7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Menurut Arifin (2009), analisis merupakan suatu tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas. Kata analisis diartikan sebagai penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahanan arti keseluruhan. Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya. Secara umum analisis terdiri dari tiga alur kegiatan, yaitu: (1) reduksi data merupakan proses pemilihan atau merangkum, menyeleksi data-data yang sudah didapat, sehingga data yang sudah diperoleh menjadi lebih sederhana; (2) penyajian data merupakan proses membentuk data agar dapat dipahami dan mudah dibaca. Penyajian data yang sering digunakan adalah bentuk naratif atau grafik; (3) penarikan kesimpulan merupakan hasil akhir dari suatu penelitian, sehingga penelitian yang mula-mulabelum jelas, meningkat menjadi jelas dan rinci (Miles dan Huberman, dalam Sugiyono 2009).
8 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis adalah sebuah kegiatan memperhatikan, mengamati atau melakukan penyelidikan atau penjabaran tentang data sesudah dikaji untuk mengetahui derajat kualitas, sebabsebab, dan duduk perkaranya. B. Sikap Percaya Diri Menurut Mustari (2011: 62-69) percaya diri adalah keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Percaya diri juga merupakan keyakinan orang atas kemampuannya untuk menghasilkan level-level pelaksanaan yang mempengaruhi kejadian pada kehidupan mereka. Percaya diri adalah keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk memutuskan jalannya suatu tindakan yang dituntut untuk mengurusi situasi-situasi yang dihadapi. Percaya diri berarti keyakinan dalam diri, Erich Fromm dalam Mustari (2011: 63) menyatakan bahwa untuk memiliki keyakinan diperlukan keberanian, kemampuan untuk mengambil resiko, kesediaan untuk menerima penderitaan dan kekecewaan.selanjutnya menurut Fatimah (2010: 149) kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri, maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.
9 Densky, A.B (2006: 1) self-confidence is an atitude, which will alow you to have positive, yet realistic views of yourself and your situations. When you have selfconfidence, you will trust you own abilities, and experience a general sense of control over your life. You will believe that, within reason, you will be able to do what you want to do. Densky, A.B (2006: 1) mendefinisikan percaya diri adalah sebuah sikap yang akan memungkinkan seseorang untuk memiliki sikap positif, namun dengan realistis yang dapat dilihat situasi orang tersebut. Apabila seseorang memiliki sikap percaya diri, maka akan timbul percaya akan kemampuan yang dimilikinya, dan orang tersebut akan menciptakan rasa kendali pada dirinya. Dari uraian pengertian menurut para ahli mengenai sikap percaya diri di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa sikap percaya diri adalah sikap yakin terhadap kemampuan diri sendiri untuk mengerjakan segala sesuatu.sikap percaya diri juga menerima segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.percaya diri merupakan salah satu pendidikan karakter bangsa yang dapat diterapkan dalam mata pelajaran matematika untuk mengukur keyakinan yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu, sepertiberani mengerjakan soal dalam pelajaran matematika.mengetahui perkembangan percaya diri adalah penting karena percaya diri dapat membawa kita kepada kehidupan yang lebih produktif dan lebih bahagia. Sikap percaya diri memberikan andil dalam tingkah lakunya, dan dalam membantu untuk mencapai berbagai prestasi, keberhasilan, dan kesuksesan
10 dalam melakukan berbagai hal misalnya dalam pendidikan. Beberapa contoh sikap percaya diri yang dapat ditunjukan dalam hal pendidikan ialah berani, memiliki keyakinan, tidak pantang menyerah dan putus asa, teliti, mampu atau berani mengambil resiko, berpendapat, bertanya, berani menjawab pertanyaan, berani presentasi, dan tidak canggung atau malu dalam melakukan kegiatan kegiatan positif. Dari uraian pengertian sikap percaya diri yang telah disebutkan, penulis mengambil indikator sikap percaya diri yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Memiliki keyakinan dan keberanian. b. Berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan, atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu. c. Tidak pantang menyerah dan putus asa. d. Menghadapi sesuatu dengan tenang/tidak canggung dalam melakukan hal positif. C. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis 1. Pengertian Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek penilaian matematika.penilaian pada aspek pemahaman konsep bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu menerima dan memahami konsep dasar matematika yang telah diterima. Jadi, pemahaman konsep sangat penting karena dengan menguasai konsep akan memudahkan siswa dalam
11 belajar matematika. Menurut Heruman (2007) pemahaman konsep merupakan pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.pemahaman konsep menurut Wardhani (2008) adalah menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, dan tepat dalam pemecahan masalah.jihad dan Haris (2012) mengungkapkan pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat. Selanjutnya National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) pada tahun 2000, menyatakan Students must learn mathematics with understanding, actively building new knowledge from experience and prior knowledge yang dapat diartikan bahwa siswa harus belajar matematika dengan pemahaman, secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Untuk mencapai pemahaman yang bermakna pembelajaran matematika harus diarahkan pada pengembangan kemampuan menghubungkan antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh. Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep.dalam kamus besar Bahasa Indonesia, paham diartikan perbuatan memahami atau memahamkan. Dengan kata lain, memahami tentang sesuatu dan dapat melihat dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan
12 memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan/memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri (Sudijono, 2009: 50). Menurut Purwanto (2002: 44) yang dimaksud pemahaman atau komprehensi adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan testee mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya.dalam hal ini testee tidak hanya hafal secara verbalistis, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan.pemahaman adalah kemampuan untuk memahami sesuatu hal serta melihatnya dari berbagai segi (Djamarah, 2010: 280).Sedangkan menurut Winkel (1996: 246) menyatakan bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain seperti rumus matematika ke bentuk kata-kata, membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu seperti dalam grafik. Dari definisi pemahaman dan definisi konsep maka dapat dikemukakan kesimpulam pemahaman konsep yaitu pemahaman konsep adalah kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien, dan tepat. Siswa dikatakan memahami konsep jika siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh dan bukan contoh dari konsep, mengembangkan kemampuan koneksi matematika antara berbagai ide,
13 memahami bagaimana ide-ide matematika saling terkait satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematika dalam konteks di luar matematika. Sedangkan siswa dikatakan memahami prosedur jika mampu mengenali prosedur (sejumlah langkah-langkah kegiatan yang dilakukan) yang didalamnya termasuk aturan algoritma atau proses menghitung dengan benar. 2. Indikator Pemahaman Konsep Matematika Jihad dan Haris (2012) menyatakan bahwa indicator yang menunjukkan pemahaman konsep antara lain: a) menyatakan ulang sebuah konsep; b) mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengn konsepnya; c) member contoh dan bukan contoh dari konsep; d) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; e) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep; f) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu; g) mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Menurut Wardhani (2008), pada penjelasan teknis Peraturan Sirijen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang rapor pernah diuraikan bahwa indikator siswa adalah mampu: 1) menyatakan ulang sebuah konsep; 2) mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengn konsepnya; 3) member contoh dan bukan contoh dari konsep; 4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; 5) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep; 6) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau
14 operasi tertentu; 7) mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Berdasarkan indikator pemahaman konsep di atas, maka indikator dalam penelitian ini adalah: a. Menyatakan ulang sebuah konsep Menyatakan ulang sebuah konsep yaitu kemampuan untuk mengungkapkan kembali apa yang sudah diajarkan dengan bahasanya sendiri. b. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya. Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya maksudnya adalah kemampuan siswa dalam mengelompokkan suatu objek berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki yang terdapat dalam sebuah materi. Sesuai indikator dalam Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 maka untuk indikator mengklasifikasikan objekobjek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut dan indikator mengklasifikasikan sifat-sifat operasi atau konsep itu dipisah. Tetapi, dalam penelitian ini, saya menggabungkan kedua indikator tersebut menjadi satu indicator yaitu mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya.
15 c. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep adalah kemampuan siswa mampu membedakan contoh maupun untuk bukan contoh dari suatu materi. d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. Kemampuan menyatakan suatu objek dengan berbagai bentuk representasi, misalkan dengan mendaftarkan anggota dari suatu objek. e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep. Mampu mengkaji mana syarat perlu dan syarat cukup yang terkait dengan suatu materi. f. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau oprasi tertentu. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu adalah kemampuan siswamenyelesaikan soal tepat sesuai prosedur. g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. Kemampuan menggunakan konsep serta prosedur dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
16 D. Materi Aljabar dan Aritmatika Sosial Salah satu materi matematika untuk SMP/Mts adalah Aljabar dan Aritmatika Sosial. Seperti yang telah diinformasikan oleh guru kepada peneliti, SMP Negeri 2 Binangun menggunakan Kurikulum 2013 pada semester I, dan kemudian pada semester II menggunakan KTSP sebagai kurikulum pembelajaran. Dalam Kurikulum 2013, pokok bahasan aljabar dan aritmatika sosial ini merupakan materi yang akan diajarkan pada semester II, namun pada KTSP pokok bahasan ini diajarkan pada semester I, sehingga karena sekolah tersebut pada semester II menggunakan KTSP, maka pokok bahasan ini diajarkan pada semester II. Adapun Kompetensi Dasar dan Indikator materi pada pokok bahasan aljabar dan aritmatika sosial adalah sebagai berikut : Kompetensi Dasar 2.1 Mengenali bentuk aljabar dan unsur-unsurnya 2.2 Melakukan operasi pada bentuk aljabar 2.3 Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan aritmatika sosial sederhana Indikator 2.1.1 Menjelaskan pengertian variabel, suku, faktor, koefisien, konstanta, dan suku sejenis. 2.2.1 Menyelesaikan operasi hitung (tambah, kurang, kali, bagi, dan pangkat), suku sejenis dan tidak sejenis. 2.2.2 Menggunakan sifat perkalian bentuk aljabar untuk menyelesaikan soal. 2.2.3 Menyelesaikan operasi hitung (tambah, kurang, kali, bagi, dan pangkat) pecahan aljabar dengan penyebut satu suku. 2.2.4 Menyederhanakan hasil operasi pecahan aljabar. 2.3.1 Melakukan simulasi aritmatika sosial tentang kegiatan ekonomi seharihari. 2.3.2 Menghitung nilai keseluruhan, nilai per unit, dan nilai sebagian. 2.3.3 Menentukan besar dan
17 presentase laba (keuntungan), harga jual, harga beli, rabat, neto, pajak, dan bunga tunggal dalam kegiatan ekonomi. E. Analisis Sikap Percaya Diri, dan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Analisis sikap percaya diri, dan pemahaman konsep matematika adalah kegiatan mengamati, memperhatikan, atau melakukan penyelidikan dan melakukan penjabaran tentang data yang telah dikumpulkan kemudian dikaji oleh peneliti untuk mendapatkan data mengenai gambaran sikap percaya diri dan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.data dalam hal ini diperoleh dari data angket sikap percaya diri, dan hasil nilai tes kemampuan pemahaman konsep siswa dari materi aljabar dan aritmatika sosial yang telah diajarkan sebelumnya oleh guru. Setelah angket dan soal tes kemampuan pemahaman konsep disebar, selanjutnya dari data tersebut akan dianalisis bagaimana hasil yang telah diperoleh mengenai sikap percaya diri dan kemampuan pemahaman konsep matematika kemudian akan peneliti tuangkan dalam kata-kata sehingga dapat dimengerti oleh pembaca.