BAB IV ANALISIS METODE HISAB KIAI AQRO UDDIN DALAM HISAB AWAL BULAN KAMARIAH. A. Analisis Terhadap Metode Aqro uddin dalam Hisab Awal Bulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN KALENDER HIJRIYAH DAN APLIKASINYA DALAM PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIYAH

PENENTUAN AWAL RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1432 H

BAB I PENDAHULUAN. Penanggalan Islam atau yang lebih dikenal bulan qamariyah merupakan

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Model Matematika untuk Menentukan Lamanya Puasa Ramadhan pada Komunitas Islam Aboge di Cikakak

ANALISIS METODE HISAB KIAI AQRO UDDIN BIN ISMAIL DALAM HISAB AWAL BULAN KAMARIAH SKRIPSI

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN SISTEM ABOGE DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari

PERMASALAHAN RUKYAT. Majelis Tarjih dan Tajdid


BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH

BAB IV. Analisis Metode Perumusan Pada Kalender Abadi Asopon Karya Johan. Hudaya dan Witono

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi dalam menentukan awal bulan Kamariah khususnya Ramadan,

BAB IV ANALISIS PENETAPAN AWAL BULAN KAMARIAH SISTEM ABOGE DI DESA KRACAK KECAMATAN AJIBARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH DALAM KONSEP MATLA FI WILAYATIL HUKMI

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB II TINJAUAN UMUM SEPUTAR KALENDER. Dictionary of The English Language, sebagaimana dikutip oleh Nashiruddin

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BAB IV ANALISIS PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH DALAM PERSPEKTIF TAREKAT NAQSABANDIYAH DI KOTA PADANG

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB I PENDAHULUAN. kandungan atau makna yang tersirat di dalam suatu nash. Mulai dari ibadah yang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB I PENDAHULUAN. muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang pelaksanaannya dikaitkan

BAB IV ANALISIS PENETAPAN AWAL BULAN KAMARIYAH TAREKAT NAQSABANDIYAH KHALIDIYAH MUJADADIYAH AL- ALIYAH

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KONSEP DAN KRITERIA HISAB AWAL BULAN KAMARIAH MUHAMMADIYAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

APRESIASI PENETAPAN AWAL BULAN KAMARIAH METODE HISAB WUJUDUL-HILAL MUHAMMADIYAH VS IMKANUR-RUKYAT + RUKYAT KEMENAG RI OMAN FATHUROHMAN SW

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Ibadah, (Jakarta : Amzah, 2010), Cet. II, hlm Ibadah..., hlm Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahib Sayyed Hawwas, Fiqih

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

Puasa Tatawwu' atau Puasa Sunat

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

UNTUK KALANGAN SENDIRI

PAKET FIQIH RAMADHAN (ZAKAT FITRAH)

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Ar-Ruzz Media, 2009), hlm Abdul Halim Fathani, Hakikat Matematika dan Logika, (Jogjakarta:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

BAB I PENDAHULUAN. shalat dan puasa. Namun ada juga yang berdampak secara sosial, seperti halnya

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Qasim bin Muhammad. Cucu Abu Bakar Ash-Shiddiq. Publication: 1435 H_2014 M. Oleh: Ustadz Abu Minhal, Lc

BAB I PENDAHULUAN. sering dilakukan oleh banyak orang Islam, beberapa diantaranya adalah dengan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

PENANGGALAN SYAMSIYAH DAN QAMARIYAH

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359.

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Tata Cara Shalat Malam

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS HISAB KH. NOOR AHMAD TENTANG WAKTU KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW. A. Analisis terhadap Hisab KH. Noor Ahmad terkait Waktu Kelahiran

ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 LEMBAGA FALAKIYAH PWNU JAWA TIMUR

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Problem pelaksanaan Idul Adha yang tidak bersesuaian dengan Kerajaan Saudi Arabia (KSA) Oleh: Syamsuddin

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB III PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH PADA KALENDER ABADI ASOPON KARYA JOHAN HUDAYA DAN WITONO. A. Biografi Singkat Penyusun Kalender Abadi Asopon

PUSAT DOWNLOAD E-BOOK ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. berikannya sebuah kelebihan tersebut manusia tidak hanya diam. Akan tetapi. wajib melaksanakan segala perintah dan larangan Allah.

