PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PADA PEMBIBITAN UTAMA

dokumen-dokumen yang mirip
UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR Azolla pinnata PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN AWAL

PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

Vol 3 No 1. Januari Maret 2014 ISSN :

Givo Alzeri 1, Sampurno 2, Murniati 2 Departement of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau

Gusniwati 1), Helmi Salim 1), Juwita Mandasari 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Mandalo Darat, Jambi

PENGARUH PEMBERIAN SLUDGE PABRIK KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (ElaeisguineensisJacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU Hp

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

UJI PEMBERIAN VOLUME AIR MELALUI SISTEM IRIGASI TETES PADA PEMBIBITAN UTAMA (Main nursery) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

PEMBERIAN KOMPOS TKKS DAN PUPUK P TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA DAN AIR CUCIAN BERAS PADA BIBIT KARET

PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS ABU BOILER PADA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PEMBIBITAN UTAMA (Main Nursery)

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.)

PEMBERIAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS) DAN NPK TABLET TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PRE NURSERY DENGAN PEMUPUKAN SERUM DARAH KAMBING DAN PUPUK CAMPURAN (NPK DAN UREA) DI TANAH LATOSOL

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

UJI BERBAGAI DOSIS KOMPOS LIMBAH TATAL KARET TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET(Hevea brasiliensis) ASAL OKULASI

PENGARUH KOMPOS LIMBAH SAYUR-SAYURAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre)

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT AREN ( Arenga pinnata Merr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SKRIPSI OLEH : MANAHAN BDP Pemuliaan Tanaman

UJI BEBERAPA JENIS KOMPOS PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) STUM MINI

PEMBERIAN PUPUK VERMIKOMPOS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre)

APLIKASI PUPUK NPK TABLET DAN PUPUK ORGANIK PADA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT MAIN NURSERY DI MEDIUM SUBSOIL TANAH ULTISOL

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

Effect Of Giving Composted Contains Cow Rumen and NPK Fertilizer On The Palm Oil Seed Growth (Elaeis guineensis Jacq.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (LACTUCA SATIVA L.

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

PENGARUH PUPUK ORGANIK GRANUL DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) OKULASI

PENGARUH PUPUK NPK TABLET DAN PUPUK NUTRISI ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PEMBIBITAN UTAMA

PENGARUH PUPUK NPK DAN KASCING TERHADAP PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) FASE MAIN NURSERY

PERTUMBUHAN STEK BATANG TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) DENGAN PEMBERIAN BEBERAPA KONSENTRASI URIN SAPI

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

APLIKASI KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DI PEMBIBITAN UTAMA

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN GAHARU (Aquilaria malacensis) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK PELENGKAP CAIR (PPC) ORGANIK

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (Bio organic fertilizer) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir)

RESPON PERTUMBUHAN STUMPKARET

PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DENGAN PUPUK HAYATI PADA PERBEDAAN VOLUME MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH :

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA DAN PUPUK ORGANIK CAIR ELANG BIRU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET PB 260 (HEVEA BRASILIENSIS L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

APLIKASI KOMPOS KULIT BUAH KAKAO PADA BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.)

PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MATA TIDUR DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN AMPAS TEH

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK TAUGE DAN DUA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON (Anthocephalus cadama Miq)

Pengaruh Kompos Limbah Sagu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kelapa Sawit Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pembibitan Utama

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

Agrium, April 2013 Volume 18 No 1

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK MUTIARA DAN PUPUK BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Thebroma Cacao L ) PADA MEDIA TANAH GAMBUT

m. BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakuteis Pertanian

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

APLIKASI SOLID PADA MEDIUM BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI MAIN NURSERY

Oleh : Bambang Supriyanto Dosen Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda

PERTUMBUHAN DAN SERAPAN KALIUM BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI MAIN-NURSERY DENGAN EFEK SISA PEMUPUKAN PADA BEBERAPA MEDIUM TUMBUH

[EFFECTS OF NUTRIENT COMPOSITION IN THE SOLUTION ON GROWTH AND YIELD OF PAKCHOY (Brassica chinensis) PLANTED BY HYDROPONIC]

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH AUKSIN DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI PADA BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MATA TIDUR KLON PB 260

RESPONS PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK ORGANIK CAIR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PRE NURSERY AKIBAT PEMBERIAN PUPUK MELALUI DAUN

