BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnisnya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja/labor based business

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri dengan kinerja yang baik diharapkan berdampak pada kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pengakuan terhadap kemampuan intellectual capital dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menjadi perhatian utama pada abad XX-an. Hal ini berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan

PENDAHULUAN. Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi dan informasi menyebabkan perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan yang semakin kompetitif, dan perubahan cara pandang pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang terjadi pada era new economy ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2001: 231). Ini sesuai dengan resource based theory (Wernerfelt, 1984: 174)

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya merupakan suatu indikasi bahwa terdapat faktor lain di dalam

BAB I PENDAHULUAN. intelektual pada perusahaan jasa dan manufaktur di Indonesia. Modal intelektual merupakan

2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan. Menurut (Suntoso 1999 dalam Wadhikorin, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan pada hakekatnya didirikan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengubah cara berbinis mereka. Kemampuan bersaing tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. strategis yang lebih sustainable untuk memperoleh dan mempertahankan keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan di dalam persaingan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mengubah cara bisnisnya. Perubahan proses bisnis dari bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan produksi atau asset berwujud. Namun seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun, mengembangkan, dan mempertahankan sebuah perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perusahan harus merubah strategi dari labor based business

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memicu perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. based business) menjadi berdasarkan pengetahuan (knowledge based business).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di negara-negara Asia Tenggara, yakni kondisi

BAB I PENDAHULUAN. zaman globalisasi saat ini lalu berbagai inovasi yang dilakukan dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. industri industri baru yang muncul. Industri industri ini tidak hanya bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran teknologi yang begitu pesat serta pertumbuhan jaringan komputer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. an perhatian perusahaan pada praktek pengelolaan aset tak berwujud (intangible

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan usaha mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan ketat dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan tren dari ekonomi tradisional (tanah, tenaga kerja, dan keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad terakhir. Dalam ekonomi berbasis pengetahuan, intellectual capital (IC) memainkan peran penting dalam pertumbuhan keseluruhan perusahaan dan menjadi sumber utama keunggulan kompetitif atas pesaing. Munculnya new economy, yang secara prinsip didorong oleh perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan, juga telah memicu tumbuhnya minat dalam intellectual capital (Petty dan Guthrie, 2000; Bontis, 2001). Salah satu area yang menarik perhatian baik akademisi maupun praktisi adalah yang terkait dengan kegunaan IC sebagai salah satu instrumen untuk menentukan nilai perusahaan (Edvinsson dan Malone, 1997; Sveiby, 2001). Hal ini telah menjadi isu yang berkepanjangan, dimana beberapa penulis menyatakan bahwa manajemen dan sistem pelaporan yang telah mapan selama ini secara berkelanjutan kehilangan relevansinya karena tidak mampu menyajikan informasi yang esensial bagi eksekutif untuk mengelola proses yang berbasis pengetahuan dan intangible resources (Bornemann dan Leitner, 2002).

2 Di Indonesia, fenomena IC mulai berkembang terutama setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi 2000) tentang aset tidak berwujud. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai IC, namun lebih kurang IC telah mendapat perhatian. Menurut PSAK No. 19 (revisi 2010), aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Contoh aset tidak berwujud menurut PSAK No. 19 (revisi 2010) adalah nama merek, kepala surat kabar dan judul publikasi, piranti lunak komputer, lisensi dan waralaba, hak cipta, paten, dan hak kekayaan intelektual industri lainnya, hak operasional dan penyediaan jasa lainnya, resep, formula, model, desain, prototipe, dan aset tidak berwujud dalam pengembangan. Dalam pertemuan Intellectual Capital Management (ICM) akhirnya mendefinisikan modal intelektual sebagai pengetahuan yang dapat diubah menjadi laba (Sullivan, 2000). Sedangkan menurut Santoso (2009) modal intelektual adalah pengetahuan dikelola dengan baik sehingga menjadi aset yang berharga. Menurut IFAC, Intellectual Capital merupakan sinonim dari intellectual property (hak intelektual), intellectual asset (aset intelektual), dan knowledge asset (aset pengetahuan). The Economist mendefinisikan modal intelektual sebagai The part of country s or a firm s capital or an individual s human capital that consists of ideas rather than something more physical. It can often be protected through patents or other intellectual property laws. Jadi, modal intelektual adalah bagian dari pengetahuan yang dapat memberi manfaat bagi perusahaan.

