LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

Laila Rahmi Stikes Syedza Saintika Padang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Berat Bayi Lahir

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BBLR PERIODE JANUARI SAMPAI DESEMBER 2012 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN TAHUN 2012

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

93 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB V PEMBAHASAN. dengan preeklamsi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang sesuai kriteria inklusi

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

HUBUNGAN ANTARA KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI DESA TARAMAN SIDOHARJO SRAGEN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

30 Media Bina Ilmiah ISSN No

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir ( Kosim dkk, 2009). 1. Bayi dengan berat badan normal, yaitu > 2500.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO TAHUN 2011

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANGAN KASUARI RSU ANUTAPURA PALU

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator pembangunan kesehatan adalah melihat perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

B. Status Obstetrikus (meliputi : paritas ibu dan jarak kelahiran) 1. Paritas Ibu

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI PASSENGER PADA IBU BERSALIN DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Yayuk Norazizah, Ristitiati, Ummu Latifah

BAB I PENDAHULUAN. dari pertemuan sperma dan ovum sebagai rangkaian kejadian dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS EKONOMI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI RSKD IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi yang di kandung (Saifuddin, 2009:284). (Hani, 2011:12). Berdasarkan pengalaman praktek di polindes Kradenan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Kode/Nama Rumpun Ilmu* : 372/Kebidanan LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA PENGARUH PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN TERHADAP BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) PAULINA BUKITTINGGI TAHUN 2014 TIM PENGUSUL WIWIT FETRISIA, S.ST 1002068801 MUTIA FELINA, M. Keb 1004068401 STIKes PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI NOVEMBER 2015 ii

i

RINGKASAN Berat badan bayi merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir diantarnya faktor lingkungan internal, faktor lingkungan eksternal, factor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi pemeriksaan kehamilan atau antenatal care. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi lahir di BPM Paulina Bukittinggi Tahun 2014. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kolerasi dengan besar sampel sebanyak 40 orang dengan metode pengambilan sampel secara total sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari data BPM Paulina Bukittinggi, KMS ibu hamil, catatan persalinan, dan berat badan bayi lahir. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan r hitung (0,630) > r tabel (0,361), yang dilanjutkan dengan student t didapatkan t hitung (4,295) > t tabel (2,048), ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan antara kenaikan berat badan selama kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir di BPS Paulina Bukittinggi Tahun 2014. Keywords : Berat Badan, Kehamilan, Bayi Baru Lahir ii

PRAKATA Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah- NYA bagi penulis, sehingga Laporan Kemajuan penelitian Dosen Pemula ini diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis selaku peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung, selanjutnya Ketua STIKes Prima Nusantara Bukittinggi yang telah mendukung penulis untuk dapat menyelesaikan kegiatan. Penulis menyadari penyusunan laporan kemajuan ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan penulis, untuk itu diharapkan masukan, saran dan koreksi dari tim dan berbagai pihak, sehingga laporan kemajuan ini dapat lebih bermanfaat bagi kemajuan kita. Bukittinggi, November 2015 Penulis iii

DAFTAR ISI Halaman Pengesahan... i Ringkasan... ii Prakata... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vi Daftar Lampiran... vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 2 C. Luaran Penelitian... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan... 3 B. Berat badan... 3 1. Berat Bayi lahir...3 2. Pertambahan Berat Badan... 3 3. Pembagian Kenaikan Berat Badan... 7 C. Penyebab Kenaikan Berat Badan Selama Hamil... 7 D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Bayi Lahir... 8 E. Problem Berat Badan... 12 F. Kecepatan Pertambahan Berat Badan... 13 G. Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Dengan Berat Bayi Lahir... 14 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. Tujuan Penelitian... 16 B. Manfaat Penelitian... 16 iv

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 17 B. Populasi dan Sampel... 17 C. Tempat Penelitian... 15 D. Waktu Penelitian... 16 E. Prosedur Pengumpulan Data... 17 F. Analisis Data... 17 BAB V HASIL PENELITIAN A. Analisa Univariat... 19 B. Analisa Bivariat... 19 C. Analisa Hasil Penelitian... 20 BAB VI PEMBAHASAN A. Analisa Univariat... 22 B. Analisa Bivariat... 22 DAFTAR PUSTAKA v

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 BMI... 4 Tabel 2.2 Kenaikan Berat Badan... 7 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan kenaikan berat badan selama kehamilan di BPM Paulina Bukittinggi Tahun 2014... 18 Tabel 5.2 Distribusi responden Berdasarkan Berat Badan Bayi Baru Lahir di di BPM Paulina Bukittinggi Tahun 2014... 18 Tabel 5.3 Distribusi silang hubungan kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir di BPM Paulina Bukittinggi Tahun 2014... 19 vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru suatu periode pertumbuhan. Kondisi kesehatan dimasa lampau sekaligus keadaan kesehatan ibu saat ini merupakan landasan suatu kehidupan baru. Nutrisi merupakan satu dari banyak faktor yang ikut mempengaruhi hasil akhir kehamilan. Status nutrisi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktorfaktor yang membuat nutrisi seseorang wanita beresiko, seperti kemiskinan, kurang pendidikan, lingkungan yang buruk, kebiasaan makan yang tidak lazim, kondisi kesehatan yang buruk akan terus berpengaruh pada status gizi dan pertumbuhan serta perkembangan janin. Ibu hamil dengan status gizi yang buruk perlu mendapat perawatan khusus. Ras dapat mempengaruhi hasil akhir kehamilan (Bobak, et al, 2005:200). Pertambahan volume plasma berkisar 50% dan 20% peningkatan kadar hemoglobin ibu. Rata-rata pertambahan berat badan ibu hamil selama kehamilan berkisar 11,5kg, 25% untuk janin, selebihnya volume darah ibu yang meningkat, rahim dan jaringan kelenjar susu, cairan amnion dan plasenta. Oleh sebab itu, perlu dilakukan Ante natal care untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan janin, sehingga wanita dan keluarga perlu melakukan persiapan tugas-tugas kehamilan (Tomy, 2008: ). Pertambahan berat badan yang dianjurkan bagi kehamilan yang normal adalah sekitar 10-15 kg (Macdougall, 2004:18). Kenaikan berat badan selama kehamilan bervariasi untuk setiap wanita hamil, tergantung dari beberapa faktor. Hal yang harus diingat adalah kehamilan bukanlah saat untuk berdiet menurunkan berat badan atau makan secara berlebihan. Seperti apa yang dikemukakan oleh Suririnah (2008:51), yang terpenting adalah mempertahankan diet makan yang berkualitas. Status gizi ibu sebelum kehamilan sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, bila status gizi ibu baik pada sebelum hamil maka akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu. Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi pada saat lahir. Hasil survey Depkes RI pada tahun 1996 menunjukkan bahwa 41% ibu hamil diindonesia menderita gizi buruk, dengan 51% menderita anemia. Keadaan ini membuat kecenderungan ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (York J, 2002 : 1). Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan berhubungan langsung dengan berat badan bayinya, dan risiko melahirkan BBLR meningkat dengan kurangnya kenaikkan berat badan selama kehamilan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara 1

Kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat bayi lahir (Courtney, 2002 :26). Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Terhadap Berat Badan Bayi di BPM Paulina Tahun 2014. B. Perumusan Masalah Berdasarkan hasil penelitian diatas dan hasil survei pendahuluan peneliti, maka peneliti ingin merumuskan masalah penelitian tentang Bagaimanakah pengaruh peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi baru lahir di BPM Paulina Tahun 2014? C. Luaran Penelitian 1. Luaran penelitian ini adalah adalah berupa artikel ilmiah. 2. Sebagai tambahan referensi dan kontribusi wawasan keilmuan dalam pengembangan ilmu kebidanan 3. Sebagai bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Pengertian Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita sampai bayinya dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual pada masa ovulasi atau masa subur (keadaan ketika rahim melepaskan sel telur matang), dan sperma (air mani) pria pasanganya akan membuahi sel telur sel telur matang wanita tersebut. Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan menempel pada dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang selama kira kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada kehamilan normal (Suririnah, 2008: 1). Kehamilan yang sehat dan kondisi yang aman dan keadaan emosi yang memuaskan baik bagi ibu maupun janin adalah hasil akhir yang diharapkan dari perawatan maternitas. Banyak adaptasi maternal yang tidak diketahui ibu hamil dan keluarganya. Perawatan maternitas yang memiliki pengetahuan dapat membantu ibu hamil mengenai hubungan antara status fisik dan rencana perawatannya. Berbagai informasi membangkitkan semangat ibu hamil untuk berpartisipasi dalam perawatannya sendiri. Hal ini tergantung kepada keingintahunya, kebutuhan akan pengetahuan, dan kesiapannya untuk belajar (Bobak, et al, 2004: 104). Menurut (Bobak,et al, 2004: 143). Kehamilan berlangsung selama 9 bulan menurut penanggalan internasional, 10 bulan menurut penanggalan lunar, atau sekitar 40 minggu. Kehamilan ini dibagi menjadi tiga priode, tiga bulan atau trimester yaitu: 1. Trimester pertama adalah: priode minggu pertama - minggu ke13. 2. Trimester kedua adalah: priode minggu ke 14 ke 26 3. Trimester ketiga adalah: ke 27 cukup bulan (38 40) B. Berat Badan 1. Berat Bayi Lahir Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3 Kg dan panjang badan 50 cm (Solihin, 2004: 11). 3

2. Pertambahan Berat Badan Kenaikan berat badan yang seharusnya selama kehamilan bervariasi untuk setiap wanita hamil, juga tergantung dari beberapa faktor. Selama kehamilan, ibu perlu pertambahan berat badannya karena membawa si calon bayi yang tumbuh dan berkembang dalam rahimnya, dan juga untuk persiapan proses menyusui. Jadi, ibu hamil tidak perlu kwatir bila badannya menjadi besar, tetapi sebaliknya mulai merencanakan dan melakukan apa yang terbaik dan sehat bagi kehamilan (suririnah, 2008: 51). Kenaikan berat badan setiap wanita hamil berbeda, tergantung dari tinggi badan dan berat badanya sebelum kehamilan, ukuran bayi dan plasenta, dan kualitas diet makan sebelum dan selama kehamilan. Berdasarkan dari perhitungan BMI (body mass index), peningkatan berat badan selama kehamilan tergantung dari berat badan sebelum hamil. Perhitungan BMI menggunakan ukuran berat badan dan tinggi badan untuk memperkirakan jumlah total lemak dalam tubuh. Dengan BMI juga dapat dipakai untuk menilai adanya risiko penyakit jantung, diabetes, dan penyakit lainya secara umum. Berat badan sebelum kehamilan (kg) BMI = Tinggi badan (m) tinggi badan (m) Misalnya: berat badan sebelum kehamilan = 50 kg, tinggi badan = 1,6 m. 50 Maka perhitungan BMI = 1,6 1,6 = 50 2,56 Hasil BMI = 19,53 Nilai BMI Penilaian berat badan > 30 Obesitas kegemukan 25-29,9 Berat badan berlebihan 18,5-24,9 Berat badan Ideal < 18,5 Berat badan kurang Total peningkatan berat badan yang diharapkan selama kehamilan 6-9 kg 6-11 kg 11-15 kg 12 18 kg 4

