ANALISA IMPLEMENTASI GREEN COMMUNICATIONS PADA JARINGAN LTE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ENERGI JARINGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay

BAB I PENDAHULUAN I-1


fading konstan untuk setiap user dengan asumsi perpindahan mobile station relatif

Pengaruh Penggunaan Skema Pengalokasian Daya Waterfilling Berbasis Algoritma Greedy Terhadap Perubahan Efisiensi Spektral Sistem pada jaringan LTE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SIMULASI DAN ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI PADA LTE FEMTOCELL BERBASIS SOFT FREQUENCY REUSE

Perancangan Jaringan Seluler 4G LTE Frekuensi MHz di Provinsi Papua Barat

Analisis Pengaruh Model Propagasi dan Perubahan Tilt Antena Terhadap Coverage Area Sistem Long Term Evolution Menggunakan Software Atoll

Analisis Kinerja Metode Power Control untuk Manajemen Interferensi Sistem Komunikasi Uplink LTE-Advanced dengan Femtocell

III. METODE PENELITIAN. Laboratorium Teknik Telekomunikasi. Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung.

LAPORAN SKRIPSI ANALISIS DAN OPTIMASI KUALITAS JARINGAN TELKOMSEL 4G LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI AREA PURWOKERTO

Wireless Communication Systems Modul 9 Manajemen Interferensi Seluler Faculty of Electrical Engineering Bandung 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) 1800 MHz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian DYNAMIC SPECTRUM ACCESS (DSA) dengan Mekanisme

EVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK

Manajemen Interferensi Femtocell pada LTE- Advanced dengan Menggunakan Metode Autonomous Component Carrier Selection (ACCS)

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih

Radio Resource Management dalam Multihop Cellular Network dengan menerapkan Resource Reuse Partition menuju teknologi LTE Advanced

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)1800 Mhz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis

LTE LOAD BALANCING DENGAN SKENARIO GAME THEORY

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

ALGORITMA PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK BERBASIS QOS GUARANTEED MENGGUNAKAN ANTENA MIMO 2X2 PADA SISTEM LTE UNTUK MENINGKATKAN SPECTRAL EFFICIENCY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Pengaruh Penggunaan Physical Cell Identity (PCI) Pada Perancangan Jaringan 4G LTE

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2100

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung. Tabel 3.1. Jadwal kegiatan Penelitian

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION MENGGUNAKAN METODE SOFT FREQUENCY REUSE DI KAWASAN TELKOM UNIVERSITY

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

Analisis Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Frekuensi 900 MHz Pada Perairan Selat Sunda

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI JARINGAN UPLINK 4G-LTE DENGAN METODE INNERLOOP POWER CONTROL DI PT TELKOMSEL

ANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

OPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF DI DALAM GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS OPTIMASI COVERAGE JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) TDD PADA FREKUENSI 2300 MHZ DI WILAYAH DKI JAKARTA

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Simulasi Perencanaan Site Outdoor Coverage System Jaringan Radio LTE di Kota Bandung Menggunakan Spectrum Frekuensi 700 MHz, 2,1 GHz dan 2,3 GHz

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD

Analisis Simulasi Vertical Handover dari LTE ke Wi-Fi n pada Layanan Video Streaming

Perencanaan Cell Plan di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Menggunakan Software Mapinfo

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE

Gambar 1 1 Alokasi Penataan Ulang Frekuensi 1800 MHz[1]

PERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI 4G

I. PENDAHULUAN. terutama di bidang sistem komunikasi nirkabel (wireless). Sistem wireless

Presentasi Seminar Tugas Akhir

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Simulasi dan Analisis Performansi Algoritma Pengalokasian Resource Block dengan Batasan. Daya dan QualityofService pada Sistem LTE Arah Downlink

LTE LOAD BALANCING DENGAN SKENARIO GAME THEORY

ABSTRAK. Kata kunci : LTE-Advanced, signal level, CINR, parameter, dense urban, urban, sub urban, Atoll. ABSTRACT

ANALISIS NILAI LEVEL DAYA TERIMA MENGGUNAKAN MODEL WALFISCH-IKEGAMI PADA TEKNOLOGI LONG TERM EVOLUTION (LTE) FREKUENSI 1800 MHz

Evaluasi Kinerja Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay Berbasis Orthogonal Resource Allocation Algorithm

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

LINK BUDGET. Ref : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

PERENCANAAN DAN ANALISA KAPASITAS SKEMA OFFLOAD TRAFIK DATA PADA JARINGAN LTE DAN AH

Jl. Telekomunikasi, Dayeuh Kolot Bandung Indonesia

Analisis Perencanaan Integrasi Jaringan LTE- Advanced Dengan Wifi n Existing pada Sisi Coverage

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

ANALISIS PERFORMANSI PENERAPAN CARRIER AGGREGATION DENGAN PERBANDINGAN SKENARIO SECONDARY CELL PADA PERANCANGAN JARINGAN LTE-ADVANCED DI DKI JAKARTA

ANALISA KINERJA MPEG-4 VIDEO STREAMING PADA JARINGAN HSDPA

3.6.3 X2 Handover Network Simulator Modul Jaringan LTE Pada Network Simulator BAB IV RANCANGAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. telekomunikasi berkisar 300 KHz 30 GHz. Alokasi rentang frekuensi ini disebut

BAB I PENDAHULUAN. masalah, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan penelitian.