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJU<DUL HILAL

PENGERTIAN TENTANG PUASA

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB I PENDAHULUAN. pemeluknya untuk berfikir terbuka, dan menolak setiap aturan, norma, yang menyalahi

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR

Oleh PENGAJIAN RAMADAN 9 RAMADAN 1433 H/28 JULI 2012 M PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH. Oman Fathurohman SW

Satu kambing untuk satu orang, satu sapi/unta untuk tujuh orang dalam berkurban

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah yang terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan agama yang lain adalah bahwasannya peribadatan dalam

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Bedah Buku PSEUDO SHARIAH ECONOMY AND MUSLIMS CIVILIZATION DEBT

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. kasus perbedaan tersebut tidak juga dapat teratasi. 2 Masing-masing ormas

Pada hakekatnya berqurban adalah wajib bagi yang mampu. Ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

KEWAJIBAN PUASA. Publication: 1435 H_2014 M. Tafsir Surat al-baqarah ayat

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

Transkripsi:

59 BAB IV ANALISIS METODE HISAB KIAI AQRO UDDIN DALAM HISAB AWAL BULAN KAMARIAH A. Analisis Terhadap Metode Aqro uddin dalam Hisab Awal Bulan Kamariah Metode Hisab Aqro uddin adalah sebuah metode yang digunakan oleh warga Desa Bakalan Kecamatan Purwosari Pasuruan khususnya di Dusun Keputeran. Metode hisab awal bulan kamariah Aqro uddin ini dijadikan sebagai pijakan atau dasar pelaksanaan ibadah seperti mengawali puasa Ramadan, Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Masyarakat Dusun Keputran Desa Bakalan ini dalam penentuan awal Ramadan dan awal Syawal tidak lagi menunggu itsbat pemerintah. Bahkan penetapan awal Ramadan, Syawal dan Zulhijah kerap terjadi perbedaan dengan penentuan pemerintah. Jika awal Ramadan sudah di ketahui tanggal, hari dan pasran hisabnya, Maka pada saat itu Masyarakat Dusun Keputran Desa Bakalan akan melaksanan Ibadah Puasa Ramadan. Hisab awal Ramadhan dan Syawal dengan metode Aqro uddin ini telah terjadi sejak bertahun-tahun yang lalu, bahkan ketika negara Indonesia masih dipimpin oleh Soekarno, Masyarakat Dusun Keputran Desa Bakalan ini telah menunjukkan perbedaan dalam penentuan awal

60 Ramadhan dan Syawal. 1 Ketika itu polemik perbedaan ini tidak dijadikan persoalan yang berarti. Perbedaan yang memang sangat kontras bila dibandingkan dengan sekarang. Menjelang Ramadhan dan Syawal media cetak dipenuhi dengan pemberitaan terkait Masyarakat dusun Keputran desa Bakalan yang telah melaksanakan Shalaty Id /hariraya lebih dahulu. Beberapa kalangan bahkan memberikan stigma yang negatif terhadap Masyarakat Dusun Keputran Desa Bakalan ini. 2 Sejauh penelusuran penulis, Masyarakat Dusun Keputran Desa Bakalan ini merupakan Salah satu dusun yang mempunyai perbedaan awal Ramadhan dan awal Syawal dengan ketetapan pemerintah. Mereka beranggapan bahwa keputusan awal Ramadhan dan awal Syawal berada di tangan Pemuka agama di dusun ini, Masyarakat Dusun Keputran Desa Bakalan hanya akan berpuasa dan berlebaran ketika Pemuka agama di dusun tersebut telah mengumumkan kepada mereka dari surau atau mushala setempat. Untuk lebih jelasnya, penulis akan menganalisis satu persatu metode hisab Aqro uddin yang digunakan oleh Masyarakat Dusun Keputran desa Bakalan dalam penentuan awal bulan kamariah, yaitu : 1. Tabel Hisaban Bulan kamariah Ada 3 macam tabel hisaban yang dimiliki oleh Masyarakat dusun Keputran Desa bakalan. 2 tabel merupakan pedoman cara penetapan awal bulan kamariah dan 1 tabel merupakan hasil hisaban 30 tahun. WIB 1 Wawancara dengan Ghufron (tokoh masyarakat), 13 oktober 2016 Pukul 1630-18.00 2 Ibid