Menilai berat badan sebelum hamil sangat penting dari segi kesehatan bagi ibu dan bayi. Jika ibu hamil dengan berat badan yang berlebihan sebelum kehamilan, maka pertambahan yang dianjurkan harus lebih kecil dari pada ibu hamil dengan berat badan ideal. Ibu hamil yang mempunyai peningkatan berat badan yang terlalu berlebihan akan beresiko terjadinya komplikasi kehamilan seperti diabetes gestasional (kenaikan kadar gula darah karena adanya proses kehamilan) atau terjadinya preeklampsia (keracunan kehamilan di mana terjadi peningkatan tekanan darah). Selain itu, penimbunan lemak tubuh yang berlebihan akan membuat berat badan sulit turun setelah melahirkan nantinya. Demikian juga sebaliknya, wanita yang berat badanya kurang sebelum hamil, maka ketika ia hamil perlu menambah berat badan lebih banyak dari pada ibu dengan berat badan ideal. Asupan gizi yang berkurang, akan menghambat pertumbuhan janin dalam kandungan seperti BBLR dan gangguan kehamilan lainya. Kenaikan berat badan selama masa kehamilan tergantung dari berat badan saat sebelum kehamilan.yang terbaik dilakukan adalah bila berniat untuk hamil, sebaiknyamempersiapkan berat badan ideal dahulu sebelum hamil, sehingga tubuh akan menyimpan semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh selama kehamilan secara seimbang, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang seimbang. Dalam hal ini Suririnah (2008: 53). Berpendapat bila berat badan berlebih sebelum hamil bukan berarti harus berdiet makan secara ketat karena akan berbahaya dan memengaruhi asupan gizi yangdiperlukan bayi anda. Sebaliknya, bila berat badan kurang tidak berarti makan secara berlebihan juga. Pertambahan berat badan yang dianjurkan bagi kehamilan yang normal adalah sekitar 10-15 kg. Berat badan yang kurang atau jauh melebihi normal akan mengancam perkembangan bayi dan dan mempersulit kehamilan serta proses persalinan (Macdougall, 2004: 18). Saat bayi baru lahir, berat badanya kurang dari 4 kg. Penambahan berat badan ibu selama kehamilan selain dikarenakan oleh berat badan juga berasal dari plasenta, cairan amnion, peningkatan volume darah, serta pembesaran rahim dan payudara (Macdougall, 2004: 18). Kecepatan pertambahan berat badan pada wanita hamil berbeda-beda. Selama triwulan pertama biasanya hanya 1-2 kg. dalam triwulan kedua biasanya bertambah sekitar 6 kg dan alam triwulan terakhir sekitar 5 kg. Angka-anka ini hanya perkiraan belaka, karena tentu saja pola pertambahan berat badan bersifat sangat individual (Macdougall, 2004: 18). Pada minggu ke-6 masa kehamilan, Anda akan melihat pertambahan berat badan sejak 5

minggu ke-12, sedangkan peninggian tercepat terjadi antara minggu ke-20 dan 30. Setelah minggu ke-36. Berat badan diakhir kehamilan dapat bertambah bila memiliki kecendrungan meretensi cairan (Macdougall, 2004: 18). Kecepatan pertambahan berat badan yang direkomendasikan mencapai 1 sampai 2 kg selama trimester pertama dan kemudian 0,4 kg perminggu untuk wanita yang memiliki berat standar terhadap tinggi badan (BMI 19,8 sampai 26). Peningkatan berat progresif secara bertahap pada dua trimester terakhir umumnya merupakan peningkatan jariangan lemak dan jaringan tidak lemak. Selama trimester kedua, peningkatan terutama terjadi pada ibu, sedangkan pada trimester ketiga, kebanyakan pertumbuhan janin. Berat badan harus dikaji pada setiap kunjungan prenatal dan ditulis digrafik peningkatan berat untuk memantau kemajuan sehingga sasaran yang ditetapkan dapat dicapai. Variasi laju ini (misalnya, kurang dari 0,5 kg per bulan pada wanita yang gemuk atau kurang dari 1 kg per bulan dalam dua semester terakhir pada wanita dengan berat normal) dapat mengindikasikan diperlukan intervensi. Penyebab deviasi laju peningkatan berat yang diharapkan ini kemungkinan antara lain pengukuran atau pencatatan yang keliru, berat pakaian yang dikenakan berbeda, jam saat ditimbang berbeda dan akumulasi cairan, serta asupan makanan yang tidak adekuat atau berlebihan. Peningkatan berat yang mencolok kemungkinan disebabkan oleh retensi cairan yang berlebihan. Peningkatan lebih dari 3 kg per bulan, khususnya setelah minggu ke-20 gestasi, dapat mengindikasikan masalah yang serius, seperti hipertensi akibat kehamilan. Kehamilan bukanlah saat untuk melakukan diet. Bagi wanita yang ramping dan sangat memperhatikan bentuk tubuh (BMI < 19,8), peningkatan berat badan merupakan masalah besar. Plasenta ibu,yang tidak mendapat makanan yang adekuat, seringkali berisi lebih sedikit sel yang diukurnya lebih kecil dan kurang mampu menyintesis nutrien yang dibutuhkan janin. Ibu harus diberi penjelasan tentang efek nutrisi tidak adekuat pada perkembangan janin. Konseling ini harus mencakup informasi tentang komponen peningkatan badan yang direkomendasikan dan seberapa banyak peningkatan ini akan hilang saat melahirkan. Penjelasan tentang cara menurunkan berat pada masa pascapartum, membantu meradakan rasa cemas pada ibu. Secara ideal, wanita yang mengalami obesitas berlebihan (BMI > 29) harus menjalani program penurunan berat sebelum konsepsi. Namun, semua wanita perlu mengalami peningkatan berat selama hamil. Peningkatan berat sekurangkurangnya harus sama dengan berat produk konsepsi (janin, plasenta, cairan amnion). Kualitas peningkatan berat ini harus ditekankan pada makanan kaya nutrient dan upaya menghindari makanan tidak berkalori (Bobak, et al, 2004: 205). 6

Berat badan bayi lahir rendah juga berkolerasi dengan usia ibu. Persentase tertinggi bayi dengan berat badan lahir rendah terdapat pada kelompok remaja dan wanita berusia lebih dari 40 tahun. Remaja seringkali melahirkan bayi dengan berat lebih rendah, bahkan bila dibandingkan dengan wanita dewasa yang mengalami peningkatan berat yang sama selama hamil. Hal ini terjadi karena system reproduksi mereka belum memiliki system transfer plasenta seefisien wanita dewasa. Wanita yang lebih tua memerlukan lebih sedikit kalori untuk mendukung kehamilannya, tetapi memiliki kebutuhan khusus akan nutrien tertentu ( Bobak, et al, 2004: 207). 3. Pembagian Kenaikan Berat Badan Pembagian Kenaikan Berat Badan ( Semua angka ini adalah angka rata-rata) Bayi 3,75 kg Plasenta 0,75 kg Cairan ketuban 1 kg Pembesaran rahim 1 kg Jaringan Payudara ibu 1 kg Volume darah ibu 2 kg Cairan dalam jaringan ibu 2 kg Cadangan lemak ibu 3,5 kg Rata-rata jumlah 15 kg pertambahan berat seluruhnya (Murkoff, 2006: 224). C. Penyebab Kenaikan Berat Badan Selama Hamil Kenaikan berat badan semasa kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Cairan ketuban Puncak volume air ketuban biasanya pada usia kehamilan 36-38 minggu. Cairan ketuban dikatakan kurang bila volumenya di bawah 500 cc. Kekurangan (oligohidramion) atau kelebihan cairan ketuban (polihidramion) dapat dijadikan indikator terjadinya sesuatu pada janinnya; apakah karena saluran cerna, kelainan tulang belakang dan lainnya. Adanya ketidak normalan air ketuban ini baru terjadi setelah usia kehamilan 22 minggu atau sekitar 5 bulan. 7

