Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography.

dokumen-dokumen yang mirip
Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Indonesian Journal of History Education

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

Indonesian Journal of History Education

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

Automotive Science and Education Journal

Edu Elektrika Journal

KEEFEKTIFAN HUKUMAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD N 1 MAGELUNG KENDAL

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

ECONOMIC EDUCATION ANALYSIS JOURNAL EFEKTIFITAS METODE PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW DAN METODE KONVENSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

PEMBELAJARAN BUFFER MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Indonesian Journal of History Education

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Automotive Science and Education Journal

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

Economic Education Analysis Journal

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA. Abstrak. Abstract. Gallant Alim Purbowo, Mashuri, Putriaji Hendikawati

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL

Economic Education Analysis Journal

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Unnes Physics Education Journal

Automotive Science and Education Journal

Journal of Elementary Education

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

Jurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

The Efectiveness Of Learning Base Card Sort Game Method to PPKn Learning Result Of Students in Man 1 Mataram. Nurul Fitriyani

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Edu Geography

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

ABSTRAK

Economic Education Analysis Journal

Unnes Physics Education Journal

Unnes Science Education Journal

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

Abstract. Info Artikel. Abstrak. Agus Suwarno. Prodi Geografi IKIP PGRI Pontianak Kalimantan Barat, Indonesia

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP ARTIKEL

Unnes Physics Education Journal

ECONOMIC EDUCATION ANALYSIS JOURNAL

Economic Education Analysis Journal

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

Automotive Science and Education Journal

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

Journal of Mechanical Engineering Learning

Pancasakti Science Education Journal

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

OLEH Emilia Dewiwati Pelipa, MM dan Sawalidah STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina KM.04 Sengkuang

Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Transkripsi:

Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK GEJALA ATMOSFER DAN HIDROSFER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BATANG Putri Nur Fitria, Sriyono, Satyanta Parman Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Januari 2017 Disetujui Februari 2017 Dipublikasikan Maret 2017 Keyword: Effectiveness, Learning Model, Picture and Picture, Conventional. Abstrak Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berfungsi mendidik, mengajar, memperbaiki tingkah laku siswa serta berperan besar dalam pengembangan aspek dalam diri siswa. Tujuan pendidikan nasional belum sepenuhnya dapat tercapai, banyak masalah yang timbul dalam pembelajaran pada pendidikan formal diantaranya prestasi yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk: 1).Mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Picture and Picture terhadap materi pokok atmosfer dan hidrosfer kelas VII di SMP Negeri 2 Batang. 2).Mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran Picture and Picture terhadap hasil belajar materi pokok atmosfer dan hidrosfer kelas VII di SMP Negeri 2 Batang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi, tes, dan kuisioner. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan uji perbedaan dua rata-rata uji t (t-test). Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran Picture and Picture menunjukkan lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, dengan adanya perbedaan persentase aktivitas siswa kelas eksperimen 32,43% lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 29,73%. Selanjutnya efektivitas hasil belajar yang semakin meningkat antara penggunaan model pembelajaran Picture and Picture dengan konvensional. Dibuktikan dari perbedaan nilai rerata post test kelas eksperimen yaitu 83,31 lebih tinggi dibandingkan nilai rerata post test kelas kontrol yaitu 79,00 taraf signifikan yang digunakan 5% dan dk (70) menunjukkan thitung 2,68 > ttabel 1,67 yang artinya hipotesis alternatif diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Picture and Picture berlangsung lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional, dan ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara model pembelajaran Picture and Picture dengan pembelajaran konvensional. Abstract Schools is formal education institutions functioning of educating, teaching, improve student behavior and play a major role in the development aspect in students. National education goals can not be fully achieved, many of the problems that arise in learning in formal education such achievement is still low. This research aims to: 1).Knowing learning implementation using model Picture and Picture of the subject matter of the atmosphere and hydrosphere class VII in SMP Negeri 2 Batang. 2).Knowing effectiveness of using learning model Picture and Picture the learning outcomes of the subject matter of the atmosphere and hydrosphere class VII in SMP Negeri 2 Batang. The method used documentation, observation, test, and questionnaires. Technical data analysis using descriptive analysis and test of different of two percentage average (t-test). Based on the results of the implementation of learning research Picture and Picture shows more effective than conventional learning, with the differences in the percentage of student activity experimental class 32.43% better than the control class that is 29.73%. Furthermore, the effectiveness of increasing learning outcomes between the use of learning model Picture and Picture by conventional. Evidenced from the average value of post test differences in the experimental class is higher than the 83.31 average value of post test control class that is 79.00 significance level used 5% and dk (70) showed 2.68 t count> t table 1.67 that alternative hypothesis means "accepted". It can be concluded that the implementation of learning using learning model Picture and Picture lasted more effective than using conventional learning, and there are significant differences in learning outcomes between the learning model Picture and Picture with conventional learning. 2017 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung C1 Lantai 2 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: geografiunnes@gmail.com ISSN 2252-6684 63

