PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI KANTOR KELURAHAN TELUK LERONG ULU KOTA SAMARINDA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI KANTOR CAMAT SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA

KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG KOTA SAMARINDA

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN OLEH PEMERINTAH KECAMATAN SAMARINDA ULU KOTA SAMARINDA.

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT

STUDI TENTANG PELAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

KINERJA PEGAWAI DALAM PELAYANAN PUBLIK

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik

AKUNTABILITAS FINANSIAL DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KANTOR DESA PERANGAT SELATAN KECAMATAN MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

STUDI TENTANG PPRODUKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH OLEH PDAM TIRTA TAMAN KOTA BONTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

KINERJA PEGAWAI KANTOR PERTANAHAN DALAM PELAYANAN SERTIFIKAT TANAH

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS TENAGA KERJA KOTA SAMARINDA

FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN NYUATAN KABUPATEN KUTAI BARAT

KINERJA APARATUR PEMERINTAH DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN SEBUKU KABUPATEN NUNUKAN DANIEL BANGA TAMBING 1

PENGARUH PROFESIONALISME PEGAWAI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PADA KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya pemerintahan orde baru telah mengubah dasar-dasar

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR CAMAT TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PERAN KOMUNIKASI LURAH DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TANAH MERAH KOTA SAMARINDA. Rinaldi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berapapun bantuan yang diberikan kepada negara-negara berkembang, pasti habis

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU (BPMPT) KABUPATEN POSO DALAM PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN USAHA

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KINERJA LURAH DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN GUNUNG LINGAI KOTA SAMARINDA

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN PERTANAHAN DI KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA BALIKPAPAN

STUDI TENTANG PELAYANAN PARKIR WISATA BONTANG KUALA OLEH KANTOR DINAS PERHUBUNGANKOTA BONTANG

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

Syabab Azhar Basyir 1

KUALITAS PELAYANAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH (JAMKESDA) DI PUSKESMAS KARANG ASAM KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA

PERAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA GUNUNG BAYAN KECAMATAN MUARA PAHU KABUPATEN KUTAI BARAT. Sunarsih 1

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS. Mesin Pemotong Rumput. iii RENCANA KERJA 2015

BAB I PENDAHULUAN. paradigma baru yang berkembang di Indonesia saat ini. Menurut Tascherau dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

Good Governance. Etika Bisnis

Farlian Ansyari 1. Kata Kunci : Implementasi Undang-Undang, Keterbukaan Informasi Publik, Prinsip Good Governance

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi berasal dari kata autonomos atau autonomia (yunani) yang

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu Februari sampai dengan Maret Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan

ejournal Ilmu Pemerintahan Volume 5, Nomor 2, 2017, Pendahuluan Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawa

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PLN DALAM PENYALURAN LISTRIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT

PRAKTEK KEKUASAAN ELIT POLITIK DALAM DEMOKRASI (SUATU STUDI KASUS PENYUSUSUNAN PERATURAN DESA OLEH BPD DESA SUM TAHUN 2015)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut. Impelementasi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. publik. Pemahaman mengenai good governance berbeda-beda, namun sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

Pendidikan Kewarganegaraan

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DI KELURAHAN MESJID, KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pendi 1. Universitas Mulawarman

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Orde Baru jatuh dikarenakan reformasi maka istilah Good

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (LPMD) DALAM PEMBANGUNAN DESA (STUDI DI DESA BATU LIDUNG KECAMATAN MALINAU KOTA KABUPATEN MALINAU)

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan

KUALITAS PELAYANAN PRIMA PADA KANTOR KELURAHAN KARANG ASAM ULU KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PELAYANAN ADMINISTRASI DI KELURAHAN SUNGAI PINANG DALAM KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN (Studi Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan sistem pemerintahan, good governance telah

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. berwenang menetapkan dokumen perencanaan. Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN 2004) yang kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan tergolong sebagai penelitian lapangan

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: GOOD GOVERNANCE. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

BAB I. tangganya sendiri (Kansil, C.S.T. & Christine S.T, 2008). perubahan dalam sistem pemerintahan dari tingkat pusat sampai ke desa.

