BAB I PENDAHULUAN. Judul skripsi ini adalah ANALISIS KEBIJAKAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP MURABAHAH PADA BANK NAGARI UNIT SYARIAH PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. syariah membawa konsekuensi adanya penghapusan bunga secara mutlak. 1. Firman Allah swt. dalam surah Ali Imran ayat 130:

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB I PENDAHULUAN. mikro ini tampil dalam bentuk Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Lembaga ini secara

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan. menyalurkannya kedalam masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lembaga Keuangan Syariah secara informal dimulai sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

diinginkan nasabah kepada pihak lainnya seperti kepada supplier yang Baitul māl wa tamwīl (BMT) Amanah Ummah cabang Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN. dengan tumbuhnya pemahaman masyarakat bahwa bunga (interest) dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. menggembirakan. Perbankan Syariah mampu tumbuh +/- 37% sehingga total

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. Akad memfasilitasi setiap orang dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingannya

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. dana. Hal ini sesuai dengan fungsi lembaga keuangan itu sendiri. 1

Lembaga keuangan memiliki peranan penting dalam hal pembangunan. dan perkembangan perekonomian negara, karena fungsi utama dari lembaga

BAB I. Bandung, 2003, hal. xi 2 Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, hal. 5. Penerapan prinsip..., Indah Fajarwati, FH UI, 2011

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

I. PENDAHULUAN. Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan hak dasar manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya potensi jumlah penduduk muslim Indonesia yang mencapai ±

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. krisis, perbankan syariah mulai dapat berdiri sedangkan sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

Intermediary) sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank atau perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan di

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB V PEMBAHASAN. A. Skema Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah di Bank Muamalat. Indonesia Kantor Cabang Pembantu Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat guna menunjang jalannya proses pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi pioner bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan. sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB IV DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA. A. Analisis tentang Prosedur-Prosedur Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah di

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan bisnis yang serupa dengan Koperasi atau Lembaga Swadaya

BAB I PENDAHULUAN. memegang peran penting dan strategis dalam kaitannya penyediaan modal.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini, terjadi pertumbuhan bank-bank yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MACET PADA AKAD MURABAHAH DI BMT NU SEJAHTERA MANGKANG

BAB I PENDAHULUAN. akan dijelaskan beberapa istilah dalam penelitian ini agar tidak terjadi kesalah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berdirinya lembaga-lembaga perekonomian yang menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada Hukum Ekonomi Syariah yang ada di Lembaga Keuangan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Judul skripsi ini adalah ANALISIS KEBIJAKAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH. Untuk mengetahui lebih dalam dan agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang skripsi ini menegenai maksud dan tujuan serta ruang lingkup, maka penulis secara singkat akan menguraikan beberapa istilah dari judul skripsi ini. Istilah-istilah tersebut antara lain adalah : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan sebenarnya (sebab, musabab, duduk perkaranya, dsb). 1 Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. 2 Perbankan syariah adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur dana para nasabah, dimana dalam menjalankan kegiatannya harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariah. 3 Penyelesaian adalah proses, cara, perbuatan, menyelesaikan (dl berbagai arti seperti pemberesan atau pemecahan. 4 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011), cet. 1, hlm. 58 2 Ibid, hlm. 190 3 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), hlm. 2 4 Departemen Pendidikan Nasional, Op Cit, hlm. 1252

2 Pembiayaan murabahah adalah perjanjian antara penanam dana pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. 5 Bermasalah adalah mempunyai masalah (sesuatu yang harus diselesaiakan) atau mempunyai persoalan yang belum terselesaikan. 6 Pembiayaan bermasalah terjadi karena adanya nasabah yang tidak melakukan pembayaran atas pembiayaan yang telah dilakukan. Pembiayaan bermasalah harus dapat diatasi dengan baik agar tidak menimbulkan dampak buruk terhadap perbankan. Pihak bank harus menetapkan kebijakan-kebijakan yang dapat meminimalkan pembiayaan bermasalah. Dari uraian diatas penulis tertarik mengambil judul tersebut sebagai judul skripsi untuk menganalisis kebijakan pihak bank dalam penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah, studi pada BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Natar. B. Alasan Memilih Judul Secara objektif dan subjektif judul skripsi ini bagi penulis sangat menarik untuk diteliti dan di bahas secara lebih dalam dengan alasan sebagai berikut : 5 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking (Sistem Bank Islam Bukan Hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi dalam Menghadapi Berbagai Persoalan Perbankan dan Ekonomi Global), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 687 6 Departemen Pendidikan Nasional, Op Cit, hlm 883

3 1. Maraknya lembaga keuangan yaitu perbankan yang ada di daerah Bandar Lampung, hal ini menjadi daya tarik bagi nasabah untuk menggunakan lembaga keuangan ini sebagai tempat meyimpan dana nasabah dan sebagai tempat bagi nasabah untuk meminjam dana untuk keperluan tertentu, seperti mendirikan usaha baru, untuk membeli sesuatu, dan lain sebagainya. Dalam suatu lembaga keuangan syariah dapat mengalami pembiayaan bermasalah atau macet, hal ini disebabkab kurangnya kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajibannya terhadap bank. 2. Pemahaman masyarakat tentang perbankan dan produk akad murabahah yang ada dalam perbankan tersebut sangat membantu dalam perkembangan dunia perbankan. Dengan pemahaman yang didapat oleh nasabah tersebut, maka nasabah dapat menjalankan pembiayaan murabahah dengan tujuan untuk mendirikan usaha yang baru atau mengembangkan usaha yang telah didirikan. 3. Pembiayaan murabahah merupakan akad pembiayaan yang paling mendominasi di bank syariah. Hal ini disebabkan karena akad murabahah sangat mudah diterapkan dan memiliki risiko yang kecil. 4. Judul tersebut berkaitan dengan disiplin ilmu yang sedang ditempuh oleh penulis, yaitu jurusan Ekonomi Syariah dan literatur yang cukup mendukung dalam membantu penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

4 C. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan merupakan inti dari perekonomian suatu negara yang telah menjadi instrumen penting dalam meemperlancar jalannya pembangunan suatu negara. Dalam Undang-undang No. 21 Pasal 1 Ayat (7) Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dikatakan, bahwa perbankan syariah merupakan perbankan yang kegiataannya berdasarkan prinsip syariah atau hukum Islam. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan prinsip syariah. Di anatara pembiayaan tersebut yaitu pembiyaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli untuk mendapatkan keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa opsi kepemilikan (ijarah), atau dengan adanya opsi pemindahan kepemilikan atas barang yang disewakan dari pihak bank kepada pihak lain (ijarah wa iqtina). Menurut ketentuan umum pasal 1 ayat 12 Undang-undang tentang Perbankan Syariah, prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Prinsip perbankan syariah merupakan bagian dari ajaran Islam yang berkaitan dengan ekonomi. 7 7 Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah teori dan Praktik, (Bekasi: Gramata Publishing, 2014), hlm. 13

5 Kehadiran bank berdasarkan prinsip syariah di Indonesia masih relatif baru, yaitu pada awal tahun 1990-an, meskipun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat muslim terbesar di dunia. Prakarsa untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990. 8 Dengan adanya kegiatan pembiayaan pada lembaga perbankan, baik bank syariah maupun bank konvensional memberikan kemudahan kepada masyarakat yang ingin menjalankan kegiatan usaha yang terhalang dengan masalah keuangan, sehingga dapat mendapat akses pinjaman dana dari bank, tentunya dengan perhitungan dan syarat tertentu yang telah ditetapkan oleh bank. Secara teknis pembiayaan berdasarkan prinsip murabahah ini merupakan transaksi jual beli, yaitu pihak bank syariah bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli, dengan harga jual dari bank adalah harga beli dari pemasok ditambah keuntungan dalam presentase tertentu bagi pihak bank syariah sesuai dengan kesepakatan. 9 Kepemilikan barang akan berpindah kepada nasabah segera setelah perjanjian jual beli di tandatangani dan nasabah akan membayar barang tersebut dengan cicilan tetap yang besarnya sesuai kesepakatan sampai dengan pelunasan. Muarabah meberikan banyak manfaat kepada Bank Syariah, salah satunya adalah keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. 10 8 Muhammad Syafi`I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2011), hlm. 25 9 Ali Zainudin, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), hlm. 30 10 Muhammad Syafi`I Natonio, Op Cit, hlm. 98

6 Karena dirasa pengaturan sebelumnya pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 belum spesifik mengatur tentang ketentuna Perbankan Syariah, sehingga perlu di atur secara khusus perundang-undangan tentang Perbankan Syariah. Sehingga pada tanggal 16 Juli 2008 keberadaan Perbankan Syariah semakin mendapat pijakan kokoh, yaitu dengan diberlakukannya Undang- Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah telah memberikan kesempatan yang luas bagi Perbankan Syariah untuk mengambangkan usaha dan kegiatan yang berbasis syariah di tanah air, sehingga perbankan syariah memiliki landasan hukum yang memadai untuk mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Pada Undang-Undang No. 21 Pasal 1 Ayat 7 Tahun 2008 ini lebih dijelaskan lagi bahwa bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sedangkan bank konvensional menurut jenisnya terbagi dua, yaitu Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat. Seiring dengan perkembangan peraturan mengenai perbankan syariah di Indonesia, beberapa Bank Syariah pun mulai menjamur di Indonesia. Murabahah adalah transaksi jual beli, yaitu pihak bank syariah bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli, dengan harga jual dari bank adalah harga beli dari pemasok ditambah keuntungan dalam persentase tertentu bagi Bank Syariah sesuai dengan kesepakatan. 11 Pada pelaksanaan pembiayaan murabahah pada bank Nagari Syariah tidak berbeda dengan instansi perbankan syariah lainnya, yaitu berdasarkan 11 Ali Zainudin, Op Cit, hlm. 32