PENDAHULUAN Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berkaitan erat dengan nilai, budaya, dan kebiasaan yang berkembang di masyarakat. Sekolah berfungsi mendidik, mengajar, memperbaiki tingkah laku siswa serta berperan besar dalam pengembangan berbagai aspek dalam diri siswa (Hasbullah, 2008:90). Sekolah menjadi kebijakan pemerintah, apalagi dengan kondisi seperti sekarang, yaitu untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia. Sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU Nomor 23 Tahun 2003 yaitu mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Tujuan pendidikan nasional belum sepenuhnya dapat dicapai, banyak masalah yang timbul dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) yaitu masih rendahnya daya serap siswa. Terbukti dari rata-rata hasil belajar siswa yang senantiasa masih memprihatinkan. Prestasi yang rendah ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat bagaimana sebenarnya belajar itu. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah (Trianto, 2009). Pembelajaran yang terpenting adalah pembelajaran yang disukai dan menarik bagi siswa. Pertimbangan pemilihan penelitian di SMP Negeri 2 Batang dikarenakan berdasarkan observasi proses pembelajaran di SMP Negeri 2 Batang masih berpusat pada guru (teacher centered). Pelaksanaan pembelajaran cenderung menggunakan metode, model, dan media yang masih konvensional yaitu salah satunya adalah ceramah. Proses pembelajarannya cenderung monoton dan kurang inovatif. Mayoritas siswa kurang tertarik untuk mempelajari materi IPS yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah. Menurut Mulyasa (2004) bahwa ketuntasan klasikal adalah sekurang-kurangnya 64 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut yang mampu menguasai minimal 65% dari tujuan pembelajaran. Berdasarkan alasan tersebut, akan diterapkan model pembelajaran Picture and Picture agar siswa tertarik belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Penggunaan metode yang tepat akan menentukan efektivitas dan efesiensi pembelajaran. Model pembelajaran Picture and Picture dipilih sebagai alternatif untuk mengatasi masalah tersebut karena model yang digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks sesuai dengan cakupan materi IPS pada materi pokok gejala atmosfer dan hidrosfer yang menuntut siswa menguasai banyak konsep melalui gambar-gambar dengan berbagai kenampakan, baik lapisan atmosfer, ataupun tahapan dalam suatu proses seperti contoh pada siklus hidrologi serta menuntut siswa berfikir kritis dalam model pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu 1).Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Picture and Picture terhadap materi pokok gejala atmosfer dan hidrosfer kelas VII di SMP Negeri 2 Batang. 2).Bagaimana efektivitas penggunaan model pembelajaran Picture and Picture terhadap hasil belajar materi pokok gejala atmosfer dan hidrosfer kelas VII di SMP Negeri 2 Batang. Tujuan dari penelitian ini, yaitu: 1).Mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Picture and Picture terhadap materi pokok atmosfer dan hidrosfer kelas VII di SMP Negeri 2 Batang. 2).Mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran Picture and Picture terhadap hasil belajar materi pokok atmosfer dan hidrosfer kelas VII di SMP Negeri 2 Batang. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis deskriptif persentase. Data-data yang dibutuhkan adalah data-data yang berupa kuantitatif serta proses deskriptif analisis. Deskripsi tersebut diperoleh dari hasil observasi

dan kuisioner yang telah dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian. Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Batang yang terdiri atas 221 siswa dari 6 kelas. Pengambilan sampel dalam penelitian dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Landasan pertimbangan yang digunakan sebagai berikut : Kesamaan karakter siswa pada masing-masing kelas yaitu sama-sama kelas VII yang mendapatkan pembelajaran IPS, kesamaan kemampuan siswa pada masing-masing kelas yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai geografi tiap kelas yang hampir sama, jumlah siswa pada masing-masing kelas sama, yaitu terdiri dari 37 siswa setiap kelas. Variabel yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut: 1). Variabel Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, variabel yang tercakup dalam penelitian ini adalah kinerja guru (persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran IPS) dan aktivitas belajar siswa saat dikelas dalam mempelajari materi pokok gejala atmosfer dan hidrosfer pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. 2). Variabel Hasil Belajar, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar (Dimyati, 2013). Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil nilai ranah kognitif. Baik dari tingkat pengetahuan, pemahaman, kemampuan penerapan, analisis, dan evaluasi pada pembelajaran IPS materi pokok gejala atmosfer dan hidrosfer pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan dokumentasi, tes, observasi, dan kuisioner. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Objek dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Batang. NSS: 201032511005, NPSN : 20322771 berada di Jalan RE. Martadinata Desa Karangasem RT 01 RW 02 Karangasem Selatan. Kode Pos : 51213 Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Nomor Bukti SK : 030/U/1979, tanggal: 17 Februari 1979. Secara astronomis SMP Negeri 2 Batang terletak pada 6º54 19,5 LS dan 109º44 15,2 BT. SMP Negeri 2 Batang di bangun di atas lahan dengan luas 3840 m 2 dengan sertifikat No.2/08/02/2002 di Jalan RE.Martadinata Desa Karangasem Selatan. Kondisi sekolah berupa bangunan permanen berlantai dua. Jarak sekolah dengan pusat pemerintahan (alun-alun) yakni 3km. Secara administratif sekolah dikelilingi oleh beberapa gedung maupun sarana publik lainnya yang meliputi: Sebelah selatan: Pemukiman dan pasar Batang. Sebelah barat: Permukiman warga Desa Karangasem. Sebelah timur: Pengrajin tepung pati. Sebelah utara: Lapangan Bola Desa Karangasem. Data mengenai lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 1. 65

Kondisi lingkungan sekolah, meliputi kegiatan kebersihan harian yang dilakukan setiap hari kerja efektif pada waktu setelah kegiatan pembelajaran di kelas selesai yakni pukul 12.30-selesai di SMP Negeri 2 Batang. Tujuannya untuk membersihkan ruang kelas dan halaman sekitar ruang kelas masing-masing. Sekalipun lokasi sekolah berada dekat dengan perlintasan kereta api, namun tidak terlalu bising karena ruang kelas yang berada ditengah lokasi sekolah. Sanitasi sekolah meliputi kamar mandi, mushola dan selokan sudah cukup baik. Sedangkan keadaan lingkungan sekolah yang berada dekat pabrik dan pasar dapat dikatakan kurang baik akibat pembuangan limbah industri tepung pati yang cukup mengotori pemukiman masyarakat serta lingkungan sekitar. Jalan menuju sekolah sudah baik sehingga memudahkan akses kebeberapa tempat strategis. Lingkungan masyarakat masih bisa dikatakan sebagai pemukiman kumuh. Karena sebagian besar bermata pencaharian industri rumah tangga seperti pengrajin tepung pati dan pedagang di pasar. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental yang menggunakan dua sampel kelas penelitian, yaitu sebagai kelas kontrol dan kelas Gambar. 1 Peta Lokasi Penelitian 66 eksperimen. Kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan buku sekolah elektronik (BSE) sementara kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Picture and Picture. Proses pembelajaran dilakukan pada kedua kelas, kemudian diadakan evaluasi untuk mengetahui perbandingan hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa pembelajaran IPS meteri pokok gejala atmosfer dan hidrosfer akan lebih mudah dipahami dengan menggunakan media interaktif dan menarik yaitu dengan model pembelajaran gambar (Picture and Picture). Selain itu, peneliti juga mengamati aspek kinerja guru, sikap siswa, hasil belajar siswa dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol (VII D) menggunakan model pembelajaran konvensional kurang menumbuhkan aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan pembelajaran. Siswa terlihat fokus dan aktif dalam belajar hanya saat diawal proses pembelajaran. Model konvensional yang digunakan oleh guru selama ini bertujuan untuk mengejar target penyampaian materi sesuai alokasi waktu pada kurikulum. Dampaknya