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

PENGARUH VOLUME MEDIA DALAM POLYBAG TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

PEMANFAATAN LIMBAH RUMPUT LAUT (Sargassum polycystum) SEBAGAI BAHAN PUPUK CAIR UNTUK SAWI ( Brassica juncea L. ) ORGANIK PADA TANAH ULTISOL

THE EFFECT OF COCONUT WATER CONSENTRATION ON DRAGON FRUIT (Hylocereus costaricencis) NURSERY

ISSN Abstract

INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 12, No. 2, Oktober 2013

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Study Agronomi. Oleh : HARIYATI S

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq)

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK MAJEMUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA SECARA HIDROPONIK

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA(Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR ORGANIK URIN KAMBING PADA BEBERAPA JARAK TANAM

PENGARUH PANJANG ENTRIS TERHADAP KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK BIBIT JAMBU AIR

TANGGAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT KAKAO

PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis L.) ASAL OKULASI PADA PEMBERIAN BOKASHI DAN PUPUK ORGANIK CAIR BINTANG KUDA LAUT

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH FREKUENSI PENYEMPROTAN PUPUK DAUN DAN DOSIS PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT Aquilaria malaccensis Lamk.

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

Keywords: Palm Oil Mill Effluent, Zeolit and Oil Palm

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

APLIKASI TRICHO-KOMPOS JERAMI PADI DAN ABU SERBUK GERGAJI PADA PEMBIBITAN AWAL KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) F ahmi, Sampoerno, Armaini

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

PENGARUH PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (LACTUCA SATIVA) VARIETAS IMPERIAL

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

Transkripsi:

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PADA PEMBIBITAN UTAMA UTILIZATION OF ORGANIC LIQUID FERTILIZER TO GROWTH OIL PALM (Elaeis guineensis Jacq.) SEEDLING IN MAIN NURSERY By Kardi Yanto (1006121701) Supervised by Dr. Ir. Adiwirman, MS and Ir. Nurbaiti, Msi Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty of Riau University e-mail : kardiyanto22@gimail.com ABSTRACT This study aimed to determine the effect of organic liquid fertilizer and liquid organic fertilizer obtain a concentration corresponding to the growth of seedlings of oil palm (Elaeis guineensis Jacq). The main breeding and looking for correlations of all parameters in the treatment gives the highest influence on the main nursery. Completely randomized design (CRD), consisting of 5 treatments with 4 replications. Data were analyzed by analysis of variance, HSD (Honestly Significant Difference) at 5% level and correlation was used in this research. The parameters were observed in the study were plant height increment, the increase in diameter stump, in the number of leaves, root volume, fresh weight and dry weight. Liquid organic fertilizer significantly affects on plant height increment parameter, the increase in diameter stump, root volume, fresh weight and dry weight of oil palm seedlings, but no significant difference in the parameter number of leaves. Organic fertilizer at a concentration of 6 ml / l of water showed the highest value on each parameter observation that a high increment of plants, increase the diameter of the pulpit, in the number of leaves, root volume, fresh weight and dry weight of oil palm seedlings than other concentration. Keywords : organic liquid fertilizer, palm oil, concentration PENDAHULUAN Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memegang peranan sangat penting bagi Indonesia sebagai komoditi andalan untuk ekspor maupun komoditi yang dapat meningkatkan pendapatan perkebunan Indonesia. Menurut Fauzi dkk. (2002) tanaman kelapa sawit di Indonesia merupakan sumber devisa negara yang sangat potensial karena menempati urutan ketiga dari sektor perkebunan setelah karet dan kopi. Perkebunan kelapa sawit di Riau menempati urutan pertama dibandingkan dengan tanaman perkebunan lainnya. Melihat kontribusi yang diberikan oleh tanaman kelapa sawit 1. Mahasiswa Faperta Universitas Riau 2. Dosen Faperta Universitas Riau JOM Faperta Vol.3 No. 2 Oktober 2016 1

