KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK. Info Artikel. Abstra

Unnes Journal of Mathematics Education

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGACU PADA MISSOURI MATHEMATICS PROJECT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Unnes Journal of Mathematics Education PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI LINGKARAN

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA. Abstrak. Abstract. Gallant Alim Purbowo, Mashuri, Putriaji Hendikawati

Unnes Journal of Mathematics Education

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN ASESMEN KINERJA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

KEEFEKTIFAN RESOURCE BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MATERI LINGKARAN

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN MMP DENGAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS-VII

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN MICROSOFT POWER POINT

KEEFEKTIFAN SOFTWARE GEOMETER'S SKETCHPAD PADA PEMBELAJARAN MODEL PASID TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

Unnes Journal of Mathematics Education

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI FUNGSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR. Info Artikel

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP HASIL BELAJAR

Keefektifan Strategi Pembelajaran React Pada Kemampuan Siswa Kelas VII Aspek Komunikasi Matematis

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING-PROMPTING DENGAN PENILAIAN PRODUK

Unnes Journal of Mathematics Education

UJME 2 (3) (2013)

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

Unnes Journal of Mathematics Education

KEEFEKTIFAN MODEL MMP PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DISERTAI IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI

Unnes Science Education Journal

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

PENERAPAN PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT. Info Artikel. Abstrak. Abstract

Unnes Journal of Mathematics Education

KEEFEKTIFAN HUKUMAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD N 1 MAGELUNG KENDAL

Automotive Science and Education Journal

Keefektifan Pembelajaran Model Quantum Teaching Berbantuan Cabri 3D Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

Keefektifan Pembelajaran Model Snowball Throwing Berbantuan CD Interaktif terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI POKOK ALJABAR. Info Artikel. Abstra

Unnes Journal of Mathematics Education

Edu Elektrika Journal

Unnes Journal of Mathematics Education

Unnes Physics Education Journal

Journal of Mechanical Engineering Learning

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORRAY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA

Journal of Mechanical Engineering Learning

UJME 2 (1) (2013) Mega Eriska Rosaria Purnomo, Mohammad Asikin, Riza Arifudin

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SSCS BERBANTUAN KARTU MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING TIPE POST SOLUTION POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X SMAN 2 PARIAMAN.

UJME 4 (3) (2015) Unnes Journal of Mathematics Education.

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING BERBASIS ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

Journal of Mechanical Engineering Learning

Indonesian Journal of History Education

UJME 4 (3) (2015) Unnes Journal of Mathematics Education.

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 1, hal. 7-12, September 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VII TAMAN DEWASA IBU PAWIYATANYOGYAKARTA

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

UJME 6 (2) (2017)

Keefektifan Model CIRC Berbasis Joyful Learning Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN STRATEGI REACT DENGAN MODEL SSCS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII

Arista Umalasari Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNIKAL Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

Economic Education Analysis Journal

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

RENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 1 TIUMANG KABUPATEN DHARMASRAYA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY


PEMBELAJARAN TGT MELALUI PENDEKATAN PMRI BERBANTUAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

UJME 2 (3) (2013)

Chemistry in Education

PEMBELAJARAN BUFFER MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN

PENGARUH PENERAPAN STATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CORE BERBANTUAN STRATEGI STUDI KASUS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

PENGARUH PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD SABBHISMA 1 GUNUNG PANGILUN PADANG

Indonesian Journal of History Education

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY BERNUANSA KONTEKSTUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

Economic Education Analysis Journal

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DENGAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII PADA PEMBELAJARAN REALISTIK BERBANTUAN EDMODO

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS BERBANTUAN WORKSHEET DENGAN MENYISIPKAN JEDA STRATEGIS SCRAMBLED

Unnes Physics Education Journal

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014

Unnes Journal of Mathematics Education KEEFEKTIFAN MODEL POGIL BERBANTUAN ALAT PERAGA BERBASIS ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP KELAS VII

Economic Education Analysis Journal

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE MEANS-ENDS ANALYSIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG

ABSTRACT. Keywords: Influence, Problem Based Learning, IPS Text

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (STRATA 1) SUSI SUSANTI NIM

Abstract. Info Artikel. Abstrak. Agus Suwarno. Prodi Geografi IKIP PGRI Pontianak Kalimantan Barat, Indonesia