ANALISA PERENCANAAN LAYANAN DATA JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) INDOOR PADA TERMINAL 3 KEBERANGKATAN ULTIMATE BANDARA SOEKARNO-HATTA

EVALUASI EFISIENSI PERANGKAT BASE STATION MENGGUNAKAN DRIVE TEST PADA ANTENA SINGLE-BAND DAN MULTI-BAND

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Evaluasi Kinerja Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay Berbasis Orthogonal Resource Allocation Algorithm

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. dengan mencari spectrum holes. Spectrum holes dapat dicari dengan

HALAMAN PERNYATAAN. : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan

Analisis Aspek-Aspek Perencanaan BTS pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

SIMULASI DAN ANALISIS DATA TRAFIK SCHEDULING DAN PERFORMANSI PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENJADWALAN PAKET MULTIMEDIA UNTUK JARINGAN OFDM UPLINK BERBASIS PENDEKATAN CROSS-LAYER DI BAWAH REDAMAN HUJAN

BAB I PENDAHULUAN. handoff pada jaringan 3G (third generation), para pengguna sudah dapat merasakan

ABSTRACT. Keywords : LTE, planning capacity, Planning Coverage, Average Signal Level

ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI WILAYAH KOTA BANDA ACEH DENGAN FRACTIONAL FREQUENCY REUSE SEBAGAI MANAJEMEN INTERFERENSI

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan Spektrum Frekuensi [1]

Transkripsi:

Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia, Jurusan Teknik Elektro FTI ITS ANALISA IMPLEMENTASI GREEN COMMUNICATIONS PADA JARINGAN LTE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ENERGI JARINGAN Oleh : Selva Melvarida Simanjuntak Dosen Pembimbing : Devy Kuswidiastuti, ST.,M.Sc.

Topik Pembahasan Pendahuluan Teori Penunjang Perancangan Sistem Hasil dan Analisa Kesimpulan

Latar Belakang Adanya perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin menggunakan banyak energi. Dilakukan berbagai penelitian dan optimasi dalam rangka penghematan energi dan penghematan bandwidth. Suatu studi yang menunjukkan penggunaan energi pada Base Station mencapai 50% untuk penggunaan AC, listrik, circuit procesing, dan faktor lainnya. Dengan memadamkan Base Station yang memiliki utilitas rendah dapat menghemat energi.

Permasalahan Peningkatan efisiensi energi pada jaringan LTE (Long Term Evolution) dengan penerapan skema green communication.

Batasan Masalah Skema green communication diterapkan untuk memadamkan enodeb yang memiliki nilai utilitas rendah. Bandwidth LTE yang digunakan adalah 10 MHz yang terbagi menjadi 50 resource-block, setiap user akan mendapat 1 resource block. Jumlah sel yang digunakan dalam skenario jaringan LTE ini adalah 25 sel dengan asumsi enodeb berada tepat di tengah-tengah sel yang berbentuk heksagonal.

Tujuan Menganalisa seberapa besar efisiensi energi yang dicapai dengan menerapkan skema -green communication pada jaringan LTE.

LTE (Long Term Evolution) LTE dikembangkan oleh 3GPP dengan tujuan mengembangkan sistem komunikasi nirkabel untuk mengatasi kebutuhan telekomunikasi seperti peningkatan kecepatan data, dsb. Memiliki keunggulan dalam kecepatan data yang mencapai 100 Mbps untuk downlink dan 50 Mbps untuk uplink, bisa mendukung aplikasi seperti voice, data, IPTV, live streaming, video conference, dsb. Memiliki coverage area yang lebih besar, fleksibel dalam penggunaan bandwidth, dan dapat terhubung dengan teknologi yang sudah ada sebelumnya.

Standar LTE Optimal radius sel sejauh 5 km sampai 30 km masih memiliki kinerja yang baik. Alokasi spektrum dengan ukuran yang berbeda, 1,4 MHz, 3 MHz, 5 MHz, 10 MHz, 15 MHz, 20 MHz. Memiliki ukuran resource block yang berbeda berdasarkan bandwidth yang digunakan.

Efisiensi Energi Mengurangi konsumsi energi suatu enodeb. Memadamkan enodeb pada kondisi trafik yang rendah. Menggunakan skema multi antena. Mengurangi jumlah site enodeb.

