BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prof. Dr. Jhon Aryo Katili, Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedang milik wanita menjadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

KUESIONER. 1. Ayah : a. Tidak Pernah Sekolah d. Tamat SLTP/MTS. b. Tidak tamat SD/MI e. Tamat SMA/MA. c. Tamat SD/MI f.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sel-sel jaringan tubuh pada payudara dan tumbuh di luar kendali, yang bila tidak

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH PUTRI PUI TALAGA TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB IV DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

PENGARUH PEMBERIAN LEAFLET Survey TENTANG terakhir di PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) tiap TERHADAP 3 menit PENGETAHUAN MU ALLIMAAT MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan kanker melonjak dari menjadi dan lebih dari

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

ROKOK DAN IKLAN ROKOK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di Kabupaten Gorontalo, tepatnya jalan Raya Limboto No 10,

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta. Disusun oleh:

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas IX. Hasil isian kuesioner yang dipakai pada pengolahan data

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden Menurut Usia. responden adalah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Selanjutnya distribusi

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada

BAB I PENDAHULUAN. payudara. Untuk upaya mencegah risiko kanker payudara pemerintah. wanita di usia muda dapat terserang kanker payudara.

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keamanan pangan (food safety) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Sumatra Utara Fakultas Keperawatan jurusan D-IV Bidan Pendidik yang bernama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. 16 tahun. Hal ini disebabkan usia responden pada kelas X dan kelas XI

BAB I PENDAHULUAN. menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan. payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN INFORMASI DENGAN PERILAKU SADARI DI MTS MATHLA UL ANWAR KOTA TANGERANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

BAB V PEMBAHASAN. Sendiri (SADARI) yang diberikan dalam dua metode berbeda. Penelitian ini. kelompok kontrol diberikan ceramah saja.

BAB I PENDAHULUAN. menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat mempengaruhi fungsi tubuh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGGOTA ORGANISASI KEPEMUDAAN ALUMNI BUDI MULIA (ALBUM-MEDAN) DALAM MENDONORKAN DARAH DI PMI MEDAN TAHUN 2012

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU PENANGANAN SINDROM PRA HAID PADA SISWI KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI YOGYAKARTA II TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Pada masa

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Remaja Putri tentang Kanker Payudara

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dikelilingi persawahan,dan dekat dengan jalan raya. Sekolah SMPN 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KANKER PAYUDARA DI SMA N.1 SINGKOHOR KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2012

PENGARUH PROGRAM SINETRON TELEVISI TERHADAP PERILAKU SISWA JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 GEGESIK KABUPATEN CIREBON SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam penyajian data penulis akan menggunakan metode kuantitatif

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi : inspeksi dan palpasi pada payudara. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) merupakan

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI (PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI)PADA SISWI KELAS IX DI SMP PGRI KASIHAN BANTUL

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut :

Kata kunci : Pengetahuan, remaja puteri, kebersihan, genetalia eksterna PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

Lampiran 1 Kuesioner Gambaran Keterpaparan Pornografi dan Perilaku Seksual Siswa di SMA Al Azhar Medan Tahun 2010

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN. saudara Siti Rubiah mengenai Pengaruh Metode Simulasi Yang Disertai Dengan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

A. Pertanyaan Berikut Ini Untuk Mengukur Pengetahuan tentang SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN JATI KOTA PADANG TAHUN 2010

BAB IV PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Penelitian mengenai gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

METODOLOGI PENELITIAN. yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat

ANISA NURUL HANIFAH J

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nomor Responden : (diisi oleh peneliti) 2. Jenis Kelamin : 3. Usia :

Terima kasih atas partisipasi Saudara/I dalam penelitian ini. Medan, April (Junita Riani Purba) ( )

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI SMA HARAPAN MEKAR KELAS XI MEDAN TAHUN 2013

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. peka adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi

PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TERHADAP PENURUNAN FUNGSI PENGLIHATAN DI DAERAH YAYASAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA AL- KAUTSAR PALU

Transkripsi:

50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 4 Kota Gorontalo terletak di jalan Prof. Dr. Jhon Aryo Katili, Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. SMA ini memiliki luas 5000 m2 dan memiliki siswa sebanyak 580 siswa, terbagi dalam 3 kelas yaitu kelas X, kelas XI dan kelas XII. Kelas X memiliki siswa sebanyak 208 dengan 109 siswi (terbagi dalam 7 kelas), kelas XI sebanyak 191 dengan 121 siswi (terbagi dalam 5 kelas), kelas XII sebanyak 181 dengan 115 siswi (terbagi dari 6 kelas). Jumlah tenaga pengajar SMA Negeri 4 Gorontalo sebanyak 38 guru mata pelajaran dengan di dukung 9 staf tata usaha dan 3 guru BP. Fasilitas pendukung yang dimiliki oleh SMA Negeri 4 Kota Gorontalo adalah sebagai berikut : ruang kelas, lab (IPA, Fisika, Kimia, Biologi), lab bahasa, lab komputer, lab multimedia, perpustakaan, PSB, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, tempat ibadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang Organisasi Kesiswaan, jamban, ruang sirkulasi, tempat bermain/olahraga.

