return On Assets, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur periode tahun 2008 2010 yang terdaftar di BEI. Berikut adalah analisa deskriptif variabel penelitian selengkapnya : Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation STR_MDAL 216,0739,9482,432603,1971877 STR_TIVA 216,0052,8505,350415,1866114 ROA 216,0027 1,4837,141816,1555556 Log_TA 216 10,7923 14,0525 12,046382,6307974 Valid N (listwise) 216 Sumber : Pengolahan Data SPSS 39
40 Tabel 4.1. menunjukkan hasil uji statistik deskriptif dimana total sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 216 perusahaan. Struktur Modal memiliki nilai minimum sebesar 0,0739. Nilai maksimum Struktur Modal sebesar 0,9482. Rata-rata Struktur Modal sebesar 0,432603. Standar deviasi Struktur Modal sebesar 0,1971877. Struktur Aktiva memiliki nilai minimum sebesar 0,052. Nilai maksimum Struktur Aktiva sebesar 0,8505. Rata-rata Struktur Aktiva sebesar 0,350415. Standar deviasi Struktur Aktiva sebesar 0,1866114. Return on Assets memiliki nilai minimum sebesar 0,0027. Nilai maksimum Return on Assets sebesar 1,4837. Rata-rata Return on Assets sebesar 0,141816. Standar deviasi Return on Assets sebesar 0,1555556. Ukuran Perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 10,7923. Nilai maksimum Ukuran Perusahaan sebesar 14,0525. Rata-rata Ukuran Perusahaan sebesar 12,046382. Standar deviasi Ukuran Perusahaan sebesar 0,6307974. B. Uji Kualitas Data 1. Uji Normalitas Data Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak.
41 Data yang baik adalah data yang mempunyai probabilitas diatas 0,05 dan data tersebut dapat dilihat pada tabel One Sample Kolmogorov Smirnov Test pada nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Asymp. Sig (2-tailed) Unstandardized Residual 216 0,198 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Pengolahan Data SPSS Hasil pengujian dengan menggunakan One Sample Kolmogorov- Smirnov menunjukkan nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,198 lebih besar dari tingkat signifikan α = 0,05. Maka dapat disimpulkan residual memenuhi asumsi distribusi normal. 2. Uji Asumsi Klasik a) Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana di antara variabel bebas dalam model regresi terdapat korelasi yang signifikan. Model regresi yang baik tidak mengandung multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas digunakan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10, maka tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.
42 Dari hasil model regresi menghasilkan nilai tolerance dan VIF sebagai berikut : Model Tabel 4.3 Coefficients a Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) 1 STR_TIVA,943 1,060 ROA,935 1,069 Log _TA,958 1,044 a. Dependent Variable: STR_MDAL Sumber : Pengolahan Data SPSS Berdasarkan tabel 4.3. diatas, dapat dilihat bahwa nilai tolerance dari 3 variabel bebas semuanya lebih besar dari 0,1. Demikian pula nilai VIF lebih kecil dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas atau asumsi non multikolinieritas terpenuhi. b) Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi dilakukan untuk melihat sebuah model regresi apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t (periode saat ini) dengan kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya). Model regresi yang baik bebas dari autokorelasi. Pendeteksian ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson
43 (DW-test). Suatu observasi dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Watson du < d < 4-dU. Berikut adalah nilai Durbin Watson yang dihasilkan dari model regresi : Model Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson 1 2,179 a. Predictors: (Constant), Log_TA, STR_TIVA, ROA b. Dependent Variable: STR_MDAL Sumber : Pengolahan Data SPSS Gambar 4.1 Hasil Uji Durbin Watson Tidak Tidak Autokorelasi terdapat terdapat Autokorelasi positif Indecision autokorelasi autokorelasi Indecision negatif 0 d1 du 2 4-du 4-d1 4 1,738 1,799 2,201 2,262 DW 2,179
44 Berdasarkan gambar di atas diketahui nilai Durbin-Watson (DW) adalah 2,179, dimana nilainya berada diantara du = 1,799 dan 4-du = 2,201. Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terdapat autokorelasi. c) Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian redisual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan nilai residu terhadap variabel bebas. Jika variabel bebas secara signifikan mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas atau sebaliknya. Kriteria pengujian ini adalah jika nilai signifikansi dari variabel bebas lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas, dan jika nilai signifikansi dari variabel bebas lebih kecil dari 0,05 maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
45 Tabel 4.5 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant),060,133,454,650 1 STR_TIVA -,045,038 -,083-1,181,239 ROA,055,046,084 1,198,232 Log_TA,009,011,053,769,443 a. Dependent Variable: STR_MDAL Sumber : Pengolahan Data SPSS Berdasarkan hasil uji Glejser diketahui bahwa nilai signifikansi dari variabel bebas lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga asumsi non heterokedastisitas dalam model regresi telah terpenuhi. Gambar 4.2 Grafik Scatterplots
