- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 58 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 60 TAHUN 2016

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 51 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA,

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 64 TAHUN 2016

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

WALIKOTA TASIKMALAYA,

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 26 TAHUN

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SRAGEN

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

- 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 9 Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Blitar (Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2016 Nomor 10/D) perlu mengatur kedudukan, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar dalam Peraturan Bupati. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya dengan mengubah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

- 2-2730); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 212 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5355); 10. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

- 3 - Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494.); 11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 51, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5121); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

- 4-16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; 18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN BLITAR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Blitar. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Blitar. 3. Bupati adalah Bupati Blitar. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar. 5. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro adalah Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar. 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas. 8. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan/atau ketrampilan untuk mencapai tujuan organisasi.

- 5-9. Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang seorang atau Badan Hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. 10. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau Badan Usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM). 11. Lembaga Keuangan Mikro yang selanjutnya disingkat LKM adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan. 12. Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain yang memunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2011 tentang OJK. BAB II KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 (1) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah serta tugas pembantuan. (2) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris daerah. Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro terdiri atas: a. Kepala Dinas

- 6 - b. Sekretariat, membawahi : 1. Sub Bagian Penyusunan Program; 2. Sub Bagian Keuangan; 3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. c. Bidang Kelembagaan dan Pengawasan koperasi, membawahi : 1. Seksi Organisasi dan Tatalaksana; 2. Seksi Penyuluhan, Advokasi dan Hukum; 3. Seksi Pengawasan, Akuntabilitas dan Kepatuhan. d. Bidang Produksi dan Restrukturisasi Usaha, membawahi : 1. Seksi Pengembangan dan Penguatan Usaha; 2. Seksi Produksi; 3. Seksi Restrukturisasi Usaha. e. Bidang Pemasaran, membawahi : 1. Seksi Pengembangan Jaringan dan Kerjasama Pemasaran; 2. Seksi Fasilitasi Pengembangan Informasi dan Wirausaha; 3. Seksi Promosi. f. Bidang Pembiayaan, membawahi : 1. Seksi Fasilitasi Permodalan; 2. Seksi Usaha Simpan Pinjam; 3. Seksi Pembiayaan dan Jasa Keuangan. g. Unit Pelasana Teknis Dinas (UPTD). h. Kelompok Jabatan Fungsional (2) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas; (3) Masing-masing bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas; (4) Masing-masing sub bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris; (5) Masing-masing seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang. Pasal 4

- 7 - Bagan Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB III URAIAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kepala Dinas Pasal 5 (1) Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar mempunyai tugas membantu Bupati memimpin dan melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah serta tugas pembantuan. (2) Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi: a. memvalidasi bahan dan menetapkan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan dan pembinaan koperasi dan usaha mikro; b. mengkoordinasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan dan pembinaan koperasi dan usaha mikro; c. mengkoordinasi pelaksanaan evaluasi dan pelaporan daerah di bidang pemberdayaan dan pembinaan koperasi dan usaha mikro; d. mengkoordinasi pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); e. mengkoordinasi pelaksanaan administrasi dinas Daerah di bidang pemberdayaan dan pembinaan koperasi dan usaha mikro; f. mengkoordinasikan penyusunan dan perumusan laporan kinerja secara periodik kepada Bupati; dan g. mengkoordinasikan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya. Bagian Kedua Sekretariat Pasal 6 (1) Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyusun kebijakan, merencanakan, melaksanakan,

