Meningkatkan kualitas pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik sebagai salah satu upaya untuk memperkuat industri perasuransian nasional

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

Batang Tubuh Penjelasan Tanggapan TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /POJK.05/2015 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA YANG BAIK BAGI DANA PENSIUN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

-1- PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI LEMBAGA PENJAMIN

PEDOMAN KERJA DIREKSI

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

Manajemen Risiko Bagi Perusahaan Perasuransian. disampaikan dalam acara WORKSHOP Manajemen Risiko Perusahaan Perasuransian

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /POJK.05/2015 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 Dalam rangka penerapan tata kelola terintegrasi yang baik, Konglomerasi Keuangan perlu memiliki Pedoman Tata Kelola Terintegrasi dengan mengacu pada

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA LEMBAGA JASA KEUANGAN

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

PIAGAM KOMITE NOMINASI & REMUNERASI PT. BANK MNC INTERNASIONAL TBK. MARET 2015

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PEDOMAN TATA KELOLA TERINTEGRASI. PT Bank Central Asia Tbk dan Perusahaan Anak

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI )

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance) bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

2015 IIA Indonesia National Conference. J. SINDU ADISUWONO Jogjakarta, Agustus 2015

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

Yth. 1. Perusahaan Pialang Asuransi; 2. Perusahaan Pialang Reasuransi; dan 3. Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi di tempat.

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

Peraturan mengenai Penilaian Kemampuan dan Kepatutan:

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA LEMBAGA JASA KEUANGAN

Perusahaan adalah perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah. 4. Perusahaan Asu

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34/POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DIREKSI

TATA TERTIB DIREKSI 2016

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.05/ TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI LEMBAGA PENJAMIN

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN .. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/4/PBI/2006 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2014 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR : /POJK.../2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASIBAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

Transkripsi:

SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN Jakarta, 7 Mei 2014 1

LATAR BELAKANG Meningkatkan kualitas pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik sebagai salah satu upaya untuk memperkuat industri perasuransian nasional Merespon dinamika yang terjadi di industri secara proporsional dalam rangka mengoptimalkan penerapan tata kelola yang baik bagi perusahaan perasuransian 2

JUMLAH BAB DAN PASAL SERTA JUDUL TIAP BAB BAB Tentang BAB Tentang BAB Tentang I KetentuanUmum IX Praktik dan Kebijakan Remunerasi II Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik III RUPS XI Manajemen Risiko & Pengndalian Internal X XVII Penilaian Sendiri dan Laporan Penerapan Tata Kelola Tata Kelola Investasi XVIII Monitoring & Evaluasi Penerapan Tata Kelola IV Direksi XII Rencana Strategis XX Sanksi V Dewan Komisaris XIII Keterbukaan Informasi VI Dewan Pengawas Syariah XIV Hub. dengan Pemangku Kpntingn VII PemegangSaham XV Hub. Pershn As. dengan Agen As. VIII Auditor Eksternal XVI Etika Bisnis XIX XXI Ketentuan Lain-lain Ketentuan Peralihan XXII Ketentuan Penutup Jumlah Pasal : 87 Pasal 3

PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK Keterbukaan (transparency) Akuntabilitas (Accountability) Pertanggungjawaban (Responsibility) Kemandirian (Independency) Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness) 4

POKOK-POKOK PENGATURAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK Perusahaan Perasuransian wajib melaksanakan prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi Pelaksanaan prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik diwujudkan dlm : pelaksanaantugasdantanggungjawabdireksidandewankomisaris; pelaksanaan tugas satuan kerja dan komite yang menjalankan fungsi pengendalianintern Perusahaan Perasuransian; penerapanfungsikepatuhan, auditor internal danauditor eksternal; penerapanmanajemenrisiko, termasuksistempengendalianintern; penerapankebijakanremunerasi; rencanastrategisperusahaan Perasuransian; transparansikondisikeuangandannon keuanganperusahaan Perasuransian. (Pasal 4) 5

KETENTUAN PENGANGKATAN ANGGOTA DIREKSI/DEKOM/DPS Persh. Perasuransian dilarang mengangkat anggota Direksi/Dekom/DPS yang: Pernah menjadi anggota Direksi/Dekom/DPS yang dinyatakan bersalah atau lalai menyebabkan: Suatu Perusahaan Perasuransian dikenakan sanksi PKU dalam waktu 3 tahun sebelum pengangkatannya; Suatu perusahaan di bidang jasa keuangan dicabut izin usahanya karena melakukan pelanggaranan dalam waktu 3 tahun sebelum pengangkatannya; dan/atau Suatu perusahaan di bidang jasa keuangan atau di bidang non jasa keuangan dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 tahun sebelum pengangkatannya Berasal dari pejabat/pegawai aktif OJK atau mantan pejabat/pegawai OJK apabila ybs berhenti bekerja dari OJK kurang dari 1 tahun untuk anggota Direksi dan 6 bulan untuk anggota Dekom Belum dinyatakan lulus penilaian kemampuan dan kepatutan oleh OJK 6