2. Pembesaran organ-organ Ukuran Ketebalan dinding rahim normal 1,25 cm, panjangnya 7,5 cm dengan lebar 5 cm, berat sekitar 50-80 gram. Sementara itu rahim ibu hamil ketebalan dindingnya sekitar 1,5 cm, berat 900-1000 gram, panjangnya 35 cm. 3. Peningkatan jumlah cairan tubuh Air merupakan komponen utama peningkatan berat badan selama kehamilan. Jumlah air yang teretensi pada kehamilan aterm (cukup bulan) dapat mencapai sekitar 6,5 liter. Setelah persalinan (nifas) akan terjadi penurunan berat badan sampai 2.300 gram dalam 10 hari. Penurunan berat badan ini tergantung 3 hal: jumlah cairan yang teretensi selama kehamilan, dehidrasi selama proses persalinan, dan kehilangan darah selama proses persalinan. 4. Adanya perubahan metabolisme selama kehamilan Terjadi peningkatan metabolisme sebesar 30% dibanding perempuan tidak hamil, yang diperlukan untuk peprtumbuhan dan perkembangan uterus dan janin. 5. Bertambahnya volume sel darah Mulai usia kehamilan 10 minggu, volume sel darah meningkat sampai maksimal 30% pada usia kehamilan 30-32 minggu. Kemudian volume relatif stabil sampai kehamilan cukup bulan (38-40 minggu) Selain itu, terjadi pula peningkatan volume plasma (cairan darah), selama kehamilan hingga dapat mencapai maksimal sekitar 40%. Total peningkatan volume plasma dapat mencapai 1,3 liter (Solahuddin, 2010: 1). D. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Bayi Lahir Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai berikut : 1. Faktor Lingkungan Internal Yaitu meliputi umur ibu, jarak kelahiran, paritas, kadar hemoglobin, status gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, dan penyakit pada saat kehamilan. Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi berat bayi lahir antara lain sebagai berikut : a. Usia Ibu hamil Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Pada umur yang masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi dan 8

kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yang dilahirkan akan semakin ringan. Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya. Mengingat mulai usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan, atau penyakit degeneratif pada persendian tulang belakang dan panggul. Kesulitan lain kehamilan diatas usia 35 tahun ini yakni bila ibu ternyata mengidap penyakit seperti diatas yang dikhawatirkan bayi lahir dengan membawa kelainan. Dalam proses persalinan, kehamilan usia di atas 35 tahun ini akan menghadapi kesulitan akibat lemahnya kontraksi rahim serta sering timbul kelainan pada tulang panggul tengah. Mengingat bahwa faktor umur memegangperanan penting terhadap derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi, maka sebaiknya perencanaan kehamilan dilakukan pada usia antara 20-30 tahun. b. Jarak Kehamilan/Kelahiran Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih. Jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab kelemahan dan kematian ibu serta bayi yang dilahirkan, bahwa risiko proses reproduksi dapat ditekan apabila jarak minimal antara kelahiran 2 tahun. (Setianingrum 2005: 16). c. Paritas Paritas secara luas mencakup jumlah kehamilan (gravida), jumlah kelahiran prematur, dan jumlah keguguran (abortus), sedangkan dalam arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu/wanita melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga anak atau lebih dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun, sering mengalami kurang darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang ataupun melintang ( Setianingrum, 2005 : 11) d. Kadar Hemoglobin (Hb) Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Sitorus (dalam Sitianingrum, 2005: 63), seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya dibawah 11 gr/dl. Data Depkes RI diketahui bahwa lebih dari 50% ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko 9

mendapatkan bayi berat lahir rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Depkes RI, 2002: 31). Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada placenta yang akan berpengaruh pada fungsi plesenta terhadap janin. e. Status Gizi Ibu Hamil Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung (Pudjiadi, 2004: 8). Oleh karena gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas (LILA) selama kehamilan. Sebagai ukuran sekaligus pengawasan bagi kecukupan gizi ibu hamil bisa dilihat dari kenaikan berat badannya. (Setianingrum, 2005: 41). Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai penambahan berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg,mempunyai resiko paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR. ibu hamil harus mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 Kg atau 20% dari berat badan sebelum hamil, sedang Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah antropometri yang dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Kalori (KEK) atau gizi kurang. Ibu yang memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) di bawah 23,5 cm berisiko melahirkan bayi BBLR. Pengukuran LILA lebih praktis untuk mengetahui status gizi ibu hamil karena alat ukurnya sederhana dan mudah di bawa ke mana saja, dan dapat dipakai untuk ibu dengan kenaikan berat badan yang ekstrim. (Setianingrum, 2005: 15). f. Pemeriksaan Kehamilan Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan mengidentifikasi masalah yang timbul selama masa kehamilan, sehingga kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara. Hal penting lainya ibu dan bayi dalam kandungan dalam kondisi baik dan sehat sampai saat persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui apabila terjadi gangguan (kelainan)pada ibu hamil dan bayi yang dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan. (Setianingrum, 2005 : 7). Menurut Suririnah (2008: 56) pemeriksaan kehamilan harus dilakukan secara berkala, yaitu : 1) Setiap 4 minggu sekali selama kehamilan 28 minggu 10