51 4.1.2 Karakteristik Responden Penelitian Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik berdasarkan kelas Responden Di SMA Negeri 4 Gorontalo 2013 Kelas Jumlah Frekuensi (n) Persentase (%) X 68 46.6 XI 78 53.4 Total 146 100 Sumber : Data Primer Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebanyak 68 orang (46.6%) berada pada kelas X dan sebanyak 78 orang (53.4%) berada pada kelas XI di SMA Negeri 4 Kota Gorontalo. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Umur Responden Di SMA Negeri 4 Gorontalo 2013 Umur Jumlah Frekuensi (n) Persentase (%) 16 tahun 62 42.5 17 tahun 78 53.4 18 tahun 6 4.1 Total 146 100 Sumber : Data Primer Dari Tabel 4.2 menunjukkan bahwa karakteristik umur responden penelitian di SMA Negeri 4 Kota Gorontalo yang berumur 16 tahun sebanyak 62 orang (42.5%), 17 tahun 78 orang (53.4%), dan 18 tahun 6 orang (4.1%).

52 4.1.3 Sumber Informasi responden tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase tentang Sumber Informasi Responden mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri Sumber Informasi Jumlah Frekuensi (n) Persentase (%) Tenaga/Petugas Kesehatan 137 93.8 Media Cetak dan Elektronik 9 6.2 Total 146 100 Sumber : Data Primer Dari Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sumber informasi responden tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri lebih banyak di peroleh melalui tenaga kesehatan sebanyak 137 orang (93.8%) dan melalui media cetak dan elektronik sebanyak 9 orang (6.2%).

53 4.1.4 Gambaran Pengetahuan Responden Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel Pengetahuan (n=146) No. Pertanyaan Jawaban Responden Salah Benar f % f % 1. Pengertian Pemeriksaan Payudara Sendiri 41 28.1 105 71.9 2. Tujuan Pemeriksaan Payudara Sendiri 88 60.3 58 39.7 3. Usia Untuk Pemeriksaan Payudara Sendiri 83 56.8 63 43.2 4. Waktu Pelaksanaan Pemeriksaan Payudara Sendiri 82 56.2 64 43.8 5. Rutinitas Untuk Pemeriksaan Payudara Sendiri 76 52.1 70 47.9 6. Sasaran Untuk Pemeriksaan Payudara Sendiri 14 9.6 132 90.4 7. Tahap-Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Payudara 15 10.3 131 89.7 Sendiri 8. Posisi Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri 11 78.8 31 21.2 5 9. Posisi berdiri Saat Pemeriksaan Payudara Sendiri 10 68.5 46 31.5 0 10 Posisi Untuk Melihat Adanya Retraksi Pada 66 45.2 80 54.8 Pemeriksaan Payudara Sendiri 11 Posisi Di Depan Cermin Saat Pemeriksaan 44 30.1 102 69.9 Payudara Sendiri 12 Posisi Berbaring Saat Pemeriksaan Payudara 74 50.7 72 49.3 Sendiri 13 Teknik Pemutaran Pada Payudara Saat 35 24.0 111 76.0 Pemeriksaan Payudara Sendiri 14 Teknik Pemeriksaan Payudara Sendiri 45 30.8 101 69.2 Pada Ketiak 15 Perubahan Payudara yang Di Temukan Saat 27 18.5 119 81.5 Pemeriksaan Payudara Sendiri Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.4 di atas, pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak di jawab salah oleh responden adalah pertanyaan tentang Posisi Melakukan

54 Pemeriksaan Payudara Sendiri adalah posisi saat berdiri dan berbaring yaitu sebanyak 115 orang (78.8%), 100 orang (68.5%) responden menjawab salah pertanyaan tentang teknik SADARI saat berdiri adalah mengamati payudara di depan cermin dengan kedua tangan di samping tubuh dan selanjutnya posisi kedua tangan lurus keatas, 88 orang (60.3%) responden menjawab salah pertanyaan tentang tujuan utama SADARI adalah untuk mendeteksi dini kanker payudara. 83 orang (56.8%) responden menjawab salah pertanyaan tentang usia yang diajurkan untuk melakukan SADARI adalah sejak usia 20 tahun, 82 orang (56.2%) respoden menjawab salah pertanyaan tentang waktu yang baik untuk melakukan SADARI adalah 7-10 hari setelah menstruasi. Pertanyaan yang paling banyak dijawab benar oleh responden adalah pertanyaan tentang sasaran untuk Pemeriksaan Payudara Sendiri adalah semua wanita baik yang beresiko untuk menderita kanker payudara maupun yang tidak beresiko yaitu sebanyak 132 orang (90.4%), pertanyaan tentang tahap-tahap yang dilakukan dalam metode SADARI adalah melihat dan meraba payudara sebanyak 131 orang (89.7%), pertanyaan tentang perubahan yang penting ditemukan dalam SADARI adalah adanya benjolan pada payudara sebanyak 119 orang (81.5%), pertanyaan tentang teknik SADARI dengan cara pemutaran di perlukan 3 putaran kecil agar bisa sampai ke puting payudara sebanyak 111 orang (76.0%), dan pertanyaan tentang pengertian SADARI adalah salah satu cara pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi dini kanker payudara sebanyak 105 orang (71.9%).

55 4.1.5 Gambaran Tingkat Pengetahuan Respoden tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri Tabel 4.5 Distribusi Fekuensi dan Persentase Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden Penelitian (N=146) Tingkat Penetahuan Jumlah Frekuensi (n) Persentase (%) Baik 32 21.9 Cukup 107 73.3 Kurang 7 4.8 Total 146 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.5 setelah dilakukan pengelompokan tingkat pengetahuan, 32 orang (21.9%) dinyatakan memiliki pengetahuan baik tentang SADARI (skor penilaian 11-15), 107 orang (73.3%) yang memiliki pengetahuan cukup tentang SADARI (skor penilaian 6-10), dan 7 orang (4.8%) yang memiliki pengetahuan kurang tentang SADARI (skor penelitian 0-5).

56 4.1.6 Gambaran Tingkat Pengetahuan Respoden tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri berdasarkan kelas Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pengetahuan Respoden tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri berdasarkan kelas Umur Tingkat Pengetahuan Total % Baik Cukup Kurang n % n % n % X 10 14.7 53 77.9 5 7.4 68 100 XI 22 28.2 54 69.2 2 2.6 78 100 Total 32 21.9 107 73.3 7 4.8 146 100 Sumber : Data Primer Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang yang paling banyak berpengetahuan cukup berada pada kelas XI sebanyak 54 orang (69.2%), berpengetahuan baik juga berada pada kelas ini sebanyak 22 orang (28.2%), sedangkan yang berpengetahuan kurang pada kelas ini sebanyak 2 orang (2.6%). Pada kelas X sebanyak 53 orang (77.9%) berpengetahuan cukup, sebanyak 10 orang (14.7%) berpengetahuan baik, dan sebanyak 5 orang (7.4%) berpengetahuan kurang.

57 4.1.7 Gambaran Tingkat Pengetahuan Respoden tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri berdasarkan sember informasi Tabel 4.7 Distribusi Fekuensi dan Persentase Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden Penelitian Menurut Sumber Informasi Umur Tingkat Pengetahuan Tot % Baik Cukup Kurang al n % n % n % Media Cetak dan Elektronik 2 22.2 6 66.7 1 11.1 9 100 Tenaga/petugas Kesehatan 30 21.9 101 73.7 6 4.4 137 100 Total 32 21.9 107 73.3 7 4.8 146 100 Sumber : Data Primer Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak berpengetahuan cukup lebih banyak memeperoleh informasi tentang SADARI melalui tenaga/petugas kesehatan sebanyak 101 orang (73,7%), yang berpengetahuan baik juga lebih banyak memperoleh informasi tentang SADARI melalui tenaga/petugas kesehatan sebanyak 30 orang (21.9%), dan yang berpengetahuan kurang memperoleh informasi tentang SADARI melalui tenaga/petugas kesehatan sebanyak 6 orang (4.4%) sedangkan yang memperoleh informasi tentang SADARI melalui media cetak dan elektronik sebanyak 6 orang (66.7%) berpengatahuan cukup, sebanyak 2 orang (22.2%) berpengetahuan baik. dan sebanyak 1 orang (11.1%) berpengetahuan kurang.

58 4.2 Pembahasan 4.2.1 Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden paling banyak berada pada kelas XI yaitu sebanyak 78 orang (53.4%), dan pada kelas X sebanyak 68 orang (46.6%) dan tabel 4.2 menunjukkan bahwa umur responden yang paling banyak terdistribusi pada umur 17 tahun yaitu sebanyak 78 orang (53.4%) dan paling sedikit berumur 18 tahun sebanyak 6 orang (4.1%). Menurut Kanopka istilah siswi SMA yang masih digunakanan saat ini terjadi pada usia 15-18 tahun, menunjukkan bahwa mereka masih pada tahapan peralihan dari dunia remaja ke dunia dewasa, dan penjelasan mengenai siswi SMU termasuk kedalam pengertian remaja putri akhir yang dikenal dengan dengan masa muda Awaluddin,2008 (dalam Haryati 2012). 4.2.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Respoden tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoadmojo, 2012). Penelitian ini menggambarkan pengetahuan remaja putri tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri sebagai deteksi dini kanker payudara di SMA Negeri 4 Gorontalo. Dari 15 pertanyaan yang diajukan terlihat bahwa jawaban dari setiap pertanyaan yang diberikan oleh reseponden terlihat tidak berkolerasi yaitu hanya pada pertanyaan-pertanyaan tertentu saja yang dapat di jawab dengan benar. Di mana di antara pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah pertanyaan 1 mengenai

59 definisi SADARI sebanyak 105 orang (71.9%) dapat menjawab benar, sedangkan pada pertanyaan 2 mengenai tujuan SADARI hanya sebanyak 58 orang (39.7%) dapat menjawab benar, kemudian pada pertanyaan 7 tentang tahap - tahap pelaksanaan Pemeriksaan Payudara Sendiri sebanyak 131 orang (89.7%) yang menjawab benar sedangkan pada pertanyaan 8 tentang posisi melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri sebanyak 115 orang (78.8%) yang menjawab salah dan pada perubahan payudara yang di temukan saat Pemeriksaan Payudara Sendiri sebanyak 119 orang (81.5%) yang menjawab benar. Hal ini menunjukkan bahwa remaja putri di SMA Negeri 4 Gorontalo mempunyai tingkat pengetahuan yang sekedar tahu saja, yaitu sekedar mengetahui tentang SADARI tetapi tidak sampai pada pengetahuan bagaimana menerapkan cara dan langkah-langkah Pemeriksaan Payudara Sendiri dengan benar. Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Pada hasil penelitian ini di perloleh secara keseluruhan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri SMA Negeri 4 Gorontalo tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri sebagai deteksi dini kanker payudara sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 126 orang (86.3%) sedangkan remaja putri yang berpengetahuan baik mengenai SADARI hanya sebanyak 13 orang (8.9%) dan remaja putri yang berpengetahuan kurang mengenai SADARI sebanyak 7 orang (4.8%).

60 Hasil penelitian ini mendukung penelitian Saputri (2012) yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta berada dalam ketegori sedang sebanyak 87 orang (72.5%). Pengetahuan yang cukup ini menunjukkan bahwa responden kurang mengetahui atau salah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di kuesioner penelitian. Menurut peneliti, kurang mengetahui atau kesalahan responden dalam menjawab pertanyaan ini disebabkan oleh ketidakpahaman responden tentang SADARI sehingga informasi tentang SADARI yang pernah dibaca atau didengar responden terlupakan begitu saja. Tetapi pada penelitian wahyuni (2011) mengenai pengetahuan remaja putri tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di SMA Harapan 1 Yayasan Pendidikan Harapan Medan berada pada kategori baik. Perbedaan hasil penelitian ini di pengaruhi oleh minat remaja putri itu sendiri untuk memperdalam guna meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang SADARI. Sebagaimana yang dituliskan oleh Notoatmodjo (2005) bahwa minat sebagai suatu kecerundungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. Pada hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan respoden berdasarkan kelas di dapatkan bahwa remaja putri yang paling banyak berpengetahuan baik lebih banyak berada pada kelas 10 sebanyak 22 orang (28.2%), dan berpengetahuan cukup baik sebanyak 54 orang (69.2%), pada kelas X yang berpengetahuan baik hanya sebanyak 10 orang (14.7%) dan berpengetahuan

