POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN TIMBANGAN BUAH DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

Rancang Bangun Intrumentasi Pengukur Kecepatan Arus Air Berdasarkan Sistem Kerja Baling-Baling

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

Rancang Bangun Alat Ukur Salinitas dan Suhu Menggunakan Mikrokontroler ATMEGA328P Berbasis Data Logger yang Terintegrasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan salah satu hal yang banyak diperbincangkan di era globalisasi ini.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

MESIN PENYAJI BERAS SECARA DIGITAL

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

INSTRUMENTASI PENGUKURAN BERAT BADAN DAN LINGKAR KEPALA BAYI BERBASIS ATMEGA16 KARYA ILMIAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

DT-51 Application Note

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM

PENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING VOLUME DAN PENGISIAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV. PERANCANGAN. Blok diagram menggambarkan cara kerja semua sistem E-dump secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa komponen:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan

DETEKTOR JARAK DENGAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

DESAIN SISTEM ANTROPOMETRI DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER. 2 Teknik Elektromedik Stikes Mandala Waluya Kendari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat Ukur Berat Kalori pada Makanan Berbasis Arduino. d. Dimensi : P : 25 cm, L : 20 cm, T : 15 cm.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X

III. METODE PENELITIAN. Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. otomatis masih belum menggunakan filter. Dari hasil penelitian yang dilakukan,

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

TUGAS AKHIR ALAT PENGUKUR TINGGI BADAN PORTABLE BERBASIS ARDUINO. Disusun Oleh : : SOUMAN SANI :

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

Alat Ukur Multifungsi Bagi Penyandang Tunanetra

BAB III ANALISA SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB III PERANCANGAN ALAT

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR BERAT BADAN IDEAL TERINTEGRASI DENGAN WEBSITE BERBASIS MIKROKONTROLER BS2P40 ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR APLIKASI PEMANCAR DAN PENERIMA SENSOR ULTRASONIK SR04 DALAM PENGKURAN JARAK PRIMA AYUNI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV PERANCANGAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

SISTEM PERANCANGAN TIMBANGAN BUAH DIGITAL DENGAN KELUARAN HARGA DAN MASSA BERBASIS ATMEGA 32 TUGAS AKHIR ANNA MARIA NAIBAHO

BAB I PENDAHULUAN. dari analog ke sistem digital, begitu pula dengan alat ukur.

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. ini bidang elektronika mengalami kemajuan yang pesat. Dengan kemajuan

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGGI BADAN DENGAN DISPLAY OLED DAN BERSUARA BERBASIS ARDUINO UNO

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

Implementasi Sensor Ultrasonik Untuk Mengukur Panjang Gelombang Suara Berbasis Mikrokontroler

Transkripsi:

