Perbedaan Tingkat Akurasi dan Selisih Berbagai Rumus Taksiran Berat Janin dan USG dengan Berat Lahir Bayi di RSKIA Sadewa Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei demografi kesehatan Indonesia (SDKI) yang terakhir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2009 sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini diketahui secara umum bahwa bayi sehat antara minggu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

PERBEDAAN TAKSIRAN BERAT BADAN JANIN MENURUT FORMULA PERHITUNGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia, terdapat kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. Kata kunci: BBLR, kualitas, kuantitas, antenatal care. viii

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB 1 : PENDAHULUAN. janin guna memenuhi peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Laporan dari organisasi kesehatan dunia yaitu World

BAB I PENDAHULUAN. pusat yang kurang bersih, (Ratri Wijaya,2006). Menurut The World Health Report 2008, angka kematian bayi di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan kebidanan komperhensif mencangkup empat kegiatan. pemeriksaan berkesinambungan yaitu Asuhan Kebidanan

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, diperkirakan ibu meninggal karena komplikasi

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Tingginya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. AKI yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah,

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. MDG dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Subjek Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. proses fisiologis dan berksinambungan. Kehamilan dimulai dari konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya, karena

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

BAB I PENDAHULUAN. Berat lahir bayi merupakan salah satu indikator penting yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu proses fisiologi yang terjadi hampir pada setiap

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN. bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28) kematian maternal (maternal mortality) (Prawirohardjo, 2014; h.7).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prawirohardjo (2010; h. 55) kehamilan, persalinan, nifas,dan

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Transkripsi:

Perbedaan Tingkat Akurasi dan Selisih Berbagai Rumus Taksiran Berat Janin dan USG dengan Berat Lahir Bayi di RSKIA Sadewa Yogyakarta Vitrianingsih, Hartini Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta vee.three005@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang: Pencapaian program MDGS (Management Development Goals) Indonesia dalam penurunan angka kematian anak diprediksikan masih belum tercapai. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah angka kematian bayi yang tinggi yang disebabkan oleh berat badan lahir rendah dan berat badan lahir lebih. Maka pemantauan berat badan lahir menjadi salah satu modal awal dalam menentukan kesejahteraan janin. Salah satu cara yang paling mudah dalam mengantisipasi berat badan lahir adalah pengukuran tinggi fundus uteri dan penggunaan rumus taksiran berat badan janin. Sehingga hasil taksiran dan rumus yang tepat akan sangat menentukan pemantauan kesejahteraan janin. Tujuan Penelitian: Mengetahui perbedaan tingkat akurasi dan selisih rumus taksiran berat janin dan USG terhadap berat badan lahir. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Uji diagnostik untuk mengetahui tingkat akurasi dan Kappa untuk mengetahui selisih rerata masing- masing taksiran dengan desain Cross Sectional. Sample penelitian terdiri dari sample yang memenuhi kriteria inklusi di RSKIA SADEWA. Data diambil dengan melihat data rekam medis Hasil penelitian:usg memberikan selisih rerata berat badan ± 6, gram Johnsons ± 40,67 gram Risanto ±,45 gram dan Niswander ± 505, gram. Hasil uji diagnostik Johnson memiliki akurasi terbaik yakni 7,6%, dan Niswander memiliki akurasi terendah 46,%. Berdasarkan uji Kappa tidak ada perbedaan yang signifikan antara taksiran USG, rumus Risanto dan rumus Johnson dengan berat lahir, sedangkan taksiran berdasarkan rumus Niswander terdapat perbedaan yang signifikan berat lahir bayi. Kesimpulan : Urutan rumus dengan akurasi terbaik adalah Johnsons, USG, Risanto dan Niswander. Kata Kunci akurasi. : Rumus Johnson, rumus Risanto, Rumus Niswander, USG, tingkat Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No., Januari 07 50