46 Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Struktur Modal berdasarkan masukan variabel independen Struktur Aktiva, Return on Assets, dan Ukuran Perusahaan. C. Uji Persamaan Regresi 1. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) Hasil pengujian koefisien determinasi (Adjusted R Square) dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini : Tabel 4.6 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin- Square the Estimate Watson 1,324 a,105,092,1878535 2,179 a. Predictors: (Constant), Log_TA, STR_TIVA, ROA b. Dependent Variable: STR_MDAL Sumber : Pengolahan Data SPSS Koefisien Determinasi sebesar 0,092 yang memiliki arti bahwa persentase pengaruh dari variabel Struktur Aktiva, Return On Assets, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur periode tahun
47 2008 2010 yang terdaftar di BEI adalah sebesar 9,2% dan sisanya 90,8% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti. 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji ini dilakukan dengan menganalisis besarnya pengaruh Struktur Aktiva, Return on Asset dan Ukuran Perusahaan terhadap struktur modal. Model Sum of Squares Tabel 4.7 ANOVA a df Mean Square F Sig. Regression,879 3,293 8,299,000 b 1 Residual 7,481 212,035 Total 8,360 215 a. Dependent Variable: STR_MDAL b. Predictors: (Constant), Log_TA, STR_TIVA, ROA Sumber : Pengolahan Data SPSS Berdasarkan hasil uji F pada analisis regresi linier berganda, diketahui nilai F hitung sebesar 8,299 dengan nilai signifkansi 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka disimpulkan variabel Struktur Aktiva, Return On Assets, dan Ukuran Perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur periode tahun 2008 2010 yang terdaftar di BEI.
48 3. Uji Parsial (t test) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Apabila t hitung > t tabel, maka Ha diterima, dengan demikian variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat yang ada dalam model dengan kata lain ada pengaruh antara 4 variabel yang diuji. Dan sebaliknya jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, dengan demikian variabel bebas tidak dapat menjelaskan variabel terikat atau dengan kata lain tidak ada pengaruh antara dua variabel yang diuji. Model 1 Tabel 4.8 Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -,285,246-1,159,248 STR_TIVA,044,071,041,618,537 ROA -,343,085 -,271-4,029,000 Log_TA,062,021,200 3,006,003 a. Dependent Variable: STR_MDAL Sumber : Pengolahan Data SPSS t Sig. Berdasarkan hasil uji t diketahui nilai t hitung untuk variabel Struktur Aktiva, sebesar 0,618 dengan nilai signifikansi 0,537. Dari hasil tersebut diketahui nilai signifikansi (p-value) variabel Struktur Aktiva lebih besar dari tingkat signifikan α = 0,05, yang berarti variabel Struktur Aktiva secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Struktur Modal. Dengan demikian
49 penelitian yang menyatakan Struktur Aktiva secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur periode tahun 2008 2010 yang terdaftar di BEI ditolak. Berdasarkan hasil uji t diketahui nilai t hitung untuk variabel Return On Assets sebesar -4,029 dengan nilai signifikansi 0,000. Dari hasil tersebut diketahui nilai signifikansi (p-value) variabel Return On Assets lebih kecil dari tingkat signifikan α = 0,05, yang berarti variabel Return On Assets secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Tanda negatif menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara Return On Assets dan Struktur Modal perusahaan, yang berarti apabila Return On Assets semakin besar maka tingkat Struktur Modal perusahaan akan menurun sebesar 4,029. Dengan demikian penelitian yang menyatakan Return On Assets secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur periode tahun 2008 2010 yang terdaftar di BEI diterima. Berdasarkan hasil uji t diketahui nilai t hitung untuk variabel Ukuran Perusahaan, sebesar 3,006 dengan nilai signifikansi 0,003. Dari hasil tersebut diketahui nilai signifikansi (p-value) variabel Ukuran Perusahaan lebih kecil dari tingkat signifikan α = 0,05, yang berarti variabel Ukuran Perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Tanda positif menunjukkan hubungan yang searah antara Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal perusahaan, yang berarti apabila Ukuran Perusahaan semakin besar
50 maka tingkat Struktur Modal perusahaan akan meningkat pula sebesar 3,006. Dengan demikian penelitian yang menyatakan Ukuran Perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur periode tahun 2008 2010 yang terdaftar di BEI diterima. D. Analisis Regresi Berganda Analisis Regresi Linier Berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh empat variabel, yaitu Struktur Aktiva, Return On Assets, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur periode tahun 2008 2010 yang terdaftar di BEI. Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS. Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut : STR_MDAL = -0,285 + 0,044 STR_TIVA 0,343 ROA + 0,062 Log (TA) Ringkasan hasil analisis regresi linier pada tabel di atas diuraikan sebagai berikut : 1. Konstanta (a) Nilai konstanta (a) adalah sebesar -0,285, artinya jika semua variabel bebas sama dengan 0 maka nilai prediksi Struktur Modal akan bernilai -0,285. Angka konstanta tersebut tidak signifikan.