dewasa ini dan dimasa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas dari kelapa sawit dengan memperbaiki teknik agronominya, salah satunya adalah pembibitan. Asmono dkk. (2003) menyatakan bahwa bibit kelapa sawit yang baik memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam menghadapi kondisi cekaman lingkungan saat pelaksanaan transplanting. Menurut Parnata (2010) masalah yang sering dihadapi pada saat pembibitan kelapa sawit adalah kemampuan tanah dalam penyediaan unsur hara secara terus menerus bagi pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit yang terbatas. Keterbatasan daya dukung tanah dalam penyediaan hara ini harus diimbangi dengan penambahan unsur hara melalui pemupukan. Pupuk organik terdiri dari pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Pupuk organik padat adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman dan hewan. Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia. Salah satu pupuk organik cair yang ada di pasaran adalah pupuk organik cair NASA. Pupuk organik cair NASA, mengandung lebih dari satu unsur hara, adapun kandungan yang terdapat didalamnya antara lain unsur N, P, K, C organik, Zn, Cu, Na, B, Si, Al, NaCl, Se, Cr, Mo, V, So4, ph, Lemak, Protein, dan zat pengatur tumbuh yang berfungsi meningkatkan kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan tunas baru dan dapat mengurangi tingkat serangan hama dan penyakit tanaman, kosentrasi pupuk organik cair NASA yang di anjurkan untuk tanaman perkebunan 6 cc/liter (Redaksi Agromedia, 2007). Zat pengatur tumbuh yang terkandung dalam pupuk organik cair diantaranya adalah auksin, sitokinin dan giberalin. Auksin berperan dalam proses pemanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan pembuluh dan inisiasi akar (Wudianto, 2004). Sitokinin merupakan zat pengatur tumbuh yang sangat penting dalam proses pembelahan sel (Davies, 1990). Giberalin berperan meningkatkan fotosintat dan memacu translokasi fotosintat (Weaver, 1972). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair serta mendapatkan konsentrasi pupuk organik cair yang sesuai terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada pembibitan utama dan mencari korelasi semua parameter pada perlakuan yang memberikan pengaruh yang tertinggi pada pembibitan utama. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Kampus Binawidya Km 12,5, Kelurahan Simpang Baru,Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Febuari sampai Juni 2015. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit kelapa sawit hasil persilangan Dura x Psifera (DxP) Marihat yang berumur 3 bulan, pupuk NPK, pestisida Sevin 85 S, Dithane M- 45, air, dan pupuk organik cair NASA. JOM Faperta Vol.3 No. 2 Oktober 2016 2

Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, ayakan, parang, gembor, meteran, timbangan, polybag 45 cm x 40 cm, oven, amplop, jangka sorong dan alat tulis. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 5 perlakuan dengan 4 ulangan. Faktor faktornya sebagai berikut : P0 : Tanpa pemberian pupuk organik cair, P1 : Pemberian pupuk organik cair dengan konsentrasi 3 ml/liter air, P2 : Pemberian pupuk organik cair dengan konsentrasi 6 ml/liter air, P3 : Pemberian pupuk organik cair dengan konsentrasi 9 ml/liter air dan P4 : Pemberian pupuk organik cair dengan konsentrasi 12 ml/liter air. Parameter yang diamati dalam penelitian ini antara lain pertambahan tinggi tanaman, pertambahan diameter bonggol, pertambahan jumlah daun, volume akar, berat basah dan berat kering. Hasil sidik ragam yang menunjukkan adanya pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) pada taraf 5%. Untuk melihat hubungan antar variable dilakukan uji korelasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertambahan Tinggi Tanaman (cm) dan Pertambahan Diameter Bonggol (cm) pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan diameter bonggol bibit kelapa sawit di pembibitan utama. Rerata pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan diameter bonggol dapat dilihat pada Tabel 1 Pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap Tabel 1. Rerata pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan diameter bonggol bibit kelapa sawit dengan pemberian pupuk organik cair di pembibitan utama. Pemberian POC (ml/l air) Tinggi tanaman Diameter bonggol (cm) (mm) 0 17,62 b 10,35 b 3 16,57 b 11,22 ab 6 19,17 a 16,55 a 9 17,97 b 12,45 ab 12 18,05 b 12,75 ab Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%. Tabel 1 menunjukkan tinggi tanaman mengalami peningkatan sebesar 1,55 cm dengan pemberian POC konsentrasi 6 ml/l air dibandingkan POC konsentrasi 0 ml/l air. Regresi hubungan antara konsentrasi POC dengan tinggi tanaman bibit sawit adalah Y= - 0,115x 2 + 0,886x + 16,42 dengan nilai R 2 = 0,195. Artinya pemberian POC JOM Faperta Vol.3 No. 2 Oktober 2016 3