Perancangan Sistem Contoh penggunaan algoritma atau metode green communication.

Parameter Simulasi Menggunakan 25 sel dimana enodeb terletak di tengah sel. Radius sel adalah 0.5 km. Jumlah subcarrier yang digunakan adalah 50 untuk setiap sel. Menggunakan bandwidth sebesar 10 MHz. Menggunakan daya transmisi enodeb sebesar 10 Watt dibagi dengan jumlah subcarrier yang dipakai. Konstanta pathloss sebesar 128.1 db. Pathloss exponent sebesar 3,76. Setiap user menggunakan daya transmisi sebesar 0,125 Watt. Memiliki outage probability threshold sebesar 0,05. Memakai standar deviasi sebesar 8 db. Noise power spectral density sebesar 10-21 W/Hz.

Struktur Sel User dibangkitkan pada masing masing sel heksagonal, dimana sel heksagonal ini terdiri dari 25 sel yang memiliki enodeb pada masing masing sel dan terletak di tengah sel. 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Diagram Alir Mulai A Set Base Station: Jumlah BS, Koordinat,Channel, power Hitung utility calculation Set user: Jarak,pathloss, shadowing,uplink dan downlink fading Set BS j=1 sebagai BS yang memiliki utilitas terkecil Hitung Channel Model Temukan BS yang masih menyala selain BS j yang dapat melayani user dan user dapat dipindahkan Keep BS on Hitung Interferensi pada uplink dan downlink Hitung interferense user yang baru setelah dipindahkan, U tot = Unew Hitung SINR uplink dan SINR downlink If Unew U tot Tidak Hitung data rate pada uplink dan downlink Ya Switch BS off A End

Metode Simulasi Channel model dapat dihitung dengan persamaan: H kl,i,j,db = (-κ υ log 10 d kl,j ) ξ kl,i,j + 10 log 10 F kl,i,j Interferensi dihitung dengan persamaan: SINR : Data rate :

Metode Simulasi Keterangan Channel gain : Faktor pertama adalah propagation loss, κ sebagai konstanta pathloss, jarak user ke masing masing enodeb, dan pathloss exponent, υ. Faktor kedua adalah log-normal shadowing, ξ, dengan zero-mean dan standard deviasi σ ξ dimana faktor F adalah Rayleigh fading. Interferensi: I i, kl merupakan interference pada subcarrier i yang diukur pada penerima yaitu user kl. Data Rate: B (dl) merupakan total bandwidth downlink

Utility Calculation Utility calculation merupakan parameter parameter yang dijadikan sebagai acuan dalam menghitung kinerja dari user ke enodeb. Dimana: Ul = utility tiap sel Nserved = jumlah dari user yang dilayani Nout = jumlah user yang tidak mendapat layanan Pout_th = outage rate yang dapat ditoleransi di dalam jaringan Cl = operating cost dari enodeb

Analisis Algoritma Green Communication untuk skenario trafik simetrik Jumlah enodeb dengan menggunakan data rate 384 kbps pada uplink dan downlink Jumlah user enodeb yang menyala enodeb yang dipadamkan Jumlah user yang outage Jumlah user yang dilayani 10 4 21 0 10 20 7 18 0 20 30 11 14 0 30 40 15 10 0 40 50 18 7 0 50 60 19 6 0 60 70 20 5 0 70 80 22 3 0 80 90 23 2 1 89 100 23 2 2 98 150 25 0 3 147 200 25 0 6 194 500 25 0 34 466 1000 25 0 175 825

Analisis Algoritma Green Communication untuk skenario trafik simetrik Grafik perbandingan enodeb yang nyala dengan menggunakan data rate 384 kbps pada downlink dan 384 kbps pada uplink 25 Jumlah Node B yang menyala 20 15 10 5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 150 200 500 1000 Jumlah User Node B sebelum implement Node B setelah implement

Analisis Algoritma Green Communication untuk skenario trafik simetrik Jumlah enodeb dengan menggunakan data rate 64 kbps pada uplink dan downlink Jumlah user enodeb yang menyala enodeb yang dipadamkan Jumlah user yang outage Jumlah user yang dilayani 10 3 22 0 10 20 7 18 0 20 30 11 14 0 30 40 13 12 0 40 50 17 8 0 50 60 19 6 0 60 70 20 5 0 70 80 22 3 0 80 90 24 1 0 90 100 23 2 0 100 150 25 0 0 150 200 25 0 0 200 500 25 0 1 499 1000 25 0 12 988

Analisis Algoritma Green Communication untuk skenario trafik simetrik Grafik enodeb yang nyala dengan menggunakan data rate 64 kbps pada uplink dan downlink 25 Jumlah Node B yang menyala 20 15 10 5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 150 200 500 1000 Jumlah User Node B sebelum implement Node B setelah implement