61 Tabel ini di ajarkan secara turun menurun oleh Aqro uddin kepada anak-cucunya. Meski Aqro uddin merupakan pengasuh dan pengajar di pondok pesantren Roudlotul Mustarsyidin di Dusun Keputran Desa Bakalan, tetapi tabel-tabel metode Aqro uddin ini tidak diajarkan di Pondok pesantren kepada para santrinya. Tabel-tabel Metode Aqro uddin tersebut hanya di ajarkan kepada anak dan cucu Aqro uddin yang merupakan penerus dari Pondok pesantren Roudlotul Mustarsyidin Dusun Keputran Desa Bakalan sekaligus panutan bagi masyarakat Dusun Keputran Desa bakalan. Ghufron merupakan cicit dari Aqro udin dan semenjak ayahnya wafat pada tahun 2003, ghufron lah yang diberi andil dalam mengumumkan dan menetapkan awal bulan kamariah di Dusun Keputran Desa Bakalan hingga saat ini. Tabel hisaban tersebut sudah di ajarkan oleh Abdul Qadir (Paman Ghufron) kepada Ghufron sehingga menghasilkan tabel hisaban awal bulan Muharam sampai Zulhijah lengkap mulai dengan hari, pasaran dan tanggal dalam kalender masehi selama 30 tahun mulai tahun 1411 H 1440 H. sepeninggalan Kiai Abdul Qadir, dalam penetapan awal bulan kamariah di Dusun Keputran Desa Bakalan, Ghufron memilih dengan melihat jadwal atau tabel hisaban 30 tahun tersebut. Ghufron percaya dengan keabsahan tabel tersebut karena tabel tersebut merupakan hasil perhitungan ulama Falak

62 di Pondok Pesantren Roudlotul Mustarsyidin Dusun Keputran Desa bakalan. Tabel hisab 1 berisi jadwal 30 tahun bulan kamariah tahun 1411 H 1440 H. menurut perhitungan, awal siklus 30 tahun ini dimulai hari Senin Pahing tahun 1411 H bertepatan dengan tanggal 23 Juli 1990. Hari dan pasaran awal siklus 30 tahun ini di hitung dengan cara : 3 a. Menghitung Hari awal siklus 30 tahun 1. Jumlah hari dalam 1 siklus 30 yaitu (10.631) dibagi hari 7 2. Sisa dari pembagian tersebut dikalikan dengan hasil dari awal tahun siklus dikurangi satu dibagi dengan 30 tahun 3. Hasil dari nomor 2 dikurangi 2 syarat kemudian dibagi hari 7 sisanya berapa 4. Sisa dari pembagian tujuh tersebut di hitung dari hari Ahad Cara menentukan hari dan pasaran pada awal siklus 30 tahun yang di mulai dari tahun 1411 H adalah sebagai berikut : 1. 10.631 : 7 = 1518 sisa 5 2. 5 (hasil sisa) x 47 (1411-1 = 1410 : 30 tahun) = 235 3. 235 2 (syarat) = 233 : 7 = 33 sisa 2 4. Hitung 2 hari dihitung mulai hari Ahad yaitu 1. Ahad 2. Senin 5. Maka 1 Muharam 1411 H jatuh pada hari Senin 3 Sumber diperoleh dari tabel hisaban Aqro uddin cara menentukan awal 1 Muharram

63 b. Menghitung pasaran awal siklus 30 tahun dengan cara hasil bagi 30 tahun (47) dibagi pasaran 5 = 9 sisa 2. Pasaran dihitung 2 dimulai dari pasaran legi. Maka tahun 1441 H jatuh pada pasaran Pahing Dari perhitungan di atas dapat ditentukan bahwa awal siklus 30 tahun pada tahun 1411 H jatuh pada hari Senin Pahing. Dalam siklus 30 tahun ini terdapat daur yang disebut dengan windu. 1 windu = 8 tahun. jadi setiap 8 tahun, hari dan pasaran akan jatuh pada hari dan pasaran yang sama. Begitu seterusnya sampai 30 tahun. setelah mencapai 30 tahun awal tahun siklus 30 tahun dihisab lagi dengan cara diatas untuk menentukan siklus 8 windu pada 30 tahun berikutnya. Adapun cara menentukan 1 Muharram pada siklus 8 windu dapat ditentukan dengan cara : 1. Tentukan awal 1 Muharram pada awal tahun siklus 30 tahun. 2. Hitung lah sesuai dengan rumus tabel dibawah ini. Angka 1 dimulai dari hasil hisab pada no. 1 Tabel 6 : rumus hari dan pasaran mencari awal siklus 30 tahun Tahun ke Hari Pasaran 1 1 1 2 5 5 3 3 5 4 7 4 5 4 3 6 2 3 7 6 2 8 4 2 Sumber : tabel hisaban Aqro uddin