- 8 - mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, keuangan, sarana prasarana, ketenagaan, kerumahtanggaan, penyusunan program dan kelembagaan. Sekretaris mempunyai fungsi : a. memverifikasi rancangan kebijakan dinas; b. mengkoordinasi pengelolaan dan pelayanan administrasi umum; c. mengkoordinasi pengelolaan administrasi kepegawaian; d. mengkoordinasi pengelolaan administrasi keuangan; e. mengkoordinasi pengelolaan administrasi perlengkapan; f. mengkoordinasi pengelolaan urusan rumah tangga; g. mengkoordinasi penyusunan program, anggaran dan perundangundangan; h. mengkoordinasikan penyelenggaraan tugas-tugas Bidang; i. mengkoordinasi pengelolaan kearsipan dan perpustakaan dinas; j. mengkoordinasi pelaksanaan analisis jabatan dan beban kerja; k. mengkoordinasikan penyusunan Standard Operasional Prosedur (SOP) kegiatan Dinas; l. memimpin penyusunan profil dinas; m. mengkoordinasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan pelayanan teknis administrasi kepala dinas dan semua unit organisasi di lingkungan dinas; dan n. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Paragraf 1 Sub Bagian Penyusunan Program Pasal 7 (1) Kepala Sub Bagian Penyusunan Program, mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam menyelenggarakan administrasi penyusunan program dan perencanaan, perencanaan anggaran pembiayaan, monitoring dan evaluasi pelaporan serta penyusunan laporan. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai fungsi :

- 9 - a. menghimpun data, menganalisa, dan menentukan bahan penyusunan program; b. menyusun rencana pengolahan data; c. mengkaji ulang dan menentukan perencanaan program; d. menyusun bahan dan menentukan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan perundang-undangan; e. menyusun bahan dan menentukan penyusunan program anggaran; f. menyusun bahan dan menentukan pelaksanaan monitoring dan evaluasi; g. membuat konsep dan menentukan penyusunan laporan; dan h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. Paragraf 2 Sub Bagian Keuangan Pasal 8 (1) Kepala Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam menyelenggarakan administrasi keuangan, pengelolaan dan menghimpun penyusunan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi : a. menyusun rencana pengelolaan keuangan termasuk pembayaran gaji pegawai; b. menghimpun dan mengkaji ulang bahan dalam rangka menyusun pedoman dan petunjuk teknis administrasi keuangan dinas; c. membuat konsep dan menentukan pelaksanaan pengadministrasian dan pembukuan keuangan; d. menyusun dan menganalisa laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan; dan e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. Paragraf 3 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Pasal 9

- 10 - (1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas membantu sekretaris dalam penyelenggaraan administrasi ketatausahaan, kearsipan, kepegawaian, pembinaan hukum, organisasi dan tata laksana. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi : a. merencanakan dan menentukan pelaksanaan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat, penggandaan naskah-naskah dinas, kearsipan dan perpustakaan dinas; b. menyusun rencana penyelenggaraan urusan rumah tangga dan keprotokolan; c. membuat konsep dan menentukan pelaksanaan tugas di bidang hubungan masyarakat; d. menyusun rencana dan menentukan kebutuhan kepegawaian mulai penempatan formasi, pengusulan dalam jabatan, usulan pensiun, peninjauan masa kerja, pemberian penghargaan, kenaikan pangkat, Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), Daftar Urutan Kepangkatan (DUK), Sumpah/Janji Pegawai, Gaji Berkala, kesejahteraan, mutasi dan pemberhentian pegawai, diklat, ujian dinas, izin belajar, pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai, menyusun standar kompetensi pegawai, tenaga teknis dan fungsional dan menyelenggarakan tata usaha kepegawaian lainnya. e. melakukan penyusunan kebutuhan perlengkapan, pengadaan dan perawatan peralatan kantor, pengamanan, usulan penghapusan Aset serta menyusun laporan pertanggungjawaban atas barangbarang inventaris; dan f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. Bagian Ketiga Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi Pasal 10 (1) Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi, mempunyai tugas memberikan rekomendasi pendirian, izin usaha simpan pinjam dan izin pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas koperasi, pemberdayaan, pembinaan, pelaksanaan monitoring, evaluasi, pelaporan dan pengembangan standardisasi organisasi dan tatalaksana Koperasi, bimbingan teknis Koperasi,