Rancang Bangun Timbangan Digital Berbasis Sensor Beban 5 Kg Menggunakan Mikrokontroler Atmega328 Edwar Frendi Yandra a, Boni pahlanop Lapanporo a *, Muh. Ishak Jumarang a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia *Email : boni8poro@gmail.com Abstrak Telah dibangun sebuah prototipe alat untuk mengukur massa, gaya berat dan massa jenis menggunakan mikrokontroler ATMega328. Sistem pengukuran massa dan gaya berat berdasarkan prinsip kerja sensor beban 5 Kg. sedangkan untuk pengukuran massa jenis menggunakan prinsip kerja sensor beban dan sensor ultrasonik PING HC SR04. Pada pengukuran massa jenis benda digunakan prinsip perubahan volume air dalam tabung. Selanjutnya digunakan mikrokontroler ATMega328 sebagai pengolah data secara keseluruhan. Tahapan penelitian meliputi proses perancangan, pembuatan dan pengujian alat. Hasil eksperimen menunjukan bahwa kinerja alat ini mampu mengukur massa 5 gram sampai dengan 4000 gram dengan error pengukuran sebesar 1,05%. Sedangkan error pengukuran massa jenis yang dibaca alat ini sebesar 1,64%. Hasil pembacaan dari alat memerlukan waktu sekitar lima detik untuk dijadikan acuan identifikasi data yang dihasilkan. Kata kunci : sensor beban, mikrokontroler, sensor ultrasonik 1. Latar Belakang Timbangan adalah sebuah alat bantu yang digunakan untuk mengetahui berat suatu benda. Jenis timbangan yang digunakan bermacammacam, mulai dari timbangan manual, timbangan mekanik hingga timbangan digital. Timbangan digital merupakan alat ukur untuk mengukur masa benda atau zat dengan tampilan digital. Dalam pemanfaatannya timbangan digunakan di berbagai bidang, dari bidang perdagangan, industri sampai dengan perusahaan jasa [1]. Timbangan digital mempunyai tingkat ketelitian yang lebih baik dan pengoperasian yang lebih efisien dari pada timbangan analog. Pengguna hanya melihat angka yang tertera pada layar LCD (Liquid Crystal Display) [2]. Saat ini pemanfaatan kedua jenis timbangan ini hanya digunakan untuk mengukur besaran massa saja. Timbangan digital dengan keluaran massa saja tidak cukup untuk digunakan dalam menentukan gaya berat yang bekerja pada sebuah benda dengan massa tertentu. Timbangan analog juga sangat sulit jika dibuat untuk keluaran yang banyak selain satu jenis keluaran. Hampir semua timbangan sudah menggunakan teknologi pengukuran secara digital dengan hasil pengukuran yang lebih akurat [3]. Dalam pembuatan timbangan digital, perusahaan menggunakan sensor dan transduser untuk mengukur berat beban yang berbentuk mekanik. Yaitu sensor beban (load cell) yang terdapat strain gauge di dalam sensor beban tersebut [4]. Dalam penelitian ini, dirancang dan dibuat sebuah alat timbang elektronik menggunakan mikrokontroler sebagai pengendali. Timbangan digital dengan keluaran massa saja tidak cukup untuk digunakan dalam menentukan gaya berat yang bekerja pada sebuah benda dengan massa tertentu. Pada timbangan elektronik ini, digunakan sensor beban dengan beban maksimal 5 Kg sebagai pendeteksi massa maupun berat benda yang ditimbang [5]. Alat ini juga mampu mengukur massa jenis benda dengan menggunakan sensor ultrasonik untuk menghitung kenaikan volume benda. Sebelum benda diletakkan di atas timbangan, pengguna dapat memilih parameter apa yang akan menjadi output alat ini. Pilihan yang ada pada alat ini yaitu massa, gaya berat dan massa jenis. 2. Metodologi 2.1 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah bread board, multimeter, power suplay. Bahan-bahan yang digunakan adalah mikrokontroler ATMega328, LCD 16x4, sensor beban 5 Kg (load cell weighing sensor), Module HX711 sebagai penguat, Sensor ultrasonik PING HC SR04, kaca akrilik, lampu LED. 2.2 Perancangan Hardware Sistem pengukuran timbangan digital yaitu dengan mendeteksi berat obyek, kemudian IC HX711 mengkonversi perubahan yang terukur dalam perubahan resistansi dan mengkonversinya ke dalam besaran tegangan (sebagai penguat hasil pembacaan sensor 23