Tinggi Tanaman (cm) memiliki pengaruh terhadap tinggi tanaman sebesar 19,5%. Regresi ini menunjukkan tinggi tanaman meningkat pada pemberian POC konsentrasi 6 ml/l air kemudian menurun pada konsentrasi 9 ml/l air dan 12 ml/l air (Gambar 5). 19.5 19 18.5 18 17.5 17 y = -0.11x 2 + 0.886x + 16.428 R² = 0.1952 16.5 16 0 1 2 3 4 5 6 konsentrasi POC ml/lair Gambar 5. Hubungan pemberian POC dengan pertambahan tinggi tanaman bibit kelapa sawit di pembibitan utama Tabel 1 menunjukkan diameter bongggol mengalami peningkatan sebesar 6,20 mm pada pemberian POC konsentrasi 6 ml/l air dibandingkan POC konsentrasi 0 ml/l air. Regresi antara konsentrasi pupuk organik cair dengan diameter bonggol adalah Y = - 0,755x 2 + 5,133x + 5,57 dengan nilai R 2 = 0,51. Artinya pengaruh pemberian POC terhadap diameter bonggol sebesar 51%. Regresi ini menunjukkan diameter bonggol meningkat pada pemberian POC konsentrasi 3 ml/l air sampai 6 ml/l air kemudian menurun pada konsentrasi 9 ml/l air dan 12 ml/l air (Gambar 6). JOM Faperta Vol.3 No. 2 Oktober 2016 4

Diameter bonggol (mm) 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 y = -0.755x 2 + 5.133x + 5.57 R² = 0.5141 0 1 2 3 4 5 6 Konsentrasi POC ml/l air (l) Gambar 6. Hubungan pemberian POC dengan pertambahan diameter bonggol bibit kelapa sawit di pembibitan utama Pertambahan Jumlah Daun (helai) dan Volume Akar (ml) Tabel 2. Rerata pertambahan jumlah daun dan volume akar bibit kelapa sawit dengan pemberian pupuk organik cair di pembibitan utama. Pemberian POC (ml/l air) Jumlah daun (helai) Volume akar (ml) 0 5,00 a 28,26 c 3 5,00 a 28,30 c 6 6,25 a 34,67 a 9 5,62 a 31,41 b 12 5,85 a 30,85 bc Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%. Tabel 2 menunjukkan volume akar mengalami peningkatan sebesar 6,41 ml pada pemberian POC konsentrasi 6 ml/l air dibandingkan POC konsentrasi 0 ml/l air. POC pada konsentrasi 6 ml/l air berbeda nyata dengan pemberian POC konsentrasi 0, 3, 9 dan 12 ml/l air. Regresi hubungan antara konsentrasi pupuk organik cair dengan volume akar adalah Y= - 0,773x 2 + 5,470x + 22,79 dengan nilai R 2 = 0,54. Artinya pengaruh pemberian POC terhadap volume akar sebesar 54%. Regresi ini menunjukkan volume akar meningkat pada pemberian POC konsentrasi 3 ml/l air sampai 6 ml/l air kemudian menurun pada konsentrasi 9 ml/l air dan 12 ml/l air (Gambar 9). JOM Faperta Vol.3 No. 2 Oktober 2016 5

Volume Akar(g) 40 35 30 25 20 15 10 y = -0.7736x 2 + 5.4704x + 22.796 R² = 0.5446 5 0 0 3 6 9 12 0 1 2 3 4 5 6 Konsentrasi POC ml/l air (l) Gambar 9. Hubungan pemberian POC dengan volume akar bibit kelapa sawit di pembibitan utama Berat Basah (g) dan Berat Kering (g) Pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap berat basah dan berat kering bibit kelapa sawit di pembibitan utama Tabel 3. Rerata berat basah dan berat kering bibit kelapa sawit dengan pemberian pupuk organik cair di pembibitan utama. Pemberian POC (ml/l air) Berat basah (g) Berat kering (g) 0 63,29 b 13,33 d 3 68,65 b 17,02 c 6 93,48 a 21,75 a 9 85,59 a 19,42 b 12 84,42 a 20,12 ab Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%. Tabel 3 menunjukkan berat basah mengalami peningkatan sebesar 30,19 g pada pemberian POC konsentrasi 6 ml/l air dibandingkan POC konsentrasi 0 ml/l air, namun tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 9 dan 12 ml/l air. Regresi hubungan antara konsentrasi pupuk organik cair dengan berat basah bibit kelapa sawit adalah Y= -3,27x 2 + JOM Faperta Vol.3 No. 2 Oktober 2016 6