- 11 - fasilitasi advokasi dan hukum serta melakukan pengawasan, pemeriksaan kelembagaan, pemeriksaaan usaha simpan pinjam, kepatuhan dan akuntabilitas Koperasi. Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi, mempunyai fungsi: a. memverifikasi bahan kebijakan teknis dalam pembangunan dan pengembangan kelembagaan Koperasi; b. mengkoordinasi pelaksanaan penyuluhan perkoperasian; c. mengkoordinasikan pemberian rekomendasi pendirian, izin usaha simpan pinjam dan izin pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas koperasi; d. mengkoordinasikan pelaksanaan pengembangan organisasi dan tatalaksana Koperasi; e. mengkoordinasikan pelaksanaan bimbingan pengawasan, pemeriksaan kelembagaan, pemberian sanksi, akuntabilitas, penindakan dan kepatuhan, advokasi dan konsultasi hukum serta falilitasi penyelesaian permasalahan perkoperasian; f. mengkoordinasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi program kelembagaan Koperasi; dan g. mengkoordinasi pelaksanaan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Paragraf 1 Seksi Organisasi dan Tatalaksana Pasal 11 (1) Kepala Seksi Organisasi dan Tatalaksana, mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan, mempersiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang organisasi dan tatalaksana. Kepala Seksi Organisasi dan Tatalaksana mempunyai fungsi: a. menyiapkan bahan dan menganalisa standardisasi pelayanan, penyuluhan, pembentukan dan pendirian koperasi, perubahan anggaran dasar koperasi, pembubaran koperasi;

- 12 - b. memberikan rekomendasi izin usaha simpan pinjam dan izin pembukaan kantor cabang koperasi, kantor cabang pembantu dan kantor kas koperasi di wilayah Kabupaten Blitar; c. memberikan masukan pimpinan tentang persetujuan dan penolakan pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas pada KSP/USP yang wilayah keanggotaannya lintas daerah kabupaten/kota dan lintas daerah provinsi; d. merancang dan menentukan pelaksanaan pembinaan penataan organisasi dan tatalaksana Koperasi; e. merencanakan dan menentukan pelaksanaan standardisasi pelayanan Koperasi; f. membuat konsep dan menentukan database Koperasi; g. merencanakan dan menentukan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan h. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. Paragraf 2 Seksi Penyuluhan, Advokasi dan Hukum Pasal 12 (1) Kepala Seksi Penyuluhan, Advokasi dan Hukum, mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan, mempersiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Penyuluhan, Advokasi dan Hukum. Kepala Seksi Penyuluhan, Advokasi dan Hukum mempunyai fungsi : a. menyiapkan bahan dan menganalisa pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang koperasi; b. menyiapkan bahan dan menganalisa materi dan pelaksanaan penyuluhan Perkoperasian; c. menyiapkan dan menganalisa bahan advokasi dan konsultasi hukum di bidang Perkoperasian; d. menyiapkan dan menganalisa bahan fasilitasi penyelesaian permasalahan/kasus Perkoperasian; e. merencanakan dan menentukan pelaksanaan Bimbingan teknis Sumber Daya Manusia (SDM) dan kelembagaan Koperasi; f. merencanakan dan menentukan monitoring, evaluasi dan pelaporan;

- 13 - g. menyusun dan menentukan standardisasi dan pedoman tentang koperasi; dan h. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. Paragraf 3 Seksi Pengawasan, Akuntabilitas dan Kepatuhan Pasal 13 (1) Kepala Seksi Pengawasan, Akuntabilitas dan Kepatuhan mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan, mempersiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Pengawasan, Akuntabilitas dan Kepatuhan. Kepala Seksi Pengawasan, Akuntabilitas dan Kepatuhan mempunyai fungsi : a. menyiapkan bahan dan menganalisa pelaksanaan bimbingan pengawasan, akuntabiltas, kepatuhan dan audit koperasi; b. merencanakan dan menentukan monitoring, evaluasi, pelaporan, pemeringkatan koperasi dan penilaian kesehatan usaha simpan pinjam; c. merencanakan dan menentukan penerapan akuntabilitas koperasi; d. melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan kelembagaan dan usaha simpan pinjam koperasi; e. merancang dan mengembangkan pembinaan dan pengawasan kelembagaan koperasi; f. merancang dan menentukan pelaksanaan pemantauan, analisa, penindakan dan kepatuhan; g. melaksanakan penerapan manajemen kelembagaan dan sanksi pada koperasi; dan h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. Bagian Keempat Bidang Produksi dan Restrukturisasi Usaha Pasal 14