KRITERIA ANGGOTA DIREKSI/DEKOM/DPS Anggota Direksi/Dekom/DPS Persh. Perasuransian wajib memenuhi kriteria sebagia berikut: dinyatakan lulus penilaian kemampuan dan kepatutan; mampu untuk bertindak dengan itikad baik, jujur dan profesional; mampu bertindak untuk kepentingan Perusahaan Perasuransian dan pemegang polis; mendahulukan kepentingan Perusahaan Perasuransian dan pemegang polis dari pada kepentingan pribadi; mampu mengambil keputusan berdasarkan penilaian independen dan objektif untuk kepentingan Perusahaan Perasuransian dan pemegang polis; dan mampu menghindarkan penyalahgunaan kewenangannya untuk mendapatkan keuntungan pribadi yang tidak semestinya atau menyebabkan kerugian bagi Perusahaan Perasuransian. (Pasal 8, Pasal 23, Pasal 40 ayat (3)) 7

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DIREKSI/DEKOM/DPS Direksi/Dekom/DPS Perusahaan Perasuransian wajib menjamin pengambilan keputusan yang efektif, tepat, dan cepat serta dapat bertindak secara independen, tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis (Pasal9,Pasal24, Pasal42) 8

KETERBUKAAN INFORMASI ANGGOTA DIREKSI /DEKOM Anggota Direksi/Dekom Perusahaan Perasuransian wajib mengungkapkan mengenai: a. kepemilikan sahamnya yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih pada Perusahaan Perasuransian tempat anggota Direksi/Dekom dimaksud menjabat dan/atau pada perusahaan lainyang berkedudukan di dalam dan di luar negeri; dan b. hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Direksi/Dekom lain, anggota DPS, dan/atau pemegang saham Perusahaan Perasuransian tempat anggota Direksi/Dekom dimaksud menjabat; kepada Perusahaan Perasuransian tempat anggota Direksi/Dekom dimaksud menjabat dan dicantumkan dalam laporan penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik. (Pasal 19, Pasal 33) 9

LARANGAN BAGI ANGGOTA DIREKSI /DEKOM/DPS Anggota Direksi/Dekom/DPS Perusahaan Perasuransian dilarang: a. melakukan transaksi yang mempunyai Benturan Kepentingan dengan kegiatan Persh. Perasuransian tempat anggota Direksidimaksud menjabat; b. memanfaatkan jabatannya pada Perusahaan Perasuransian tempat anggota Direksi dimaksud menjabat untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Perusahaan Perasuransian tempat anggota Direksi dimaksud menjabat; c. mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Perusahaan Perasuransian tempat anggota Direksi dimaksud menjabat selain remunerasi dan fasilitas yang ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS; dan (Pasal 20, Pasal 34, Pasal 50) Anggota Direksi Perusahaan Perasuransian memenuhi permintaan pemegang saham yang terkait dengan kegiatan operasional Perusahaan Perasuransian tempat anggota Direksi dimaksud menjabat selain yang telah ditetapkan dalam RUPS (Pasal 20 huruf d) Anggota Dekom dilarang mencampuri kegiatan operasional Perusahaan Perasuransian yang menjadi tanggung jawab Direksi (Pasal 34 ayat (3) 10

DIREKSI Perusahaan Pialang Asuransi dan Perusahaan Pialang Reasuransi yang mempunyai pendapatan jasa keperantaraan paling sedikit Rp 10 miliar wajib memiliki anggota Direksi paling sedikit 2 orang Seluruh anggota Direksi Perusahaan Perasuransian harus memiliki pengetahuan sesuai dengan bidang usaha perusahaan yang relevan dengan jabatannya 11

RANGKAP JABATAN DIREKSI Anggota Direksi Perusahaan Perasuransian dilarang merangkap jabatan pada perusahaan lain kecuali sebagai anggota Dewan Komisaris pada 1 Perusahaan Perasuransian lain yang memiliki bidang usaha yang berbeda(pasal 14 ayat 1). Tidak termasuk rangkap jabatan apabila anggota Direksi yang bertanggung jawab terhadap pengawasan atas penyertaan pada anak perusahaan, menjalankan tugas fungsional menjadi anggota Dewan Komisaris pada anak perusahaan yang dikendalikan oleh Perusahaan Perasuransian, sepanjang perangkapan jabatan tersebut tidak mengakibatkan yang bersangkutan mengabaikan pelaksanaan tugas dan wewenang sebagai anggota Direksi Perusahaan Perasuransian. Direktur utama Perusahaan Perasuransian dilarang merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada anak perusahaan yang dikendalikan oleh Perusahaan Perasuransian yang bersangkutan. 12