64 Implementasi perhitungan : 1. Awal siklus 30 tahun pada tahun 1411 H jatuh pada hari senin Pahing 2. Pada 8 tahun berikutnya dihitung dari tahun 1411 H 1418 H, hari dan pasaran bisa dihitung sesuai tabel. Hitungan angka satu di mulai dari hari Senin Pahing (hasil perhitungan mencari awal tahun siklus 30 tahun) Tabel 7 : Hari dan pasaran dalam 1 windu pertama Tahun Tahun Hari Pasaran ke Hijriah Rumus Hasil Rumus Jatuh 1 1411 H 1 Senin 1 Pahing 2 1412 H 5 Jum at 5 Legi 3 1413 H 3 Rabu 5 Legi 4 1414 H 7 Ahad 4 Kliwon 5 1415 H 4 Kamis 3 Wage 6 1416 H 2 Selasa 3 Wage 7 1417 H 6 Sabtu 2 Pon 8 1418 H 4 Kamis 2 Pon Dan seterusnya sampai 30 tahun. setelah 30 tahun maka harus menghitung awal bulan pada siklus 30 tahun lagi seperti cara-cara yang telah disebutkan diatas. Adapun rician tahun ke 25 30 dalam siklus 30 tahun mulai tahun 1411 1440 adalah sebagai berikut :

65 Tabel 8 : hari dan pasaran pada windu terakhir sikulus 30 tahun Tahun Tahun Hari Pasaran ke Hijriah Rumus Hasil Rumus Jatuh 25 1435 H 1 Senin 1 Pahing 26 1436 H 5 Jum at 5 Legi 27 1437 H 3 Rabu 5 Legi 28 1438 H 7 Ahad 4 Kliwon 29 1439 H 4 Kamis 3 Wage 30 1440 H 2 Selasa 3 Wage Tabel diatas merupakan cara penentuan awal bulan muharam dalam satu windu dengan siklus 30 tahun. setelah ketemu hari dan pasaran Awal Muharam pada tiap-tiap tahun dalam sewindu kita dapat menentukan hari dan pasaran pada setiap bulannya. Adapun untuk mengetahui hari dan pasaran awal bulan kamariah pada tiap-tiap bulan mulai dari bulan muharram sampai dengan bulan zulhijah dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut : 1. Tentukan hari dan pasaran awal tahun yang dikehendaki dengan cara seperti di atas 2. Setelah ketemu maka untuk mencari hari dan pasaran pada awal bulan kamariah mulai dari Muharam Sampai Zulhijah adalah dengan menghitung hari dan pasaran secara maju kedepan. Adapun angka 1 dimulai dari hari dan pasaran sesuai dengan hari dan pasaran pada 1 Muharram tahun yang di kehendaki. Dengan memakai rumus sebagai berikut :

66 Tabel 9.1 : rumus mencari hari dan pasaran Muharam - Zulhijah Bulan Umur Rumus hari Hari Pasaran Muharam 30 1 1 Safar 29 3 1 Rabiul Awal 30 4 5 Rabiul Akhir 29 6 5 Jumadil Awal 30 7 4 Jumadil Akhir 29 2 4 Rajab 30 3 3 Syakban 29 5 3 Ramadan 30 6 2 Syawal 29 1 2 Zulkaidah 30 2 1 Zulhijah 29/30 4 1 Dari tabel di atas kita dapat menghitung hari dan pasaran pada tahun yang dikehendaki dalam. Dari hasil data perhitungan, awal tahun 1435 H jatuh pada hari Senin Pahing. Maka untuk mencari hari dan pasaran pada bulan yang laun adalah dengan menghitung hari sesuai rumus diatas. Adapun hitungan satu pada tahun 1435 H hari dan pasarannya dihitung dari Senin Pahing. Maka hari dan pasaran awal bulan Safar Zulhijah tahun 1435 H adalah sebagi berikut : Tabel 9.2 : hasil penerapan rumus tabel 9.1 Bulan Hari Pasaran Rumus Jatuh Rumus Jatuh Muharam 1 Senin 1 Pahing Safar 3 Rabu 1 Pahing Rabiul Awal 4 Kamis 5 Legi Rabiul Akhir 6 Sabtu 5 Legi Jumadil Awal 7 Ahad 4 Kliwon Jumadil Akhir 2 Selasa 4 Kliwon

