dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan nilai-nilai Pancasila sangat dibutuhkan peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata. Indonesia yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

13MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Modul ke: Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan

PLEASE BE PATIENT!!!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

INTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

I. PENDAHULUAN. pemerintahannya juga mengalami banyak kemajuan. Salah satunya mengenai. demokrasi yang menjadi idaman dari masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. yang tertulis dalam Pembukaan UUD Negara Indonesia Tahun 1945 dalam Alinea

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME. Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 1 (dalam Samino, 2012: 35)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan jaman saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan negara lain yang telah maju. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitaskan berpengaruh pada kemajuan di berbagai bidang. Disamping mengusahakan pendidikan yang berkualitas, pemerintah perlu melakukan perataan pendidikan dasar bagi setiap warga negara Indonesia, agar mampu berperan serta dalam memajukan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang berkualitas, seperti yang disebutkan dalam Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak seperti peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan adalah salah satu piranti untuk membentuk kepribadian. Penanaman kepribadian yang baik harus dilakukan sejak dini. Terutama 1

2 penanaman rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Kepribadian yang baik saling menghormati dan menghargai antara suku, ras, golongan agama. Para penerus bangsa akan menentukan nasib dan kemajuan Indonesia dimasa mendatang. Harapannya dengan, rasa cinta tanah air dan persatuan yang tinggi akan memacu semangat belajar para peserta didik. Dengan menanamkan rasa persatuan Indonesia pada peserta didik, maka pikiran mereka tidak lagi berorientasi bahwa persaingan prestasi adalah untuk menjadi yang lebih unggul dan menjatuhkan lawan. Namun lebih ke rasa cinta tanah air yaitu bersaing menjadi yang terbaik untuk satu tujuan bersama. Menuntut ilmu dengan saling bekerjasama dan bertukar pikiran antar pelajar guna menjadikan Indonesia lebih baik dari sekarang. Karena pelajar merupakan benih-benih pejuang bangsa, yang akan menentukan nasib bangsa Indonesia di masa mendatang. Menurut Darji Darmodiharjo, (1991 :42) Sila Persatuan Indonesia persatuan barasal dari kata satu, yang berarti utuh tidak terpecah-pecah persatuan mengandung arti bersatunya bermacam corak yang beranekaragam menjadi satu kebulatan. Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia untuk bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan bersama. Bentuk dari rasa bangga terhadap bangsa dan negara diwujudkan dengan sikap mencintai dan menggunakan produk dalam negeri. Apabila produk dalam negeri digunakan, dengan sendirinya para pengusaha yang menciptakan berbagai produk dan pegawainya akan tetap memiliki penghasilan dan dapat menciptakan kesejahteraan rakyat Indonesia. Masyarakat Indonesia yang sejahtera akan lebih

3 kuat memiliki bangsa dan negara Indonesia jika dibandingkan dengan masyarakat yang tidak sejahtera. Alinea kedua Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Oleh karena itu, untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan, seluruh tindakkan pemerintah, rakyat, dan bangsa Indonesia harus mengarah kepada terciptanya keadilan dan kemakmuran bagi seluruh bangsa Indonesia. Menikmati kemakmuran merupakan hak seluruh bangsa Indonesia, seperti mendapatkan pendidikan bagi seorang anak usia sekolah, di jalanan sering kita melihat ada anak-anak usia sekolah yang menghabiskan waktunya tanpa mengenyam pendidikan dan melakukan hal yang tidak berguna bersama teman-temannya. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna sesuai dengan keberagaman masyarakat Indonesia saat ini. Pada awalnya Bhinneka Tunggal Ika dahulu hanya untuk menyatukan kehidupan ditengah keberagaman beragama dan keyakinan, ternyata semboyan ini masih sangat sesuai dengan keadaan Indonesia saat ini. Masyarakat Indonesia semakin hari semakin memiliki keberagaman yang sangat banyak. Kita tidak hanya beranekaragam dalam agama, suku bangsa, ras, budaya, Namun juga semakin beragam dalam cara berpikir, berpendapat, berorganisasi, partai politik, aliran musik, cara berpakaian, dan sebagainya. Sila Persatuan Indonesia dapat diterjemahkan dalam proses pembelajaran dengan ditunjukkan banyaknya perbedaan yang ada pada setiap insan peserta didik. Perbedaan dalam kekayaan, garis keturunan, status sosial, agama, ras dan lain-lain akan sangat bermanfaat bagi kekuatan bangsa apabila dibarengi dengan tumbuh

4 suburnya rasa persatuan. Untuk menumbuhkan persatuan, setiap individu dibimbing untuk cinta terhadap tanah air. Cinta dengan bahasa daerah, adat, kebudayaannya tetapi tidak untuk diperdebatkan perbedaannya merupakan upaya sederhana dan strategis guna menggapai kekuatan persatuan. Tumbuhkan konsep bahwa perbedaan itu pasti ada. Perbedaan itu tak akan hilang. Perbedaan yang menyatu justru menjadi kekuatan yang luar biasa. Menurut Darji Darmodiharjo, (1991:60) berpendapat bahwa Pengamalan Pancasila yaitu pada Sila Ketiga dalam hidup sehari-hari, agar hidup kita dapat mencapai kesejahteraan dan kebahagian lahir batin. Menurut Kaelan (2002: 252) Pengamalan Sila Persatuan Indonesia adalah pelaksanaan nilai-nilai pancasila pada setiap individu, perseorangan, setiap warga negara, setiap penduduk Indonesia, setiap aparat pelaksanaan negara, dalam segala aspek kehidupan dalam berbangsa dan bernegara. Jadi dapat disimpulkan bahwa mengamalkan Sila Persatuan Indonesia sebagai pandangan hidup bangsa melaksanakan pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menggunakan pancasila sebagai petunjuk hidup sehari-hari, agar hidup dapat mencapai kesejahteraan dan kebahagian lahir dan batin. Pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari ini adalah sangat penting karena dengan demikian diharapkan adanya tata kehidupan yang serasi (harmonis). Bahwa Pengamalan Sila Persatuan Indonesia tersebut adalah merupakan menjadi syarat penting bagi terwujudnya cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara. Berdasarkan praobservasi yang peneliti lakukan, di Sekolah Menengah Atas Negeri I Sungai-Laur Kabupaten Ketapang, menunjukan bahwa sikap kecintaan pada tanah air dan perilaku menghargai sesama yang dimiliki para siswa secara umum sudah cukup baik, meskipun secara keseluruhan belum sesuai

5 dengan apa yang diinginkan oleh pihak sekolah contohnya seperti menghargai guru didalam kelas menghargai teman dan mentaati aturan yang ada di sekolah, hal tersebut dapat dilihat dari sifat dan perilaku siswa di dalam kelas dimana tingkat kedisiplinan siswa didalam kelas masih kurang, masih banyak siswa yang tidak disiplin, karena masih banyak siswa yang datangnya terlambat, tidak mengikuti upacara bendera, tidak mengikuti peraturan yang ada di sekolah seperti tidak menghargai guru dalam belajar, sering berkelahi, bahkan masih ada yang berteman sesuai kelompok masing-masing. Hal itu dapat diatasi dengan cara guru yang harus selalu mengajarkan dan sering mengingatkan kepada siswa, agar selalu disiplin, sikap saling menghargai dan menghormati dan selain itu guru harus bisa mengajarkan maupun membentuk sikap toleransi terhadap perbedaan yang ada seperti perbedaan agama, suku, budaya dan sebagainya. Dan nantinya dari mewujudkan pancasila yaitu pada sila ketiga, menanamkan moral dan norma agar setiap anak didik menjadi warganagara yang cerdas dan baik, seperti jujur, mandiri, keratif, disiplin, bertanggung jawab dan toleransi terhadap sesama. Yang telah dilaksanakan oleh guru kepada siswa tidak hanya dihapal namun dipahami dan juga dilaksanakan di dalam kehidupan sehari-hari. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka saya tertarik untuk meneliti tentang Analisis Wujud Pengamalan Sila Persatuan Indonesia Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Kewrganegaraan Di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri I Sungai-Laur Kabupaten Ketapang.

6 B. Fokus Penelitian Berdasarkan judul diatas maka masalah umum dari penelitian ini adalah Bagaimanakah Wujud Pengamalan Sila Persatuan Indonesia dalam proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas X SMA Negeri 1 Sungai- Laur Kabupaten Ketapang. Bertolak dari masalah tersebut dapat dirumuskan subsub masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan Wujud Pengamalan Sila Persatuan Indonesia dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X SMA Negeri 1 Sungai-Laur Kabupaten Ketapang? 2. Apa saja Wujud Pengamalan Sila Persatuan Indonesia dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X di SMA Negeri 1 Sungai-Laur Kabupaten Ketapang? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam Wujud Pengamalan Sila Persatuan Indonesia dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X SMA Negeri 1 Sungai-Laur Kabupaten Ketapang? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kejelasan yang objektif sebagai berikut : 1. Mengetahui bagaimana pelaksanaan Wujud Pengamalan Sila Persatuan Indonesia dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X SMA Negeri 1 Sungai-Laur Kabupaten Ketapang

7 2. Untuk mengetahui apa saja Wujud Pengamalan Sila Persatuan Indonesia dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X di SMA Negeri 1 Sungai-Laur Kabupaten Ketapang 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Wujud Pengamalan Sila Persatuan Indonesia dalam proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X SMA N 1 Sungai-Laur Kabupaten Ketapang D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca berkaitan dengan Wujud Pengamalan Sila Persatuan Indonesia dalam proses pembelajaran pada mata Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di kelas X SMA Negeri 1 Sungai-Laur Kabupaten ketapang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti 1) Menambah wawasan berfikir secara sistematis, praktis dan ilmiah, sehingga akan memberikan pengalaman akademis yang bersifat keilmuan 2) Menambah pengalaman dalam menyusun karya ilmiah dalam metologi, terkait dengan suatu norma tata tulis tertentu 3) Memperdalam wawasan keilmuan untuk dituangkan dalam sebuah karya ilmiah yang secara yuridis harus dipertanggungjawabkan sehingga keabsahan dari beberapa teori dan konsep dapat diterima secara akademis

8 b. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan diskusi, selain itu dapat meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya mengamalkan pancasila c. Bagi guru Penelitian ini dapat memberikan solusi yang baik bagi seorang guru dalam membimbing siswa dan mengajarkan tentang nilai-nilai pancasila d. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur dan dapat memberikan masukkan yang berarti dalam setiap proses pembelajaran sehingga dapat memotivasi siswa dalam belajar dan terciptanya suasana yang baik dalam lingkungan sekolah E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel Penelitian Setiap penelitian diperlukan objek dengan objek tersebut akan dijadikan sebagai sasaran dalam kegiatan penelitian, objek penelitian dikenal sebagai variabel penelitian. Variabel penelitian adalah gejalagejala yang menunjukan variasi, baik dalam jenis maupun tingkatannya. Sejalan dengan itu, Kirlinger (1973) dalam Sugiyono (2009: 61) menyatakan bahwa variabel adalah kontrak atau sifat yang akan dipelajari. Zuldafrial (2010: 213) menyatakan bahwa, variabel sekelompok atau sejumlah objek yang mempengaruhi variabel lain atau

9 gejala-gejala yang diselidiki sebagai objek penelitian yang adanya akan menentukan atau menimbulkan gejala-gejala lain. Hamid Darmadi (2011: 21) Menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti ingin mempelajari dan menarik dari penelitian yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal, yang menjadi variabel tunggal disini yaitu wujud pengamalan Sila Persatuan Indonesia dalam proses pembelajaran. 2. Definisi Oprasional Definisi operasional merupakan uraian tentang istilah penting dalam judul penelitian, Menurut Kerlinger (2015:86) mengartikan definisi operasional sebagai ikhtiar penelitian dalam melakukan arti pada suatu konstruk atau variabel dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu dilakukan untuk mengukur variabel itu, untuk menghindari salah tafsir terhadap istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, dikemukakan definisi terhadap variabel dengan aspek-aspek sebagai berikut : a. Wujud Pengamalan Sila Persatuan Indonesia Menurut Kaelan, (2002: 180) Persatuan Indonesia terutama dalam hal Secara keseluruhan arti dan makna Pancasila Sila ketiga, adalah: 1. Nasionalisme 2. Cinta bangsa dan tanah air 3. Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa 4. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit

10 5. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenangungan 6. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya 7. Tidak memaksa warga negara untuk beragama 8. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama 9. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agamanya masing-masing 10. Menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia 11. Rela berkorban demi bangsa dan negara 12. Berbangga sebagai bagian dari Indonesia 13. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber BhinnekaTunggalIka. Sedangkan Menurut Darji Darmodiharjo, (1991: 42) Sila Persatuan Indonesia persatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh tidak terpecah pecah, persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam corak yang beranekaragam menjadi satu kebulatan. Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia untuk bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat bertujuan untuk memajukan kesejahtraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut mewujudkan perdamaian dunia yang abadi. Tujuan dari mewujudkan Sila Persatuan Indonesia adalah untuk tetap menjaga persatuan yang ada dalam negara ini.

11 b. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Budimasyah, (2007:16) Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004). Pendidikan Kewarganegaraan mengalami perkembangan sejarah yang sangat panjang, yang dimulai dari Civic Education, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, sampai yang terakhir pada Kurikulum 2004 berubah namanya menjadi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Landasan PKn adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada nilainilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan zaman, serta Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional- Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah-Direktorat Pendidikan

12 MenengahUmum. Tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut ini. 1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan. 2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (Kurikulum KTSP, 2006)