- 14 - (1) Kepala Bidang Produksi dan Restrukturisasi Usaha, mempunyai tugas, melaksanakan perumusan kebijakan, menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan kualitas produksi di sektor riil, peningkatan standardisasi produk dan sertifikasi, pemantauan, analisa, evaluasi dan pelaporan, serta melaksanakan kebijakan di bidang penyusunan strategi pengembangan usaha, pemetaan kondisi dan peluang usaha, pendampingan usaha, pengawasan usaha koperasi sektor riil, pengembangan dan penguatan usaha, perlindungan usaha, pengembangan investasi usaha koperasi dan usaha mikro, serta melaksanakan bimbingan teknis usaha Koperasi dan Usaha Mikro. Kepala Bidang Produksi dan Restrukturisasi Usaha, mempunyai fungsi: a. memverifikasi bahan dan mengevaluasi kebijakan di bidang peningkatan kualitas produksi dan restrukturisasi usaha di sektor riil; b. memverifikasi bahan dan mengevaluasi kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang peningkatan kualitas produksi, pengembangan dan diversifikasi produk di sektor riil, peningkatan standardisasi produk dan sertifikasi; c. mengkoordinasi pengembangan, pengawasan usaha koperasi, pemetaan kondisi dan peluang, pendampingan, penguatan dan perlindungan usaha, serta pengembangan investasi usaha koperasi dan usaha mikro; d. memimpin pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi dan pemberdayaan serta pembinaan dan pelaksanaan usaha di bidang peningkatan kualitas produksi, usaha koperasi dan usaha mikro; e. mengkoordinasi pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan bidang peningkatan kualitas produksi dan restrukturisasi usaha di sektor riil; f. mengkoordinasikan pelaksanaan bimbingan administrasi dan tata laksana di bidang produksi dan restrukturisasi usaha koperasi dan usaha mikro; g. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Paragraf 1

- 15 - Seksi Pengembangan dan Penguatan Usaha Pasal 15 (1) Kepala Seksi Pengembangan dan Penguatan Usaha mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan, mempersiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Pengembangan dan Penguatan Usaha. Kepala Seksi Pengembangan dan Penguatan Usaha mempunyai fungsi: a. membuat konsep dan mengkaji kebijakan pengembangan dan penguatan usaha koperasi dan usaha mikro; b. menyusun rencana dan menentukan pelaksanaan kebijakan, serta meningkatkan keterpaduan penyusunan rencana kegiatan pengembangan dan penguatan usaha koperasi dan usaha mikro; c. melaksanakan pemberdayaan pengembangan kewirausahaan usaha koperasi dan usaha mikro; d. merencanakan dan menentukan monitoring, analisis, evaluasi dan pelaporan pengembangan dan penguatan usaha koperasi dan usaha mikro; dan e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. Paragraf 2 Seksi Produksi Pasal 16 (1) Kepala Seksi Produksi mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan, mempersiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Pengembangan dan Penguatan Usaha. Kepala Seksi Produksi mempunyai fungsi: a) merencanakan dan menentukan kegiatan peningkatan kualitas produksi di sektor riil koperasi dan usaha mikro;

