BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, metode pengurasan minyak tahap lanjut

dokumen-dokumen yang mirip
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI LABORATORIUM PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN POLIMER TERHADAP RECOVERY FACTOR DENGAN BERBAGAI SALINITAS

PROBLEM OPEN-ENDED OSN PERTAMINA 2014 BIDANG KIMIA

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN LABORATORIUM MENGENAI PENGARUH SALINITAS, PERMEABILITAS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PEROLEHAN MINYAK PADA PROSES INJEKSI SURFAKTAN

Study Peningkatan Oil Recovery Pada Injeksi Surfaktan-Polimer Pada Batuan Karbonat

KARAKTERISASI SURFAKTAN POLIMER PADA SALINITAS PPM DAN SUHU 85 C

Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : Buku 1 ISSN (E) :

Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran lingkungan yang cukup serius selama 30 tahun terakhir ini.

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi, batuan karbonat kerap

STUDI PENENTUAN RANCANGAN FLUIDA INJEKSI KIMIA

BAB II INJEKSI UAP PADA EOR

KELAKUAN FASA CAMPURAN ANTARA RESERVOAR-INJEKSI-SURFAKTAN UNTUK IMPLEMENTASI ENHANCED WATER FLOODING

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Metode EOR

KAJIAN AWAL LABORATORIUM MENGENAI VISKOSITAS POLIMER TERHADAP PENGARUH SALINITAS, TEMPERATUR DAN KONSENTRASI POLIMER (Laboratorium Study)

BAB I PENDAHULUAN. di Sulawesi Tenggara. Formasi ini diendapkan selama Trias-Jura (Rusmana dkk.,

KAJIAN LABORATORIUM MENGENAI KETERBASAHAN BATUAN PADA RESERVOIR YANG MENGANDUNG MINYAK PARAFIN PADA PROSES IMBIBISI

ANALYSIS OF CEMENT QUANTITY IN RESERVOIR ROCK TO OIL RECOVERY THROUGH IMBIBITION PROCESS WITH NON-IONIC SURFACTANT (LABORATORY STUDY)

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

STUDI KESTABILAN BUSA MENGENAI PENGARUH SUHU DAN ELEKTROLITSERTA KONSENTRASI SURFAKTAN DENGAN DAN TANPA MINYAK

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

Lampiran 2. Prosedur Uji Kinerja Formula Surfaktan APG untuk Enhanced Water Flooding

PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DENGAN INJEKSI GAS CO 2 DAN SURFAKTAN SECARA SEREMPAK

Bab II Tinjauan Pustaka

Kesalahan pembulatan Kesalahan ini dapat terjadi karena adanya pembulatan angka-angka di belakang koma. Adanya pembulatan ini menjadikan hasil

Bab 3 MODEL MATEMATIKA INJEKSI SURFACTANT POLYMER 1-D

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS EMA FITRIANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembangnya suatu daerah dan semakin terbatasnya lahan untuk pembangunan

KEGIATAN OPERASI DAN PRODUKSI MINYAK DAN GAS BUMI DI PT. MEDCO E&P INDONESIA ( S&C SUMATERA ) FIELD SOKA

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PERSIAPAN CORE SINTETIK

BAB I PENDAHULUAN. dan perekonomian. Data Kementerian ESDM (2014) menyatakan bahwa

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: STUDI LABORATORIUM PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK

BAB I PENDAHULUAN. baku baru yang potensial. Salah satu bahan yang potensial untuk pembuatan surfaktan adalah

THERMAL FLOODING. DOSEN Ir. Putu Suarsana MT. Ph.D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

STRATEGI MENGATASI KEHETEROGENITASAN DENGAN INJEKSI SURFAKTAN PADA POLA FIVE SPOT UNTUK MENINGKATKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK TUGAS AKHIR

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Estimasi Faktor Perolehan Minyak dengan Menggunakan Teknik Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Five Spot

BAB IV UBAHAN HIDROTERMAL

KAJIAN LABORATORIUM PENGUJIAN PENGARUH POLIMER DENGAN CROSSLINKER TERHADAP RESISTANCE FACTOR

UPAYA PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE CHEMICAL FLOODING DI LAPANGAN LIMAU

Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN

Pengaruh Konsentrasi Surfaktan Anionik Terhadap Salinitas Optimum dalam Mikroemulsi Spontan dengan Sample Minyak Lapangan M. Ratna Widyaningsih