Berat Basah (g) 25,54x + 38,43 dengan nilai R 2 = 0,78. Artinya pengaruh pemberian POC terhadap berat basah bibit kelapa sawit sebesar 78%. Regresi ini menunjukkan berat basah bibit kelapa sawit mengalami peningkatan pada pemberian POC konsentrasi 3 ml/l air sampai 6 ml/l air namun cenderung mengalami penurunan pada konsentrasi 9 ml/l air dan meningkat kembali pada konsentrasi 12 ml/l air (Gambar 10). 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 y = -3.27x 2 + 25.54x + 38.436 R² = 0.786 0 10 32 63 94 125 6 Konsentrasi POC ml/l air(l) Gambar 10. Hubungan pemberian POC dengan berat basah bibit kelapa sawit di pembibitan utama Tabel 3 menunjukkan berat kering mengalami peningkatan sebesar 8,42 g pada pemberian POC konsentrasi 6 ml/l air dibandingkan POC konsentrasi 0 ml/l air. Regresi hubungan antara konsentrasi pupuk organik cair dengan berat kering bibit kelapa sawit adalah Y= -0,931x + 7,186x + 7,014 dengan nilai R 2 = 0,88. Artinya pengaruh pemberian POC terhadap berat kering bibit kelapa sawit sebesar 88%. Regresi ini menunjukkan berat kering bibit kelapa sawit meningkat pada pemberian POC konsentrasi 3 ml/l air sampai 6 ml/l air kemudian menurun pada konsentrasi 9 ml/l air (Gambar 11). JOM Faperta Vol.3 No. 2 Oktober 2016 7

Berat Kering (g) 25 20 15 10 5 y = -0.9314x 2 + 7.1866x + 7.014 R² = 0.8803 0 0 1 2 3 4 5 6 Konsentrasi POC ml/l air (l) 0 3 6 9 12 Gambar 11. Hubungan pemberian POC dengan berat kering bibit kelapa sawit di pembibitan utama Korelasi Antar Parameter Korelasi merupakan derajat keeratan hubungan antar satu karakter dengan karakter lainnya (Hanafiah, 2008). Uji korelasi diperlukan untuk mengetahui keeratan hubungan antar karakter pada pengamatan yang dilakukan. Hubungan korelasi antar parameter ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Korelasi antar parameter pada bibit kelapa sawit di pembibitan utama DB JD VA BB BK TT 0,522 0,236 0,649 0,552 0,548 DB 0,201 0,467 0,646 0,610 JD 0,364 0,412 0,478 VA 0,594 0,614 BB 0,786 Keterangan: TT: Tinggi Tanaman, JD: Jumlah Daun, DB: Diamter Bonggol, VA: volume akar, BB: Berat Basah, BK: Berat kering. Jika nilai korelasi: KK= 0: Tidak ada korelasi, KK= >0,000-0,199: Korelasi sangat lemah, KK= >0,200-0,399: Korelasi lemah, KK= >0,400-0,599: Korelasi sedang, KK= >0,600-0,799: Korelasi kuat, KK= >0,800-1,000: Korelasi sangat kuat. Jika angka signifikansi < 0,05= Hubungan kedua variabel signifikan, dan jika > 0,05 = Hubungan kedua variabel tidak signifikan (Sumber: Hanafiah, 2008) JOM Faperta Vol.3 No. 2 Oktober 2016 8