Analisis Algoritma Green Communication untuk skenario trafik asimetrik Jumlah enodeb dengan menggunakan data rate 1 Mbps pada downlink dan 384 kbps pada uplink Jumlah user Node B yang menyala Node B yang dimatikan Jumlah user yang outage Jumlah user yang dilayani 10 4 21 0 10 20 8 17 1 19 30 12 13 1 29 40 14 11 1 39 50 18 7 1 49 60 19 6 2 58 70 19 6 3 67 80 22 3 5 75 90 24 1 5 85 100 24 1 7 93 150 24 1 12 138 200 25 0 30 170 500 25 0 153 347 1000 25 0 502 498

Analisis Algoritma Green Communication untuk skenario trafik asimetrik Grafik enodeb yang nyala dengan menggunakan data rate 1 Mbps pada downlink dan 384 kbps pada uplink 25 Jumlah Node B yang menyala 20 15 10 5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 150 200 500 1000 Jumlah User Node B sebelum implement Node B setelah implement

Analisis Algoritma Green Communication untuk skenario trafik asimetrik dan simetrik Grafik enodeb dengan perbandingan data rate dari 64 kbps, 384 kbps, dan 1 Mbps 25 Jumlah Node B yang menyala 20 15 10 5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 150 200 500 1000 Jumlah User 64 kbps 384 kbps 1 Mbps

Analisa Pengujian Terhadap User yang Outage Rata-rata user yang outage, dan Grafik persentase user yang outage Jumlah User Jumlah User yang Outage Persentase User yang Outage 10 0 0 20 0 0 30 0 0 40 0 0 50 0 0 60 0 0 70 0 0 80 0 0 90 1 1,11 100 2 2 150 3 2 200 6 3 300 16 5,33 400 22 5,5 500 33 6,6 Persentase user user yang outage 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 150 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Jumlah User 600 52 8,66 700 74 10,57 % N_out 800 110 13,75 900 128 14,22 1000 170 17

Analisa Efisiensi Jaringan Ditinjau dari Segi Parameter Cost enodeb Biaya operating enodeb sebelum implementasi atau Cost A= 25*1800 Watt*Rp.915/kWh = Rp. 41.175. Maka total biaya yang diperlukan per-jam adalah Rp. 41.175. Biaya operating enodeb sesudah implementasi atau Cost B = 4*1800 Watt*Rp.915/kWh = Rp 6.588. Maka total biaya yang diperlukan per-jam adalah Rp. 6.588. Untuk persentase biaya yang dapat dihemat yaitu: % efisiensi cost parameter = (biaya sebelum biaya sesudah)/biaya sebelum x 100% Salah satu contoh untuk 4 enodeb yang aktif, % efisiensi cost parameter = (Rp. 41.175 Rp. 6.588)/Rp. 41.175 x 100% = 84 %.

Efisiensi operating cost enodeb Tabel Efisiensi operating cost enodeb Jumlah User Jumlah enodeb yang aktif Cost A Cost B Persentase biaya yang dapat dihemat (%) 10 4 Rp41.175 Rp6.588 84 20 7 Rp41.175 Rp11.529 72 30 11 Rp41.175 Rp18.117 56 40 15 Rp41.175 Rp24.705 40 50 18 Rp41.175 Rp29.646 28 60 19 Rp41.175 Rp31.293 24 70 20 Rp41.175 Rp32.940 20 80 22 Rp41.175 Rp36.234 12 90 23 Rp41.175 Rp37.881 8 100 23 Rp41.175 Rp37.881 8 150 25 Rp41.175 Rp41.175 0 200 25 Rp41.175 Rp41.175 0 500 25 Rp41.175 Rp41.175 0 1000 25 Rp41.175 Rp41.175 0

Kesimpulan Algoritma green communication untuk layanan simetrik pada target data rate 384 kbps dan 64 kbps untuk uplink dan downlink hanya bisa bekerja optimal jika jumlah user yang aktif dalam jaringan adalah kurang dari 150 user. Algoritma green communication untuk layanan asimetrik pada data rate target 1 Mbps untuk downlink dan 384 kbps untuk uplink hanya bisa bekerja optimal jika jumlah user yang aktif dalam jaringan adalah kurang dari 200 user. Untuk persentase user yang outage, pada algoritma green communication outage threshold dalam suatu jaringan adalah 5 %, maka jumlah user yang aktif dalam batas outage tersebut adalah kurang dari 300 user. Penghematan energi jaringan yang dapat bisa dicapai dalam algoritma green communication ini adalah sekitar 72% untuk 20 user yang aktif dalam jaringan, 56% untuk 30 user, 28% untuk 50 user, dan 8% untuk 100 user dalam jaringan.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH