Febriani Rinta (I ) Surrogate mother (Ibu titipan)

dokumen-dokumen yang mirip
Bayi tabung menurut pandangan agama, filsafat dan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Al-Quran dan Terjemahannya, Saudi Arabia : 1990

MENURUT HUKUM DI INDONESIA

1. Meningkatkan pengetahuan perawat tentang masalah etik yang terjadi serta pemecahan masalah tersebut

Surrogate Mother. Kelompok Kontra. Dibuat untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Metodologi. Oleh : Nilna Asyrofatul U.

BAB III FERTILISASI IN VITRO. yang telah berkembang di dunia kedokteran. Kata inseminasi

BAB I PENDAHULUAN. tangga, karena tujuan sebuah perkawinan selain untuk membangun mahligai rumah

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG SURROGATE MOTHER. A. Teknologi Reproduksi Buatan pada Manusia

HAK WARIS ANAK HASIL PROSES BAYI TABUNG DITINJAU DARI KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PERDATA

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia

Pilihlah satu jawaban yang benar pada pilihan di lembar jawaban.

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Salah satu hikmah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi

Lex Privatum Vol. V/No. 4/Jun/2017. ASPEK HUKUM TERHADAP BAYI TABUNG DAN SEWA RAHIM DARI PERSPEKTIF HUKUM PERDATA 1 Oleh: David Lahia 2

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN ATURAN HUKUM YANG BERLAKU DI INDONESIA TERHADAP PERJANJIAN SEWA RAHIM DAN KEDUDUKAN ANAK YANG LAHIR DARI SEWA RAHIM.

Dia menjadikan mandul siapa yang Dia dikehendaki. (QS. 42:50)

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN SIRI DALAM UNDANG-UNDANG PERKAWINAN. Oleh Sukhebi Mofea*) Abstrak

Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015. KEBERADAAN SEWA RAHIM DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERDATA 1 Oleh : Khairatunnisa 2

Implementasi Reproduksi dan Embriologi dalam Kehidupan Seharihari

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

BAB IV ANALISIS MENGENAI HUKUM PENITIPAN JANIN MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN [LN 1992/100, TLN 3495]

BABA V PENUTUP A. KESIMPULAN. Dari beberapa penjelasan yang diuraikan di muka terhadap

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Hukum Islam terhadap Status Anak yang Dilahirkan melalui

BAB III PENYEWAAN RAHIM, ALI AKBAR, & PEMIKIRAN ALI AKBAR TENTANG PENYEWAAN RAHIM

CONTOH IJTIHAD DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Aborsi pada Kehamilan akibat perkosaan: Ketentuan perundangundangan dan Fikih Islam

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM

BAB 1: ASAL MULA KEJADIAN

Permulaan Kehidupan Manusia

BAB III KEDUDUKAN ANAK YANG DILAHIRKAN MELALUI PROSES KLONING. A. Kedudukan Anak Yang Dilahirkan Melalui Proses Kloning

BAB I PENDAHULUAN. dia hasil bayi tabung. Apa si sebenarnya definisi atau pengertian bayi tabung

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA RAHIM (SURROGATE MOTHER) BERDASARKAN TERMINOLOGI HUKUM PERDATA

PENGATURAN HAK MELANJUTKAN KETURUNAN DALAM PERJANJIAN SURROGACY (SEWA RAHIM)

BAB 1 PENDAHULUAN % jumlah penduduk mengalami infertilitas. Insidensi infertilitas meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.

Dr. Refli., MSc Jurusan Biologi FST UNDANA ALASAN MELAKUKAN

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

Surrogate Mother (Ibu Titipan)

Pandangan Aksiologi Terhadap Surrogate Mother

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di

Persenyawaan Buatan Dan Bayi Tabung Uji

oleh: Dr. Lismadiana, M.Pd Lismadiana/lismadiana.uny.ac.id

Infertilitas pada usia reproduksi dan penanganannya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS NASAB ANAK HASIL KLONING. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Proses Kloning pada Manusia

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

Berdasarkan susunan selaput embrionya kembar identik dibedakan menjadi 3 yaitu :

Bayi Tabung (Fertilisasi In Vitro) Dengan Menggunakan Sperma Donor dan Rahim Sewaan (Surrogate Mother) dalam Perspektif Hukum Perdata

otaknya pasti berbeda bila dibandingkan dengan otak orang dewasa. Tetapi esensi otak manusia tetap ada pada otak bayi itu, sehingga tidak pernah ada

LEMBAR KERJA KEGIATAN 8.3

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN SEWA MENYEWA RAHIM IBU PENGGANTI (SURROGATE MOTHER)

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1

Dr. Annalisa Y., S.H., M.Hum Program Magister Ilmu Hukum UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017

BAB I PENDAHULUAN. tentang Perkawinan (untuk selanjutnya dalam skripsi ini disebut

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB III. Hukum positif atau bisa dikenal dengan istilah Ius Constitutum, yaitu

ANAK LAKI ATAU PEREMPUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Lex Administratum, Vol. III/No.1/Jan-Mar/2015. Kata kunci: Aspek Hukum, Bayi Tabung.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan zoon politicon atau makhluk sosial. Manusia tidak

Ani Yunita, S.H.M.H. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup Bangsa Indonesia. Penjelasan umum Undang-undang Nomor

BAB II DESKRIPSI ANAK HASIL IN-VITRO FERTILIZATION MELALUI RAHIM ORANG LAIN DAN KEMAHRAMAN

Apakah Kawin Kontrak Itu?

Fertilisasi In Vitro. Hanya 7 Hari. Memahami

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG KLONING SEL SOMATIK SUAMI MANDUL

ALTERNATIF HUKUM PERKAWINAN HOMOSEKSUAL

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PP NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN FATWA MUI NOMOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Tubektomi dapat berupa pengikatan dan pemotongan, dapat juga Tubektomi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS. yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

Pendidikan Agama Katolik

ASPEK LEGALITAS TINDAKAN HEMODIALISIS RULLY ROESLI BANDUNG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANAREKSA REPO SAHAM (DARSA)

PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN BISNIS FRANCHISE

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

Cill\i i i":i ; i:il."l i{u

Bayi Tabung, Status Hukum dan Hubungan Nasabnya dalam Perspektif Hukum Islam

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB XXI. Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah. Nyeri perut hebat yang mendadak. Jenis nyeri perut. Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSPLANTASI RAHIM DAN STATUS ANAK YANG DILAHIRKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sesuatu yang bersifat biologis dan fisik, tetapi semata juga merupakan suatu

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Indonesia (Khoir Pamungkas, 2002: 44)

Transkripsi:

Febriani Rinta (I1110026) Surrogate mother (Ibu titipan) Peminjaman rahim atau yang disebut dengan surrogate mother (Ibu pengganti), yaitu seorang wanita yang mengadakan perjanjian dengan pasangan suami istri dimana si wanita bersedia mengandung benih dari pasangan suami istri infertil tersebut dengan imbalan tertentu. Sewa rahim menggunakan rahim wanita lain untuk mengandungkan benih wanita (ovum) yang telah disenyawakan dengan benih lelaki (sperma) oleh pasangan suami istri tersebut. Tentu pasangan suami istri ini akan membayar sesuai dengan kesepakatan di awal. Dan dengan syarat ibu tumpang tersebut akan menyerahkan anak yang telah ditipkan dalam kandungannya setelah dilahirkan atau pada masa yang dijanjikan. Di india, hal ini sering terjadi. Banyak pasangan dari Amerika Serikat yang menitipkan janin di rahim perempuan India. Hal ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga para wanita di India yang terpuruk dalam kemiskinan. Para perempuan muda itu rela meminjamkan rahimnya bagi pasangan-pasangan yang biasanya berasal dari negara-negara kaya untuk mengandung anak-anak mereka. Karena biasanya, pasangan-pasangan tersebut memiliki masalah dengan kesehatan, atau uterus sang isteri tak mampu mengandung janin dan alasan kesehatan lainnya. India menjadi pilihan utama pasangan ini melakukan surrogate mother, karena jasa yang diberikan kepada para surrogate mother di sana jauh lebih murah dibandingkan di Negara Barat. Di AS, pasangan yang tak mempunya anak harus menghabiskan lebih dari US$50.000 atau sekitar Rp 495 juta untuk melakukan hal ini, sedangkan di India hanya perlu antara US$10.000- US$12.000,kata Gautama Allahbadia, seorang spesialis kesuburan reproduksi yang baru saja membantu warga Singapura memperoleh keturunan lewat cara ini di India.

Namun, tentunya praktik ini menghadapi beragam kritikan, baik dari sisi etis, budaya, dan dari sisi agama juga. Sebagian kalangan menyebut praktik tersebut sebagai pengkomoditian perempuan atau lebih tepatnya eksploitasi kaum kaya terhadap orang miskin. Di negara yang mayoritas beragam Hindu ini, profesi tersebut dianggap oleh sebagian kalangan sebagai bentuk pelecehan terhadap tugas suci seorang ibu. India mencatat 100-150 bayi telad "dititipan lahir di negara itu. Secara umum dalam melakukan fertilisasi in vitro transfer embrio dilakukan dalam tujuh tingkatan dasar yang dilakukan oleh petugas medis, yaitu : 1. Istri diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur mengeluarkan sel telur yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru dihentikan setelah sel-sel telurnya matang. 2. Pematangan sel-sel telur dipantau setiap hari melalui pemeriksaan darah Istri dan pemeriksaan ultrasonografi. 3. Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum (pungsi) melalui vagina dengan tuntunan ultrasonografi. 4. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur tersebut dibuahi dengan sel sperma suaminya yang telah diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik. 5. Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri kemudian dibiakkan di dalam lemari pengeram. Pemantauan dilakukan 18-20 jam kemudian dan keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan sel. 6. Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini. Kemudian diimplantasikan ke dalam rahim istri. Pada periode ini tinggal menunggu terjadinya kehamilan. 7. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadi menstruasi, dilakukan pemeriksaan air kemih untuk kehamilan, dan seminggu kemudian dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi. Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan proses yang seakan-akan berlangsung secara otomatis, tak tergantung dari kemauan manusia. Fungsinya pada dasarnya bersifat instrumental, artinya menyediakan alat-alat bagi manusia. Peneliti Amerika, Thomas Grissom pada awal abad

20, hati nuraninya mendesak untuk berhenti bekerja pada proyek pengembangan senjata nuklir, tapi insaf juga bahwa tempatnya akan diisi oleh orang lain karena bagaimanapun juga proyek itu berjalan terus. Masalah-masalah dibidang ilmu-ilmu biomedis biasanya ditangani oleh setiap negara, setelah diminta advis dari suatu komisi ahli (fertilisasi in vitro dan reproduksi artifisial pada umumnya, transplantasi organ tubuh, eksperimen dengan manusia dan lain-lain). Suatu gejala lain yang menggembirakan adalah keikutsertaan etika dalam penelitian genetika tentang gen-gen manusia. Di Amerika Serikat pada tanggal 1 Oktober 1990 secara resmi dimulai proyek penelitian raksasa yang bertujuan mempelajari bentuk dan isi gen-gen manusia. Proyek yang diberi nama resmi The Human Genom Project. Project ini akan memetakan dan menentukan runtunan seluruh DNA genom manusia. Melalui proyek besar ini lokasi yang tepat dan runtunan nukleotida yang menyusun sekitar 3 biliyun DNA genom manusia akan diketahui dan dikataligkan. Telah didirikan suatu institut khusus, yaitu National Center for Human Genome Research, yang akan melaksanakan penelitian ini dalam kerjasama dengan organisasiorganisasi lain dalam dan luar negeri. Diperkirakan penelitian ini dapat diselesaikan dalam jangka waktu 15 tahun. The Human Genome Project ini telah dinilai proyek ilmiah yang tidak kalah ambisiusnya dengan proyek Apollo dalam tahun 1960-an yang bertujuan membawa manusia ke bulan.tidak mustahil, informasi yang diperoleh dari penelitian ini menyebabkan revolusi baru dibidang ilmu-ilmu biomedis dimasa datang. Praktek surrogate mother atau lazim diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dengan ibu pengganti tergolong metode atau upaya kehamilan di luar cara yang alamiah. Dalam hukum Indonesia, praktek ibu pengganti secara implisit tidak diperbolehkan. Dalam pasal 127 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ( UU Kesehatan ) diatur bahwa upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan: a) Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal;

b) dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu; c) pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu. Jadi, yang diperbolehkan oleh hukum Indonesia adalah metode pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang sah yang ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal. Metode ini dikenal dengan metode bayi tabung. Adapun metode atau upaya kehamilan di luar cara alamiah selain yang diatur dalam pasal 127 UU Kesehatan, termasuk ibu pengganti atau sewa menyewa/penitipan rahim, secara hukum tidak dapat dilakukan di Indonesia. Sebagai informasi tambahan, praktek transfer embrio ke rahim titipan (bukan rahim istri yang memiliki ovum tersebut) telah difatwakan haram oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 26 Mei 2006. 2. praktek ibu pengganti atau sewa menyewa rahim belum diatur di Indonesia. Oleh karena itu, tidak ada perlindungan hukum bagi para pelaku perjanjian ibu pengganti ataupun sewa menyewa rahim. Dalam pasal 1338 KUHPer memang diatur mengenai kebebasan berkontrak, di mana para pihak dalam kontrak bebas untuk membuat perjanjian, apapun isi dan bagaimanapun bentuknya: Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku bagi undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Akan tetapi, asas kebebasan berkontrak tersebut tetap tidak boleh melanggar syarat-syarat sahnya perjanjian dalam pasal 1320 KUHPer yaitu: 1. Kesepakatan para pihak; 2. Kecakapan para pihak; 3. Mengenai suatu hal tertentu; dan 4. Sebab yang halal.

Jadi, salah satu syarat sahnya perjanjian adalah harus memiliki sebab yang halal, yaitu tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, maupun dengan ketertiban umum (pasal 1320 jo pasal 1337 KUHPer). Sedangkan, seperti dijelaskan di atas, praktek ibu pengganti bukan merupakan upaya kehamilan yang dapat dilakukan menurut UU Kesehatan. Dengan demikian syarat sebab yang halal ini tidak terpenuhi.