BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata Desain merupakan hal yang sangat lumrah dikalangan para graphic desainer. dalam bahasa Inggris desain diambil dari bahasa Latin (designare) yang artinya merencanakan atau merancang. Sedangkan desain sendiri diambil dari kata designo (Itali) yang artinya gambar. Dalam desain sendiri menurut Acher adalah suatu bentuk yang memberikan maksud penjabaran melalui beberapa pengalaman, skill dan pengetahuan yang memberikan dan membentuk cerminan pada suatu apresiasi dan adaptasi terhadap sekelilingnya, terutama yang berkaitan dengan komposisi, bentuk, berbagai gambar, corak, motif, warna, arti, dan nilai yang sebagian besar memiliki perbedaaan dan memiliki arti yang berbeda pula. Dalam dunia seni rupa istilah desain dipadukan dengan reka bentuk, reka rupa, rancangan atau sketsa ide. (Supriyono,2010) Dalam berbagai produk, desain merupakan step yang memang harus dilewati. Desain dalam sebuah karya merupakan proses awal membentuk karya tersebut terutama karya yang dihasilkan dari sebuah desain adalah karya yang selalu punya makna dan fungsi. Desain digunakan untuk suatu perancangan terutama perancangan visual. Dalam berbagai kehidupan tentu desain banyak berperan salah satunya adalah desain mata uang. Mata uang merupakan alat transaksi untuk pembayaran. Mata uang pertama kali dibuat oleh bangsa lydia abad ke 6 sebelum masehi, mereka pertama menggunakan mata uang dari bahan logam sedangkan mata uang kertas ditemukan di Cina pada abad ke 2 sebelum masehi. Dalam sejarahnya mata uang kertas adalah mata uang yang mudah dapat dimengerti dan dapat dibuat dengan menggunakan bahan yang terbuat dari bubur kayu dari pada mata uang yang terbuat dari logam, emas maupun perak yang sulit didapatkan. Dalam kehidupan desain, mata uang tentu tidak hanya sebagai
alat transaksi namun juga alat komunikasi visual yang dirancang untuk mempunyai makna, simbol maupun ikon tertentu pada setiap detail gambarnya. Setiap makna, simbol maupun ikon pada mata uang secara tidak langsung memiliki suatu ciri khas di dalam desainya. Setiap rupa memiliki ciri khas atau identitas masing-masing, ciri khas itu muncul ketika seniman atau pencipta itu memiliki sebuah pola yang hanya meraka ciptakan sendiri. Identitas dalam sebuah karya seni visual disebut dengan identitas visual, identitas visual sendiri memiliki suatu pola yang hanya dimiliki suatu karya seni dan itupun berbeda satu sama lain yang digunakan dengan tujuan untuk membedakan karya seni satu dengan yang lain sehingga mudah dikenal masyarakat. Identitas visual atau yang dimaksud visual identity juga terdapat pada desain mata uang, pola tersebut dapat dilihat jika diteliti secara langsung dengan mengumpulkan semua jenis spesimen mata uang yang emisi tahunnya sama. Selain itu, mata uang kertas sebagai salah satu media komunikasi visual yang tersirat dengan nilai estetika. Estetika merupakan suatu hal yang memiliki beberapa unsur yang terdiri atas gambar, huruf, warna serta teknik cetak yang punya ciri khas. Hasil karya seorang pencipta tidak akan pernah menjadi sebuah produk seni apabila karya tersebut tidak memiliki bentuk estetika yang bermakna.(damianus, 2005:212) Penerapan estetika visual mata uang tentu menjadi penambahan point setiap mata uang yang dibuat. Setiap karya seni yang memiliki estetika tentu terdapat nilai jual tinggi terutama yang menyangkut budaya maupun pahlawan dalam suatu negara. Pengertian estetika berasal dari bahasa yunani kuno aistheton oleh seorang filsuf bernama Baumgarten di tahun 1750, yang berarti kemampuan lewat penginderaan. Menurutnya seni masuk dalam pengetahuan sensoris, sehingga hakekat seni dalam estetika tidak lain ialah keindahan. (Sumardjo, 2000:25) Estetika dapat diterapkan untuk menganalisis suatu karya terutama desain mata uang, seperti halnya estetika menurut Thomas Aquinas yang memiliki 3 syarat keindahan yaitu integrity of perfaction, proportion of harmony dan brightness of clarity yang mana dari ketiga syarat tersebut membentuk teori subjektif (tentang perlunya pengalaman keindahan) dan objektif (perlunya benda seni) maka dari itu ketiga syarat tersebut akan melahirkan suatu objektivitas yang disebut dengan benda seni. (Sumardjo, 2000:279) Pengaruh Aritoteles dalam pemikiran Thomas mengenai estetika tampak dalam pengajuannya terhadap peran subjek dalam