- 16 - b) menyusun dan menentukan peningkatan standardisasi dan sertifikasi, Hak Kekayaan Intelektual produk koperasi dan usaha mikro; c) merencanakan dan menentukan penguatan jaringan usaha koperasi dan usaha mikro; d) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. Paragraf 3 Seksi Restrukturisasi Usaha Pasal 17 (1) Kepala Seksi Restrukturisasi Usaha mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan, mempersiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Restrukturisasi Usaha. Kepala Seksi Restrukturisasi Usaha mempunyai fungsi: a. membuat konsep dan menganalisa peta kondisi dan peluang usaha koperasi dan usaha mikro; b. membuat konsep dan melaksanakan pendampingan, pembinaan usaha koperasi dan usaha mikro; c. menyusun dan melaksanakan pengembangan, penguatan dan perlindungan usaha; d. merancang dan mengembangkan investasi usaha koperasi dan usaha mikro; e. menyusun dan melaksanakan administrasi dan tata laksana di bidang usaha koperasi dan usaha mikro; dan f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. Bagian Kelima Bidang Pemasaran Pasal 18 (1) Kepala Bidang Pemasaran, mempunyai tugas, melaksanakan perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang pemasaran produk Koperasi dan Usaha Mikro serta Bimbingan teknis pengembangan pemasaran usaha Koperasi dan usaha mikro.

- 17 - Kepala Bidang Pemasaran, mempunyai fungsi: a. memverifikasi bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi, serta pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang Pengembangan Informasi dan Jaringan Pemasaran koperasi dan usaha mikro; b. memverifikasi bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi, serta pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang Fasilitasi dan Pengembangan Wirausaha koperasi dan usaha mikro; c. memverifikasi bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi, serta pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang Promosi koperasi dan usaha mikro; dan d. mengkoordinasi pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Paragraf 1 Seksi Pengembangan Jaringan dan Kerjasama Pemasaran Pasal 19 (1) Kepala Seksi Pengembangan Jaringan dan Kerjasama Pemasaran mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan, menganalisa data, mempersiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Pengembangan Jaringan dan Kerjasama Pemasaran. Kepala Seksi Pengembangan Jaringan dan Kerjasama Pemasaran mempunyai fungsi : a. menyusun dan menentukan bahan rumusan kebijakan di bidang Pengembangan Jaringan dan Kerjasama Pemasaran usaha koperasi dan usaha mikro; b. menyusun rencana dan menentukan kebijakan di bidang Pengembangan Jaringan dan Kerjasama Pemasaran;

- 18 - c. merancang pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang Pengembangan Jaringan dan Kerjasama Pemasaran; d. menyusun dan menganalisa bahan pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka pengembangan jaringan dan kerjasama pemasaran pada Koperasi dan Usaha mikro; e. menyusun rencana dan menentukan fasilitasi kerjasama antara Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan Stakeholder; f. menyusun rencana dan menentukan pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama Koperasi dan Usaha mikro dengan Stakeholder; dan g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. Paragraf 2 Seksi Fasilitasi Pengembangan Informasi dan Wirausaha Pasal 20 (1) Kepala Seksi Fasilitasi Pengembangan Informasi dan Wirausaha mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan, mempersiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang Fasilitasi Pengembangan Informasi dan Wirausaha. Kepala Seksi Fasilitasi Pengembangan Informasi dan Wirausaha mempunyai fungsi: a. menyusun dan menentukan bahan rumusan kebijakan di bidang Fasilitasi pengembangan Informasi dan Wirausaha; b. menyusun rencana dan menentukan kebijakan di bidang Fasilitasi Pengembangan Informasi dan Wirausaha; c. merencanakan dan menentukan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang Fasilitasi Pengembangan Informasi dan Wirausaha; d. menyusun pelaksanaan bimbingan teknis pengembangan informasi dan wirausaha pada koperasi dan usaha mikro; e. menyusun pelaksanaan bimbingan administrasi dan tatalaksana pengembangan informasi dan wirausaha; dan f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