Tabel 4 merupakan tabel hubungan antar parameter pengamatan yang mencerminkan hubungan keeratan. Semakin tinggi nilai korelasi maka semakin tinggi hubungan keeratan antar parameter pengamatan. Hanifiah (2008) menyatakan bahwa korelasi merupakan derajat keeratan hubungan antar satu karakter dengan karakter lainnya. Uji korelasi diperlukan untuk mengetahui keeratan hubungan antar karakter pada pengamatan yang dilakukan. Hasil korelasi menunjukkan berat kering bibit kelapa sawit berkorelasi sedang dengan tinggi tanaman (r=0,548) dan jumlah daun (r=0,47) dan berkorelasi kuat dengan diameter bonggol (r=0,610), volume akar (r=0,614) serta berat basah bibit kelapa sawit (0,786). Pembahasan Secara umum pemberian perlakuan pupuk organik cair (POC) pada konsentrasi 6 ml/l air dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan utama, jika di bandingkan dengan tanpa pemberian pupuk organik cair (POC) dan perlakuan pemberian pupuk organik cair dengan konsentrasi 3 ml/l air. Hal ini terlihat pada parameter tinggi tanaman, diameter bonggol, jumlah daun, volume akar, berat basah, dan berat kering tanaman kelapa sawit. Sebaliknya terjadi penurunan tinggi tanaman, diameter bonggol, jumlah daun, volume akar, berat basah, dan berat kering tanaman kelapa sawit pada konentrasi 9 ml/l air dan 12 ml/l air. Hal ini diduga karena pemberian POC organik konsentrasi 9 ml/l air dan 12 ml/l air sudah melebihi batas optimal kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit. Peningkatan tinggi tanaman, diameter bonggol, jumlah daun, volume akar, berat basah, dan berat kering tertinggi adalah pemberian pupuk organik cair dengan konsentrasi 6 ml/l air dibandingkan tanpa pemberian pupuk organik cair. Hal ini dikarenakan pupuk organik cair dapat memperbaiki struktur tanah, selain itu juga berperan aktif dalam proses perombakan bahan organik serta mengefektifkan penyerapan unur hara N, P, K, dan C organik yang terkandung dalam pupuk organik cair. Hal ini juga di dukung oleh Rikamonika (2012) yang menyatakan bahwa fungsi pupuk organik cair adalah memberi unsur hara pada tanaman dan tanah, serta mengandung unsur hara yang lengkap yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Dahlan dan Prayogi (2008) menyatakan bahwa salah satu faktor pertumbuhan yang diterima oleh tanaman yaitu pemupukan yang menyebabkan laju fotosintesis meningkat. Selain kandungan unsur makro, unsur hara lainnya seperti ZPT yang terkandung dalam POC juga membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman. Ginting dan Hariati (2014) menyatakan bahwa pemberian limbah cair kelapa sawit dengan kosentrasi 6 ml/liter air dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit pada parameter pengamatan tinggi bibit, diameter batang, total luas daun, bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman. Hal ini dibuktikan juga pada penelitian Purwati (2013) yang menyatakan bahwa pemberian pupuk JOM Faperta Vol.3 No. 2 Oktober 2016 9

organik cair dengan konsentrasi 6 ml/l air cenderung meningkatkan jumlah dan panjang akar. Terjadi penurunan tinggi tanaman, diameter bonggol, jumlah daun, volume akar, berat basah, dan berat kering tanaman kelapa sawit pada konsentrasi 9 ml/l air dan 12 ml/l air disebabkan karena tidak aktifnya proses metabolisme tanaman kelapa sawit yang disebabkan oleh terlalu tingginya konsentrasi yang diberikan kepada tanaman kelapa sawit. Hal ini didukung oleh Salisbury dan Ross (1995) yang menyatakan zat pengatur tumbuh apabila diberikan dalam konsentrasi yang tepat. Sebaliknya jika diberikan dalam kondisi yang tinggi dari yang dibutuhkan tanaman maka akan menghambat dan menyebabkan kurang aktifnya proses metabolisme tanaman. Auksin, sitokinin dan giberelin yang terkandung dalam POC berperan sebagai sumber tenaga dalam pertumbuhan, serta untuk merangsang pembelahan dan perpanjangan sel apabila digunakan pada konsentrasi yang tepat. Hasil pengamatan pada setiap parameter pemberian POC dengan konsentrasi 6 ml/l air menunjukkan nilai yang tertinggi dibandingkan dengan konsentrasi lainnya. Hal ini disebabkan pada pemberian POC 6 ml/l air memilki kandungan unsur hara N, P, K, C organik, Zn, Cu, Na, B, Si, Al, NaCl, Se, Cr, Mo, V, So4, ph, Lemak, Protein, dan zat pengatur tumbuh dapat memenuhi kebutuhan tanaman untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit. Berat kering bibit kelapa sawit berkorelasi kuat dengan diameter bonggol (r=0,610), volume akar (r=0,614) dan berat basah (r=0,786) namun berkorelasi sedang dengan tinggi tanaman (r=0,548) dan jumlah daun (r=0,478) (Tabel 4). Artinya semangkin tinggi nilai diameter bonggol, volume akar dan berat basah akan meningkatan berat kering bibit kalapa sawit. Hamzah (2014) menjelaskan bahwa berat kering bibit merupakan indikator utama penentuan kualitas bibit yang dipengaruhi oleh tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, luas daun, dan pertumbuhan vegetatif tanaman lainnya. Gardner (1991) yang menyatakan bahwa meningkatnya pertumbuhan vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun akan mendorong meningkatnya kandungan karbohidrat yang tercermin melalui berat kering tanaman. Berat kering bibit yang baik akan mencerminkan pertumbuhan bibit yang baik. Hal ini dibuktikan dengan tabel korelasi yang menunjukkan bahwa berat kering bibit berkorelasi sedang dengan semua parameter lainnya. Artinya peningkatan parameter pertumbuhan vegetatif lainnya akan meningkatkan berat kering bibit kelapa sawit. Hal ini karena perkembangan tajuk tanaman yang terjadi seiring dengan berjalannya perkembangan akar tanaman dengan perbandingan yang relatif sama pada setiap interaksi perlakuan. Hal ini sejalan dengan Sitompul dan Guritno (1995) berkaitan dengan konsep keseimbangan morfologi yang berarti bahwa pertumbuhan suatu bagian tanaman diikuti dengan pertumbuhan bagian lain. Artinya perkembangan akar akan diikuti oleh perkembangan bagian vegetatif lainnya. JOM Faperta Vol.3 No. 2 Oktober 2016 10