2) Setiap 2 minggu sekali selama kehamilan 28 36 minggu 3) Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan 36 minggu sampai masa melahirkan. Selain dari waktu yang telah ditentukan di atas ibu harus memeriksakan diri apabila terdapat keluhan lain yang merupakan kelainan yang ditemukan. g. Penyakit Saat Kehamilan Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir diantaranya adalah Diabetes melitus (DM), cacar air, dan penyakit infeksi TORCH. Penyakit DM adalah suatu penyakit di mana badan tidak sanggup menggunakan gula sebagaimana mestinya, penyebabnya adalah pankreas tidak cukup memproduksi insulin (tidak dapat menggunakan insulin yang ada). Beberapa akibat DM ini diantaranya adalah, bagi ibu hamil bisa mengalami keguguran, bayi lahir mati, bayi mati setelah lahir (kematian perinatal) karena bayi yang dilahirkan terlalu besar, menderita edem dan kelainan pada alat tubuh bayi. (Setianingrum, 2005: 88). Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakit infeksi yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis penyakit inisama bahayanya bagi ibu hamil yaitu dapat menganggu janin yang dikandungnya. Bayi yang dikandung tersebut mungkin akan terkena katarak mata, tuli, Hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ tubuh seperti jantung, paru-paru, dan limpa). Bisa juga mengakibatkan berat bayi tidak normal, keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak, radang iris mata, dan beberapa jenis penyakit lainnya. (Setianingrum, 2005: 97). 2. Faktor Lingkungan Eksternal Yaitu meliputi kondisi lingkungan, asupan zat gizi dan tingkat sosial ekonomi ibu hamil. Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir secara tidak langsung (eksternal) dapat dijelaskan sebagai berikut : a) Faktor lingkungan yang meliputi kebersihan dan kesehatan lingkungan serta ketinggian tempat tinggal. b) Faktor ekonomi dan sosial meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu hamil. 3.Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (Setianingrum, 2005: 12) 11

E. Problem Berat Badan Terkadang wanita hamil dapat mengalami kondisi retensi cairan yang menambah berat badan. Retensi cairan tersebut dapat diakibatkan oleh fungsi ginjal yang tidak baik, ganguan sirkulasi atau kelainan jantung dan hati. Banyak olah raga dan mengenakan baju yang longgar dapat memperbaiki sirkulasi tubuh (Macdougall, 2004: 18). Penambahan berat badan yang tiba-tiba terjadi dalam suatu kondisi yang disebutpre-eklamsia. Kondisi ini dicirikan oleh adanya peningkatan tekanan darah (hipertensi kehamilan) dan protein urin (proteinuria). Selain penambahan berat badan yang berlebihan, tanda-tanda pre-eklamsi lainya adalah pembekakan pada wajah, tangan, tumit, kaki, dan kepala serta keluhan sakit kepala. Bila ibu menderita pre-eklamsi, maka bayi anda akan menderita kekurangan aliran darah dan oksigen, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan (Macdougall, 2004: 18). Bila mendeteksi adanya penambahan berat badan tanpa disertai gejala pre-eklamsi, sebaiknya konsultasi dengan pelayanan kesehatan secepatnya. Pre-eklamsi dapat memburuk menjadi kondisi eklamsi. Kedua kondisi tersebut amat berbahaya bagi bayi serta ibunya. dengan perawatan pranatal yang teratur, maka pre-eklamsi biasanya dapat dideteksi pada tahap awal (Macdougall, 2004: 18). Meskipun dahulu pendapat dunia kedokteran membatasi kenaikan berat badan ibu hamil sebesar 7,5 kg, sekarang diketahui bahwa kenaikan sebesar ini adalah tidak memadai. Bayi dari ibu yang mengalami kenaikan berat badan sebesar 10 kg lebih cendrung premature, kecil untuk usia kehamilannya, dan mengalami hambatan pertumbuhan didalam rahim (Murkoff, 2006: 223). Memang tidak berbahaya dan beresiko pendapat selanjutnya yang mendorong para ibu untuk makan sepuasnya dan mengalami kenaikan seberat apapun. Ada beberapa potensi masalah dari kenaikan berat badan yang terlalu besar: penilaian dan pengukuran janin menjadi lebih sulit, kelebihan berat dapat lebih membebani sakit pinggang, nyeri pada tungkai kaki, meningkatnya keletihan, dan varises, bayi mungkin menjadi lebihbesar sehingga sulit dilahirkan melalui vagina. Jika dibutuhkan bedah Caesar, bedahnya akan lebih sulit, dan komplikasi pascabedah akan sering terjadi, sesudah kehamilan, kelebihan berat akan lebih sulit untuk dihilangkan (Murkoff, 2006: 223). Meskipun ada kemungkinan besar bahwa ibu yang mengalami kenaikan berat yang besar akan mempunyai bayi yang besar, Tetapi pertambahan berat badan ibu dan berat badan bayinya tidak selalu berkolerasi. Mungkin saja ibu mengalami kenaikan berat sebesar 20 kg dan melahirkan bayi seberat 3 kg. dan ibu mengalami kenaikan sebesar 12,5 kg dan melahirkan bayi seberat 4 kg kualitas makanan yang menyumbang kenaikan berat badan adalah lebih penting dari pada kuantitasnya (Murkoff, 2006: 223). 12