67 Rajab 3 Rabu 3 Wage Syakban 5 Jum at 3 Wage Ramadan 6 Sabtu 2 Pon Syawal 1 Senin 2 Pon Zulkaidah 2 Selasa 1 Pahing Zulhijah 4 Kamis 1 Pahing Jika ditelusuri tabel hisab di atas terdapat kemiripan antara Metode hisab warga Dusun Keputran dengan hisab Aboge. Kemiripan ini terlihat dari rumus mecari hari dan pasaran awal tahun dalam sewindu dan cara mencari hari dan pasran pada awal bulannya. Hisab aboge mempunyai daur/siklus 8 windu kecil (Sughra) dan Siklus windu besar jika telah mencapai windu besar maka seharusnya ada pengurangan satu hari untuk mengejar ketertinggalan Aboge dengan Hijriah. Namun dalam metode hisab warga Dusun Keputran Desa Bakalan ini mempunyai siklus windu yang jika telah mencapai 30 tahun harus di adakan perhitungan ulang supaya antara perhitungan awal siklus 30 tahun. Dalam hisab aboge disebutkan bahwa untuk mencari tahun, hari dan pasaran dengan rumus sebagai berikut : 1) Rumus tahun 4 : 1 Aboge (Alip Rebo Wage) 1-1 (alip ji-ji) 2 Hadpona (Ehe Ahad Pon) 5-5 (Ehe mama) 3 Jangapon (Jimawal Jumat Pon) 3-5 (Jiwal luma) 4 Jasaing (Ze Selasa Pahing) 7-4 (Je tupat) 4 Slamet hambali, Almanak Sepanjang Masa, Semarang, 2002 hal. 97.

68 5 Daltugi (Dal Sabtu Legi) 4-3 (Dal patlu) 6 Bemislegi (Be Kamis Legi) 2-3 (Be rolu) 7 Wanenwon (Wawu Senin Kliwon) 6-2 (Wa nemro) 8 Jangagea (Jimakhri Jumat Wage) 3-1 (Jimkir luji) Kesamaan antara hisab Aqro uddin dengan hisab aboge adalah pada rumus 1-1 (Alip ji-ji), 5-5 (Ehe mama) dan seterusnya. Namun yang membedakan antara hisab aboge dan Aqro uddin ini adalah penentuan angka satu. Pada hisab aboge memulai angka satu pada hari Rabu untuk hari dan Wage untuk pasarannya. Adapaun hisab warga dusun keputran desa bakalan yang memakai metode Aqro uddin ini memulai angka satu dengan menentukan hari pada awal siklus 30 tahun dengan rumus : 10.631 : 7 = 1518 sisa 5 x 47 (1411-1 = 1410 : 30 tahun) = 235 2 (syarat) = 233 : 7 = 33 sisa 2 dihitung mulai hari Ahad yakni 1. Ahad, 2. Senin. Maka angka satu dalam perhitungan windu dimulai dengan hari senin. 5 2) Rumus bulan Aboge : Ramjiji (sura 1-1) Jablulu (Rajab 3-3) Parluji (Sapar 3-1) Wahmalu (Ruwa 5-3) Ludpatma (Mulud 4-5) Sanemro (Pasa 6-2) Ngakinemma (Ngakhir 6-5) Waljiro (Sawal 1-2) Diwaltupat (Jumadilawal 7-4) Pitroji (Apit 2-1) Dikirropat (Jumadiakhir 2-4) Sarpatji (Besar 4-1) Tabel 10 : rumus bulan aboge 5 Diolah dari tabel hisaban Aqro uddin

69 Dalam penentuan hari dan pasaran pada tiap bulan, hisab aboge dan hisab Aqro uddin mempunyai kesamaan yaitu 1-1 untuk bulan Muharram atau Sura, 3-1 untuk bulan Safar atau Sapar. Dan seterusnya. Yang membedakan adalah hanya diangka hitung 1. Aboge angka hitung satu di mulai dari Rabu Wage untuk tahun alif dan Ahad Pon untuk tahun ha dan seterusnya. Sedangkan metode Aqro uddin dalam memulai angka satu dari perhitungan yang telah disebutkan di atas. Meskipun dalam perhitungan, untuk menentukan tahun dan bulan memiliki kesamaan dengan perhitungan tahun dengan aboge, namun metode Aqro uddin yang dipakai oleh masyarakat desa keputran dusun bakalan tidak bisa dikatakan sebagai sistem perhitungan Aboge. Dalam penanggalan aboge, jika sudah melewati windu besar yakni 120 tahun ada perbedaan satu hari dengan tahun Hijriah. Untuk mempersamakan perhitungan dengan tahun Hijriah maka harus ada koreksi perhitungan yaitu dengan cara mengurangi satu hari. Namun Motede perhitungan Aqro uddin ini tidak perlu ada koreksi dengan perhitungan tahun Hijriah dikarenakan siklus yang dipakai oleh Kiai Aqrou ddin, meskipun memiliki sistem windu tetapi dalam perhitungannya selalu ada perhitungan ulang setiap 30 tahun. dan siklus Metode hisab Aqro uddin dalam penentuan awal bulan kamariah ini sama dengan siklus yang dimiliki oleh tahun Hijriah