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pemberian POC memberikan pengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, diameter bonggol, volume akar, berat basah dan berat kering bibit kelapa sawit, namun tidak berbeda nyata pada parameter jumlah daun. 2. Pemberian POC pada konsentrasi 6 ml/l air menunjukkan nilai tertinggi pada setiap parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, diameter DAFTAR PUSTAKA Asmono, D., A.R. Purba, E. Suprianto, Y. Yenni, dan Akiyat. 2003. Budidaya kelapa sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Dahlan dan A.Z. Prayogi, 2008. Pengaruh Jarak Tanam Berganda Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman kelapa Sawit. Jurnal Agrisistem Vol 4 (2). 25-38. Davies PJ. 1990. Plant Hormones and Their Role in Plant Growth and Development. Kluer Academik, London Ginting dan Hariati, 2014. Pemberian limbah cair kelapa sawit di pembibitan utama. Skripsi Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian> Universitas Sumatera Utara. Medan (Tidak dipublikasikan) bonggol, jumlah daun, volume akar, berat basah dan berat kering bibit kelapa sawit dibandingkan konsentrasi lainnya. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada kebun percobaan Universitas Riau disarankan untuk memberikan pupuk organik cair (POC) dengan konsentrasi 6 ml/l air pada pembibitan utama kelapa sawit. Hamzah, M. 2014. Studi Metode Pemupukan Dan Soil Conditioner Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Serta Efektivitas Serapan Hara Makro Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Tesis Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru (tidak untuk dipublikasikan) Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Parnata, A.S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. Agromedia Pustaka. Jakarta. Purwati. MS. 2013. Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis L.) Asal Okulasi Pada Pemberian Bokashi Dan Pupuk Organik Cair Bintang Kuda Laut. Jurnal Agrifor Vol 12 (1) : 1-10. Redaksi Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Agromedia Pustaka. Jakarta. JOM Faperta Vol.3 No. 2 Oktober 2016 11

Rikamonika, 2012. Respon Tanaman Kelapa Sawit Terhadap Pupuk Fosfat Alam Berkualitas Tinggi Untuk Mendorong Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan. Skripsi Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan. Salisbury, F. dan C. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan (Jilid 4). Penerjemah Diah R. Lukman dan Sumaryono, ITB, Bandung. Sitompul, S.M dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Weaver, RJ. 1972. Plant Growth Substances in Agriculture. San Francico: W;H. Freemar and Company Wudianto, R. 2004. Membuat Stek, Cangkok dan Okulasi. PT. Penebar Swadaya. Jakarta JOM Faperta Vol.3 No. 2 Oktober 2016 12