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Gambar 1.1

I. PENDAHULUAN. terjadi pada permukaan peralatan penukar panas yang disebabkan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

INJEKSI POLIMER DENGAN PENGARUH JENIS POLIMER,KONSENTRASI DAN SALINITAS BRINE PADA RECOVERY FACTOR MINYAK (Laboratorium Study)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP

PROSES PENGEMBANGAN TEKNOLOGI SURFAKTAN MES DARI METIL ESTER MINYAK SAWIT UNTUK APLIKASI EOR/IOR : DARI SKALA LAB KE SKALA PILOT

STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Perencanaan Injeksi Kimia Untuk Meningkatkan Perolehan Minyak Menggunakan Surfactant-Polymer Flooding

BAB I PENDAHULUAN. Analisa konektivitas reservoir atau RCA (Reservoir Connectivity Analysis)

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Gambar Kedudukan Air Sepanjang Jalur Arus (a) sebelum dan (b) sesudah Tembus Air Pada Sumur Produksi 3)

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN...

1. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

I. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LABORATORIUM GEOLOGI OPTIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Konsentrasi Surfaktan dan Permeabilitas pada Batuan Sandstone terhadap Perolehan Minyak dalam Proses Imbibisi (Laboratorium Study)

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No

Kata kunci: recovery factor, surfactant flooding, seven-spot, saturasi minyak residu, water flooding recovery factor.

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI

SINERGI LITBANG, POTENSI PENGEMBANGAN PRODUK BAHAN KIMIA UNTUK EOR DARI SKALA LAB. KE KOMERSIAL

I. PENDAHULUAN. Cekungan Asri adalah salah satu cekungan sedimen penghasil hidrokarbon di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI (lanjutan)

BAB I PENDAHULUAN. tempat terbentuk dan terakumulasinya hidrokarbon, dimulai dari proses

A. Sifat Fisik Kimia Produk

BAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1. Skema produksi panas bumi dan lokasi pengambilan sampel kerak silika

PENGARUH RASIO MOL REAKTAN DAN LAMA SULFONASI TERHADAP KARAKTERISTIK METHYL ESTER SULFONIC (MES) DARI METIL ESTER MINYAK SAWIT

BAB 1 PENDAHULUAN. Liquid Cylindrical Cyclone (LLCC), LLCC menggunakan prinsip Aliran

BAB I PENDAHULUAN. Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah

PENGARUH ADSORPSI STATIK BATUAN RESERVOIR MINYAK TERHADAP VISKOSITAS POLIMER POLYACRYLAMIDE. Edward ML Tobing

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang bukan hanya dalam hal kuantitas, namun juga terkait kualitas

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indon

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

/BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh faktor air semen dan suhu selama perawatan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, metode pengurasan minyak tahap lanjut atau EOR (Enhanced Oil Recovery) menjadi pokok bahasan yang ramai diperbincangkan. Metode EOR merupakan metode untuk memproduksi minyak dengan cara memberikan energi pendorong ataupun energi tambahan guna mengoptimalkan jumlah minyak yang dapat diproduksi setelah melewati fase produksi tahap pertama dan fase produksi tahap kedua. Sejauh ini dalam suatu proses produksi, metode EOR menjadi formula pamungkas atau cara terakhir dalam upaya pengoptimalan produksi minyak dari dalam bumi. Metode EOR dipandang dapat menjadi solusi atas terus bertambahnya kebutuhan masyarakat akan pemenuhan energi khususnya minyak bumi. Berdasarkan jenisnya, metode EOR terdiri dari 3 jenis metode utama, yakni : metode injeksi panas, metode injeksi gas dan metode injeksi larutan kimia. Metode injeksi surfaktan merupakan salah satu jenis dari metode injeksi larutan kimia yang bertujuan untuk mengurangi tegangan antarmuka (interfacial tension) antara air formasi dan minyak yang berada di dalam batuan reservoar. Dengan berkurangnya tegangan antarmuka tersebut diharapkan tingkat efisiensi sapuan minyak oleh surfaktan dapat bertambah karena sifat minyak yang cenderung menjadi lebih mudah berpindah. 1