PENDAHULUAN World Health Organization (WHO) telah menetapkan suatu program dalam upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan yakni Millenium Development Goals 05 (MDGS 05) yang menetapkan indikator penurunan kematian anak menjadi indikator ke empat bahkan lebih utama dari kematian ibu yang menempati urutan ke lima. Pada tahun 00 angka kematian anak pada wilayah asia selatan dimana Indoesia menjadi bagian dari wilayah ini mencatat penurunan angka kematian masih diatas cakupan yakni 0 kematian per 000 kelahiran hidup. Dimana seharusnya target yang dicapai adalah 4 kematian per 000 kelahiran hidup. Indonesia sendiri pada tahun 007-0 terjadi penurunan yang cukup lambat yakni dari 4 kematian menjadi kematian, hal ini merupakan berita yang kurang menggembirakan karena Indonesia harus mencapai angka kematian per 000 kelahiran ( dua pertiga dari angka kematian pada tahun yang mencapai 6 kematian per 000 kelahiran hidup) sesuai MDG S. Publikasi hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 0 untuk Angka Kematian Neonatal (AKN) yakni jumlah penduduk yang meninggal pada bulan pertama kelahiran (0- hari). Hasilnya pada tahun 0 terdapat AKN sebesar per 000 kelahiran hidup, dimana kematian neonatal menyumbang lebih dari setengah kematian bayi yakni (5,4%). Banyak aspek yang dapat meningkatkan mortalitas dan mordibitas pada bayi baru lahir diantaranya berat badan yang kurang atau berlebihan, data menyebutkan bahwa kejadian BBLR ( Bayi Berat Lahir Rendah) yakni < 500 gram di Indonesia masih berada ada 0, % dan 4,5% bayi lahir dengan berat badan 4000 gram. Survey Demografi Kesehatan Indonesia, 0 menyatakan, Provinsi D.I.Yogyakarta menunjukan peningkatan angka kematian neonatal per 000 kelahiran hidup. Dimana tidak terjadi penurunan untuk angka kejadian BBLR di provinsi Yogyakarta yakni tetap pada angka 0% kejadian yang tercatat. Hal ini menunjukan bahwa pemantauan kesehatan anak semenjak dalam kandunganharus ditingkatkan dimulai dari lini terdepan yakni bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada digaris depan dalam pendeteksian kegawatdaruratan obstetri, maka pemeriksaan kesejahteraan kehamilan saat ( Antenatal Care) dan (Intra natal Care) yang berkualitas sangat diperlukan untuk menentukan Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No., Januari 07 5

kesejahteraan ibu dan janin dimana salah satu indikator kesejahteraan janin dapat kita nilai dari berat badan lahir. Berat badan lahir telah diterima sebagai status kesehatan yang paling dipercaya oleh tenaga kesehatan dan sebagai indikator dari mordibitas dan mortalitas neoatus akan tetapi seringkali, berat badan lahir tidak didokumentasikan dengan baik. Menyadari hal itu banyak cara untuk memperkirakan taksiran berat janin baik menggunakan USG maupun rumus taksiran berat janin yang telah dikemukakan dan dipublikasikan dalam upaya melakukan taksiran berat badan janin yang sesuai untuk suatu populasi. Untuk rumus taksiran berat janin dilakukan dengan menggunakan tinggi fundus uteri, dimana cara ini lebih mudah, aman, murah dan diupayakan seakurat mungkin diantaranya rumus Johnson, rumus Risanto dan rumus Niswander. Namun demikian setiap taksiran berat janin baik itu USG maupun perhitungan rumus dengan tinggi fundus uteri masih memiliki perbedaan yang cukup bermakna dengan berat badan lahir. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mencari nilai akurasi dan selisih masing-masing taksiran berat janin baik menggunakan USG maupun rumus guna mengetahui cara yang memiliki akurasi terbaik dan selisih terkecil pada rumah sakit swasta di Jogja yang memiliki angka kelahiran yang tinggi setiap bulan dan memiliki pencatatan tinggi fundus uteri yang baik yaitu di RSKIA SADEWA. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah uji diagnostik dan uji Kappa. Desain yang digunakan adalah Cross Sectional. Uji diagnostik digunakan untuk mencari tingkat akurasi, sensitifitas, spesitifitas dan nilai duga serta uji Kappa. Subjek penelitian ini adalah data rekam medis ibu dengan kriteria inklusi yaitu dalam masa persalinan, usia kehamilan 7 4 minggu, janin tunggal di RSKIA SADEWA. Data diambil dengan melihat data tinggi fundus uteri dalam rekam medis. Peneliti melakukan sistem blinding dengan mengambil data setiap sample tanpa bertemu dengan sample ataupun tenaga kesehatan yang mengukur tinggi fundus uteri dan tenaga kesehatan yang menimbang berat badan lahir sebagai outcome. Peneliti juga melakukan syarat Independent dimana perhitungan ketiga rumus atau predictor dilakukan terhadap setiap data tinggi fundus uteri sehingga setiap data pasien akan menghasilkan tiga taksiran berat badan. Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No., Januari 07 5

HASIL Selama periode pengumpulan data didapatkan sample dengan hasil penelitian sebagai berikut: Tabel. Tabel analisis Univariat Mea n n Std.Deviati on Std.Err or Mean Predictor USG 4,4 5,05 Johnson 00 4, 5,5 Risanto 75,0, Niswand 544 47, 5, er Outcome BBL 05 57,0 7,45 Keterangan BBL : Berat badan lahir USG : Taksiran berdasarkan USG Johnsons : (TFU-) x 55 Risanto : (5xTFU) 0 Niswander :,x(tfu-7,7) x 00 gram Dapat kita lihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh rata rata taksiran berat badan memberikan hasil yang lebih rendah dari berat badan lahir sebenarnya namun rata-rata taksiran yang mendekati dengan berat badan lahir adalah rumus johnsons. Dalam menganalisa tingkat akurasi, sensitifitas, spesitifitas dan nilai duga dari USG dan beberapa rumus taksiran berat badan janin diantaranya rumus Johnsons, Risanto serta Niswander terhadap Berat Badan lahir bayi, maka dilakukan uji diagnostik dengan Cut of Point 000 gram. Data diolah dengan menggunakan program statistik dan microsoft excel sehingga menghasilkan tabel Uji Diagnostik sebagai berikut: Tabel.Hasil Uji diagnostik USG dan Berat Badan Lahir Taksira Berat Badan Lahir Total n USG <000 000 n % % n % N <000 7, 5, 4 47, 000, 7 7, 4 5, 7 Total 00 5 00 00 Tabel. Hasil analisis uji diagnostik USG Parameter Hasil Sensitivitas 7, % Spesitifitas 7, % Nilai duga < 000 65, % Nilai duga 000 77, % Tingkat akurasi 7,4% Hasil uji diagnostik dapat diketahui bahwa kemampuan USG dalam memberikan taksiran <000 gram adalah 65,% dengan kemungkinan kebenaran taksiran itu 7,%, dan kemampuan rumus memberikan taksiran 000 gram adalah 77,% dengan Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No., Januari 07 5

kemungkinan kebenaran taksiran 7,% serta USG memberikan tingkat akurasi 7,4%.. Tabel 4. Hasil Uji Diagnostik rumus Johnson dan Berat Badan Lahir Taksira n Johnso ns <000 000 0 Total Berat Badan Lahir Total <000 000 N % N % N % 74, 4 5, 7 00 5 6, 4 7, 4 00 47, 5, 7 00 Tabel 5. Hasil analisis uji diagnostik rumus Johnson Parameter Hasil Sensitivitas 74,% Spesitifitas 7,% Nilai duga <000 67,4 % Nilai duga 000 7, % Tingkat akurasi 7,6 % Hasil uji diagnostik dapat diketahui bahwa kemampuan rumus dalam memberikan taksiran <000 gram adalah 67,4% dengan kemungkinan kebenaran taksiran itu 74,%, dan kemampuan rumus memberikan taksiran 000 gram adalah 7, % dengan kemungkinan kebenaran taksiran 7,% serta rumus Johnson dapat memberikan tingkat akurasi 7,6 %. Tabel 6. Hasil uji diagnostik rumus Risanto dan Berat Badan Lahir Taksira Berat Badan Lahir Total n <000 000 Risanto N % % N % N <000 4, 6 0 57, 7 6 6, 000 6 5, 4 4, 0, Total 00 5 00 00 Tabel 7. Hasil analisis uji diagnostik rumus Risanto Parameter Hasil Sensitivitas 4,6 % Spesitifitas 4, % Nilai duga < 000 5,4 % Nilai duga 000 7,6 % Tingkat akurasi 60,4 % Hasil uji diagnostik dapat diketahui bahwa kemampuan rumus dalam memberikan taksiran <000 gram adalah 5,4% dengan kemungkinan kebenaran taksiran itu 4,6%, dan kemampuan rumus memberikan taksiran 000 gram adalah 7,6% dengan kemungkinan kebenaran taksiran 4,% serta rumus Risanto dapat memberikan tingkat akurasi 60,4% Tabel. Hasil uji diagnostik rumus Niswander dan Berat Badan Lahir Taksiran Niswande Berat Badan Lahir Total r <000 000 N % % n % N <000 0 0 4 4, 6, 7 000 0 0 5, Total 0 0 5 00 00 Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No., Januari 07 54

