BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Melalui pendidikan akan tercipta perubahan tingkah laku dari seseorang yaitu dari sebelumnya tidak tahu menjadi tahu dan mengerti tentang sesuatu hal. Menurut UU No.30 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pendidikan merupakan usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peseta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, kepribadian, aklak mulia serta keterampilan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional tersebut disusunlah kurikulum yang sesuai dan dijadikan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam lingkup pendidikan sekolah, siswa harus mempelajari banyak mata pelajaran. Salah satunya adalah mata pelajaran matematika. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari mulai dari tingkat TK sampai tingkat perguruan tinggi. Peranan matematika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk menyajikn informasi, kemampuan berpikir logis, dan usaha memecahkan masalah yang menentang sesuai perkembangan dan kemajuan teknologi yang terjadi. Matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang membosankan, ditakuti bahkan dihindari oleh sebagian siswa. Sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam KTSP (2006:345) bahwa tujuan diberikan matematika mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah adalah untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kreatif, serta kemampuan bekerja. Kompetensi tersebut
diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Tujuan utama dari mengajar dan belajar matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan menyelesaikan berbagai masalah matematika kompleks yang mendalam. (Jacob, 2010:2). Guru merupakan salah satu faktor yang dapat mengoptimalkan minat belajar siswa sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru perlu menciptakan suasana kondusif sehingga dapat memelihara perhatian dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik serta professional di dalam bidangnya, sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang berprestasi. Peningkatan prestasi yang sesuai dengan bidang keahlian dapat dicapai dengan meningkatkan prestasi belajar. Peningkatan prestasi yang memuaskan serta tercapainya tujuan pendidikan merupakan harapan bagi setiap siswa yang mengikuti proses pendidikan. Tugas siswa untuk mencapai prestasi dan tujuan pendidikan yakni melalui kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang berlangsung dengan baik akan membantu mencapainya sebuah prestasi yang memang sesuai dengan potensi dan keahlian yang dimiliki.beberapa aspek yang harus dikuasai oleh mahasiswa yakni keahlian dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. (Jematu,2012 : 2) Berdasarkan praktek pengalaman lapangan (PPL), mata pelajaran matematika di SMA Negeri 5 Kupang bahwa siswa kelas X mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran matematika, karena siswa kurang mempersiapkan diri sebelum pembelajaran berlangsung. Adapun sebagian besar siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran matematika
dan masih berpatokan pada guru (teacher centered).salah satu model pembelajaran yang membantu agar aktifitas mental yang kompleks dimana melibatkan visualisasi, imajinasi, abstraksi, dan asosiasi gagasan atau ide-ide dalam menemukan strategi atau prosedur untuk menemukan solusi adalah pembelajaran Means Ends Analysis (MEA). Melalui pembelajaran MEA, siswa tidak akan dinilai berdasarkan hasil saja, namun berdasarkan proses pengerjaan. Selain itu siswa dituntut untuk mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai atau masalah apa yang hendak diselesaikan dan memecahkan suatu masalah ke dalam dua atau lebih sub tujuan dan kemudian dikerjakan berturut-turut pada masing-masing sub tujuan tersebut. Pembelajaran ini juga lebih memusatkan pada perbedaan antara pernyataan sekarang dengan tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul : Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Yang Menggunakan Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) dengan Pembelajaran Konvensional pada sub pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2013/2014. B. Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka permasalah dalam penelitian ini adalah: apakah ada Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Yang Menggunakan Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) dengan Pembelajaran Konvensional pada sub pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2013/2014?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Yang Menggunakan Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) Dengan Pembelajaran Konvensional pada sub pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2013/2014. D. Asumsi dan Keterbatasan 1. Asumsi Dalam penelitian ini terdapat beberapa asumsi sebagai berikut : a. Pelaksanaan proses belajar mengajar pada SMA berjalan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. b. Proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien. c. Dalam mengerjakan soal, siswa mengerjakan sendiri. 2. Keterbatasan a. Penelitian ini terbatas pada perbedaan prestasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran MEA dengan pembelajaran konvensional pada sub pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2013/2014. b. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat diterima sejauh asumsi diatas terpenuhi. E. Batasan Istilah
1. Perbedaan : membandingkan selisih dua nilai atau lebih dari suatu besaran yang sejenis dan dinyatakan dengan cara yang sederhana. 2. Means Ends Analysis adalah strategi belajar mengajar yang menganalisa suatu masalah dengan bermacam cara sehingga mendapatkan hasil atau tujuan akhir. 3. Prestasi belajar adalah: taraf keberhasilan sebuah proses pembelajaran yang dicapai oleh seseorang siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran yang dinyatakan dalam raport. 4. Pembelajaran konvensional. Merupakan model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dan metode yang dipakai dalam metode ceramah yang berpusat pada guru. F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa a. Siswa mendapat variasi dalam pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Means Ends Analysis. b. Diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasi belajar matematika dan lebih termotivasi untuk belajar. 2. Bagi guru Pembelajaran Means Ends Analysis ini dapat dijadikan salah satu alternatif salah satu pembelajaran matematika di kelas dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika. 3. Bagi sekolah
Dapat memberi masukan yang berarti/bermakna pada sekolah dalam rangka perbaikan atau peningkatan pembelajaran.