beban). Selanjutnya hasil pembacaan yang masih berupa data analog itu kemudian diolah di tempat proses data dan pengkondisian sinyal melalui pin analog mikrokontroler ATMega328 yang akan mengubah data analog tersebut menjadi keluaran digital (dengan masuk pada pin ADC pada mikrokontroler ATMega328). Setelah keluaran digital didapatkan maka hasilnya akan ditampilkan di layar LCD 16x4. beban Sensor Gambar 2. Perancangan Sistem Elektronik Sensor ultrasonik Penguat Mikrokontroler Tombol nol Sensor jarak yang digunakan pada penelitian ini adalah sensor ultrasonik HC SR04. Sensor ini bekerja pada tegangan 5V dengan kuat arus listrik 15 ma. Rentang jarak yang diukur yaitu dari 2 cm sampai 300 cm. LCD (Massa, Gaya berat, Massa jenis) Gambar 1. Diagram blok perancangan sistem 2.3 Perancangan sistem elektronik Diagram blok rangkaian sistem pengukuran timbangan benda terbagi menjadi 8 bagian, yaitu: 1. Sensor beban 5 Kg; adalah sensor yang digunakan untuk mengukur massa benda. 2. Module HX711; adalah penguat output dari sensor masa. 3. Sensor Ultrasonik HC SR04; adalah sensor jarak yang digunakan sebagai pendeteksi perubahan volume benda. 4. Tombol Reset; bagian input sistem yang berperan sebagai sinyal ke bagian mikrokontroler untuk menyatakan bahwa hasil pengukuran timbangan kembali ke nol. 5. Mikrokontroler; bagian perangkat utama atau dapat dikatakan sebagai otak dari sistem yang akan dibuat. Mikrokontroler yang digunakan adalah seri ATMega328. 6. LCD 16x4; merupakan bagian perangkat yang menampilkan hasil pengukuran massa benda dalam bentuk digital. 7. LED Indikator; Merupakan bagian yang memberikan pertanda bahwa sistem dalam keadaan nyala atau beroperasi. 8. Sumber tegangan. Perancangan sistem elektronik secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut: Gambar 3. Sensor Ultrasonik HCSR04 Pada Gambar 3 terdapat pin echo dan pin trigger. Pin echo dihubungkan dengan pin 8 pada perangkat arduino. Sedangkan pin trigger dihubungkan ke pin 7. Berikut merupakan cara kerja sensor ultrasonik ini [6]: 1. Sensor mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik (40 khz) selama t burst (200µs) kemudian mendeteksi pantulan. 2. Sensor akan memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali (pulsa trigger dengan t out (minimal 2µs). Gelombang ultrasonik merambat melalui udara dengan kecepatan 344 m/s mengenai objek dan memantul kembali ke sensor. 3. Lebar pulsa t in akan menyesuaikan lama waktu tempuh gelombang elektronik untuk dua kali ukur jarak dengan objek. 2.4 Perancangan sistem keseluruhan Perancangan sistem secara keseluruhan ini merupakan penggabungan dari perancangan bagian hardware, elektronik serta pemrograman. Alat ini menggunakan sensor beban untuk mendeteksi massa benda yang 24

Selesai POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal. 23-28 ISSN : 2301-4970 akan ditimbang. Prinsip kerja dari alat ini yaitu jika terjadi pertambahan berat, maka sensor akan mulai mendeteksi berat benda. Kemudian keluaran sensor yang berupa perubahan resistansi ini akan diubah menjadi perubahan tegangan oleh rangkaian mikrokontroler. Rangkaian Analog Digital Converter (ADC) yang terdapat pada mikrokontroler ini akan mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Hasil konversi dari rangkaian ADC akan diproses oleh rangkaian mikrokontroler untuk ditampilkan ke display LCD sebagai data berat dalam satuan gram (g). Hasil pengukuran massa ini yang digunakan untuk mengukur gaya berat dan massa jenis benda. Berdasarkan sistem kerja alat keseluruhan, maka dibuat skema rangkaian sistem pengolahan data seperti pada Gambar 4 berikut ini: Gambar 4. Skema Rangkaian bagian utama sistem pengolahan data 2.5 Pengujian error pengambilan data Pengujian error sangat diperlukan pada saat pengambilan data. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan alat yang digunakan. Error hasil pengukuran ini dapat diukur dengan menggunakan rumus: Mulai Inisialisasi Mikro, ADC, Crystal, Display, PING HC SR04, IC HX711 dan Deklarasi Variabel ( ) Start = 1 ya Baca data ping HC SR04 dan IC HX711 tidak dengan: D obs = Data observasi, D kal = Data kalkulasi, N = Jumlah data E RMSE = root mean square error Baca data HX711 dan PING HC SR04 Deteksi Baca data HX711 2.6 Perancangan Perangkat Lunak Perancangan perangkat lunak ini merupakan alur dari kode program yang akan dibuat agar sistem dapat bekerja dengan baik, seperti pada Gambar 5 berikut ini: Konversi data sensor ke volume dan massa jenis aktif Reset Tidak aktif Tampilkan data ke LCD Konversi data sensor ke massa dan gaya berat aktif 25