61 cukup sebanyak 53 orang (77.9%),). Hal ini menunjukkan bahwa kelas XI memiliki siswi terbanyak dengan pengetahuan yang baik tentang SADARI di bandingkan dengan kelas X, menurut peneliti hal ini di karenakan remaja putri kelas XI memiliki tingkat pengetahuan yang tidak hanya menerima informasi tentang SADARI yang hanya sekedar di ketahuai tetapi bisa di pahami dengan baik informasi tersebut di bandingkan dengan kelas X setelah menerima informasi bisa saja informasi tersebut terlupakan begitu saja. Selain itu juga di pengaruhi oleh pendidikan, kelas X tergolong sremaja putri yang masih baru menjalani pembelajaran di SMA Negeri 4 Gorontalo sehingga tingkat pendidikannya masih lebih rendah di bandingkan dengan kelas XI yang sudah naik tingkat dari kelas X menjadi kelas XI sehingga tingkat pndidikan dan pengetahuan sudah banyak yang diketahui. Hal tersebut sesuai dengan peryataan dari Soebroto, Yuliati, dan Ghozali (2001) bahwa dengan meningkatnya tingkat pendidikan seseorang maka tingkat pengetahuannya juga akan meningkat. Pada hasil penelitian mengenai sumber informasi menunjukkan bahwa remaja putri yang paling banyak berpengetahuan baik lebih banyak memperoleh informasi tentang SADARI melalui tenaga/petugas kesehatan sebanyak 30 orang (21.9%) dan rmaja putri berpengetahuan cukup sebanyak 101 orang (73,7%), sedangkan yang memperoleh informasi tentang SADARI melalui media cetak dan elektronik hanya sebanyak 2 orang (22.2%) berpengetahuan baik dan sebanyak 6 orang (66.7%) berpengatahuan cukup. Hal ini menunnjukkan bahwa remaja putri yang berpengetahuan baik lebih banyak memperoleh informasi tentang SADARI melalui petugas kesehatan dibandingkan dengan rmaja putri yang memperoleh

62 informasi melalului media cetak dan eleltronik. Hal ini di sebabkan karena remaja putri SMA negeri 4 Gorontalo telah mendapatkan informasi melalui penyuluhan tentang bahaya kanker dan bagaimana cara mendeteksi dini penyakit kanker oleh tenaga petugas kesehatan. Penyuluhan tersebut dilakukan satu minggu sebelum di adakannya penelitian ini, sehingga itu peneliti berasumsi bahwa dengan adanya penyuluhan ini dapat berpengaruh pada pengetahuan remaja putri di mana pengetahuan remaja putri sebenarnya masih kurang tentang SADARI tetapi dengan adanya penyuluhan tersebut pengetahuan remaja putri tentang SADARI lebih meningkat sehingga berada pada kategori cukup baik. Pada sumber informasi melalui media cetak maupun elektronik menunjukkan bahwa remaja putri masih kurang mencari atau menggali informasi tentang SADARI baik melalui media cetak seperti pada buku, majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti melalui internet, televisi, dan radio.kurangnya kemauan remaja putri dalam mencari informasi melalui media cetak dan elaktronik di sebabkan karena remaja putri sekarang ini lebih tertarik pada informasi yang bersifat hiburan misalnya pada media televisi, remaja putri lebih banyak tertarik menonton program-program yang menayangkan program hiburan seperti acara musik, sinetron, dll, dibandingkan dengan menonton program-program yang menyangkan program tentang kesehatan, yang bisa saja didalam program tersebut menayangkan program tentang SADARI. Pada sumber informasi melalui teman, orang tua, dan guru, tidak ada remaja putri yang memperoleh informasi tentang SADARI dari ketiga sumber informasi tersebut. Hal ini di sebabkan karena pada sumber informasi melalui

63 teman, teman bisa saja sama-sama belum pernah mendapatkan informasi tentang SADARI, kemudian sumber informasi melalui orang tua, SADARI itu sendiri bagi orang tua masih di anggap tabu, dan bisa saja orang tua belum pernah mendapatkan informasi tentang SADARI, dan untuk sumber informasi melalui guru, guru memang tidak memiliki kewenangan untuk menjelaskan secara khusus tentang SADARI tersebut, guru lebih memberikan kewenangan kepada petugas kesehatan yang ada di ruang UKS ataupun melalui penyuluhan-penyuluhan khususnya tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri oleh petugas kesehatan dari instansi-instansi kesehatan. Dengan demikian semakin banyak sumber informasi yang bisa memberikan informasi tentang SADARI maka akan memberikan kemudahan kepada remaja putri untuk memperoleh pengetahuan yang baik tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri. Sesuai dengan pendapat notoatmodjo (2005), bahwa Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.