- 19 - Paragraf 3 Seksi Promosi Pasal 21 (1) Kepala Seksi Promosi mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan, memetakan potensi pasar, mempersiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, serta pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang Promosi. Kepala Seksi Promosi mempunyai fungsi : a. menyusun dan menentukan bahan penyusunan pedoman teknis fasilitasi dan rumusan kebijakan di bidang Promosi usaha koperasi dan usaha mikro; b. menyusun rencana dan menentukan kebijakan di bidang Promosi usaha koperasi dan usaha mikro; c. merencanakan dan menentukan pelaksanaan pemetaan potensi pasar di dalam dan luar negeri; d. merencanakan dan menentukan pelaksanaan kegiatan promosi produk-produk Koperasi dan Usaha mikro di dalam dan luar negeri; e. merencanakan dan menentukan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang Promosi usaha koperasi dan usaha mikro; dan f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. Bagian Keenam Bidang Pembiayaan Pasal 22 (1) Kepala Bidang Pembiayaan, mempunyai tugas melakukan fasilitasi permodalan, pengembangan usaha simpan pinjam konvensional dan syariah, pembiayaan dan jasa keuangan Koperasi, dan Usaha mikro

- 20 - serta melakukan inventarisasi, pembinaan dan pengawasan Lembaga Keuangan Mikro, monitoring, evaluasi, dan pelaporan. Kepala Bidang Pembiayaan, mempunyai fungsi: a. memverifikasi dan mengevaluasi bahan kebijakan teknis fasilitasi permodalan, pengembangan usaha simpan pinjam dan Koperasi, Bank Perkreditan Rakyat, serta pembiayaan non bank dan jasa keuangan; b. mengkoordinasi pelaksanaan fasilitasi permodalan; c. mengkoordinasi pelaksanaan fasilitasi pembiayaan dan jasa keuangan; d. mengkoordinasi pelaksanaan fasilitasi penjaminan kredit; e. mengkoordinasikan pelaksanaan koordinasi dengan lembaga perbankan dan nonperbankan; f. berkoordinasi dengan pihak OJK terkait Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro; g. mengkoordinasikan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan usaha simpan pinjam Koperasi dan Koperasi Bank Perkreditan Rakyat; h. mengkoordinasikan inventarisir usaha mikro dan lembaga keuangan mikro; dan i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Paragraf 1 Seksi Fasilitasi Permodalan Pasal 23 (1) Kepala Seksi Fasilitasi Permodalan, mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan, mempersiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, serta fasilitasi, monitoring, evaluasi, dan pemantauan di bidang Fasilitasi Permodalan. Kepala Seksi Fasilitasi Permodalan mempunyai fungsi :

- 21 - a. menyusun bahan dan menentukan pedoman teknis fasilitasi permodalan; b. menyusun dan menentukan pelaksanaan pengumpulan data base usaha mikro; c. menyusun dan menganalisa bahan bimbingan akses permodalan fasilitasi bantuan dan kredit dana pemerintah; d. merencanakan dan menentukan pelaksanakan kegiatan fasilitasi perkuatan permodalan bantuan dan kredit dana pemerintah dan lembaga keuangan lainnya; e. merencanakan dan menentukan pelaksanakan fasilitasi dengan lembaga perbankan dan non perbankan; f. merencanakan dan menentukan pelaksanakan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pemantauan pada usaha koperasi dan usaha mikro yang telah mengakses permodalan; dan g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. Paragraf 2 Seksi Usaha Simpan Pinjam Pasal 24 (1) Kepala Seksi Usaha Simpan Pinjam, mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan, mempersiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, pengumpulan data base dan fasilitasi kegiatan serta monitoring, pemantauan dan analisa di bidang Usaha Simpan Pinjam. Kepala Seksi Usaha Simpan Pinjam mempunyai fungsi: a. menyusun bahan dan menentukan pedoman teknis pengembangan organisasi usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah;