Gambar 5. Perancangan Perangkat Lunak 3. Hasil dan Pembahasan Perangkat alat timbangan digital ini terdiri dari bagian mekanik dan elektronik. Bagian mekanik terdiri dari wadah penyimpanan air yang terbuat dari pipa paralon yang dibuat berbentuk silinder dan tumpuan beban yang terbuat dari kaca akrilik. Sedangkan bagian elektronik terdiri dari sensor beban, sensor jarak, mikrokontroler, IC HX711, LCD dan tombol nol yang digunakan untuk mengubah pengukuran terhadap benda lain yang akan diukur. Pengujian perangkat alat ukur ini perlu dilakukan untuk mengetahui kinerja dari masing-masing bagian mekanik maupun perangkat elektronik. 3.1 Pengujian sensor beban Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tegangan dengan massa yang harus memenuhi persamaan linear. Tabel 1 Pengujian massa dan tegangan Massa (kg) Tegangan(V) 0,5 0,46 1 0,96 1,5 1,42 2 1,90 2,5 2,36 3 2,86 3,5 3,32 4 3,79 4,5 4,25 5 4,71 Dari Tabel 1, dapat disimpulkan bahwa cara kerja sensor ini ketika diberi beban maka akan menimbulkan tegangan sebanding dengan beban yang diberikan. Data awal yang berbentuk analog ini digunakan sebagai acuan dalam kalibrasi pada rangkaian keseluruhan. Setelah data didapat berbentuk analog selanjutnya data diubah menggunakan Analog Digital Converter (ADC) melalui sistem kerja yang dilaksanakan oleh modul IC HX711. Pegubahan data tersebut bertujuan untuk menjadikan data tersebut agar dapat dibaca oleh mikrokontroller selanjutnya data dikirim ke LCD. Data yang diperoleh setelah melakukan pengukuran sangat ideal untuk digunakan sebagai data awal dalam pengukuran massa selanjutnya. Data ini yang menunjukan bahwa sensor beban tersebut dapat digunakan pada penelitian yang dilakukan. 3.2 Pengujian sensor jarak Tabel 2 Pengujian sensor ultrasonik Jarak (cm) Pengujian 1 2 3 4 5 ratarata (cm) 5 4,99 5,00 5,10 5.10 5,00 5,04 6 6,02 6,05 5,99 6,00 6,02 6,02 8 8,00 8,10 8,00 8,00 8,00 8,02 10 10,00 9,99 9,98 9,98 9,98 9,99 12 11,87 11,98 11,98 11,97 11,97 11,95 14 13,95 13,97 13,97 13,97 13,97 13,97 16 15,95 15,95 15,94 15,95 15,95 15,95 18 18,10 17,96 17,95 17,98 17,89 17,98 20 19,98 19,95 19,89 19,97 19,97 19,95 22 21,97 21,97 21,97 21,95 22,94 22,16 24 24,00 23,99 23,98 23,97 23,97 23,98 26 25,98 25,98 25,98 25,88 25,95 25,95 28 27,98 28,10 27,97 27,97 27,87 27,98 30 29,95 29,97 29,97 29,96 29,98 29,97 Hasil pengujian menunjukan bahwa pembacaan sensor ultrasonik ping HC SR04 sudah sesuai dengan hasil pengukuran jarak yang dilakukan menggunakan alat ukur manual. Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan kemampuan penghalang memantulkan kembali gelombang yang dipancarkan. Gelombang yang dipantulkan oleh penghalang akan diterima oleh sistem penghalang yang ada pada sensor ping. Waktu tempuh dari gelombang dipancarkan sampai gelombang kembali diterima sensor ping merupakan waktu total gelombang dipancarkan. Sedangkan jarak antara sensor ping dengan penghalang sinyal adalah ½ dari jarak sinyal dipancarkan sampai sinyal kembali diterima sensor ping. Sehingga jarak total antara sensor dang penghalang menjadi [7]: dengan: x = jarak sensor ke penghalang v = cepat rambat gelombang ultrasonik di udara (344 m/s) t = waktu tempuh gelombang ultrasonik Pengukuran jarak yang dimaksud adalah pengukuran perubahan ketinggian cairan dalam tabung. 3.3 Pengujian keseluruhan sistem Secara garis besar sistem yang dirancang terdiri atas sensor beban dengan berat maksimal 5 Kg, IC HX711, sensor ultrasonik HC SR04, mikrokontroler ATMega328 dan LCD yang 26