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

Economic Education Analysis Journal

Transkripsi:

UJME 2 (1) (2013) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Gilang Anjar Permatasari*, Rahayu Budhiati Veronica, Bambang Eko Susilo Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Gedung D7 Lt.1, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229 Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Juli 2013 Disetujui Juli 2013 Dipublikasikan Juli 2013 Keywords: Creative thinking ability PMRI Problem posing Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keefektifan penerapan model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Penelitian ini diawali dengan memilih sampel dari populasi yang ada dengan teknik cluster random sampling. Pada penelitian ini dipilih secara acak satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VII B yang diberikan perlakuan model pembelajaran Problem Posing dan satu kelas sebagai kelas kontrol yaitu kelas VII A yang diberikan pembelajaran ekspositori. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, tes, dan observasi. Hasil uji proporsi menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik kelas eksperimen pada aspek kemampuan berpikir kreatif telah mencapai ketuntasan klasikal, mencapai lebih dari 75 % yaitu sebesar 93,1%. Dilihat dari nilai rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas eksperimen adalah 80,39 sedangkan kelas kontrol adalah 73,48 dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas eksperimen lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas kontrol. Berdasarkan lembar observasi pengamatan keaktifan peserta didik, diperoleh bahwa keaktifan peserta didik kelas eksperimen lebih baik daripada keaktifan peserta didik kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI efektif terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik materi segiempat kelas VII SMP Negeri 2 Karanganyar. Abstra The purpose of this study was to determine the effectiveness of the application of learning models Problem Posing with PMRI approach to creative thinking ability of students. This study begins by selecting a sample of the population with a random sampling technique. In this study, the class randomly selected as the experimental class is class VII B given treatment Problem Posing learning model and as the control class is class VII A given treatment expository teaching. Methods of data collection is done by the method of documentation, testing, and observation. The test results showed that the proportion of student learning outcomes in the experimental class with the aspects of creative thinking ability has reached the classical completeness, reached more than 75% is equal to 93.1%. Judging from the value of the average test learners' ability to think creatively experimental class was 80.39 while the control class is 73.48 it can be concluded that the creative thinking skills of learners experimental classes are better than creative thinking abilities of learners control class. Based on the observation of the active learners, obtained that active learners of experimental classes are better than active learners of control class. The results showed that the application of learning models Problem Posing with PMRI approach effective to creative thinking abilities of students of class VII quadrilateral material in SMP Negeri 2 Karanganyar. Alamat korespondensi: E-mail: geewon.hahaha@gmail.com 2013 Universitas Negeri Semarang ISSN 2252-6927