RAPAT DIREKSI Direksi Perusahaan Perasuransian wajib menyelenggarakan rapat Direksi secara berkala palingsedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. Hasil rapat Direksi wajib dituangkan dalam risalah rapat Direksi dan didokumentasikan dengan baik. Perbedaan pendapat (dissenting opinions) yang terjadi dalam keputusan rapat Direksi wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat Direksi disertai alasan perbedaan pendapat tersebut. Jumlah rapat Direksi yang telah diselenggarakan dan jumlah kehadiran masing-masing anggota Direksi Perusahaan Perasuransian harus dimuat dalam laporanpenerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik. (Pasal 18) 13

DEWAN KOMISARIS Perusahaan PialangAsuransidanPerusahaan PialangReasuransiyang mempunyai pendapatan jasa keperantaraan paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) wajib memiliki anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang(pasal 22 ayat 3) Paling sedikit separuh dari jumlah anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perasuransian wajib berdomisili di Indonesia(Pasal 23ayat (1)). 14

RANGKAP JABATAN ANGGOTA DEKOM Anggota DekomPerusahaan Perasuransianhanya dapat merangkap jabatan sebagai anggota Dekom, Direksi, ataudps pada 1 (satu) perusahaan lain. Anggota Dekom Perusahaan Perasuransiandilarang merangkap jabatan sebagai anggota Dekom, Direksi, ataudps pada Perusahaan Perasuransian yang memiliki bidang usaha yang sama. Tidak termasuk rangkap jabatan apabila: a. anggota Dekom non independen menjalankan tugas fungsional dari pemegang saham Perusahaan Perasuransian yang berbentuk badan hukum pada kelompok usahanya; dan/atau b. anggota Dekommenduduki jabatan padaorganisasi atau lembaga nirlaba; sepanjang yang bersangkutan tidak mengabaikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota Dekom Perusahaan Perasuransian. 15

DEWAN KOMISARIS 1) Dekom Perusahaan Perasuransian wajib menyelenggarakanrapatdekom paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. 2) Rapat Dekom tersebut dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. paling sedikit 4 (empat) kali rapat diantaranya dilakukan dengan mengundang Direksi; dan b. paling sedikit 1 (satu) kali rapat diantaranya dilakukan dengan mengundang auditor eksternal. 3) Anggota Dekom Perusahaan Perasuransian wajib menghadiri rapat Dekom paling sedikit 80% (delapan puluh persen) dari jumlah rapat Dekom dalam periode 1 (satu) tahun. 4) Rapat Dekom wajib dihadiri oleh setiap anggota Dewan Komisaris secara fisik paling sedikit 4 (empat) kali dalam 1 (satu) tahun. 5) Jumlah rapat Dekom yang diselenggarakan dan jumlah kehadiran masing-masing anggota Dekom harus dimuat dalam laporan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.. 16

PEMEGANG SAHAM melalui RUPS berupaya memastikan Perusahaan Perasuransian dijalankanberdasarkan praktik usaha perasuransian yang sehat dan mendahulukan pemenuhan kewajiban yang terkait dengan kepentingan pemegang polis Dilarang mencampuri kegiatan operasional Perusahaan Perasuransian yang menjadi tanggung jawab Direksi Wajib mendahulukan kepentingan Perusahaan Perasuransian dan pemegang polis Harus memenuhi kriteria yang ditentukan 17

PRAKTIK DAN KEBIJAKAN REMUNERASI Perusahaan Perasuransian wajib menerapkan kebijakan remunerasi bagi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan pegawai. Kebijakanremunerasi tersebutharus memperhatikanpaling sedikit: kinerja keuangan dan pemenuhan kewajiban perusahaan sebagaimana diatur dalam peraturanperundang-undanganyang berlaku; prestasi kerja individual; kewajaran dengan peer group; dan pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Perusahaan Perasuransian 18

MANAJEMEN RISIKO DAN PENGENDALIAN INTERNAL Perusahaan Perasuransian wajib menerapkan manajemenrisiko dengan mengidentifikasi, menilai, memantau danmengelola risiko usaha secara efektif sesuai dengan tujuan, kebijakan usaha,ukuran dan kompleksitas usaha serta kemampuan Perusahaan Perasuransian Direksi Perusahaan Perasuransian wajib menetapkanpengendalian internal yang efektif dan efisien untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan usaha dijalankan sesuai dengan sasaran dan strategibisnis serta anggaran dasar dan aturan internal lainperusahaan, dan peraturan perundang-undangan 19