2 Metode injeksi larutan kimia menjadi opsi yang memiliki dua sisi bertolak belakang, di satu sisi, metode ini terbukti dapat meningkatkan efisiensi sapuan oleh surfaktan dalam batuan akibat berkurangnya tegangan antarmuka antara air formasi dan minyak, namun di sisi yang lain, metode pengurasan tahap lanjut dengan menggunakan injeksi larutan kimia ini memerlukan biaya yang cukup tinggi untuk melakukannya. Kedua hal di atas menjadi perpaduan yang tidak bisa dipisahkan sejauh ini. Berdasarkan kedua sisi tersebut, sebelum dilaksanakannya metode pengurasan minyak tahap lanjut menggunakan injeksi larutan surfaktan, metode ini memerlukan serangkaian tahapan studi yang mendetail guna dapat memaksimalkan probabilitas tercapainya suatu recovery factor yang diharapkan. Dalam implementasinya, uji adsorpsi merupakan salah satu dari 4 tahapan studi yang dilakukan sebelum dilakukannya metode EOR - chemical flooding. Uji adsorpsi ini dilakukan guna mengetahui potensi terjadinya penurunan konsentrasi surfaktan (chemical loss) akibat interaksi dengan batuan yang diujikan. Selain melakukan uji adsorpsi, metode EOR - chemical flooding juga memiliki 3 tahapan uji lain, yakni : 1.) uji kestabilan thermal guna mengetahui daya tahan larutan surfaktan terhadap panas pada suhu reservoar, 2.) Uji filtrasi guna melihat apakah surfaktan dapat terlarut sempurna (membentuk fasa tunggal), dan 3.) Uji pendesakan atau core flooding untuk mengetahui seberapa banyak peningkatan perolehan minyak dari rancangan fluida yang akan diinjeksikan. Dari segi kegeologian, metode EOR juga membutuhkan studi mendetail guna mendapatkan recovery factor yang diinginkan. Hingga saat ini, batuan resevoar batupasir masih menjadi target yang dituju untuk dapat dioptimalisasikan

3 jumlah produksi kandungan minyaknya. Batuan reservoar batupasir mengungguli batuan reservoar karbonat atau dolomit. Studi di bidang geologi dalam perencanaan metode EOR memiliki tujuan guna melakukan pengkarakteristikan batuan (khususnya mengenai komposisi mineral lempung dalam batuan) yang dapat mempengaruhi jalannya laju pengurasan tahap lanjut tersebut. Penelitian ini terdiri dari 2 agenda utama, yang pertama adalah pengkarakteristikan batuan silisiklastik - mix silisiklastik dan vulkanik secara mendetail dengan pengujian / deskripsi megaskopis, analisis petrografi, dan analisis XRD (X - Ray Diffraction), guna mendapatkan informasi yang menyeluruh dari segi batuan yang akan dilakukan uji adsorpsi, sedangkan agenda yang kedua adalah pengujian adsorpsi surfaktan SLS pada batuan silisiklastik - mix silisiklastik dan vulkanik. Kedua agenda penelitian di atas bertujuan guna mengetahui sejauh mana potensi penurunan konsentrasi surfaktan (chemical loss) yang dapat diberikan oleh komposisi mineral lempung pada batuan sedimen silisiklastik - mix silisiklastik dan vulkanik melalui proses adsorpsi surfaktan sebelum dilakukannya metode EOR. I.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara untuk mengetahui komposisi mineral lempung dominan dalam setiap batuan yang digunakan untuk penelitian. 2. Bagaimana pengaruh komposisi mineral lempung dominan dalam batuan terhadap penurunan konsentrasi larutan surfaktan SLS. 3. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi larutan surfaktan SLS 1% dan 2% terhadap penurunan konsentrasi larutan SLS.