Pendahuluan Kreativitas dalam pembelajaran matematika merupakan suatu hal yang jarang sekali diperhatikan. Guru biasanya menempatkan logika sebagai topik pembicaraan dan menganggap kreativitas merupakan hal yang tidak penting dalam pembelajaran matematika. Padahal dalam aspek pemecahan masalah matematika diperlukan pemikiranpemikiran kreatif dalam merumuskan, menafsirkan dan menyelesaikan model atau perencanaan pemecahan masalah. Peserta didik di SMP Negeri 2 Karanganyar dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) individual mata pelajaran matematika sebesar 70, masih sulit untuk mencapai KKM klasikal sebesar 75%. Berdasarkan nilai ujian semester gasal tahun pelajaran 2012/2013, nilai yang dicapai peserta didik masih sangat rendah. Masih sedikit peserta didik yang telah mencapai batas ketuntasan yang ditetapkan. Dari total 118 peserta didik hanya 16 peserta didik yang tuntas. Jadi hanya 16,10% peserta didik yang telah mencapai KKM. Hasil wawancara dengan salah seorang guru Matematika SMP Negeri 2 Karanganyar, salah satu permasalahan dalam pembelajaran matematika adalah rendahnya kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah (soal cerita), khususnya soal non rutin atau terbuka (open ended). Berdasarkan hasil identifikasi, beberapa kelemahan peserta didik antara lain: susah dalam memahami kalimat-kalimat dalam soal, sulit untuk membedakan informasi yang diketahui dan permintaan soal, kurang lancar dalam menggunakan pengetahuan-pengetahuan yang telah diketahui, susah untuk mengubah kalimat cerita menjadi kalimat matematika, tidak menggunakan cara-cara yang bervariasi dalam menyelesaikan suatu masalah, kesalahan melakukan perhitungan-perhitungan, dan salah dalam mengambil kesimpulan atau mengembalikan ke masalah yang dicari. Apabila dipersempit kelemahan itu terutama pada kemampuan peserta didik dalam memahami masalah dan merencanakan suatu penyelesaian. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, pembelajaran yang digunakan masih merupakan model pembelajaran ekspositori. Model pembelajaran ekspositori yang ada sudah sesuai, namun peserta didik sering merasa jenuh dan bosan dalam proses pembelajaran sehingga mereka cenderung kurang aktif. Sehingga diperlukan suatu model pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan antusias dan keaktifan peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang memiliki sifat dan karakter tersebut adalah pembelajaran dengan pengajuan masalah (Problem Posing). Problem Posing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan peserta didik menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut. Pengajuan masalah dalam pembelajaran matematika menempati posisi yang sangat strategis dan merupakan kegiatan yang mengarah pada sikap kritis dan kreatif. Peserta didik dalam pembelajaran pengajuan masalah diminta untuk membuat soal dari informasi yang diberikan. Selain itu dengan pengajuan masalah, peserta didik diberi kesempatan aktif secara mental, fisik, dan sosial serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyelidiki dan juga membuat jawaban-jawaban yang divergen. Menurut Suryosubroto (2009), salah satu model pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik untuk berpikir kritis sekaligus dialogis, kreatif dan interakti yakni Problem Posing atau pengajuan masalah-masalah yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan. Pada pembelajaran matematika diperlukan pemikiran dan gagasan yang kreatif dalam merumuskan dan menyelesaikan model matematika serta menafsirkan solusi dari suatu masalah matematika. Pemikiran dan gagasan yang kreatif tersebut akan muncul dan berkembang jika proses pembelajaran matematika di dalam kelas menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat. Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif adalah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Kemampuan berpikir kreatif peserta didik dapat dikembangkan dengan pendekatan PMRI karena adanya prinsip dan karakteristik PMRI yang diterapkan dalam pembelajaran (Siswono, 2007). Salah satu prinsip PMRI yaitu prinsip aktivitas yang menganggap perlunya penemuan kembali suatu konsep matematika. Prinsip ini menghendaki peserta didik belajar matematika dengan mengalami sendiri (beraktivitas). Melalui aktivitas kreatif, kreativitas peserta didik akan berkembang dengan baik. Maka dari itu, pembelajaran matematika dengan 85

pendekatan PMRI memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI efektif terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik? Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keefektifan penerapan model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah true experimental. Ciri utama dari true experimental adalah sampel yang digunakan untuk kelompok eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian ini diawali dengan menentukan populasi dan memilih sampel dari populasi yang ada dengan teknik cluster random sampling. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang memperoleh model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI dengan peserta didik yang memperoleh pembelajaran ekspositori. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII semester II SMP Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Kelas VII SMP Negeri 2 Karanganyar terdiri dari empat kelas yaitu kelas VII A, VII B, VII C, dan VII D. Pada penelitian ini, penulis memilih secara acak satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VII B dan satu kelas sebagai kelas kontrol yaitu kelas VII A. Kelas eksperimen akan diberikan suatu perlakuan berupa pembelajaran model pembelajaran Problem Posing. Kelas kontrol akan diberikan pembelajaran menggunakan pembelajaran ekspositori. Variabel terikat dan bebas dalam penelitian ini adalah untuk indikator keefektifan kedua variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas VII SMP semester 2 materi pokok segiempat dan variabel bebasnya adalah model pembelajaran. Sedangkan untuk indikator keefektifan ketiga varibel terikatnya adalah keaktifan peserta didik kelas VII SMP semester 2 dan variabel bebasnya adalah model pembelajaran. 86 Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, tes, dan observasi. Metode dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data-data yang mendukung penelitian yang meliputi nama peserta didik yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini dan data nilai ujian akhir semester gasal mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar matematika pada materi pokok segiempat. Metode observasi merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini. Hasil Penelitian dan Pembahasan Setelah diberikan tes kemampuan berpikir kreatif diperoleh data akhir yang kemudian dianalisis. Tes kemampuan berpikir kreatif berjumlah 7 butir soal dengan semua soal berbentuk uraian. Tes ini diberikan setelah proses pembelajaran materi pokok segiempat selesai diajarkan. Tes kemampuan berpikir kreatif ini diikuti oleh 59 peserta didik yang terdiri dari 30 peserta didik kelas VII A (kelas kontrol) dan 29 peserta didik kelas VII B (kelas eksperimen). Hasil tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik dari kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran dapat dilihat pada lampiran dan terangkum pada tabel berikut. Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada materi