KETERBUKAAN INFORMASI Kebijakan dan strategi komunikasi PerusahaanPerasuransian harus memungkinkan informasi yang dibutuhkan diberikan kepada OJK secara lengkap, tepat waktudan dengancara yang efisien. Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi wajib memiliki sistem pelaporan keuangan yang dapat diandalkan untuk keperluan pengawasan dan Pemangku Kepentingan lain. 20

HUBUNGAN DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN Perusahaan Asuransi, perusahaan pialang asuransi, danperusahaan agen asuransi wajib melindungi kepentingan pemegang polis, agar pemegang polis tersebut dapat menerima haknya sesuai polis asuransi Dalam rangka melindungi hak dan kepentingan pemegang polis, Perusahaan Perasuransian wajib melakukan hal-hal sebagai berikut: bagi Perusahaan Asuransi, memenuhi kewajiban sesuai yang diperjanjikan dengan pemegang polis bagi Perusahaan Asuransi, perusahaan pialangasuransi, dan perusahaan agen asuransi, mengevaluasi kebutuhan pemegang polis; bagi Perusahaan Asuransi, perusahaan pialang asuransi, dan perusahaan agen asuransi, mengungkapkan informasi yang material dan relevan bagi pemegang polis, dan bagi Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi, perusahaan pialang asuransi, perusahaan pialangreasuransi, perusahaan penilai kerugian asuransi danperusahaan agen asuransi, bertindak dengan integritas, kompetensi, serta utmost good faith. 21

ETIKA BISNIS Direksi, Dekom, DPS, dan karyawan Perusahaan Perasuransian dilarang menawarkan atau memberikan sesuatu, baik langsung maupun tidak langsung kepada pihak lain, untuk mempengaruhi pengambilan keputusan yang terkait dengan transaksi asuransi. Perusahaan Perasuransian wajib membuat pedoman tentang perilaku etis, yang memuat nilai etika berusaha, sebagai anduan bagi Organ Perusahaan Perasuransian dan seluruh karyawan Perusahaan Perasuransian. 22

PENILAIAN SENDIRI DAN LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA Perusahaan Perasuransian wajib melakukan penilaiansendiri (self assessment) atas penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik secara berkala. Penilaian sendiri atas penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik dilakukan berdasarkan Pedoman Tata KelolaPerusahaan Yang Baik bagi Perusahaan Perasuransiandan checklist penilaian sendiri (self assessment) yang berlaku. Perusahaan Perasuransian wajib menyusun laporan penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik pada setiapakhir tahun buku. 23

SANKSI Pelanggaran terhadap ketentuan dikenai sanksi administratif berupa: peringatan; pembatasan kegiatan usaha; dan/atau pencabutan izin usaha. Tata cara dan waktu engenaan sanksi administratif dilaksanakan sesuai ketentuan mengenai sanksi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian 24

KETENTUAN PERALIHAN Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yangtelah memperoleh izin usaha sebelum berlakunya Peraturan OJK ini wajib melakukan penyesuaian terhadap ketentuan dalam Peraturan OJK ini paling lama 6 (enam) bulan sejak Peraturan OJK ini diundangkan, kecualiuntuk penyesuaian terhadap ketentuan Pasal 22 ayat (2) paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan OJK ini diundangkan. Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi yang telah memperoleh izin usaha sebelum berlakunya Peraturan OJK ini wajib melakukan penyesuaian terhadap ketentuan dalam Peraturan OJK ini paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan OJK ini diundangkan. 25

KETENTUAN PENUTUP Bagi Perusahaan Perasuransian yang berbentuk perusahaanterbuka, selain ketentuan dalam Peraturan OJK ini, berlaku juga ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Pada saat Peraturan OJK ini mulai berlaku ketentuan mengenai tata kelola perusahaan yang baik bagi PerusahaanPerasuransian tunduk pada Peraturan OJK ini. Peraturan OJK ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, kecuali ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat (1) dan Pasal 79 ayat (2) huruf b bagi perusahaan penilai kerugian asuransi mulai berlaku sejak ditetapkannya Pedoman Tata Kelola Perusahaan Yang Baik bagi Perusahaan PenilaiKerugian Asuransi dan checklist penilaian sendiri (self assessment) oleh komite yang dibentuk oleh pemerintah yang bertugas menyusun kebijakan tata kelola. 26

TERIMA KASIH 27