Rumusan ini berubah untuk ibu-ibu yang memiliki kebutuhan khusus. Ibu yang memulai kehamilan dalam kondis sangat kurus harus berusaha mengalami kenaikan berat badan yang cukup selama trimester pertama sehingga mereka dapat memulai trimester kedua atau mendekati berat badan yang ideal. Hal lain, ibu harus mendapatkan kenaikan sebesar 12,5 sampai 17,5 kg. Ibu yang memulai kehamilan dengan kelebihan berat badan sebesar 10-20% dapat mendapatkan penambahan berat badan sedikit lebih rendah, meskipun tidak boleh lebih rendah dari penambahan sebesar 7,5 kg, dan hanya dengan makanan yang berkualitas tinggi dan di bawah pengawasan ketat dari pelayan kesehatan. Kehamilan tidak pernah menjadi saat yang tepat untuk mengurangi atau mempertahankan berat badan, karena janin tidak dapat bertahan hidup hanya dengan cadangan lemak ibunya.mereka menyediakan kalori tetapi tidak menyediakan gizi (Murkoff, 2006: 224). Ibu yang mengandung lebih dari satu janin juga perlu penyesuaian tujuan kenaikan berat badannya bersama dokternya. Meskipun kenaikan berat badan ini tidak dua kali lipat untuk janin kembar tiga, tetapi memang meningkat cukup besar yaitu 17,5-22,5 kg. untuk janin kembar dua, dan lebih tinggi lagi untuk lebih dari dua janin (Murkoff, 2006: 224). F. Kecepatan pertambahan berat Ibu yang berberat badan rata-rata harus mengalami kenaikan sebesar 1,5 sampai 2 kg selama trimester pertama dan sekitar 500 gram per minggu, untuk jumlah 6-7 kg selama trimester kedua. Pertambahan berat harus berlanjut dengan kecepatan sekitar 500 gram per minggu selama bulan ke -7 dan 8,dan pada bulan ke-9 turun menjadi 500 gram atau 1 kg atau bahkan tidak mengalami pertambahan sama sekali sehingga jumlahnya adalah 4-5 kg selama trimester ketiga (Murkoff, 2006: 224). Jarang ada ibu yang dapat menyesuaikan pertambahan beratnya tepat seperti rumusan yang ideal. Dan boleh mengalami sedikit naik turun 250 gram pada suatu minggu, 750 gram pada minggu berikutnya. Tetapi tujuan dari setiap ibu hamil adalah mengalami kenaikan berat badan yang sestabil mungkin, tanpa kenaikan atau penurunan yang tiba-tiba. Jika mengalami kenaikan berat lebih dari 1,5 kg dalam salah satu minggu pada trimester kedua atau jika mengalami kenaikan lebih dari 1 kg dalam minggu apapun di trimester ketiga, (terutama jika tampaknya tidak berkaitan dengan terlalu banyak makan atau kelebihan pasokan garam), periksakan juga jika tidak mengalami pertambahan berat badan selama lebih dari dua minggu ke 4 sampai 8 (Murkoff, 2006: 225). Apabila pertambahan berat badan tidak sesuai dari apa yang telah direncanakan (misalnya, Anda mengalami kenaikan seberat 7 kg pada trimester pertama dan bukan 1,5 atau 13

2 kg, atau mengalami kenaikan seberat 10 kg pada trimester kedua dan bukan 6 kg), lakukan tindakan untuk mengembalikan berat badan yang sesuai, tetapi jangan berusaha menghentikan perjalanannya. Sesuaikan tujuan anda untuk melibatkan kelebihan berat yang sudah didapatkan dan berat yang masih harus dicapai. Perlu tetap diingat bahwa janin masih memerlukan pasokan gizi yang stabil setiap hari selama kehamilan, dan ini hanya datang dari apa yang dimakan. Pantaulah berat badan sejak awal, dan jangan pernah tergoda untuk melibatkan janin dalam diet untuk menguruskan tubuh (Murkoff, 2006: 225). G. Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Dengan Berat Bayi Lahir Bertambahnya berat badan ibu sangat berarti sekali bagi kesehatan ibu dan janin. Pada ibu yang menderita kekurangan energi dan protein (status gizi kurang) maka akanmenyebabkan ukuran placenta lebih kecil dan suplai nutrisi dari ibu ke janin berkurang, sehingga terjadi reterdasi perkembangan janin intra utera dan bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah (Samsudin dan Tjokronegoro, 1986: 24). Perbandingan tinggi badan dan berat badan berkaitan erat dengan tingginya angka kematian perinatal, bayi dengan berat lahir rendah dan kelahiran dini (prematur). Dalam mempengaruhi berat lahir bayi berat badan ibu lebih besar pengaruhnya terhadap berat lahir bayi daripada tinggi badan Ibu (Setianingrum, 2005: 129). Menurut Pudjiadi (2002: 8) asosiasi yang positif antar berat badan lahir bayi maupun berat badan ibu, jadi ukuran antropometri ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang akan dilahirkan. Menurut Courtney (2002 : 15) berat badan ibu sebelum dan selama kehamilan sangat mempengaruhi hasil dari kehamilan tersebut. Wanita yang berat badannya kurang sebelum kehamilan cenderung akan melahirkan lebih cepat (prematur) dan melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), dan resiko melahirkan BBLR meningkat pada kenaikan berat badan yang kurang selama kehamilan. Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan berhubungan langsung dengan berat badan bayinya, dan risiko melahirkan BBLR meningkat dengan kurangnya kenaikkan berat badan selama kehamilan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat bayi lahir (Courtney, 2002: 26). 14

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT A. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi pengaruh peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi baru lahir di BPM Paulina Tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi pertambahan berat badan ibu selama kehamilan di BPM Paulina Tahun 2014. b. Mengidentifikasi berat badan bayi baru lahir di BPM Paulina Tahun 2014. c. Menguji hubungan kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat bayi lahir di BPM Paulina Tahun 2014. B. Manfaat Penelitian 1. Bagi Tenaga Kesehatan Sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan asuhan pada ibu hamil dan bayi yang akan dilahirkan. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan bisa memberi manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca serta dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya. 3. Bagi Peneliti Menambah wawasan, bahan masukan, dan pengetahuan bagi peneliti. 4. Bagi Masyarakat Dengan mensosialisasikan kepada masyarakat tentang penambahan berat badan selama hamil yang normal, sehingga dapat mengantisipasi terjadinya penambahan berat badan ibu hamil yang tidak normal. 15

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif Korelasi yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi pada sebuah fenomena dengan mengidentifikasi hubungan yang terjadi antara variable (Suyanto dan Salamah, 2009:33). B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. populasi dapat bersifat jumlah terbatas dan tidak terbatas. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu post partum yang berada di BPM Paulina sebanyak 40 orang. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang bersalin dan bayi baru lahir di BPM Paulina. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah total sampling sebanyak 40 orang, maka setiap anggota populasi yang memenuhi syarat, mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel pada penelitian ini. Adapun kreteria sampel yang akan dipakai adalah Ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di BPM Paulina Ibu yang melahirkan di BPM Paulina C. Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di BPM Paulina tahun 2015 Bukittinggi D. Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Januari 2015. E. Prosedur Pengumpulan Data Sebelum peneliti melakukan pengumpulan data, peneliti menemui pimpinan BPM Paulina dan meminta izin untuk melakukan penelitian di BPM tersebut. Setelah mendapatkan 16

izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data yang diambil dari Rekam Medik yaitu datadata ibu hamil dan berat badan bayi baru lahir yang sesuai kriteria penelitian. F. Analisis Data Setelah seluruh data terkumpul maka analisa data dilakukan melalui pengolahan data yang mencakup kegiatan sebagai berikut : Editing (Pemeriksaan data) proses pengolahan data dengan cara pengecekan kembali kelengkapan data yang telah terkumpul, apabila terdapat kekeliruan, kesalahan dan kekurangan dilakukan pendataan ulang. Coding (Pemberian kode) pengolahan data dengan cara memberikan kode-kode pada setiap jawaban responden. Tabulating proses pemasukan data atau menyusun data ke dalam bentuk tabel. Entry data dalam komputer dan dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan yaitu cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan. Analisa data dilakukan menggunakan bantuan program yang disesuaikan, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Analisa Univariat: Analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel independen dan responden guna memperoleh gambaran dan karakteristik sampel dengan cara membuat table distribusi frekuensi. b. Analisa Bivariat: Analisa ini digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi. Hipotesa akan diuji dengan menggunakan teknik analisa korelasi product moment. Teknik analisis korelasi ini digunakan untuk mencari koefisien korelasi atau kekuatan hubungan. Taraf signifikan (α = 0.05), pedoman dalam menerima hipotesis : jika nilai P < 0.05 maka H0 ditolak, apabila nilai P > 0,05 maka H0 gagal ditolak. Data disajikan dalam bentuk tabel agar dapat dengan mudah melihat hubungan peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi baru lahir. Menurut Colton kekuatan hubungan dua variabel ada 4 (empat) area, yaitu: r = 0,000 0,25: berarti tidak ada hubungan / hubungan lemah r = 0,26 0,50 : berarti hubungan sedang. r = 0,51 0,75 : berarti hubungan kuat r = 0.76 1,00 : berarti hubungan sangat sempurna / kuat 17

BAB V HASIL PENELITIAN A. Analisa Univariat 1. Kenaikan berat badan ibu hamil Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 40 orang, berdasarkan hasil penelitian distribusi responden berdasarkan kenaikan berat badan ibu hamil dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan kenaikan berat badan selama kehamilan di BPM Paulina Bukittinggi Tahun 2014 No Kenaikan BB selama Persentase Jumlah Kehamilan (Kg) (%) 1 2 3 < 18,5 18, 5 24,9 > 25 30 8 2 75 20 5 Jumlah 40 100 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 40 responden sebagian besar mempunyai kenaikan berat badan ibu hamil < 18,5 kg sebesar 75 %. 2. Berat badan bayi baru lahir Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 40 orang, berdasarkan hasil penelitian distribusi responden berdasarkan berat badan bayi baru lahir dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.2 Distribusi responden Berdasarkan Berat Badan Bayi Baru Lahir di di BPM Paulina Bukittinggi Tahun 2014 No Berat Badan Bayi Persentase Jumlah Baru Lahir (gram) (%) 1 2 3 < 2500 2500-4000 > 4000 4 36 0 10 90 0 Jumlah 40 100 18

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 40 responden sebagian besar mempunyai bayi dengan berat badan bayi baru lahir antara 2500-4000 gr sebesar 90 %. B. Analisa Bivariat 1. Hubungan Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 40 orang, berdasarkan hasil penelitian distribusi silang kenaikan berat badan selama kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir dapat dilihat pada table berikut. No 1 2 3 Tabel 5.3 Distribusi silang hubungan kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir di BPM Paulina Bukittinggi Tahun 2014 Kenaikan BB selama Kehamilan (Kg) < 18,5 18, 5 24,9 > 25 Berat Badan Bayi Baru Lahir (gram) < 2500 2500 4000 > 4000 n (%) n (%) n (%) 4 (13,3) 26 (86,7) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 8 (100) 2 (100) 0 (0) 0 (0) Jumlah n (%) Jumlah 4 (10) 36 (90) 0 (0) 40 (100) 30 8 2 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 40 responden sebagian besar mempunyai kenaikan berat badan waktu hamil <18,5 kg dan melahirkan bayi dengan berat badan lahir 2500 4000 gr sebanyak 26 orang (87,7 %) 19

C. Analisa Hasil Penelitian Uji Pearson Product Moment Adapun hasil penelitan ini adalah sebagai berikut : NO Xi Yi Xi Yi Xi2 Yi2 1 12 2.9 34.8 144 8.41 2 13 3.5 45.5 169 12.25 3 17 4 68 289 16 4 20 3.3 66 400 10.89 5 17 3.3 56.1 289 10.89 6 8 2.9 23.2 64 8.41 7 10 3.6 36 100 12.96 8 6 2.8 16.8 36 7.84 9 11 3.2 35.2 121 10.24 10 10 2.4 24 100 5.76 11 11 2.9 31.9 121 8.41 12 16 3.3 52.8 256 10.89 13 4 2.5 10 16 6.25 14 7 2.8 19.6 49 7.84 15 6 2.5 15 36 6.25 16 8 3.2 25.6 64 10.24 17 10 3.3 33 100 10.89 18 10 3.6 36 100 12.96 19 11 3.5 38.5 121 12.25 20 14 2.9 40.6 196 8.41 21 12 2.9 34.8 144 8.41 22 13 3.5 45.5 169 12.25 23 17 4 68 289 16 24 20 3.3 66 400 10.89 25 17 3.3 56.1 289 10.89 26 8 2.9 23.2 64 8.41 27 10 3.6 36 100 12.96 28 10 3.3 33 100 10.89 29 8 3.2 25.6 64 10.24 30 10 3 30 100 9 31 13 3.2 41.6 169 10.24 32 9.5 3.1 29.45 90.25 9.61 33 9 3.2 28.8 81 10.24 34 5 2.5 12.5 25 6.25 35 7 3 21 49 9 36 3 2.4 7.2 9 5.76 37 5 3 15 25 9 38 5 3.2 16 25 10.24 39 9 3 27 81 9 40 11 3.2 35.2 121 10.24 Jumlah 422.5 125.2 1360.55 5165.25 397.56 20

Setelah dilakukan analisa data tentang hubungan kenaikan berat badan selama kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir dengan uji Pearson Product Momen didapatkan r hitung (0,630) > r tabel (0,361), yang dilanjutkan dengan student t didapatkan t hitung (4,295) > t tabel (2,048), ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan antara kenaikan berat badan selama kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir di BPS Paulina Bukittinggi Tahun 2014. 21

BAB VI PEMBAHASAN A. Analisa Univariat 1. Distribusi frekuensi peningkatan berat badan ibu selama kehamilan Pada Penelitian ini terlihat ibu hamil yang mengalami penambahan berat badan yang tergolong kurang dari normal sebanyak 30 orang atau sebanyak 75%. Ibu hamil yang mengalami penambahan berat badan yang tergolong sesuai sebanyak 8 orang atau 20%. Ibu hamil yang mengalami penambahan berat badan yang tergolong lebih sebanyak58 orang atau sebanyak 5 %. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Trihardian 2011 didapatkan rerata pertambahan berat badan ibu selama hamil tergolong sesuai yaitu sebesar 77,1%. Menurut Waryana 2010, kecukupan gizi selama hamil dan pertambahan berat badan yang sesuai selama hamil akan berpengaruh baik terhadap proses perkembangan bayi di dalam rahim. 2. Distribusi frekuensi kejadian BBLR Pada penelitian ini terlihat berat bayi lahir yang tergolong berat bayi lahir rendah sebanyak 4 bayi atau 10%. Berat bayi lahir yang tidak tergolong berat bayi lahir rendah sebanyak 36 bayi atau 90%. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Simanjuntak pada tahun 2011 di Rumah Bersalin Medan didapatkan berat bayi yang tergolong rendah sebesar 35,8%. B. Analisa Bivariat Hubungan Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir Hubungan pertambahan berat badan ibu hamil terhadap berat bayi lahir memang telah dilaporkan pada beberapa penelitian, misalnya pada penelitian di puskesmas yang memiliki ruangan bersalin dan rumah sakit ibu dan anak di daerah Jakarta Timur dan Bekasi tahun 2007, yaitu ibu hamil yang melahirkan bayi BBLR memiliki pertambahan berat badan ibu hamil 8,16 kg. Penelitian ini belum bisa menemukan hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil terhadap berat bayi lahir. Menurut asumsi, hal ini terjadi karena masih adanya faktor-faktor lain yang belum diketahui secara pasti dimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi berat bayi lahir. 22

Berat bayi lahir memang tidak hanya dipengaruhi oleh pertambahan berat badan ibu hamil. Berat bayi lahir merupakan interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Berat bayi lahir dipengaruhi oleh dua faktor ibu yang mempengaruhi pertumbuhan janin intrauterin, yaitu faktor internal dan eksternal. Pertambahan berat badan ibu yang rendah atau kurang dari penambahan berat badan ibu berdasarkan IMT, mempunyai resiko untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Itu merupakan salah satu faktor internal ibu yang mempengaruhi berat bayi lahir. Faktor-faktor internal lainnya adalah usia ibu, jarak kehamilan, paritas, status gizi, kadar hemoglobin, infeksi, dan penyakit-penyakit yang didapat saat kehamilan. Status gizi ibu adalah faktor lingkungan intrauterine utama pada perkembangan janin. Peningkatan status gizi ibu hamil yang optimal tidak hanya menjamin perkembangan janin yang optimal, tetapi juga mengurangi resiko penyakit kronik pada masa dewasa. Infeksi yang didapat saat kehamilan misalnya seperti terinfeksi TORCH. Bayi yang telah terinfeksi TORCH biasanya memperlihatkan tanda penyakit yang menyeluruh dengan berat badan lahir rendah, hepatosplenomegali, ikterus, dan anemia. 23

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sesuai dengan tujuan, maka dalam penelitan ini secara umum dapat disimpulkan antara lain : 1. Sebagian besar kenaikan berat badan ibu hamil di BPM Paulina Kota Bukittinggi yaitu < 18,5 kg. 2. Sebagian besar berat badan bayi baru lahir di BPM Paulina Kota Bukittinggi bulan Januari-Maret 2015 yaitu antara 2500 4000 gr. 3. Ada hubungan kenaikan berat badan selama kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir. B. Saran 1. Untuk masyarakat Hendaknya masyarakat mengerti tentang menjaga kesehatan bagi diri sendiri terutama ketika hamil agar selalu melakukan ANC secara teratur dan selalu menimbangkan berat badannya agar dapat diketahui dengan segera apabila ada kenaikan berat badan yang menurun atau yang meningkat secara drastis sehingga dapat ditanggulangi secara dini. 2. Untuk penelitian Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir, oleh karena itu hendaknya perlu diteliti hubungan yang lain dapat mempengaruhi berat badan bayi baru lahir. 24

DAFTAR PUSTAKA Alwi,Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta : Balai pustaka. Arikunto,Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekat Praktik. Jakarta: Edisi revisi VI. PT. Rineka cipta. Bobak, Irene M. dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC Hidayat,A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika. Macdougall, Jane. 2004. Kehamilan Minggu Demi Minggu. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama. Machfoedz, Ircham. 2009. Metodologi penelitian. Yogyakarta : Fitramaya. Manik, M., Sitohang, NA., & Asiah, N. 2010. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan: Universitas Sumatra Utara. Murkoff, Heidi. dkk. 2006. Kehamilan Apa yang Anda Hadapi Bulan Per Bulan. Edisi 3. Jakarta : Arcan. Notoatmojdo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Suririnah.2008. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Suyanto.& Salamah, Ummi. 2009. Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Yogjakarta: Mitra Cendikia Press. Solihin, Pudjiadi. 2004. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Setianingrum, Susiana Iud Winanti. (2005). Hubungan Antara Kenaikan Berat Badan, Lingkar Lengan Atas, dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III Dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Ampei Boyolali Tahun 2005. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/hash018c/f2c75909.dir/doc.p df. 27 September 2010. Tomy. (2008). Studi Banding Kadar Hemoglobin Dan Tinggi Fundus Uteri Maternal Terhadap Luaran Berat Badan Lahir Normal Dan Rendah. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6457/1/08e00813.pdf.02 Oktober 2010. Varney, Helen.dkk. (2002). Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC. 1