70 yaitu sama-sama memiliki siklus 30 tahun yang terdiri dari 11 tahun Kabisat dan 19 tahun Basithoh. 2. Metode Khumasi / hitungan 5 Seperti yang telah dijelaskan pada Bab III, hitungan lima berpedoman kepada ketetapan awal bulan tahun sebelumnya. Contohnya, jika ingin menentukan 1 Syawal 1431 H, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui kapan 1 Syawal 1430 H. 1 Syawal 1430 H jatuh pada hari Jum at. Itu artinya 1 Syawal 1431 H jatuh pada hari Selas (1. Jum at, 2. Sabtu, 3. Ahad, 4. Senin, 5, Selasa). Hitungan lima yang digunakan oleh Aqro uddin masih tergolong urfi. Dalam keilmuan falak, hisab urfi tidak relevan dijadikan dasar perhitungan awal bulan kamariah, apalagi sesuatu yang kaitannya dengan ibadah. Sebaiknya jika hal itu berkaitan dengan ibadah, proses perhitungan lebih baik menggunakan hisab kontemporer. Setelah itu hasil perhitungan diverifikasi dengan rukyah al-hilal. Ketetapan awal bulan kamariah dari Tabel hisab Aqro uddin dan hitungan lima tidak selamanya sama bahkan cenderung lebih sering berbeda. Tabel 11 : hasil perbandingan awal Syawal tabel hisab dan hitungan 5 Metode 1435 H 1436 H 1437 H 1438 H Tabel Hisaban Sabtu Rabu Senin Jum at Hitungan 5 Sabtu Rabu Ahad Kamis

71 Perbedaan tersebut tidak menjadi persoalan yang berarti bagi Warga Dusun Keputran Desa Bakalan karena keputusan akhir dari penetapan awal Ramadhan, awal Syawal dan awal Dzulhijjah berada di tangan keluarga Pondok Pesantren Roudlotul Mustarsyidin Dusun Keputran Desa Bakalan. Untuk penentuan awal bulan kamariah yang berkaitan dengan prosesi ibadah awal Ramadhan, awal Syawal dan awal Zulhijah Pimpinan Pondok Pesantren Mustarsyidin menggunakan metode hisab tabel. Keputusan diambil tanpa sidang itsbat atau pun keputusan bersama dari semua warga Dusun Keputran Desa Bakalan. 3. Metode Sudasi / Menghitung 6 Metode Sudasi adalah hitungan enam berpedoman pada tanggal 12 Rabiul awal tahun yang dilalui. Metode ini bisa digunakan jika tidak ingat bahwa awal Ramadan tahun yang lalu jatuh pada hari apa. Untuk mengetahui awal Ramadan yang di kehendaki yaitu dengan menambahkan enam hari dari hari yang jatuh pada tanggal 12 rabiul awal tahun yang berjalan. Sebagai contoh tahun 1431 H tanggal 12 Rabiul Awal jatuh pada hari Kamis. Maka awal ramadan tahun 1431 H jatuh pada hari Selasa (1. Kamis, 2. Jum at, 3. Sabtu, 4. Ahad, 5. Senin, 6. Selasa. Metode perhitungan Sudasi ini merupakan metode alternatif yang bisa digunakan jika tidak ingat hari jatuhnya 1 Ramadan pada tahun yang telah dilaluinya. Metode Sudaso ini juga termasuk dalam metode urfi