Timbangan (g) POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal. 23-28 ISSN : 2301-4970 digunakan sebagai tampilan data setiap pengukuran. Sistem keseluruhan alat ini meliputi bagian mekanik dan perangkat elektronik yang sudah diuji. Pengujian massa tidak menggunakan seluruh komponen pada alat. Pada saat pengujian massa, port kabel penghubung ke sensor ultrasonik tidak perlu dipasang. Pengujian massa ini dilakukan dengan membanding hasil pengukuran yang dihasilkan oleh alat terhadap neraca ohaus tipe scoutpro (timbangan standar laboratorium). Benda yang sama dengan benda yang dihitung menggunakan neraca ohaus diletakan ke atas tumpuan beban tepat diatas sensor beban yang sudah dihubungkan ke mikrokontroler serta LCD sebagai tampilan hasil pembacaan. Berikut ditampilkan hasil pengukuran massa benda dalam grafik terhadap timbangan ohaus. 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 0 2000 4000 6000 Ohaus (g) Gambar 6. Grafik hasil pengujian massa menggunakan timbangan timbangan digital digital terhadap terhadap neraca ohaus neraca ohaus Dari grafik pada Gambar 6, terlihat hasil pengujian massa yang diukur terhadap neraca ohaus menunjukan hasil yang serupa. Untuk mendapatkan gaya berat benda, maka mikrokontroler akan mengkonversi hasil bacaan timbangan ke dalam satuan Newton. Besarnya percepatan gravitasi bumi yang digunakan pada saat menghitung gaya berat adalah 9,8 m/s 2. Pengujian massa jenis dilakukan dengan menyambungkan port kabel yang dihubungkan dengan sensor ultrasonik di dalam media penghitungan volume benda. Sebelum melakukan pengujian massa jenis, seluruh komponen bacaan harus diseting menjadi nol, sehingga massa jenis yang terbaca menjadi nan seperti pada Gambar 7 berikut ini: Gambar 7. Sebelum pengukuran massa jenis Keadaan alat pada kondisi nol bertujuan untuk memperoleh hasil pengukuran yang benar-benar sesuai dengan parameter ukur yang ada. Dengan menggunakan tabung ukur pada pengukuran zat cair. Kemudian untuk mengukur massa jenis benda, alat secara otomatis mengukur perubahan volume yang terbaca melalui sensor ultrasonik. Mikrokontroler akan membaca nilai yang diberikan oleh sensor ping ini untuk mencari nilai volume yang sesuai dengan program arduino yang diberikan. Dimana, perintah yang diberikan untuk mendapatkan nilai volume adalah luas alas tabung dikalikan tinggi perubahan kenaikan air. Dengan mendapatkan nilai volume dari cairan tersebut maka mikrokontroler akan membaca perintah lain untuk mengkonversikan semua nilai menjadi massa jenis. Perintah yang diberikan adalah massa dibagi dengan volume. Dengan massa yang digunakan adalah massa yang terukur oleh sensor beban. Gambar 8. Pengukuran massa jenis air Pengujian massa jenis benda tidak beraturan menggunakan wadah yang sudah terisi air. Keseluruhan sistem dikondisikan dalam keadaan nol, sehingga massa jenis sama dengan nan. Benda yang akan diukur massa jenisnya dimasukan ke dalam wadah yang berisi air tersebut, sehingga sensor ping akan membaca kenaikan tinggi air akibat benda baru yang masuk kedalam wadah tersebut. Kenaikan air tersebut yang akan dibaca sebagai volume total benda tersebut. Mikrokontroler akan menghitung kembali massa jenis sesuai dengan perintah yang diberikan. LCD menampilkan hasil bacaan sesuai perintah dari mikrokontroler untuk menampilkan massa, volume dan massa jenis benda yang terukur. Pengujian massa jenis benda juga dilakukan dengan menggunakan kelereng. Setiap penambahan kelereng, massa dan volumenya akan bertambah, tetapi massa jenisnya akan selalu sama. Hal ini dikarenakan karakteristik bahan kelereng yang serupa. Tabel 3 berikut ini menunjukan hasil pengukuran massa jenis 27

kelereng yang diukur menggunakan alat yang dibuat beserta pengukuran secara manual: Tabel 3 Pengujian Massa Jenis Kelereng Massa jenis (g/cm 3 ) Pengujian Manual Alat 1 2,61 2,64 2 2,57 2,64 3 2,67 2,62 4 2,61 2,60 5 2,57 2,60 6 2,57 2,61 Dari tabel 3, dapat diketahui bahwa hasil pengujian massa jenis menggunakan alat yang dibuat, memiliki hasil pengukuran yang mendekati hasil perhitungan secara manual. Dengan error pengukuran menggunakan alat ini sebesar 1,64%. Adapun yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran tersebut yaitu: a. Posisi timbangan pada saat pengukuran harus rata dan tidak miring supaya tidak mempengaruhi regangan yang terjadi pada sensor beban. Begitu juga dengan tabung tidak boleh dengan kondisi tabung miring, karena jika tabung dalam keadaan miring akan membuat perubahan ketinggian cairan sebagai indikator perubahan volume yang dibaca sensor jarak HC SR04. b. Arus listrik dari sumber tegangan yang tidak stabil dapat menyebabkan hasil pengukuran jarak pada sensor jarak dan sensor beban tidak akurat. Maka dari itu digunakan sumber tegangan yang memiliki arus listrik stabil. c. Pemasangan sensor jarak yang tidak tegak lurus terhadap bidang pemantul sinar dapat menyebabkan simpangan hasil pengukuran bertambah besar. Maka dari itu pemasangan alat ukur pada tabung harus berada pada posisi yang tepat. yang akan diukur. Pengukuran ini memiliki error sebesar 1,64%. Daftar pustaka [1] Hidayani TU, Miharani T, Rahman A, Hermanto D. Rancang Bangun Timbangan Buah Digital Dengan Keluaran Berat Dan Harga. [Online]. Palembang; 2013 [cited 2016 5 16. Available from: http://eprints.mdp.ac.id/id/eprint/917 [2] Purnamasari D. Timbangan Digital Berbasis Sensor Flexiforce Dengan Output Suara. 2013 (Skripsi). [3] Arifin J, Sumardi, Setiawan I. Model Timbangan Digital Menggunakan Load Cell Berbasis Mikrokontroler AT89S51. 2011. [4] Eduardo AMN, Wanarti P. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Media Trainer Digital Weighing Scale Pada Mata Kuliah Fisika 2. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. 2013; 2(1). [5] Rahmawanto RAT, Rusnindyo EH, Arrofiq M. Pengembangan Timbangan Buah Digital Bernbasis Mikrokontroler ATMEGA 16. In Simposium Nasional RAPI XIII; 2014; Yogyakarta. p. 41-45. [6] Fikri R, Lapanporo BP, Jumarang MI. Rancang Bangun Sistem Monitoring Ketinggian Permukiman Air Menggunakan Mikrokontroler ATMEGA328P Berbasis WEB Service. POSITRON. 2015; 5(2): p. 42-49. [7] Prawiroredjo K, Asteria N. Detektor Jarak Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler. JETri. 2008; 7(2): p. 41-52. 4. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama proses perancangan, pembuatan dan pengujian alat dapat disimpulkan bahwa alat ini dapat digunakan untuk mengukur massa (g), gaya berat (N) dan massa jenis (g/cm 3 ). Pengukuran massa menggunakan timbangan ini mencapai4 Kg, dengan selisih terbesar 2,45 g atau sebesar 0,00245 Kg dengan tingkat error pada pengukuran massa sebesar 1,32 %. Massa jenis semua benda juga dapat diukur menggunakan alat ini dengan kenaikan volume air yang dibaca oleh sensor ultrasonik sebagai volume benda 28