7 prinsip-prinsip Islam dan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang syariah, salah satunya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, beserta Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 04/DSN-MUI/IV/2000, dan peraturan perundangan lainnya yang terkait dengan perbankan syariah. Pembiayaan merupakan sebagian besar aset dari bank syariah sehingga pembiayaan tersebut harus dijaga kualitasnya, sebagaimana diamanatkan pada Pasal 2 Undang-Undang Perbankan Syariah, bahwa perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Akan tetapi pada pelaksanaan pembiayaan berdasarkan prinsip murabahah ini tidak selamanya berjalan sebagaimana yang telah ditetapkan dan disetujui dalam kontrak yang telah disepakati oleh para pihak. Terdapat risiko dan kekhawatiran dari pihak pemilik modal pada pembiayaan murabahah ini, salah satu yang dikhawatirkan tersebut adalah apabila pembiayaan yang diberikan bank kepada nasabah tidak lancar, dan menjadi pembiayaan yang bermasalah yang menjadi sengketa antara bank dan nasabah. Pembiayaan bermasalah muncul dari adanya penyaluran dana atau pembiayaan yang dilakukan oleh bank kepada nasabah. Pembiayaan ini didasarkan kepada transaksi-transaksi bisnis yang tidak tunai, sehingga menimbulkan kewajiban-kewajiban pembayaran. Pembiayaan bermasalah merupakan salah satu risiko besar yang terdapat dalam setiap dunia perbankan, baik bank konvensional, bank syariah, bahkan koperasi ataupun BMT. Pembiayaan bermasalah atau macet

8 memberikan dampak yang buruk terhadap bank syariah. Salah satunya adalah tidak terlunasinya pembiayaan sebagian atau seluruhnya. Semakin besar pembiayaan bermasalah maka akan berdampak buruk terhadap tingkat kesehatan likuiditas bank syariah. Dapat berpengaruh pula terhadap turunya tingkat kepercayaan para deposan yang menitipkan dananya. Kasus pembiayaan bermasalah terjadinya tidak secara tiba-tiba, karena pada umumnya sebelum mengalami pembiayaan bermasalah, terlebih dahulu akan mengalami tahap bermasalah. Pada tahap ini bank syariah akan memperingatkan secara kekeluargaan apabila tidak bisa maka akan diakad ulang. Apabila pembiayaan memasuki tahap kemacetan maka pihak debitur dianggap telah melakukan wanprestasi yaitu tindakan melawan hukum. Sedangkan dalam hukum Islam seseorang itu diwajibkan untuk menghormati dan mematuhi setiap perjajian atau amanah yang sudah dipercayakan kepadanya, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al Anfaal ayat 27: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. Al Anfaal: 27) 12 Diperlukan adanya langkah-langkah khusus yang dilakukan bank untuk menyelamatkan dana pembiayaan dan langkah-langkah dalam menyelesaikan sengketa pembiayaan bermasalah antara bank dengan nasabah guna mencegah risiko dalam pembiayaan murabahah yang dilakukan oleh 12 Departemen Agama Republik Indonesia, Tajwid dan Terjemah, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2010), hlm. 180

9 nasabah. Karena dana yang ada pada bank tidak hanya berasal dari dana pemilik modal saja, tetapi juga dana dari para nasabah yang menitipkan uangnya kepada bank. Maka sudah sepantasnya bagi bank untuk menjaga dan mempertanggungjawabkan kepercayaan dari nasabah tersebut. Serta bagaimana bentuk penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah secara konkrit dan pasti yang bisa ditempuh. 13 Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul ANALISIS KEBIJAKAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan beberapa masalah, antara lain sebagai berikut: 1. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan tejadinya pembiayaan murabahah bermasalah di Bank BRI Syariah KCP Natar? 2. Apakah kebijakan-kebijakan yang akan di lakukan oleh pihak Bank BRI Syariah KCP Natar dalam penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah? 3. Bagaimana ekonomi Islam menilai kebijakan yang diambil oleh BRI Syariah KCP Natar dalam penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah? 13 Ibid, hlm. 37