51 2. Koefisien regresi (b i ) a) Nilai koefisien regresi variabel Struktur Aktiva adalah sebesar 0,044, dan tidak signifikan. b) Nilai koefisien regresi variabel Return On Assets adalah sebesar -0,343, dan signifikan pada Struktur Modal. Artinya jika Return On Assets berubah satu satuan, maka tingkat Struktur Modal perusahaan akan berubah sebesar -0,343 dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan / tidak berubah. Tanda negatif menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara Return On Assets dan Struktur Modal perusahaan, yang berarti apabila Return On Assets semakin besar maka tingkat Struktur Modal perusahaan akan menurun sebesar 0,343. c) Nilai koefisien regresi variabel Ukuran Perusahaan adalah sebesar 0,062, dan signifikan pada Struktur Modal. Artinya jika Ukuran Perusahaan berubah satu satuan, maka tingkat Struktur Modal perusahaan akan berubah sebesar 0,062 dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan / tidak berubah. Tanda positif menunjukkan hubungan yang searah antara Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal perusahaan, yang berarti apabila Ukuran Perusahaan semakin besar maka tingkat Struktur Modal perusahaan akan meningkat pula sebesar 0,062.
52 E. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis diatas secara garis besar dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal adalah positif tidak signifikan. Kondisi ini menunjukkan ada kecenderungan bergerak dengan arah yang sama antara struktur aktiva dengan struktur modal meskipun pengaruh pergerakannya tidak signifikan. Manajemen tidak terlalu memperhatikan Struktur Aktiva dalam pengambilan keputusannya untuk menggunakan atau menambah hutang. Namun demikian, manajemen tidak boleh sepenuhnya mengabaikan Struktur Aktiva karena Struktur Aktiva akan menentukan tingkat likuiditas perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2009) yang dalam hasil penelitiannya mengatakan bahwa Struktur Aktiva memiliki pengaruh terhadap Struktur Modal. Sebaliknya, hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elim dan Yusfarita (2010) bahwa Struktur Aktiva tidak memiliki pengaruh terhadap Struktur Modal. Selain itu hasil ini juga bertentangan dengan penelitian Seftianne dan Handayani (2011) yang dalam penelitiannya menyatakan Struktur Aktiva tidak memiliki pengaruh terhadap Struktur Modal. 2. Pengaruh Return on Assets terhadap Struktur Modal adalah negatif dan signifikan, artinya semakin tinggi Return on Assets yang dihasilkan semakin rendah Struktur Modalnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa
53 keputusan manajemen menurunkan penggunaan hutang ketika Return on Assets yang dihasilkan tinggi. Situasi ini sesuai dengan konsep Pecking Order Theory dimana manajemen memilih pembiayaan dari dalam untuk menambah kebutuhan modalnya. Penggunaan hutang hanya akan dilakukan jika pembiayaan dari dalam tidak mencukupi untuk menutup kebutuhan modal yang diperlukan. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Elim dan Yusfarita (2010) bahwa Return on Assets tidak memiliki pengaruh terhadap Struktur Modal. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2009) yang dalam hasil penelitiannya mengatakan bahwa Profitabilitas (Return on Assets) memiliki pengaruh terhadap Struktur Modal. 3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal adalah positif dan signifikan. Kondisi ini menunjukkan besarnya perusahaan mempunyai pengaruh terhadap Struktur Modal. Semakin besar Ukuran Perusahaan, maka kecenderungan untuk menggunakan dana eksternal juga akan semakin besar. Hal ini dikarenakan perusahaan besar memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satu alternatif pemenuhan dananya dengan menggunakan dana eksternal. Perusahaan besar umumnya memiliki total aktiva yang besar pula sehingga dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Seftianne dan Handayani (2011), dengan hasil penelitian yang diperoleh bahwa Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh
54 terhadap Struktur Modal. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2009) yang dalam hasil penelitiannya mengatakan bahwa Ukuran Perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap Struktur Modal. 4. Berdasarkan hasil uji F Struktur Aktiva, Return on Assets, dan Ukuran Perusahaan secara serentak berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal.