BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN 280. h Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru algensindo, 2013), h.

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TENTANG ARISAN TEMBAK DI DESA SENAYANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti saling. memenuhinya sendiri, sehingga memerlukan orang lain.

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SETATUS UANG MUKA YANG HANGUS DALAM PRAKTEK JUAL BELI ANAKAN BURUNG LOVE PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. mengandung kemaslahatan bagi umat manusia, kecuali hal-hal yang telah dilarang

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain disebut muamalat. 1. dibenarkan (syara ). Jual beli pada dasarnya dibolehkan oleh ajaran Islam.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Islam sebagai Agama yang lengkap dan sempurna telah

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain,

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB I PENDAHULUAN. (hablum minallah) dan kedua adalah hubungan sesama mahluk ( hablum

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan akhirat yang kekal abadi. Namun demikian, nasib seseorang di akhirat nanti

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mu amalah. Maua malah adalah kegiatan yang mengatur hal-hal yang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA TERHADAP SURABAYA. A. Analisis Berdasarkan Hukum Islam Terhadap Kontrak, Prosedur, Realisasi

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

1. Analisis Hukum Islam Terhadap Bentuk Dan Tata Cara Akad Ija>rah Sale. menghadapi resiko-resiko yang disebabkan karena suatu musibah yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang lain dan mengabstraksikan ciri-ciri yang sama dari objek-objek tersebut.

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA IKLAN PERSEROAN TERBATAS RADIO SWARA PONOROGO

BAB II PRINSIP PRINSIP MUAMALAH DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Adapun firman Allah tentang jual beli terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 29

BAB I PENDAHULUAN. aslama yang berarti memelihara, selamat, sentosa, dan berarti pula berserah

HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG. Djamila Usup ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KENAIKAN DENGAN SISTEM BON DI WARKOP CAHYO JAGIR SURABAYA

BAB IV. disepakati diawal. Adapun perubahan harga sebelah pihak yang dilakukan. oleh si pembeli tanpa ada kesepakatan kedua belah pihak.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA... 61

BAB II BAY BITSAMAN AJIL. Sesunguhnya istilah bay bitsaman ajil merupakan istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

A. Analisis Praktik Sistem Kwintalan dalam Akad Utang Piutang di Desa Tanjung Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik

BAB I PENDAHULUAN. adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Segala bentuk praktek perdagangan atau jual beli pada suatu pasar saat ini telah membentuk karakter manusia yang saling ketergantungan sama lain untuk saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin banyaknya model atau produk jual beli yang di tampilkan, maka semakin berkembangnya dunia perekonomian di dunia. Globalisasi pasar internasional saat ini mendorong semakin rajamnya persaingan pasar.dalam kondisi ini, melimpahnya tenaga kerja murah semata tidak lagi merupakan suatu keunggulan komparatif bagi suatu negara.sebalikmnya keunggulan negara lebih ditentukan produktifitas, kualitas, produk yang dihasilkan dan tingkat efisiensi yang dicapai dalam berproduksi. 1 Semua itu adalah suatu kegiatan ekonomi yang berdaya saing, di dalam kehidupan manusia yang modern. Hukum ekonomi adalah pernyataan mengenai kecenderungan suatu pernyataan hubungan sebab akibat antara dua kelompok fenomena. Semua hukum ilmiah adalah hukum dalam arti yang sama. Demikian pula dalam ilmu ekonomi, jika hal-hal lain sama keadannya sedangkan harga suatu komoditi naik, maka permintaan akan barang itu biasanya akan menurun. Hal itu karena ilmu ekonomi 2012), h.235. 1 Mulyadi, Ekonomi Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, Cet. Ke-5, 1

2 adalah ilmu pengetahuan sosial, dengan demikian harus menghadapi banyak orang yang dikendalikan oleh banyak motif. 2 Dalam pengertian lain, ilmu ekonomi adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum dan prinsip-prinsip umum mengenai cara bagaimana manusia itu memenuhi kebutuhannya, dengan benda ekonomi yang terbatas, sehingga dapat menciptakan kemakmuran bagi manusia baik bagi perseorangan maupun bagi keseluruhan manusia itu sendiri. 3 Dikarenakan ilmu ekonomi pada hakekatnya ilmu sosial yang mengatur antara satu dengan lainnya dalam masalah sosial pada umumnya dan masalah ekonomi khususnya, maka Islam juga mengatur tentang masalah-masalah ekonomi, seperti jual beli, riba, dan lain sebagainya yang menyangkut dengan masalahmasalah ekonomi. Ekonomi Islam mendorong segala praktek perekonomian yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip syari'ah, yang berlandaskan pada al-qur'an dan al-hadits. Hal ini tentu saja didalamnya ada larangan dan ada anjuran yang harus diikuti. Sedangkan untuk pengelolaan mekanismenya diatur oleh manusia itu sendiri, selama berdadarkan pada sumber ajaran Islam yaitu al-qur'an dan al-hadits. Islam tidak saja mengatur tentang soal-soal peribadatan dan nasihat-nasihat yang sifatnya spiritual saja, melainkan segala bentuk sosial atau ke mu'amalatan di 2 M. Abd. Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,(Yogakarta : PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997), h. 27. 3 Mochtar Effendy, Ekonomi Islam Suatu Pendekatan Berdasarkan Qur'an dan Hadis, (Palembang : Al-Mukhtar, 1996), h32.

3 antara sesama manusia telah di atur sedemikian rupa, dimana segala urusan tersebut di iringi atas dasar hukum syari'at.dalam hal ini salah satunya adalah tentang jual beli. Jual beli adalah pertukaran harta atau benda dengan harta berdasarkan cara yang khusus atau yang dibolehkan. 4 Dalam hal ini jual beli bisa juga antara uang dengan barang atau juga barang dengan barang (barter) yang dilakukan berdasarkan suatu akad jual beli dengan ijab dan qabul. Dalam istilah bahasa arab, jual beli diartikan dengan kata ba'i.)بيع) Jual beli atau ba'i pada dasarnya hukumnya adalah boleh, sebagaimana ayat al-qur'an pada surat al-baqarah ayat 275 yang berbunyi:...padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... (al-baqarah : 275). 5 Dalam ayat di atas, Allah telah menghalalkan jual beli, tetapi Allah mengharamkan riba. Riba itu sendiri adalah tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan jiwa yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut. 6 Segala bentuk transaksi yang mengandung nilai tambahan sebagai syarat untuk mencari keuntungan dinamakan riba. Jual beli yang halal tidak mengandung 2004), h. 37. 4 Rachmat Syafe'i, Fiqh Muamalah, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2006), h. 27. 5 Syaamil Al-Qur an, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Departemen Agama RI, 2005), h. 83 6 Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada,

4 riba atau nilai tambah, Islam mengajarkan bahwa jual beli yang sesuai dengan syariah adalah jual beli yang berlandaskan suka sama suka. Dalam hadits Rasulullah saw yang berbunyi: Dua orang yang melakukan jual beli boleh memilih selama belum berpisah. (HR. Al-Bukhari) 7 Dalam hadits di atas menganjurkan apabila melakukan transaksi jual beli maka harus memilih dahulu (khiyar) sebelum barang yang di jual telah lepas dari tangan pemiliknya. Hal ini mengandung arti bahwa jual beli harus dilakukan dengan teliti agar terjalin praktek jual beli yang berlandaskan suka sama suka satu sama lain. Ulama telah sepakat bahwa jual beli dibolehkan dengan alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang milik orang lain yang dibutuhkannya itu, harus diganti dengan barang lainnya yang sesuai. 8 Sehubungan telah disyari'atkannya praktek jual beli dikarenakan manusia tidak akan mampu untuk mencukupi segala kebutuhannya, maka ada beberapa masalah terkait dengan jual beli, antara lain dengan kejelasan barang dan akad yang dilakukan oleh kedua belah pihak. 7 Abdllah bin Muhammad dkk, Ensiklopedi Fiqh Muamalah Dalam Pandangan 4 Mazhab, (Yogyakarta : Al-Hanif, 2004), h. 4. 8 Rachmat Syafe'i, Fiqh Muamalah... h.75.

5 Sebagaimana yang telah termaktub dalam hukum Islam, bahwa rukun jual beli ada tiga, yaitu akad (ijab kabul), orang-orang yang berakad (penjual dan pembeli) dan ma'kud alaih (objek akad). 9 Objek akad disini berupa barang atau jenis lainnya yang bisa dijadikan transaksi jual beli. Apabila salah satu rukun dalam jual beli adalah akad. Akad disini adalah ikatan kata antara penjual dan pembeli. Jual beli belum dikatakan sah sebelum ijab dan kabul dilakukan, sebab ijab kabul menunjukkan kerelaan atau keridhaan. Pada dasarnya ijab dilakukan dengan lisan, boleh ijab kabul dengan surat menyurat yang mengandung arti ijab dan kabul. 10 Ijab kabul sebenarnya merupakan suatu bahasa atau isyarat tertentu yang menunjukkan kerelaan dalam melakukan suatu ikatan. Ikatan yang dilandasi kerelaan atau dasar suka sama suka itu menyebabkan akad jual beli tersebut menjadi sah. Serta dapat menjadikan keharmonisan dalam transaksi jual beli tanpa adanya suatu transaksi yang menyebabkan kerugian di salah satu pihak. Sebagaimana yang terjadi di masyarakat sendiri, transaksi jual beli terlihat di beberapa tempat tanpa menggunakan ijab qabul atau bahasa yang menunjukkan kerelaan dalam transaksi jual beli. Dengan kata lain, transaksi jual beli yang terjadi di beberapa tempat cukup dengan isyarat tanpa menggunakan sighat atau bahasa ijab kabul, yakni saya terima dan saya jual, atau bentuk bahasa lain yang semacamnya, dan mengandung arti pengertian kerelaan yang jelas. 9 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2002), h. 70. 10 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah

6 Salah satunya yang akan penulis teliti di masyarakat adalah di Desa Cipete Kecamatan Pinang Kota Tangerang Banten. Dimana di beberapa tempat perdagangan, seperti waralaba, toko, warung atau sejenisnya, terlihat apabila melakukan transaksi jual beli tanpa mengucapkan bahasa ijab kabul, melainkan langsung menerima barang dan membayarnya. Berdasarkan latar belakang di atas, dan berdasarkan beberapa kasus yang terjadi di masyarakat, maka penulis memberi judul dalam penelitian ini yaitu: Tinjauan Hukum Islam Terhadap Transaksi Jual Beli Tanpa Menggunakan Ijab Kabul (Studi Analisis di Desa Cipete Kecamatan Pinang Kota Tangerang). B. Perumusan Masalah Berdasarkan apa yang telah dikemukakan diatas, maka penulis dapat menentukan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat Desa Cipete Tangerang melakukan transaksi jual beli tanpa menggunakan ijab kabul? 2. Bagaimana tata cara jual beli yang di lakukan masyarakat desa Cipete Tangerang? 3. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap transaksi jual beli tanpa menggunakan ijab kabul di masyarakat Desa Cipete Tangerang?

7 C. Tujuan Penelitian Sebagai langkah untuk mendapatkan tentang jawaban dari perumusan masalah, maka penulis mempunyai tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penyebab masyarakat Desa Cipete Tangerang melakukan transaksi jual beli tanpa menggunakan ijab kabul. 2. Untuk mengetahui bagaimana tata cara jual beli yang dilakukan masyarakat Desa Cipete Tangerang. 3. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap transaksi jual beli tanpa menggunakan ijab kabul di masyarakat Desa Cipete Tangerang. D. Manfaat Penelitian Dari apa yang telah dikemukakan diatas, yaitu kiranya dapat diambil beberapa manfaat yang terkait dengan permasalahan penelitian, antara lain: 1. Memberikan wawasan pengetahuan tentang rukun dan syarat jual beli yang sah menurut Islam. 2. Memahami literatur masyarakat Desa Cipete Tangerang tentang transaksi jual beli. 3. Memberikan wawasan tentang hukum Islam dalam transaksi jual beli tanpa menggunakan ijab kabul.

8 E. Kerangka Pemikiran Allah Swt. telah menjadikan manusia masing-masing saling membutuhkan satu sama lain supaya mereka tolong menolong, tukar menukar kepentingan dalam segala urusan kepentingan hidup masing-masing, baik dengan jalan jual beli, sewa menyewa, maupun kepentingan lainnya yang bersifat umum. Dengan cara demikian, kehidupan masyarakat menjadi teratur dan subur, pertalian yang satu dengan yang lain pun menjadi teguh. Akan tetapi sifat loba dan tamak tetap ada pada manusia, sampai mementingkan diri sendiri supaya hak masing-masing jangan sampai tersia-sia, dan juga menjaga kemaslahatan umum agar pertukaran berjalan dengan lancar dan teratur. Dalam hal ini suatu tukar menukar barang yang dibutuhkan oleh karena manusia itu adalah makhluk yang tidak mampu mencukupi kebutuhannya sendiri, maka di laksanakanlah transaksi jual beli berupa dua pihak atau lebih yang melakukan transaksi. Jual beli adalah tukar menukar suatu barang dengan cara yang tertentu. 11 Seperti dalam al-qur'an dalam surat al-baqarah ayat 275 yang berbunyi:...padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... (al-baqarah : 275). 12 h.278. 11 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, Cet. Ke-52, 2011), 12 Syaamil Al Qur an, h. 47.

9 Kehalalan jual beli ini bukan tanpa adanya syarat sahnya dibolehkannya akad jual beli. Salah satu rukun yang terdapat di dalamnya adalah akad ijab dan kabul. Dimana kedua belah pihak antara penjual dan pembeli sama-sama mengucapkan suatu kerelaan bahwa transaksi jual beli tersebut adalah sah, dan tidak mengandung paksaan. Firman Allah Swt dalam surat An-Nisa ayat 29 yang berbunyi: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu...(surat An-Nisa : 29). 13 Akan tetapi banyak terjadi di masyarakat pelaksanaan transaksi jual beli tanpa menggunakan ijab dan kabul. Hal ini tentu saja kurang meyakinkan ke absahannya tentang jual beli. Karena kedua belah pihak tidak terlihat ada kerelaan yang terucap melainkan hanya bentuk isyarat yang tak bisa di tebak. Untuk itu dalam penelitian ini, penulis berusaha menelusuri tentang transaksi jual beli tanpa menggunakan ijab dan kabul. Dalam hal ini menggunakan suatu populasi atau tempat di desa Cipete Tangerang Banten yang merupakan tempat dimana di dalamnya banyak terdapat tempat perdagangan seperti toko, waralaba, warung dan sejenisnya yang terdapat transaksi jual beli. 13 Syaamil Al-Qur an, h. 83

10 F. Metode Penelitian 1. Pengumpulan Data Langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data ini adalah dengan mengumpulkan data-data yang akurat yang berhubungan dengan masalah ini, sehingga keabsahan data tersebut dapat diukur untuk dijadikan analisa sesuai dengan perumusan masalah. a. Observasi Yaitu mendatangi lokasi penelitian di Desa Cipete Tangerang untuk melihat bagaimana kondisi struktural yang ada di daerah itu, kemudian juga mendatangi beberapa tempat yang dianggap terkait dengan penelitian yang akan diteliti. b. Interview Yaitu dengan menemui beberapa warga yang terkait dengan pokokpokok permasalahan yang dianggap mewakili seluruh populasi yang ada dengan mewawancarai untuk menentukan perisi atau tingkat ketetapan yang ditentukan oleh perbedaaan hasil yang diperoleh dari sample dibandingkan hasil yang diperoleh dari catatan lengkap. c. Studi Kepustakaan Yaitu pengumpulan data dengan cara mengkaji sumber kepustakaan sebagai bahan yang berkaitan dengan teori maupun dengan data-data yang berkaitan dengan masyarakat Cipete Tangerang.

11 d. Tempat Penelitian Tempat yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah di Desa Cipete Tangerang. 2. Pengolahan Data Setelah data-data yang didapatkan sudah terkumpul, selanjutnya penulis klarifikasikan menurut masalahnya masing-masing kemudian dianalisa secara kualitatif. 3. Teknik Penulisan Teknik penulisan berpedoman pada: a. Buku pedoman penulisan Karya Ilmiah Institut Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten, Tahun 2015. b. Penulisan ayat-ayat Al-Qur an dan terjemahannya, Kementerian Agama Republik Indonesia. c. Penulisan Hadits di ambil dari kitab aslinya, apabila sulit menemukan penulis mengambil dari buku-buku yang berkaitan dengan bahan skripsi. G. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab Kesatu, Pendahuluan, yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan.

12 Bab Kedua, Kondisi Objektif Desa Cipete Kota Tangerang Banten yang meliputi: Kondisi Geografis Desa Cipete Tangerang Banten, Kondisi Sosiografis Desa Cipete Tangerang Banten dan Kondisi Perekonomian Desa Cipete Tangerang Banten. Bab Ketiga, Tinjauan Teoritis Jual Beli, yang meliputi: Definisi Jual Beli, Dasar Hukum Jual Beli, Rukun dan Syarat Jual Beli, Jual Beli Yang Terlarang. Bab Keempat, Analisis Terhadap Transaksi Jual Beli Tanpa Menggunakan Ijab dan Kabul, yang meliputi: Faktor-faktor yang Menyebabkan Masyarakat Desa Cipete Tangerang Melakukan Jual Beli Tanpa Ijab Kabul, Tata Cara Jual Beli Masyarakat Cipete Tangerang, Hukum Islam Terhadap Transaksi Jual Beli Tanpa Menggunakan Ijab dan Kabul. Bab Kelima, Penutup, yang meliputi: Kesimpulan dan Saran.