segiempat diketahui bahwa 27 dari 29 peserta didik pada kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar secara individual (memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70). Sedangkan pada kelas kontrol diketahui 24 dari 30 peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar secara individual. Selanjutnya, dilakukan uji proporsi untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas eksperimen pada aspek kemampuan berpikir kreatif. Dari hasil perhitungan uji proporsi diperoleh Z hitung = 2,298498 1,64 = Z tabel, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik kelas eksperimen pada aspek kemampuan berpikir kreatif telah mencapai ketuntasan klasikal berdasarkan KKM, yaitu peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70 mencapai lebih dari 75 % yaitu sebesar 93,1%. Pada uji perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol pada aspek kemampuan berpikir kreatif menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat diketahui melalui uji pihak kanan. Berdasarkan hasil analisis diperoleh t hitung = 3,047 > 1,67 = t tabel. Dilihat dari nilai rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas eksperimen adalah 80,39 sedangkan nilai ratarata tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas kontrol adalah 73,48. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang memperoleh model pembelajaran Problem Posing dengan pendekaan PMRI lebih baik daripada rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang memperoleh model pembelajaran ekspositori. Gambar 1. Perbandingan nilai rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen dan kelas kontrol Selain tes kemampuan berpikir kreatif, pengamatan terhadap keaktifan peserta didik juga dianalisis. Berdasarkan lembar observasi pengamatan keaktifan peserta didik diperoleh persentase keaktifan untuk kelas eksperimen adalah 64,3%, sedangkan persentase keaktifan untuk kelas kontrol adalah 59%. Jadi diperoleh skor rata-rata aktif untuk kelas eksperimen dan skor rata-rata cukup aktif untuk kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis diperoleh t hitung = 6,008 > 1,67 = t tabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik yang memperoleh model pembelajaran Problem Posing dengan pendekaan PMRI lebih baik daripada keaktifan peserta didik yang memperoleh model pembelajaran ekspositori. 87 Gambar 2. Hasil observasi keaktifan peserta didik Berdasarkan hasil analisis tampak bahwa kelas eksperimen selalu lebih unggul daripada kelas kontrol baik dilihat dari nilai rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik maupun keaktifan peserta didik. Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI. Dalam model pembelajaran Problem Posing, peserta didik diminta untuk membuat soal yang berhubungan dengan materi yang diajarkan serta mampu menyelesaikan soal tersebut (Suyitno, 2004). Dengan membuat soal dapat menimbulkan dampak terhadap kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal. Dalam pelaksanaannya, peserta didik dapat memahami dan menyelesaikan berbagai macam soal yang berhubungan dengan materi segiempat. Hal itu dikarenakan, peserta didik dituntut untuk dapat membuat soal sebaik mungkin. Untuk membuat soal yang baik, peserta didik harus mempelajari berbagai macam soal beserta penyelesaiannya. Sehingga kemampuan penyelesaian masalah peserta didik menjadi meningkat. Menurut Suryosubroto (2009), salah satu model pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik untuk berpkir kritis