3 Manfaat di sini berarti bahwa pengetahuan tersebut mampu menyumbangkan sesuatu atau memberikan kontribusi yang dapat memberi nilai tambah dan kegunaaan yang berbeda bagi perusahaan. Berbeda berarti pengetahuan tersebut merupakan salah satu faktor identifikasi yang membedakan suatu perusahaaan dengan perusahaaan yang lain. Intellectual Capital didapat dari tiga sumber (Pulic, 2004), yaitu: 1. Kompetensi karyawan, yaitu segala kemampuan, keahlian, ketrampilan, pengetahuan, dan performa bisnis yang dimiliki oleh karyawan (human capital). 2. Struktur internal organisasi, yaitu kemampuan, keahlian, ketrampilan, pengetahuan, dan performa bisnis yang dimiliki oleh perusahaan (Structural capital). 3. Hubungan eksternal /pasar, antara lain, dengan konsumen, supplier, dan pemerintah (customer capital). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa modal intelektual berhubungan erat dengan tiga pelaku bisnis utama, yaitu: karyawan, perusahaan (manajer), dan pelanggan. Untuk mendapatkan modal intelektual yang maksimal, maka perlu adanya interaksi yang positif di antara ketiga pihak tersebut. Standar Akuntansi Internasional atau Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IAS / IFRS), yang baru saja dimodifikasi oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional, tidak memberikan kontribusi untuk mendefinisikan konsep, prinsip dan metode penilaian aset IC (Ze ghal dan

4 Maaloul, 2010). Menurut Ulum (2008) pedoman standar akuntansi hanya menjelaskan mengenai aset tidak berwujud saja bukan pencatatan modal intelektual yang terperinci. Di Indonesia, penelitian tentang IC diantaranya telah dilakukan oleh Astuti dan Sabeni (2005) yang menguji hubungan IC terhadap kinerja perusahaan di Jawa Tengah dengan menggunakan instrument kuesioner yang dibangun oleh Bontis (1998). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa (1) human capital berhubungan positif dan signifikan dengan customer capital; (2) Human capital berhubungan positif dan signifikan dengan structural capital; (3) Customer capital berhubungan positif dan tidak signifikan dengan business performance; dan (4) Structural capital berhubungan positif dan signifikan dengan business performance. Setiarso (2006) mengkaji IC untuk pemberdayaan UKM. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan System Life Cycle yang terdiri dari lima fase tahapan yaitu: perencanaan; analisa yang didahului dengan studi kelayakan, survey, dan wawancara, dibuat desain, tahap implementasi, dan umpan balik dari pemakai (user study and feedback). Hasil yang dicapai adalah kerangka model pengelolaan pengetahuan pada suatu UKM, serta mengembangkan model knowledge sharing untuk mendukung linkage knowledge antar UKM. Selanjutnya, Ulum (2008) telah meneliti tentang pengaruh IC menggunakan VAIC terhadap kinerja perusahaan sektor perbankan di Indonesia tahun 2004 sampai 2006. Kinerja keuangan perusahaan yang

5 digunakan adalah profitabilitas ROA, rasio pendapatan terhadap total aset (ATO), dan pertumbuhan pendapatan (GR). Pemilihan indikator kinerja tersebut mengacu pada penelitian Chen et al. (2005) dan Firer dan Williams (2003). Hasil yang dicapai adalah IC (VAIC) berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan masa kini dan masa depan. Penelitian ini mengukur pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan pada perusahaan go public di Indonesia. Pemilihan sektor industri yang kental akan IC dengan ciri industri yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sampel mengacu pada Viva (2010). Pemilihan model VAIN sebagai proksi atas IC mengacu pada penelitian Wang (2011). Kinerja perusahaan yang digunakan adalah return on asset (ROA) sebagai proksi kinerja keuangan dan market to book value (MBV) sebagai proksi kinerja pasar modal. Pemilihan indikator kinerja tersebut mengacu pada penelitian Firer dan Williams (2003), Tan et al. (2007), dan Wang (2011). B. Rumusan Masalah Perkembangan dalam dunia bisnis membuat para pelaku bisnis dituntut untuk mengembangkan strategi bisnisnya agar dapat bersaing di pasar global. Agar dapat bertahan, perusahaan-perusahaan mengubah strategi bisnis yang semula bersifat tradisional (tanah, tenaga kerja, dan keuangan) menjadi knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan), dengan karakteristik utama ilmu pengetahuan dan teknologi. Nilai dari