PERANAN MASYARAKAT DESA DI KECAMATAN SILIAN RAYA DALAM PELAKSANAAN (GOOD GOVERNANCE) O l e h : DOLFI AKAY

STUDI TENTANG PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA BUKIT MAKMUR KECAMATAN KALIORANG KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PELAKSANAAN PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DI BIDANG NON PERIJINAN DI KANTOR KECAMATAN BONTANG UTARA KOTA BONTANG

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA PALU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU,

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) PADA JENJANG SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA

BAB V PENUTUP. menyimpulkan bahwa Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN SAMBUTAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB II LANDASAN TEORI. Good governance dalam sistem administrasi Indonesia diterapkan seperti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

BAB I PENDAHULUAN. semangat para Penyelenggara Negara dan pemimpin pemerintahan. 1 Penyelenggara

Transkripsi:

ejournal Ilmu Administrasi Negara, 5 (3) 2014 : 1555 1566 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI KANTOR KELURAHAN TELUK LERONG ULU KOTA SAMARINDA Pracahaya Pradana Putra 1 Abstrak Pracahaya Pradana Putra, Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda, dibawah bimbingan yang saya hormati Ibu Dr. Fajar Apriani, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Santi Rande, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing II. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip good governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda dan untuk menganalisis faktor-faktor penghambatnya. Fokus penelitian yang meliputi penerapan prinsip-prinsip good governance yakni prinsip transparansi, prinsip visi strategis, prinsip responsif, dan faktor penghambat di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda dalam penyelenggaraan pembangunan. Sumber data dalam penelitian ini dibagi dalam dua bentuk data yaitu data primer yang sumber datanya diperoleh dari pihak yang menjadi sumber informasi yakni key informant dan informan lainnya, dan data sekunder yang sumber datanya didapat dari sumber bacaan seperti monografi kelurahan, profil kelurahan, dan lain-lain. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan penelitian pustaka dan penelitian lapangan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Data Kualitatif Model Interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan, bahwa Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda belum sepenuhnya melaksanakan prinsipprinsip good governance dalam penyelenggaraan pembangunan Kota Samarinda. Melalui penelitian yang dilakukan dengan proses observasi, wawancara, dan dokumentasi. Masih terdapat kendala dalam hal penerapan prinsip good governance pada penyelenggaraan pembangunan. Sebagian besar hal ini disebabkan karena kurangnya kewenangan yang dimiliki kelurahan dalam penyelenggaraan program pembangunan yang terselenggara dan kurang optimalnya hubungan sinergi interaksi dalam kolaborasi antara pemerintah kelurahan, pihak perusahaan swasta, dan masyarakat. Kata Kunci: Good Governance, Kelurahan. 1 Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email : pracahayapradanaputra@gmail.com

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 3, 1555 1566 PENDAHULUAN Latar Belakang Menjelang reformasi di Indonesia beberapa lembaga internasional seperti United Nations Development Program (UNDP) dan World Bank, memperkenalkan terminology baru yang disebut sebagai good public governance atau good governance yakni penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Tentunya pemerintah menginginkan penyelenggaraan pemerintahan terselanggara secara baik dapat merata hingga ke setiap daerah yang ada di Indonesia, maka dibentuk Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang menjelaskan mengenai penyelenggaraan pemerintah daerah. Agar dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah dapat terselanggara secara baik, maka good governance menjadi sebuah perspektif dalam penyelenggaraan pemerintah yang baik. Tentunya pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dibantu oleh perangkat-.perangkat daerah yang telah diatur sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang menjelaskan mengenai perangkat daerah termasuk juga kelurahan sebagai perangkat daerah. Kelurahan juga sebagai perangkat daerah telah diatur didalam Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 18 Tahun 2013 tentang Organisasi Tata Kerja Kelurahan bahwa kelurahan dalam penyelanggaraan pemerintah harus mengoptimalkan penyelenggaraan pemerintah yang bertanggungjawab serta efektif dan efisien. Agar perspektif good governance dapat terselenggara, terdapat prinsipprinsip yang terkandung didalamnya sesuai dengan yang dikemukakan oleh United Nations Development Program (UNDP) terdapat 9 prinsip yaitu partisipasi, aturan hukum, transparansi, responsif, orientasi konsensus, berkeadilan, akuntabilitas, efektif dan efisien, visi strategis. Tentunya kelurahan sebagai perangkat daerah agar dapat menyelenggarakan pemerintahan daerah secara baik, dalam penyeleggaraan pemerintahan dapat menerapkan prinsipprinsip yang terdapat di dalam good governance agar terselanggara pemerintahan yang baik. Namun demikian, untuk menyelenggarakan pemerintahan yang baik dalam penerapan prinsip-prinsip good governance di kelurahan masih memerlukan proses agar terselenggaranya pemerintahan yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi sementara di Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda, terdapat masalah yaitu : 1. Kurangnya penerapan transparansi mengenai keterbukaan informasi berkaitan penyelenggaraan pembangunan mulai latar belakang program tersebut, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi yang berkaitan kepentingan umum tidak terbuka secara transparan kepada masyarakat. 2. Kurangnya penerapan responsif atau daya tanggap dari kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang masih lamban. 1556

Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance Di Kelurahan (Pracahaya Pradana P) 3. Kurangnya penerapan visi strategis yang tampak pada penyelenggaraan pemerintahan pada konteks pembangunan yang terselenggara tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat ataupun kepentiangan umum. Berdasarkan uraian di atas tersebut penerapan prinsip-prinsip good governance di kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintah agar terselanggaranya pemerintahan yang baik sangat diperlukan, maka penulis tertarik untuk memilih judul: Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah penerapan prinsip-prinsip good governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda? 2. Apa saja faktor penghambat dalam penerapan prinsip-prinsip good governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip good governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda. 2. Untuk menganalisis faktor penghambat penerapan prinsip-prinsip good governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis a. Diharapkan menambah diskusi dan kajian administrasi negara tentang penerapan good governance dalam penyelenggaraan tata pemerintahan. b. Sebagai sumber informasi dan bahan perbandingan bagi semua pihak yang memerlukan hasil penelitian ini. 2. Secara Praktis a. Untuk memberikan masukan bagi pemerintah khususnya di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda dalam rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang berdasarkan prinsip good governance. b. Untuk menambah, memperdalam dan mengembangkan pengetahuan penulis sebagai latihan dalam menuangkan hasil pemikiran dan pembelajaran dalam menganalisis masalah secara ilmiah sesuai dengan ketentuan penulisan karya ilmiah di Universitas Mulawarman. KERANGKA DASAR TEORI Good Governance Istilah governance sekarang mendorong para ilmuwan politik untuk tidak sekedar memperhatikan pemerintah sebagai lembaga, melainkan juga pemerintahan sebagai proses multi arah, yaitu proses pemerintah yang melibatkan 1557

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 3, 1555 1566 pemerintah dengan unsur-unsur di luar pemerintah. Lembaga Administrasi Negara (dalam Sedarmayanti, 2012: 4) menyimpulkan bahwa wujud good governance adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggungjawab, serta efisien dan efektif, dengan menjaga kesinergisan interaksi yang konstruktif diantara domain-domain negara, sektor swasta dan masyarakat. Prinsip-prinsip Good Governance UNDP (dalam Sedarmayanti, 2012: 5) mengemukakan bahwa karakterisitik atau prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam praktik penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, meliputi: 1. Partisipasi 2. Aturan hukum 3. Transparansi 4. Responsif 5. Orientasi konsensus 6. Berkeadilan 7. Akuntabilitas 8. Efektif dan Efisien 9. Visi strategis Hambatan Penerapan Good Governance Hambatan penerapan good governance menurut Dwiyanto (2008: 2) mengatakan bahwa pemerintah menghadapi banyak kesulitan atau hambatan untuk merumuskan perbaikan penerapan good governance : 1. Penerapan good governance memiliki dimensi yang luas sehingga terdapat banyak aspek yang harus diintervensi apabila kita ingin memperbaiki penerapan good governance. 2. Belum banyaknya tersedia informasi mengenai aspek strategis yang perlu memperoleh prioritas untuk dijadikan entry point dalam memperbaiki kinerja good governance. 3. Kondisi antar daerah di Indonesia yang sangat beragam membuat setiap daerah memiliki kompleksitas masalah good governance yang berbeda. 4. Komitmen dan kepedulian dari berbagai stakeholders mengenai reformasi governance berbeda-beda dan pada umumnya masih rendah. Pembangunan Siagian (dalam Riyadi 2005: 4) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. 1558

Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance Di Kelurahan (Pracahaya Pradana P) Kelurahan Menurut Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 205 yang dimaksud dengan kelurahan adalah kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dengan Peraturan Daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan dari Bupati/Walikota. Definisi Konsepsional Untuk membatasi terjadinya penafsiran dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan ini, maka penulis mencoba merumuskan definisi konsepsional bahwa Penerapan prinsip-prinsip good governance adalah proses penyelenggaraan pemerintah melalui penerapan prinsip-prinsip good governance untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik dalam konteks pembangunan terutama di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda agar terselenggara sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan berdasarkan prinsip-prinsip good governance. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis Penelitian Kualitatif. William (dalam Moleong, 2009: 5) menuliskan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara ilmiah. Jenis penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai masalah yang diteliti yaitu, Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda. Fokus Penelitian Dari paparan di atas dan berdasarkan masalah yang diteliti serta tujuan penelitian maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: 1. Penerapan prinsip-prinsip good governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda yaitu : a. Prinsip Transparansi; b. Prinsip Responsif; c. Prinsip Visi Strategis. 2. Faktor penghambat penerapan prinsip-prinsip good governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda. Sumber dan Jenis Data Ada dua sumber pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data dilakukan secara purposive sampling dan accidental sampling. Mendapatkan data penulis menggunakan Adapun yang menjadi informan inti (key 1559

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 3, 1555 1566 informan) adalah Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda, dan yang menjadi informan lain yaitu : 1. Lurah dan Staf/Pegawai Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda dan Pihak Perusahaan terkait dalam penyeleenggaran pemerintahan di Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda yaitu UPMS Reg 6 PT. Pertamina Kota Samarinda 2. Masyarakat dengan kriteria : Tokoh-tokoh masyarakat seperti Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan Ketua-ketua RT di Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data, antara lain: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Pengumpulan data dilakukan dengan menggali, mempelajari sumber atau bahan yang diperlukan sebagai landasan penelitian berupa teori dan konsep yang keabsahannya sudah terjamin. Data tersebut dapat diperoleh melalui buku yang berkaitan dengan teori produktivitas. 2. Penelitian Kelapangan (Field Work Research) Pengumpulan data, informasi dan bahan secara langsung ke lapangan lokasi penelitian. Adapun teknik pengumpulan data dilapangan antara lain yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik Analisis Data Adapun penjelasan dari gambar model interaktif yang dikembangkan Miles dan Hubberman (dalam Sugiyono 2009: 87), antara lain sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah data pertama dan masih bersifat mentah yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. 2. Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis. Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. 3. Penyajian Data Sebagai sekumpulan informasi yang tersusun memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, alasan dasar dilakukan pada tahap ini adalah menyederhanakan informasi yang kompleks keadaan suatu bentuk yang disederhanakan dan mudah dipahami. 4. Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan atau verifikasi meliputi makna yang disederhanakan yang disajikan dalam pengujian data dengan cara mencatat keteraturan pola 1560

Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance Di Kelurahan (Pracahaya Pradana P) penjelasan secara logis dan meteologis, konfigurasi yang memungkinkan prediksi hubungan sebab akibat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda Kelurahan Teluk Lerong Ulu merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda dengan luas wilayah 102,32 Ha dengan jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Teluk Lerong Ulu berjumlah sekitar ± 12.472 jiwa yang terdiri dari laki-laki 6.416 orang, perempuan berjumlah 6.056 orang dan jumlah Kepala Keluarga mencapai 3.534 kepala keluarga yang tersebar di 42 Rukun Tetangga. Hasil Penelitian Transparansi Transparansi adalah penyelenggaraan pemerintah dalam rangka kebebasan aliran informasi yang berkaitan dengan kepentingan umum. Dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan dilapangan tentang Penerapan Prinsip Transparansi, Kelurahan dalam penyelenggaraan keterbukaan aliran informasi mulai penyelenggaraan pembangunan yang berlangsung di Kelurahan Teluk Lerong Ulu terutama kegiatan pembangunan fisik akan tetapi kelurahan tidak terlibat secara mendalam terkadang keterbukaan informasi tidak terbuka secara transparan karena kurangnya data yang dimiliki kelurahan akan tetapi kelurahan tampak berusaha untuk bisa memperoleh data tersebut agar dapat dipaparkan secara transparan. Responsif Responsif adalah pekanya para pengelola instansi publik terhadap aspirasi masyarakat agar dapat terselenggara dengan berdaya tanggap cepat. Dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan dilapangan tentang Penerapan Prinsip Responsif, dalam pelaksanaan penyelenggaraan program pembangunan masih berjalan lamban, hal tersebut terjadi karena proses penyelenggaraan pembangunan melalui tahap birokrasi yang panjang hingga sampai pada keputusan tahap hasil keputusan tentang dapat terselenggaranya program tersebut dari Pemerintah Kota Samarinda sehingga banyaknya waktu yang digunakan hanya untuk proses birokrasi internal pemerintah. Visi Strategis Visi strategis adalah para pimpinan dan masyarakat memiliki persepektif yang luas dan jangka panjang tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, bersamaan dengan dirasakannya kebutuhan untuk pembangunan tersebut. Dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan dilapangan tentang Penerapan Prinsip Transparansi, Kelurahan dalam penyelenggaraan Visi Strategis 1561