proses terjadinya keindahan, yang memberikan pengetahuan empiris, yakni terhadap alam semesta, diri manusia sendiri dan dunia lingkungannya. (Sumardjo, 2000:280) Dibalik desain mata uang kertas selain adanya nilai estetika didalamnya juga memiliki suatu makna, tanda atau pertanda pada setiap elemen desainnya. Dalam pandangan Damianus, hasil karya seni seorang seniman tidak akan pernah menjadi sebuah karya seni apabila karya tersebut tidak memiliki bentuk estetis bermakna. (Damianus, 2005:212). Sama halnya dengan pandangan Saussure, sebuah hal memiliki kandungan dua relasi antara penanda dan petanda. Hal tersebut mempunyai cakupan komunikasi visual yang terdapat pada mata uang kertas juga, bisa dikatakan mata uang kertas mengandung konsep semiotik denotasi dan konotasi. Dalam ranah hal ini, denotasi adalah tanda yang logis atau masuk akal bersifat jelas atau nyata. Sedangkan konotatif atau konotasi adalah gagasan dan asosiasi yang didalamnya setiap individu mempunyai interprestasi masing-masing. (Ashwin,1989:208) Dalam suatu mata uang Indonesia untuk tampilannya terdapat kesepakatan bersama antara pihak yang bersangkutan. Dalam kesepakatan tersebut dimata uang kertas mengandung identitas-identitas dari bangsa Indonesia. Identitas tersebut memberikan gambaran tentang ciri-ciri bangsa Indonesia dan yang dimiliki bangsa Indonesia. Identitas dalam mata uang kertas Indonesia tersebut tidak hanya identitas saja namun terdapat maksud dalamnya. Pada mata uang kertas Indonesia terdapat banyak sekali makna dan nilai estetik pada setiap elemennya, didalamnya mempunyai tanda dan penanda, denotasi maupun konotasi. Mata uang kertas Indonesia emisi tahun 2000 merupakan salah satu desain mata uang terbaik didunia, dengan standar bahan mutu maupun desain. Dalam mata uang kertas emisi tahun 2000 terdapat desain yang menarik untuk dibahas, untuk dimengerti maksud dan tujuan pada visual mata uang kertas yang dihasilkan oleh delinavit atau desainer mata uang dari departemen pengelolaan uang Bank Indonesia tersebut. Dari hal yang dikemukakan di atas perlu diadakan penelitian tentang desain pada mata uang kertas Indonesia, akan tetapi informasi dan pengetahuan ini akan mengerucut pada visual identity pada visual mata uang kertas Republik Indonesia emisi tahun 2000 dengan menggunkan pendekatan estetika menurut Thomas Aquinas, yang akan diteliti lebih lanjut dalam laporan kajian ini. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, dapat ditarik beberapa rumusan masalah. Yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana mendiskripsikan dan memahami visual identity mata uang kertas Republik Indonesia emisi tahun 2000? 2. Bagaimana memahami penerapan estetika dalam mata uang kertas Republik Indonesia emisi tahun 2000 menurut Thomas Aquinas? 1.3 Tujuan Penelitian Pada dasarnya tujuan penelitian yang ingin dicapai pada kajian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendekripsikan dan memahami apa saja visual identity mata uang kertas republik Indonesia emisi tahun 2000. 2. Mendeskripsikan dan memahami estetika menurut Thomas Aquinas dan makna yang terdapat dalam desain mata uang kertas Indonesia emisi tahun 2000. 1.4 Batasan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan penelitian yang penulis dapatkan yaitu sebagai berikut : 1. Penulis hanya meneliti mata uang kertas emisi tahun 2000. 2. Jumlah objek uang yang digunakan ada 7 buah. 3. Penelitian hanya berpusat pada penelitian estetika menurut Thomas Aquinas dan visual identity dalam mata uang kertas Republik Indonesia Emisi Tahun 2000. 1.5 Manfaat Penelitian Dalam Penelitian ini penulis berharap mampu memberikan manfaat yang baik secara teoritis maupun praktis kepada kalangan mahasiswa desain dan masyarakat khusus yang berperan pada bidang desain maupun seni. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengetahuan mengenai estetika menurut Thomas Aquinas pada desain mata uang kertas emisi tahun 2000. b. Memberikan pemahaman akan estetika dan makna mata uang kertas Indonesia emisi tahun 2000. 2. Secara Praktisi a. Memberikan ilmu atau pengetahuan yang lebih untuk penulis dan pembaca dalam ilmu desain, estetika menurut Thomas Aquinas dan maknanya. b. Menumbuhkan rasa minat untuk mendalami sejarah maupun estetika mata uang indonesia khususnya dari tahun 2000. c. Menjadi salah satu bahan referensi untuk penelitian dalam bidang estetika mata uang.