- 22 - b. merencanakan dan menentukan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan kerjasama dengan instansi terkait untuk pengembangan usaha simpan pinjam; c. merencanakan dan menentukan pelaksanaan kegiatan fasilitasi pengembangan kerjasama antar Koperasi Simpan Pinjam (KSP)/Usaha Simpan Pinjam (USP)-Koperasi dan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah; d. menyusun rencana dan menentukan pelaksanaan kegiatan penguatan tata kelola dan manajemen resiko usaha simpan pinjam Koperasi dan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah; e. membuat konsep dan menentukan kegiatan pengumpulan data base koperasi yang memiliki usaha simpan pinjam; f. menyusun rencana dan menentukan pelaksanaan monitoring, pemantauan dan analisa kegiatan usaha simpan pinjam Koperasi dan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah; dan g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. Paragraf 3 Seksi Pembiayaan dan Jasa Keuangan Pasal 25 (1) Kepala Seksi Pembiayaan dan Jasa Keuangan, mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan, mempersiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan advokasi, fasilitasi kegiatan serta pengawasan dan inventarisir lembaga di bidang Pembiayaan dan Jasa Keuangan. Kepala Seksi Pembiayaan dan Jasa Keuangan mempunyai fungsi: a. menyusun bahan dan menentukan pedoman teknis fasilitasi pembiayaan dan jasa keuangan; b. mengkaji ulang dan menentukan bahan petunjuk teknis jaringan usaha dan kemitraan/linkage program lembaga perbankan dan non perbankan dengan lembaga KSP/USP-Koperasi dan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah; c. membuat konsep dan menentukan fasilitasi kredit perbankan dan penjaminan kredit;

- 23 - d. menyusun rencana dan menentukan pelaksanaan fasilitasi pengembangan jasa keuangan asuransi dan anjak piutang dan sekuritisasi Aset Koperasi dan Usaha mikro; e. menyusun rencana dan menentukan pelaksanaan bimbingan administrasi dan tatalaksana, advokasi perpajakan Koperasi dan Usaha mikro; f. menyusun rencana dan menentukan pelaksanaan fasilitasi pengembangan pembiayaan modal penyertaan, penerbitan surat utang dan modal ventura; g. membuat konsep dan menyusun rencana dengan OJK terkait pembinaan dan pengawasan pada Lembaga Keuangan Mikro; h. membuat konsep dan menyusun rencana inventarisir Lembaga Keuangan Mikro; dan i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. BAB IV UNIT PELAKSANA TEKNIS Pasal 26 (1) Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah unsur pelaksana teknis operasional dan penunjang dinas di lapangan; (2) Unit Pelaksana Teknis Dinas dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas dan secara operasional dikoordinasikan oleh Camat. Pasal 27 Jumlah, Nomenklatur, Susunan Organisasi dan Uraian Tugas dan Fungsi UPT Dinas ditetapkan dalam Peraturan Bupati tersendiri. BAB V KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 28 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

- 24 - (2) Setiap kelompok dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang diangkat oleh Bupati. (3) Jenis jenjang dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan oleh Bupati berdasarkan kebutuhan dan beban kerja, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI TATA KERJA Pasal 29 (1) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta Instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas pokoknya mesing-masing. (2) Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan. (3) Setiap pemimpin satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasi bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. (4) Setiap pemimpin sebuah organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab pada atasannya masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat waktu. (5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dan bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya. (6) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. BAB VII PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN Pasal 30

- 25 - (1) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai Aparatur Sipil Negara yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, dan Kepala Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai Aparatur Sipil Negara yang memenuhi syarat atas usul Kepala Dinas melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Blitar Nomor 57 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kabupaten Blitar dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 32 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Blitar. Ditetapkan di Blitar pada tanggal 8 Nopember 2016 BUPATI BLITAR, Ttd. RIJANTO

- 26 - Diundangkan di Blitar pada tanggal 8 Nopember 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR, Ttd. PALAL ALI SANTOSO BERITA DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 NOMOR 55/D Salinan sesuai dengan aslinya An. SEKRETARIS DAERAH ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESRA U.b. KEPALA BAGIAN HUKUM HARIS SUSIANTO, SH., M.Si Pembina NIP. 19670531 199003 1 002

- 27 -