yang terjadi adalah siswa acuh terhadap penjelasan guru, tidak fokus, malas bertanya, dan kurang bersemangat. Pada kelompok eksperimen yaitu kelas VII E, diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. Proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan menyenangkan. Siswa aktif mengutarakan pendapatnya, menjawab pertanyaan, berdiskusi memecahkan masalah dan lebih giat mempelajari materi gejala atmosfer dan hidrosfer. Selain itu, siswa eksperimen juga menunjukkan sikap yang lebih antusias saat belajar menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. Kemampuan berfikir kritis siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selama pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen ditemukan kendala yaitu gambar yang digunakan tidak terdapat keterangan tulisan informasi apapun mengenai suatu proses, namun kebanyakan siswa berusaha menjawab dari tiap proses yang ada melalui ciri-ciri gambar tersebut. Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen sudah baik dan efektif. Kinerja guru di kelas kontrol juga mengalami peningkatan, secara keseluruhan kinerja guru masuk dalam kategori baik dengan dua responden presentase sebesar 65,00% dengan 67,50% namun tidak jauh berbeda dengan kinerja guru eksperimen. Hal ini dikarenakan model konvensional yang kurang inovatif, akibatnya kinerja guru menjadi kurang maksimal. Sehingga siswa menjadi bosan dan jenuh. Berdasarkan hasil penelitian ditinjau dari hasil rata-rata pengamatan kinerja guru kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 77,50% dan 67,50% dengan kriteria baik. Kedua nya mendapatkan persentase kategori baik, namun dari hasil tabel persentase terlihat jelas bahwa kinerja guru di kelas eksperimen jauh lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Tabel 1. Hasil Kinerja Guru di Kelas Eksperimen & Kontrol Responden Jumlah Skor Skor dalam Kategori Kelas Kontrol 27 67,50 Baik Kelas Eksperimen 31 77,50 Baik Sumber : Data Primer 2016 Hal ini menyatakan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan guru sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Kinerja guru di kelas eksperimen dapat dikategorikan baik karena guru melakukan inovasi dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture, sehingga siswa tertarik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu sikap siswa juga dipengaruhi kinerja guru yang baik. Dilihat dari pengamatan aktivitas siswa di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol, persentase aktivitas siswa di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan aktivitas siswa kelas kontrol yaitu 32,43% dan 29,73%. Berdasarkan hasil tersebut, aktivitas belajar siswa kelas eksperimen termasuk dalam kategori baik. Kedua nya mendapatkan persentase kategori baik, namun dari hasil tabel persentase terlihat jelas bahwa aktivitas siswa di kelas eksperimen jauh lebih baik dibandingkan dengan di kelas kontrol. 67

Tabel 2. Hasil Aktivitas Siswa di Kelas Eksperimen & Kontrol Responden Jumlah Siswa Skor dalam Kategori Kelas Kontrol 11 29,73 Baik Kelas Eksperimen 12 32,43 Baik Sumber : Data Primer 2016 Hasil tersebut dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran Picture and Picture. Penggunaan model tersebut mampu mendorong rasa ingin tahu siswa untuk mempelajari materi pokok gejala atmosfer dan hidrosfer, serta memotivasi siswa untuk berani mengemukakan pendapat selama pembelajaran berlangsung, sehingga sikap keaktifan siswa meningkat. Tabel 3. Hasil Persentase Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Model Pembelajaran Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Responden Skor dalam Jumlah Responden Skor dalam Sangat Tertarik 14 37,84% 3 8,11% Tertarik 21 56,76% 5 13,51% Cukup Tertarik 2 5,41% 8 21,62% Kurang Tertarik 0 0% 21 56,75% Sumber : Data Primer 2016. Data angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran konvensional beragam. Hanya 8,11% dari keseluruhan jumlah siswa yang menyatakan sangat tertarik 13,51% menyatakan tertarik, 21,62% menyatakan cukup tertarik, dan 56,76% menyatakan kurang tertarik. Demikian, dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil siswa kelas kontrol yang berminat belajar menggunakan model konvensional, karena model tersebut menyebabkan jenuh dalam proses pembelajaran, monoton, dan kurang menyenangkan. Selanjutnya, data angket tanggapan siswa kelas eksperimen diperoleh sebanyak 37,84% atau 14 siswa yang menyatakan sangat tertarik mengikuti pembelajaran model Picture and Picture. 56,76% atau 21 siswa menyatakan tertarik dan 5,41% atau 2 siswa yang menyatakan cukup tertarik. Dari hasil angket tanggapan tersebut dapat diketahui bahwa hampir seluruh siswa kelas eksperimen menyukai belajar dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. Hal ini karena model pembelajaran tersebut pada proses belajar mengajar tidak membosankan dan menarik. Berdasarkan hasil rerata nilai post test siswa kelas kontrol hanya mencapai 79,00. Lebih rendah dibandingkan dengan post test siswa kelas eksperimen 83,31. Hal demikian memperlihatkan penggunaan model pembelajaran konvensional kurang mampu meningkatkan minat belajar siswa, serta kurang meningkatkan hasil belajar siswa kelas kontrol pada materi pokok gejala atmosfer dan hidrosfer. Hasil rerata nilai post test siswa pada kelas eksperimen adalah 83,31. Sedangkan pada saat pelaksanaan pre test hasil belajar siswa kelas eksperimen hanya mencapai 53,19. Hal tersebut menyatakan bahwa nilai kognitif siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan yang besar, setelah guru menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. Selain itu, hasil ketuntasan klasikal siswa pada kelas eksperimen mencapai 88,89% menunjukkan bahwa hampir semua siswa sudah melampaui nilai KKM 68

(Kriteria Ketuntasan Minimum). Secara keseluruhan, analisis pada penelitian ini menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen yang menggunakan model pembalajaran Picture and Picture dapat menumbuhkan minat belajar, rasa ingin tahu siswa, serta membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan. SMP Negeri 2 Batang. Dengan demikian, hasil belajar menggunakan model pembelajaran Picture and Picture lebih baik dibandingkan hasil belajar dengan model konvensional. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa pelaksanaan proses pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan model Picture and Picture lebih mendukung dalam penyampaian materi kepada siswa dibandingkan dengan model konvensional. SIMPULAN Penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Picture and Picture mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok gejala atmosfer dan hidrosfer dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah) berbatuan Buku Sekolah Elektronik (BSE). Pembelajaran menggunakan model Picture and Picture memiliki sedikit keterangan gambar. Walaupun minim keterangan, siswa yang kurang mampu memahami materi tersebut akan lebih antusias mencoba menjawab. Sehingga penyampaian materi pokok gejala atmosfer dan hidrosfer lebih antusias dan lebih terfokus. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Picture and Picture lebih efektif dibandingkan pembelajaran menggunakan Buku Sekolah Elektronik (BSE). Hal ini dapat dilihat dari kinerja guru kelas eksperimen dengan kedua responden yaitu 72,50% dan 77,50% lebih baik dibandingkan kinerja guru kelas kontrol dengan kedua responden yaitu 65,00% dan 67,50% selain itu, persentase aktivitas siswa kelas eksperimen yaitu 32,43% lebih baik dibandingkan dengan aktivitas siswa kelas kontrol yaitu 29,73% Sedangkan berdasarkan data angket tanggapan menunjukkan siswa lebih tertarik belajar menggunakan model pembelajaran Picture and Putri Nur Fitria, dkk / Edu Geography 5 (1) (2017) 69 Berdasarkan hasil analisa uji t (test) rerata hasil post test dengan taraf signifikan 5% dan dk (70) menunjukkan t hitung 2,68 > t tabel 1,67 yang artinya berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Picture and Picture dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII Picture sebesar 37,84% dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional berbantuan Buku Sekolah Elektronik (BSE) sebesar 8,11%. Penggunaan model pembelajaran Picture and Picture dalam pembelajaran IPS lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional berbantuan Buku Sekolah Elektronik (BSE). Hal ini dapat dilihat dengan adanya perbedaan hasil belajar yang cukup signifikan antara pembelajaran menggunakan media interaktif gambar dengan media buku. Perbedaan ini menghasilkan nilai rerata post test yang yang cukup besar, hasil post test kelas eksperimen yaitu 83,31 lebih tinggi dibandingkan nilai rerata post test kelas kontrol yaitu 79,00. Selain itu, hasil uji t-test dengan taraf signifikan 5% dan dk (70) menunjukkan t hitung 2,68.> t tabel 1,67 yang artinya hipotesis alternatif diterima. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hasbullah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. (Edisi Revisi). Jakarta : PT Raja Grafindo. Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosda Karya. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta : Kencana. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.