Tabel. Hasil analisis uji diagnostik rumus Niswander Parameter Hasil Sensitivitas 00 % Spesitifitas 5, % Nilai duga < 000 44, % Nilai duga 000 00 % Tingkat akurasi 46, % Hasil uji diagnostik dapat diketahui bahwa kemampuan rumus dalam memberikan taksiran <000 gram adalah 44, % dengan kemungkinan kebenaran taksiran itu 00 %, dan kemampuan rumus memberikan taksiran 000 gram adalah 00 % dengan kemungkinan kebenaran taksiran 5,% serta rumus Niswander dapat memberikan tingkat akurasi 46,% Selain uji diagnostik peneliti juga melakukan uji Kappa untuk melihat rerata dan perbedaan selisih rerata setiap taksiran rumus dengan berat badan lahir dengan program SPSS. Tabel 0. Hasil uji Kappa dan selisih rerata rumus dengan Berat Badan Lahir Taksiran Selisih Mean Kappa Value Std error BBL USG 6, 0,44 0,05 BBL 40,67 0, 0,04 Johnsons BBL-Risanto,45 0,50 0,06 BBL- Niswander 505, 0,04 0,0 Hasil uji Kappa dapat kita lihat bahwa rumus johnsons memberikan selisih terendah yaitu 40,76 gram dan selisih tertinggi didapatkan dari hasil taksiran Niswander yaitu mencapai 505,gram. Nilai Kappa value untuk USG (0,44>0,05) dan Johnson (0, >0,05) dan Risanto (0,50 < 0,05) memberikan interpretasi bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara berat badan lahir dengan USG, rumus Johnson s dan rumus Risanto sehingga ketiga rumus tersebut dapat digunakan untuk menghitung taksiran berat janin. Sedangkan Nilai Kappa value untuk rumus Niswander (0,04<0,05) memberikan interpretasi bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara berat badan lahir sehingga tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam menghitung taksiran berat janin. Berdasarkan hasil kedua uji dapat kita lihat bahwa Johnson memberikan akurasi terbaik dan selisih terkecil yaitu sebesar 40,67 gram. Rumus Niswander memberikan akurasi terendah yakni 46,% dengan selisih yang cukup tinggi yakni mencapai 505, gram. PEMBAHASAN Hasil analisa taksiran Ultrasonografi menunjukan kemampuan dalam menaksir berat badan < 000 gram pada bayi yang memang lahir Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No., Januari 07 55

dengan berat < 000 gram yang ditunjukan dengan nilai sensitivitas adalah 7, %. Nilai spesitifitas yang menunjukkan kemampuan rumus dalam memberikan taksiran berat 000 gram pada bayi yang memang lahir dengan berat 000 gram adalah 7,%. Pada taksiran Ultrasonografi kemungkinan hasil taksiran < 000 gram adalah 65,% dan kemungkinan hasil taksiran 000 gram adalah 77,%. Taksiran Ultrasonografi juga memberikan hasil akurasi 7,4% dalam memberikan nilai benar untuk prediksi berat badan < 000 gram dan 000 gram pada sample ini. Hasil uji diagnostik ini menunjukan bahwa ultrasonografi baik dalam memberikan estimasi dan rumus ini dapat dijadikan salah satu rujukan perhitungan karena nilai kebenaran estimasinya berada diatas 70% dengan demikian hasil dari perhitungan USG dapat dipercaya kebenarannya tanpa harus melakukan koreksi dengan rumus lain Hasil analisa rumus Johnson menunjukan kemampuan rumus dalam menaksir berat badan < 000 gram pada bayi yang memang lahir dengan berat < 000 gram yang ditunjukan dengan nilai sensitivitas adalah 74, %. Nilai spesitifitas yang menunjukkan kemampuan rumus dalam memberikan taksiran berat 000 gram pada bayi yang memang lahir dengan berat 000 gram adalah 7,%. Pada rumus Johnson kemungkinan hasil taksiran < 000 gram adalah 67,4% dan kemungkinan hasil taksiran 000 gram adalah 7,%. Rumus Johnson juga memberikan hasil akurasi 7,6% dalam memberikan nilai benar untuk prediksi berat badan < 000 gram dan 000 gram pada sample ini Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (05) dimana rumus Johnson memiliki akurasi yang paling baik dibandingkan rumus lainnya yaitu sebesar 67%. Hasil penelitin ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erwin E.S, Hotma Paragi dan M.Fadly (04) yang menunjukan nilai akurasi rumus Johnsons mencapai 65%. Hasil uji diagnostik ini menunjukan bahwa rumus Johnsons baik dalam memberikan estimasi yaitu dengan akurasi 7,6% dan rumus ini dapat dijadikan salah satu rujukan perhitungan, hasil dari perhitungan rumus Johnsons dapat dipercaya kebenarannya tanpa harus melakukan koreksi dengan rumus lain Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No., Januari 07 56

Hasil analisa rumus Risanto menunjukan kemampuan rumus dalam menaksir berat badan < 000 gram pada bayi yang memang lahir dengan berat < 000 gram yang ditunjukan dengan nilai sensitivitas adalah 4,6 %. Nilai spesitifitas yang menunjukkan kemampuan rumus dalam memberikan taksiran berat 000 gram pada bayi yang memang lahir dengan berat 000 gram adalah 4,%. Pada rumus Risanto kemungkinan hasil taksiran < 000 gram adalah 5,4% dan kemungkinan hasil taksiran 000 gram adalah 7,6%. Rumus Risanto juga memberikan hasil akurasi 60,4% dalam memberikan nilai benar untuk prediksi berat badan < 000 gram dan 000 gram pada sample ini Rumus Risanto secara garis besar memberikan hasil yang tidak jauh berbeda dengan rumus Johnson s sehingga dalam pengaplikasiannya kitadapat memilih penggunaan salah satu rumus ini tanpa harusmenggunakan keduanya sekaligus karena hasil yang didapatkan tidak berbeda jauh. Meski dalam hasil rumus Johnson s memiliki tingkat akurasi yang sedikit lebih tinggi dari rumus Risanto Hasil analisa rumus Niswander menunjukan kemampuan rumus dalam menaksir berat badan < 000 gram pada bayi yang memang lahir dengan berat < 000 gram yang ditunjukan dengan nilai sensitivitas adalah 00%. Nilai spesitifitas yang menunjukkan kemampuan rumus dalam memberikan taksiran berat 000 gram pada bayi yang memang lahir dengan berat 000 gram adalah 5,%. Pada rumus Niswander kemungkinan hasil taksiran < 000 gram adalah 44,% dan kemungkinan hasil taksiran 000 adalah 00%. Rumus Niswander juga memberikan hasil akurasi 46,% dalam memberikan nilai benar untuk prediksi berat badan < 000 gram dan 000 gram pada sample ini. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Damayanti (05) yang menyatakan bahwa rumus Niswander memiliki akurasi yang kecil yaitu hanya 4%. Mengingat tingkat kesalahan yang cukup tinggi dan akurasi yang rendah maka pengaplikasian rumus ini tidak dapat dilakukan tanpa pengkoreksian dengan rumus lain, dalam hal ini bila hasil taksiran rumus Niswander memberikan hasil < 000 gram maka harus dilakukan perhitungan dengan rumus Johnson s untuk mengetahui kebenarannya Nilai Kappa value untuk USG (0,44>0,05) dan Johnson (0, >0,05) Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No., Januari 07 57

dan Risanto (0,50 < 0,05) memberikan interpretasi bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara berat badan lahir dengan USG, rumus Johnson s dan rumus Risanto sehingga ketiga rumus tersebut dapat digunakan untuk menghitung taksiran berat janin. Sedangkan Nilai Kappa value untuk rumus Niswander (0,04<0,05) memberikan interpretasi bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara berat badan lahir sehingga tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam menghitung taksiran berat janin. Berdasarkan hasil kedua uji dapat kita lihat bahwa Johnson memberikan akurasi terbaik yakni 7,6% dan selisih terendah yaitu sebesar 40,67 gram. Rumus Niswander memberikan akurasi terendah yakni 46,% dengan selisih yang cukup tinggi yakni mencapai 505, gram. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa takiran USG, rumus Risanto dan rumus Johnson dapat direkomendasikan sebagai rujukan dalam menentukan berat lahir bayi karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua taksiran tersebut dengan berat lahir sesungguhnya KESIMPULAN. USG memberikan selisih rerata berat badan ±6, gram, rumus Johnson memberikan selisih rerata berat badan ± 40,67 gram, Rumus Risanto memberikan selisih rerata berat badan ±,45 gram, Rumus Niswander memberikan selisih rerata berat badan ± 505, gram dengan kenyataan rerata berat badan lahir bayi. Dengan Cut of point 000 gram, USG memiliki sensitivitas 7,% dan spesitifitas 7,%. Rumus Johnsons memiliki tingkat sensitivitas 74,% dan spesitifitas 7,%. Rumus Risanto memiliki sensitivitas 6,4% dan spesitifitas 4,%, terakhir rumus Niswander memberikan sensitivitas 00% dan spesitifitas hanya 5,%.. Hasil uji diagnostik rumus Johnson memiliki akurasi terbaik yakni 7,6%, kemudian USG akurasi 7,4%, rumus Risanto akurasi 60,4% dan terakhir Niswander dengan akurasi terendah 46,%. Berdasarkan uji Kappa tidak ada perbedaan yang signifikan antara taksiran USG, rumus Risanto dan rumus Johnson dengan berat lahir, sedangkan taksiran berdasarkan rumus Niswander terdapat perbedaan yang signifikan berat lahir bayi Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No., Januari 07 5

DAFTAR PUSTAKA. United Nation, 04. The Millennium Development Goals Report 04.New York.. United Nation, 00. The Millennium Development Goals Report 00.New York,En 000604 r4 /Final.indd/ Sec:. Kemenkes, 0. Profil Kesehatan Indonesia 0. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 4. Riskesdas, 0. Riset Kesehatan Dasar 0. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 5. Sahputra, Erwin E.,Pasaribu P.,&Fadhly,M (04). Perbandingan akurasi taksiran bera badan janin menurut formula dare s dengan johnson s tausack.thesis.universitas Sumara Utara. 6. Gayatri,Dewi.,&Afiyanti, Yati. (00).Perbandingan beberapa rumus untuk memprediksi berat badan lahir berdasarkan pengukuran tinggi fundus uteri. Indonesia journal of obstetric and gynecol, 00, pp.- 7. Titisari, Hanifah. (0). Rumus Risanto lebih akurat dalam menentukan taksiran berat janin berdasarkan tinggi fundus uteri.thesis. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Siswosudarmo, Risanto. (05).Pendekatan praktis penelitian epidemiologi klinis dan aplikasi SPSS untuk analisis statistika.yogyakarta.diakses Februari 05. Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.4 No., Januari 07 5