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 3, 1555 1566 memang ada proses pembentukan visi antara pemerintah kelurahan, pihak perusahaan, dan masyarakat namun pada akhirnya visi yang dibentuk tersebut belum tentu dapat terselenggara karena hanya akan menjadi sebuah usulan yang nantinya usulan tersebut keputusan akhirnya ada pada Pemerintah Kota Samarinda Faktor Penghambat Penerapan Prinsip Good Governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda Faktor penghambat penerapan prinsip good governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda yaitu : 1. Kelurahan terkadang hanya bisa menjadi perantara dan kurang memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan yang menjadi acuan kebijakan dan program penyelanggaraan pemerintahan. 2. Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sinergi interaksi stakeholders masih belum optimal karena kurangnya koordinasi antara stakeholders, maupun belum optimalnya sinergi interaksi internal pemerintahan dalam hal ini pihak Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda dengan Pemerintah Kota Samarinda. 3. Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda dengan Pemerintah Kota Samarinda seharusnya dapat menyeimbangkan antara top-down dengan bottom-up dalam proses pembentukan visi yang menjadi acuan kebijakan dan program penyelenggaraan pemerintahan agar terselenggara pemerintahan yang baik tapi pada kenyataannya justru proses top-down yang dominan sehingga hal tersebut juga menghambat proses penyelanggaraan pemerintahan yang baik. 4. Dan kesadaran dari stakeholders terkait yang masih rendah dalam proses mendukung penyelenggaraan program pembangunan yang juga menghambat Pemerintah Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda dalam penerapan prinsip good governance agar terselenggaranya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam proses pembangunan di Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda. Pembahasan Transparansi Transparansi merupakan salah satu unsur yang terkandung di dalam good governance yang dapat ditemukan dalam prinsip-prinsip good governance agar terselenggaranya pemerintahan yang baik melalui penerapan prinsip-prinsip good governance. Penerapan transparansi di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu sudah baik namun belum optimal, dikatakan baik karena Kelurahan Teluk Lerong Ulu terus berupaya untuk memberikan keterbukaan mengenai informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan karena hal itu ideal dengan yang dikemukakan oleh United Nations Development Program (UNDP) (dalam Sedarmayanti, 2012: 1562

Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance Di Kelurahan (Pracahaya Pradana P) 5) mengenai transparansi harus dibangun dalam rangka kebebasan aliran informasi. Belum optimal karena didapati bahwa pada penyelenggaraan pembangunan yang berlangsung di Kelurahan Teluk Lerong Ulu terutama kegiatan pembangunan fisik ketika kelurahan tidak terlibat secara mendalam, sehingga terkadang keterbukaan informasi tidak terbuka secara transparan karena kurangnya data yang dimiliki kelurahan, akan tetapi kelurahan tampak berusaha untuk bisa memperoleh data tersebut agar dapat dipaparkan secara transparan, kemudian ketika penyelenggaraan program pembangunan sedang terlaksana kelurahan belum memiliki layout atau tampilan yang dapat disajikan bukan hanya untuk sebuah forum tahunan akan tetapi dapat dilihat atau diakses masyarakat secara mudah atau setiap waktu untuk melihat perkembangan dari penyelenggaraan pembangunan tersebut secara transparan, dan pemaparan hasil evaluasi yang harus bisa secara transparan dan terbuka sekaligus terinci mengenai hasil keberhasilan ataupun ketidakberhasilan penyelenggaraan program pembangunan yang telah terlaksana. Idealnya menurut Dwiyanto (2008: 223) prinsip transparan akan optimal dalam penerapan good governance, melalui terbuka dan terjaminnya akses informasi kepada publik mengenai proses informasi kebijakan, implementasi, dan evaluasi yang berhubungan dengan kepentingan umum. Responsif Responsif merupakan salah satu unsur yang terkandung di dalam good governance yang dapat ditemukan dalam prinsip-prinsip good governance agar terselenggaranya pemerintahan yang baik melalui penerapan prinsip-prinsip good governance. Pada hal ini peneliti pada temuan penelitian yang didapat dari proses penelitian mendapati penerapan responsif di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu masih belum optimal. Responsif menurut Wibawa (2005: 331) yakni daya tanggap yang cepat dan pekanya para pengelola instansi publik terhadap aspirasi masyarakat. Pada kenyataannya proses penyelenggaraan pembangunan melalui tahap birokrasi yang panjang hingga sampai pada keputusan tahap hasil keputusan tentang dapat terselenggaranya program tersebut dari Pemerintah Kota Samarinda sehingga banyaknya waktu yang digunakan hanya untuk proses birokrasi internal pemerintah, pada proses perlunya keputusan yang cepat untuk mengambil keputusan saat penyelenggaraan pembangunan di masyarakat pun kelurahan hanya bisa memberikan rekomendasi pada masyarakat dan keputusan kembali pada Pemerintah Kota Samarinda akibat kelurahan tidak memiliki wewenang pada hal tersebut sehingga dalam penyelenggaraan program pembangunan menjadi tersendat-sendat dan menjadi lamban. Idealnya menurut Dwiyanto (2008: 148) penerapan prinsip responsif dapat optimal ketika responsif atau daya tanggap organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, 1563