4 I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan diadakannya penelitian ini adalah : Maksud : - Mengetahui sejauh mana potensi penurunan konsentrasi (chemical loss) larutan surfaktan SLS yang dapat diberikan oleh komposisi mineral lempung dominan pada batuan sedimen silisiklastik - mix silisiklastik dan vulkanik berdasarkan hasil uji adsorpsi dalam rangka EOR. Tujuan : 1. Mengetahui komposisi mineral lempung dominan dalam setiap batuan yang digunakan untuk penelitian. 2. Mengetahui pengaruh komposisi mineral lempung dominan dalam batuan terhadap penurunan konsentrasi larutan surfaktan SLS. 3. Mengetahui pengaruh variasi konsentrasi larutan surfaktan SLS 1% dan 2% terhadap penurunan konsentrasi larutan SLS. I.4. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung sejak Februari - November 2015. Penelitian tugas akhir/skripsi ini dilakukan di Laboratorium Sedimentografi dan Laboratorium Geologi Optik, Departemen Teknik Geologi, serta Laboratorium Teknologi Minyak Bumi, Gas dan Batubara Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. I.5. Batasan Penelitian 1. Pencantuman jenis batuan pada judul penelitian berupa batuan sedimen silisiklastik - mix silisiklastik dan vulkanik hanya dimaksudkan untuk

5 memberikan informasi mengenai jenis batuan yang digunakan dalam penelitian (tidak untuk mewakili potensi jenis batuan tertentu untuk melakukan adsorpsi surfaktan SLS). 2. Berdasarkan lokasi diambilnya batuan untuk digunakan dalam penelitian, batuan terbagi menjadi 2 macam batuan, yakni batuan yang diambil di permukaan (outcrop) dan batuan yang diambil dari dalam permukaan berupa batuan inti (core). Pada penelitian ini tidak melakukan perbedaan perlakuan atau pemisahan terhadap batuan berdasarkan lokasi diambilnya batuan tersebut.. 3. Analisis petrografi dilakukan hanya untuk mengetahui jenis dan nama batuan yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan klasifikasi yang berlaku. 4. Terdapat keterbatasan variasi konsentrasi larutan surfaktan SLS yang digunakan dalam penelitian, yakni hanya 1% dan 2%, sehingga tidak dapat dibuat kurva isotherm dan nilai Qmaks. Keterbatasan penggunaan variasi konsentrasi larutan surfaktan SLS didasarkan pada telah dijumpainya nilai tegangan antarmuka optimum larutan surfaktan SLS pada konsentrasi 1% (Berdasarkan Kumpulan Laporan Mingguan Proyek Riset Lanjutan Bahan Kimia Untuk EOR Laboratorium Teknologi Minyak Bumi, Gas dan Batubara, Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada). 5. Pelaksanaan uji adsorpsi fokus dilakukan guna mengetahui respon penurunan konsentrasi larutan surfaktan SLS akibat adanya interaksi dengan batuan. 6. Pelaksanaan uji adsorpsi dilakukan dengan proses yang sama antartiap perlakuan, hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh murni dari

6 komposisi mineral lempung dominan dalam batuan yang digunakan untuk penelitian. Faktor pengaruh adsorpsi lain seperti ph larutan, suhu dan waktu dianggap konstan. 7. Terdapat keterbatasan informasi terhadap tiap lokasi pengambilan batuan. Informasi yang dapat dikumpulkan oleh penulis hanya sebatas daerah asal dari batuan tersebut. I.6. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Komposisi Mineral Lempung Pada Batuan Sedimen Silisiklastik - Mix Silisiklatik dan Vulkanik Terhadap Penurunan Konsentrasi Larutan Surfaktan SLS Berdasarkan Hasil Uji Adsorpsi Dalam Rangka EOR ini hanya melakukan uji adsorpsi surfaktan SLS sebagai salah satu dari serangkaian studi atau analisis yang harus dilakukan sebelum menjalankan metode EOR secara keseluruhan. Adapun data serta pembahasan terhadap hasil analisis karakteristik batuan dan hasil uji adsorpsi surfaktan akan dibahas menggunakan sudut pandang geologi. I.7. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin diperoleh melalui penelitian ini adalah memberikan pandangan geologi mengenai pengaruh komposisi mineral lempung dominan yang terkandung pada batuan sedimen silisiklastik - mix silisiklatik dan vulkanik terhadap penurunan konsentrasi larutan surfaktan SLS yang dapat mengurangi efektifitas surfactant flooding dalam rangka EOR akibat adanya proses adsorpsi.