72 sebagaimana halnya dengan metode khumasi. Hasilnya pun kadang sama dan kadang pulabebeda dengan tabel hisab Aqro uddin Tabel 12 : hasil perbandingan awal syawal tabel hisab dan hitungan 6 Metode 1435 H 1436 H 1437 H 1438 H Tabel Hisaban Sabtu Rabu Senin Jum at Hitungan 6 Sabtu Rabu Senin Jum at Sumber : Diolah dari Tabel Hisab Aqro uddin Dilihat dari keterangan metode penentuan awal bulan kamariah di atas, Metode hisab Aqro uddin yang diterapkan di Dusun Keputran Desa Bakalan termasuk dalam hisab urfi. Hisab urfi adalah sistem perhitungan kalender yang didasarkan pada rata-rata bulan mengelilingi matahari. Sistem hisab ini dimulai sejak ditetapkan oleh Kahalifah Umar bin Khattab ra (17 H) sebagai acuan untuk menyusun kalender Islam Abad yang di dalamnya memuat ketentuan-ketentuan 6 : 1. Awal tahun pertama Hijriah adalah bertepatan dengan hari Kamis tanggal 15 Juli 622M berdasarkan Hisab atau hari Jum at tanggal 16 Juli 622 M berdasarkan Rukyat. Menurut tabel Hisab Metode Aqro uddin, tahun pertama Hijriah jatuh pada hari Kamis 15 juli 622 M. 2. Satu periode (daur) membutuhkan waktu 30 tahun 3. Dalam setiap periode terdapat tahun panjang ( kabisat) dan tahun pendek (basithah) 6 Susiknan Azhari, Kelander Islam ke Arah Integrasi Muhammadiyah-NU, Yogyakarta : Museum astronomi Islam, 2012. Hlm. 62

73 4. Dapat dipergunakan untuk menyusun kalender jauh kedepan tanpa mencari posisi hilal yang sebenarnya 7 Para Ulama sepakat bahwa sistem hisab urfi tidak bisa dipergunakan dalam waktu yang ada hubungannya dengan ibadah kecuali perhitungan waktu (haul dalam zakat). 8 Sebab dengan berkembangnya ilmu pengetahuan terbukti bahwa sistem hisab urfi kurang akurat digunakan untuk keperluan penentuan waktu ibadah (awal Ramadan, awal Syawal, dan awal Zulhijah). Karena hisab urfi umur bulan Ramadhan selalu 30 hari. Sedangkan dalam konteks ilmu astronomi modern, bulan Ramadhan bisa saja berumur 29 hari atau 30 hari. Umur bulan dalam hisab urfi bersifat statis, bulan ganjil berumur 30 hari, sedangkan bulan genap berumur 29 hari. Hisab yang lebih relevan jika dijadikan pedoman dalam penentuan awal bulan kamariah adalah hisab hakiki, baik hakiki takribi, hakiki tahkiki, dan hakiki kontemporer. Hisab kontemprer merupakan hisab yang paling akurat jika dijadikan pedoman dalam penentuan awal bulan kamariah, khususnya bulan ibadah yakni Ramadan, Syawal, dan Zulhijah, karena menyangkut keabsahan ibadah. 9 Sistem hisab urfi penting diketahui untuk taksiran-taksiran untuk menghitung dan menentukan awal bulan 7 Akhmad Muhaini, Fiqih Astronomi Teori dan Implementasi, Yogkakarta : pustaka Ilmu, 2015. Hal. 44 8 Ibid 9 Opcit, Hal. 63

74 yang sebenarnya (hakiki). Bila tanpa hisab urfi dahulu tentu ahli hisab akan mengalami kesulitan. 10 B. Dasar Metode Hisab Aqro uddin dalam Hisab Awal bulan Kamariah Dalam menentukan awal bulan kamariah Aqro uddin memilih dengan menggunakan Hisab. Pemilihan Aqro uddin lebih dalam menentukan bulan kamariah dengan Hisab ini bukanlah tanpa dasar. Aqro uddin memilih hisab sebagai penentuan bulan kamariah ini berdasarkan Interpretasinya dalam memahami isi dan kandungan ayat hisab rukyat dan juga isi dan kandungan dari hadits-hadist nabi salah satunya yaitu sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari : حدثنا آدم حدثنا األسود بن قيس حدثنا سعيد بن عمر رضي هللا عنهما عن النبي صلى هللا عليه وسلم أنه قال إنا أمة أمية النكتب وال نحسب الشهر هكذا وهكذا يعني مرة تسعة وعشرين ومرة ثالثين )رواه البخاري( 11 Artinya : Adam Telah bercerita kepada kami, Syu bah telah bercerita kepada kami, Aswad bin Qoys telah bercerita kepada kami, Amr telah bercerita kepada kami, bahwa sesungguhnya dia mendengar Ibn Umar ra dari Nabi Saw beliau bersabda : kita adalah umat ummi yang tidak mampu menulis dan menghitung satu bulan adalah segini dan segini yaitu kadang 29 hari dan kadang 30 hari. (HR. Al-Bukhari) 10 Akhmad Muhaini, Op.cit, Hlm. 44. 11 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughiroh bin Bardazbah albukhari al-ja fi, Shahih Al-Bukhari, Libanon: Daar al-kutub al-ilmiah, 1992, Juz 1, hlm. 589.

75 Hadits tersebut dimaknai bahwa Ilat dalam melaksanakan rukyatul hilal untuk mengawali puasa dan Ramadan adalah keadaan umat yang umi yaitu belum mengenal secara meluas baca tulis dan ilmu hisab. sehingga nabi memberikan solusi yang mudah yang memungkinkan untuk dilakukan pada masa itu yaitu dengan cara rukyat. maka apabila ilat itu hilang yakni keadaan masyarakat sudah tidak ummi yakni sudah banyak yang bisa membaca dan menulis serta ilmu hisab maka bisa menentukan awal dan akhir ramadan dengan metode hisab. Menurut hemat penulis, pendapat Aqro uddin dalam menjelaskan makna hadits di atas adalah benar. Akan tetapi kurang tepat dalam pratiknya jika dihubungkan dengan masa kekinian. Adapun hisab yang paling sesuai dengan pendapat Aqro uddin adalah hisab kontemporer yakni hisab yang secara akurat dapat mengetahui posisi hilal yang sesuai dengan peredaran bulan sesungguhnya dengan menggunakan ilmu-ilmu ukur segitiga bola. Adapun hisab secara urfi dalam penentuan awal bulan kamariah tidaklah tepat/akurat dalam mengetahui posisi hilal sesuai dengan peredaran bulan yang sesungguhnya. Dalam penentuan awal bulan menggunakan hisab kontemporer pun, harus juga mempertimbangkan visibilitas hilal. Karena jika dalam perhitungan hisab kontemporer ternyata bulan tidak mungkin bisa dilihat, maka harus menyempurnakan umur bulan menjadi 30 hari seperti sabda nabi :

76 و ح د ث ن ي ز ه ي ر ب ن ح ر ب ح د ث ن ا إس م ع ي ل ع ن أي وب عن ناف ع عن ابن ع م ر رضي هللا ع ن ه ما قال : قال ر سول هللا ص ل ى هللا ع لي ه و س ل م إن ما الش ه ر ت س ع و ع ش ر ون ف ال ت ص وم وا ح ت ى ت ر و ه و ال ت ف ط ر وا ح ت ى ت ر و ه ف إن غ م ع ل ي ك م ف اق د ر و ا ل ه )رواه مسلم( 12 Artinya : Dan Zuhair bin Harbi telah bercerita kepada saya, Ismail telah berbicara kepada kami dari Ayyub, dari Nafi, Dari Ibnu Umar RA berkata Rasulullah Saw bersabda satu bulan hanya 29 hari, maka janganlah kalian berpuasa sampai kalian melihatnya (Hilal) dan jangan berbuka sampai kalian melihatnya. Jika terhalang (mendung atau kabut) atas kalian, maka perkirakanlah. (HR. Muslim) Hisab urfi tidak dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan ibadah karena umur bulan yang konstan atau tetap. Yakni umur bulan ganjil 30 hari dan bulan genap berumur 29 hari kecuali bulan Zulhijah berumur 30 hari dalam tahun panjang (kabisat). Artinya menurut hisab urfi bulan seakan-akan tidak bergerak. Pada hal tidak demikian. Menurut astronomi atau hisab kontemporer bulan itu bergerak mengelilingi bumi (revolusi). Karena bulan bergerak mengelilingi bumi maka umur bulan tidak selalu sama. Kadang 30 hari dan kadang pula 29 hari. Dan inilah yang menjadikan tingkat akurasi dari hisab urfi sangat rendah jika dibandingkan dengan hisab hakiki/kontemporer. Oleh karenanya ulama sepakat bahwa hisab urfi tidak bisa dijadikan pedoman dalam penentuan awal bulan kamariah yang kaitannya dengan pelaksaan ibadah. 12 Ibid, hlm. 759.