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 3, 1555 1566 menyusun prioritas kebutuhan, dan mengembangkannya dengan berdaya tanggap yang cepat agar terlaksana penyelenggaran yang baik. Visi Strategis Visi strategis merupakan salah satu unsur yang terkandung di dalam good governance yang dapat ditemukan dalam prinsip-prinsip good governance agar terselenggaranya pemerintahan yang baik melalui penerapan prinsip-prinsip good governance. Pada hal ini peneliti pada temuan penelitian yang didapat dari proses penelitian mendapati penerapan responsif di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu masih belum optimal. Visi strategis menurut United Nations Development Program (UNDP) (dalam Sedarmayanti, 2012: 5) yakni pemerintah dan masyarakat memiliki persepektif yang luas dan jangka panjang tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, bersamaan dengan dirasakannya kebutuhan untuk pembangunan tersebut. Belum optimal karena pada akhirnya visi yang dibentuk belum tentu dapat terselenggara, karena hanya akan menjadi sebuah usulan yang nantinya usulan tersebut keputusan akhirnya ada pada Pemerintah Kota Samarinda, padahal inti dari visi strategis yakni penyelenggaraan pemerintahan yang terselenggara dari pembentukan visi dari pemerintah dan masyarakat agar penyelenggaraan pemerintah dapat terselenggara sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk masa mendatang, namun jika keputusan akhir justru dominan dipegang penuh melalui kewenangan Pemerintah Kota Samarinda dalam mengambil keputusan justru bukan menyesuaikan kebutuhan pembangunan untuk masyarakat di masa mendatang melainkan menyesuaikan dengan prioritas pemerintah, lalu juga kelurahan dalam proses pembentukan visi bersama-sama stakeholders terkait dapat membentuk rencana kerja yang tidak hanya untuk waktu itu juga atau hanya untuk satu tahun ke depan namun dapat membentuk rencana kerja yang luas dan jangka panjang dalam lingkup di kelurahan dengan jangka waktu untuk lima tahun ke depan, agar visi yang terbentuk dapat luas dan jangka panjang dan sesuai untuk tiap stakeholders terkait agar dalam dukungan penyelenggaran pemerintahan dapat terselenggara dengan optimal. Idealnya menurut Istianto (2011: 183) penerapan prinsip visi strategis dapat optimal harusnya visi strategis dimanfaatkan dengan baik dalam penyusunan perencanaan pembangunan, agar menghasilkan program-program strategik yang lebih berorientasi kepada kepentingan publik yang tepat sasaran. Faktor Penghambat Penerapan Prinsip Good Governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda Hambatan yang ada dari temuan penelitian dalam penerapan prinsip good governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda yaitu Masih terdapat kendala dalam hal penerapan prinsip good governance pada penyelenggaraan pembangunan. Sebagian besar hal ini disebabkan karena kurangnya kewenangan yang dimiliki kelurahan dalam penyelenggaraan program 1564

Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance Di Kelurahan (Pracahaya Pradana P) pembangunan yang terselenggara dan kurang optimalnya hubungan sinergi interaksi dalam kolaborasi antara pemerintah kelurahan, pihak perusahaan swasta, dan masyarakat. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV mengenai Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Keterbukaan informasi Pemerintah Kelurahan Teluk Lerong Ulu Samarinda dalam penyelenggaraan program pembangunan sudah baik, karena upaya kelurahan untuk dapat memberikan keterbukaan infomasi. Tetapi dalam memberikan keterbukaan informasi memang masih belum optimal, karena belum terincinya penyelenggaraan transparansi atau keterbukaan informasi. 2. Daya tanggap Pemerintah Kelurahan Teluk Lerong Ulu Samarinda dalam penyelenggaraan program pembangunan masih belum optimal, karena prinsip responsif ini merupakan penyelenggaraan pemerintah berdaya tanggap cepat, namun temuan pada penelitian didapati penyelenggaraan pemerintah kelurahan masih lamban. 3. Pembentukan visi strategis antara Pemerintah Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda, Pihak Perusahaan, dan Tokoh Masyarakat dalam penyelenggaraan program pembangunan masih belum optimal karena inti dari prinsip visi strategis ini adalah visi yang terselenggara merupakan penyelenggaraan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam perspektif yang luas dan jangka panjang untuk masa mendatang, namun pada kenyataannya dalam penyelengaraan pembangunan tetap melalui keputusan Pemerintah Kota Samarinda. 4. Faktor penghambat penerapan prinsip-prinsip good governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda yaitu kurangnya kewenangan yang dimiliki kelurahan dalam pembentukan visi dan pengambilan keputusan pada penyelenggaraan program pembangunan yang terselenggara dan kurang optimalnya hubungan sinergi interaksi antara pemerintah kelurahan, pihak perusahaan swasta, dan masyarakat. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan saran-saran sebagai pelengkap penelitian penerapan prinsip-prinsip good governance di Kantor Kelurahan Teluk Lerong Ulu Kota Samarinda sebagai berikut: 1. Perlu adanya pengoptimalan mengenai penerapan prinsip transparansi pada penyelenggaraan program pembangunan terutama mulai dari tahap perumusan, implementasi, hingga evaluasi secara maksimal melalui forum yang jangka waktunya bukan hanya setahun sekali seperti Musrenbang, tapi jangka waktu 1565

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 3, 1555 1566 yang telah ditentukan oleh tiap stakeholders terkait agar interaksi dalam keterbukaan informasi semakin optimal. 2. Pada penyelenggaraan pemerintahan saat menyelenggarakan program pembangunan yang berdaya tanggap cepat hendaknya kelurahan tidak hanya memiliki kewenangan yang hanya bisa memberikan rekomendasi dan usulan, akan tetapi Pemerintah Kota Samarinda dapat memberikan kewenangan pada kelurahan pada proses eksekusi keputusan untuk penyelenggaraan program pembangunan. 3. Hendaknya dalam proses musyawarah dalam pembentukan visi antara pihak kelurahan, perusahaan, dan tokoh masyarakat membentuk visi yang waktunya luas dan jangka panjang hingga lima tahun ke depan, agar tiap stakeholders terkait dapat saling menyesuaikan visi sehingga dukungan dalam penyelenggaraan program pembangunan dapat terselanggara secara optimal. Daftar Pustaka AAGN Ari Dwipayana, Abdur Rozaki, dkk. 2003. Membangun Good Governance di Desa. Yogyakarta: Institute For Research and Empowerment (IRE) Press. Dwiyanto, Agus. 2008. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hatifah, Sumarto. 2003. Inovasi Partipasi dan Good Governance. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Istianto, Bambang. 2011. Demokratisasi Birokrasi. Jakarta: Mitra Wacana Media Moleong. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Nasution, Zukarimen. 2012. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Riyadi. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Sangkala. 2012. Dimensi-dimensi Manajemen Publik. Yogyakarta: Ombak Santosa, Pandji. 2009. Administrasi Publik Teori dan Aplikasi Good Governance. Bandung: PT Refika Aditama Sedarmayanti. 2012. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik). Bandung: Mandar Maju. Dokumen-Dokumen : UU No. 32 Tahun 2003 Tentang Otonomi Daerah. PP No. 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Perda Kota Samarinda No. 18 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan 1566