sekaligus dialogis, kreatif dan interakti yakni Problem Posing. Selain itu, model pembelajaran Problem Posing juga dapat membantu peserta didik untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan merangsang peserta didik untuk memunculkan ide yang kreatif (Sutisna, 2010). Sehingga kemampuan berpikir kreatif peserta didik menjadi lebih baik. Dalam kelas eksperimen, terdapat seorang peserta didik yang dapat membuat soal yang penyelesaiannya membutuhkan beberapa langkah. Sehingga dibutuhkan pemikiran yang kreatif untuk menyelesaikan soal tersebut. Hal itu membuktikan bahwa dengan pembelajaran Problem Posing dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya. Sehingga diperoleh nilai rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Kegiatan pembelajaran model pembelajaran Problem Posing juga tidak terpusat pada guru tetapi dituntut keaktifan peserta didik (Sutisna, 2010). Semua peserta didik kelas eksperimen terpacu untuk terlibat secara aktif dalam membuat soal. Sehingga keaktifan peserta didik meningkat dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Posing. Meskipun keaktifan peserta didik dalam pembelajaran Problem Posing meningkat suasana kelas masih kondusif, sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar. Situasi belajar dalam tiap kelompok menjadi lebih kondusif karena rasa tanggung jawab tiap kelompok untuk membuat masing-masing soal. Perhatian setiap anggota dalam kelompok menjadi lebih terfokus pada tugas membuat soal yang diberikan guru. Pemaparan hasil diskusi kelompok melalui kegiatan presentasi yang dilakukan dapat melatih rasa percaya diri pada peserta didik. Jadi dengan pembelajaran Problem Posing peserta didik dapat belajar untuk memiliki rasa tanggung jawab dan rasa percaya diri. Salah satu karakteristik pendekatan matematika realistik Indonesia (PMRI) menurut Suryanto (2007) adalah masalah kontekstual yang realistik (realistic contextual problems) digunakan untuk memperkenalkan ide dan konsep matematika kepada peserta didik. Selain itu, pendekatan pendidikan matematika realistik Indonesia (PMRI) memberikan pengertian yang jelas kepada peserta didik tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari dan tentang kegunaan matematika pada umumnya 88 bagi manusia (Hadi, 2003). Sehingga peserta didik lebih mudah dalam mempelajari matematika karena menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari mereka. Berbeda dengan kelas eksperimen, pada kelas kontrol yang dikenai model pembelajaran ekspositori, keaktifan peserta didik dikategorikan cukup aktif. Selain itu nilai ratarata tes kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan pada kelas tersebut guru lebih sering mendominasi kegiatan pembelajaran dengan cara memberikan penyelesaian masalah secara langsung sehingga keaktifan peserta didik untuk mengerjakan soal secara mandiri tidak dapat terealisasikan. Selain itu dalam model pembelajaran ekspositori, pembelajaran lebih banyak diberikan melalui ceramah, sehingga sulit untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kreatif (Depdiknas, 2008). Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI efektif terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Karanganyar Demak tahun pelajaran 2012/ 2013 pada materi pokok segiempat. Hasil belajar peserta didik yang memperoleh model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI telah mencapai ketuntasan klasikal, artinya peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70 mencapai lebih dari 75 % yaitu sebesar 93,1%. Rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang memperoleh model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI lebih baik dibandingkan rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang memperoleh model pembelajaran ekspositori. Keaktifan peserta didik yang memperoleh model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI lebih baik dibandingkan keaktifan peserta didik yang memperoleh model pembelajaran ekspositori. Ucapan Terima Kasih Artikel ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan dan bimbingan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: (1) Ketua jurusan Matematika FMIPA UNNES, (2) Januri, S.Pd. selaku Guru

Matematika SMP Negeri 2 Karanganyar, dan semua pihak yang telah membantu. Daftar Pustaka Depdiknas. 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Balai Pustaka. Hadi, Sutarto. 2003. Paradigma baru Pendidikan matematika. Banjarmasin: FKIP Universitas Mangkurat. Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA. Suryanto. 2007. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Majalah PMRI Vol. V No. 1 Januari 2007, halaman 8 10. Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta. Sutisna. 2010. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Posing.Tersedia di http://sutisna.com/artikel/artikel -kependidikan/kelebihan-dan-kelemahanpembelajaran-dengan-pendekatan-problemposing/ [diakses 28 Mei 2013]. Suyitno, A. 2004. Dasar dasar Proses Pembelajaran Matematika. Semarang: Pendidikan Matematika FMIPA UNNES. 89