10 E. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya pembiayaan murabahah bermasalah pada Bank BRI Syariah, sehingga kemudian dapat dilakukan langkah-langkah penyelesaiannya. 2. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan apa saja yang dilakukan oleh Bank BRI Syariah dalam penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah, sehingga tidak merugikan para pihak yang terlibat, seperti bank dan nasabah. 3. Untuk mengetahui pandangan ekonomi Islam terhadap kebijakan Bank BRI Syariah dalam usaha penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah. F. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini di harapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai perbankan syariah khususnya mengenai jenis-jenis pembiayaan yang ditawarkan oleh bank syariah kepada nasabah guna pengembangan usaha. 2. Memberikan pemahaman kepada masyarakat khusunya pembaca tentang kemungkinan terjadinya pembiayaan bermasalah dan bagaimana cara menangani pembiayaan bermasalah tersebut. 3. Penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sumber pengetahuan, rujukan dan menambah literatur dalam penelitian untuk dijadikan pedoman ataau perbandingan dalam melakukan penelitian lebih lanjut, serta diharapkan dapat memberi referensi bagi para penulis berikutnya.

11 G. Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulis akan memaparkan beberapa metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut: 1. Jenis dan Sifat Penelitian a. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dalam kehidupan yang sebenarnya 14. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dengan menggunakan metode kualitatif, dimana metode kualitatif menurut Kark dan Mille adalah tradisi tertentu dan ilmu-ilmu sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan orang-orang tersebut. 15 Penelitian ini juga berjenis penelitian pustaka, yaitu penelitian kepustakaan yang dilaksanakan dengan cara membaca, menelaah, dan mencatat bahan bacaan yang sesuai dan memiliki relevansi dengan pokok bahasan, dan kemudian disalin dan dihitung kedalam kerangka pemikiran teoritis. 16 b. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yang berarti berusaha menggambarkan secara sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat-sifat populasi tertentu kemudian menganalisis. Menggambarkan 14 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2005),,hlm. 28. 15 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 96 16 Rony Kounter, Metode Penelitian, (Penerbit PPM, 2007), hlm. 54

12 dalam hal ini yaitu menggambarkan dan menjelaskan data-data yang diperoleh dari lapangan. 17 Dalam penelitian ini yaitu menggambarkan peristiwa yang terjadi dilapangan. Dalam hal ini tentang analisis kebijakan pihak Bank BRI Syariah dalam penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah. 2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung, dengan cara terjun langsung ke lapangan guna untuk mendapatkan data secara langsung dari pihak bank BRI Syariah. b. Data Sekunder Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari sumber-sumber bacaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, seperti: data dari Bank BRI Syariah, serta data-data pendukung dalam proses penulisan skripsi ini seperti: Al Qur an, Al Hadist, buku-buku, catatan, internet dan lain-lain. 3. Tehnik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang di pakai oleh penulis antara lain sebagi berikut : 17 Husaini Usman dan Purnomo Setiady, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 129

13 a. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Metode observasi digunakan untuk membuktikan data yang diperoleh selama penelitian. Metode observasi ini digunakan untuk membuktikan kebenaran data yang diperoleh mengenai kebijakan Bank BRI Syariah dalam penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah. b. Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu 18. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan pada pihak bank antara lain, yaitu Costumer Servis, Brand Operation Supervisor, dan bagian Accounting Officer. c. Dokumentasi Catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatuif. 4. Tehnik Pengolahan Data Setelah data dikumpulkan melalui beberapa tahap diatas, peneliti di dalam mengelola datanya menggunakan beberapa metode sebagai berikut: 18 Ibid, hlm. 222

14 a. Editing (Pemeriksaan Data) yaitu mengoreksi apakah data yang terkumpul sudah cukup lengkap, sudah benar, dan sudah sesuai atau relevan dengan masalah. 19 b. Klasifikasi adalah pengelompokkan data sesuai dengan jenis dan penggolongannya setelah diadakan pengecekkan. c. Interprestasi adalah memberikan penafsiran terhadap hasil akhir presentase yang diperoleh melalui observasi sehingga memudahkan peneliti untuk menganalisa dan menarik kesimpulan. 20 5. Analisi Data Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam proposal. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisi data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unitunit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. 21 19 Kartini dan Kartono, Pengantar Metodlogi Riset Sosial, (Bandung, Mandar Maju, 1996), hlm. 86. 20 Moersaleh dan Mursanef, Pedoman Pembuatan Skripsi, (Jakarta,:Gunung Agung, 1981), hlm. 79. 21 Ibid, hlm. 83