6 knowledge based company yang utama ditentukan oleh intellectual capital yang dimiliki, dikelola, dan dikembangkan perusahaan. Intellectual capital dapat juga menjadi indikator dalam meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan seperti contohnya sebuah toko yang bersifat tradisional yang belum memanfaatkan teknologi informasi hanya bisa menjual dengan pangsa pasar sekitar dari tokonya tersebut dan terbatas oleh waktu atau jam operasional toko tetapi dengan memanfaatkan teknologi informasi khususnya internet, toko tersebut bisa menjual barangnya dimana tidak ada lagi batasan lokasi, jarak, dan waktu sehingga pangsa pasarnya akan makin besar. Menurut Wang (2011) intellectual capital dapat menjadi indikator dalam meningkatkan keuntungan kompetitif pasar dengan pengetahuan tata kelola, teknik operasional, keterampilan profesional, hubungan pelanggan dan pengalaman. Di Indonesia sendiri intellectual capital ini mendapat perhatian dari pemerintah salah satunya dengan peraturan Bank Indonesia tentang kewajiban penyediaan dana pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan sumber daya manusia. Peraturan ini dibuat mengingat di jaman modern saat ini, pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang melekat di sumber daya manusia menjadi hal yang terpenting bagi perusahaan karena SDM itulah yang akan membentuk struktur internal organisasi perusahaan. IC menjadi sebuah hal yang penting bagi perusahaan perusahaan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Perusahaan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi diantaranya,

7 perbankan, maskapai penerbangan, otomotif, jasa komputer & perangkatnya, kimia, elektronika, farmasi, telekomunikasi, dan perusahaan efek (Viva, 2010). Riset di berbagai negara membuktikan adanya pengaruh antara IC dengan kinerja keuangan perusahaan yaitu Firer dan Williams (2003), Chen et al. (2005), Tan et al. (2007), Wang (2011) dan di Indonesia ada penelitian Astuti dan Sabeni (2005), Setiarso (2006), dan Ulum (2008). Dalam penelitian Firer dan Williams (2003), ditemukan bahwa pengaruh antara IC (VAIC) dengan kinerja keuangan perusahaan terbatas dan tidak konsisten. Sedangkan penelitian Chen et al. (2005) dan Wang (2011) yang mengambil sampel perusahaan publik di Taiwan memberikan bukti adanya pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini berusaha menguji kembali pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan return on assets (ROA) dan market to book value (MBV) untuk konteks Indonesia mengacu pada penelitian Wang (2011) dengan ukuran perusahaan (SIZE) sebagai variabel kontrolnya. Ukuran perusahaan menjadi variabel kontrol untuk menghindari bias bahwa kinerja perusahaan dipengaruhi oleh intellectual capital-nya atau oleh ukuran perusahaannya atau mungkin keduanya saling mempengaruhi. Sampel penelitian ini adalah perusahaan publik yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi menurut Viva (2010) yaitu perusahaan bidang perbankan, maskapai penerbangan, otomotif, jasa komputer & perangkatnya, kimia, elektronika, farmasi,

8 telekomunikasi, dan perusahaan efek) dan proksi atas ukuran kinerja perusahaan menggunakan ROA (return on assets) dan MBV (market to book value) karena di penelitian sebelumnya di Indonesia oleh Ulum (2008) belum mempertimbangkan ukuran kinerja berbasis market value dan tidak semua ukuran kinerja keuangan yang digunakan berkorelasi dengan komponen-komponen intellectual capital. Pemilihan periode penelitian pada tahun tahun 2010 sampai 2012 dikaitkan dengan fenomena industri berbasis teknologi di Indonesia tengah naik pamornya mulai tahun 2010. Dibandingkan tahun 2009 industri ini berkembang hingga lebih dari 15 persen (Viva, 2010). Dengan industri berbasis teknologi tentu membutuhkan keterampilan dan kemampuan human capital yang memadai dan handal untuk bisa mengoperasikan dan menjalankannya sehingga teknologi yang menjadi basis bagi perusahaan dapat bermanfaat sebagai intellectual capital perusahaan dan meningkatkan kinerja perusahaan. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian adalah: Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan.

9 D. Manfaat Penelitian Merujuk pada tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini sekurangkurangnya diharapkan dapat memberikan dua kegunaan, yaitu : 1. Manfaat teoritis, dapat memperkaya konsep atau teori yang mendorong perkembangan ilmu pengetahuan tentang intellectual capital, khususnya yang terkait dengan pengaruh IC terhadap kinerja perusahaan. 2. Manfaat praktis, dapat memberikan masukan yang berarti bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaannya, khususnya melalui pengelolaan modal intelektualnya agar terus dapat bersaing di pasar global. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan teori yang berisi kajian teoritis mengenai masalah yang dibahas, uraian penelitian terdahulu dan pengembangan hipotesis.

10 BAB III Metode penelitian yang menguraikan populasi dan sampel,sumber data, variabel penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV Analisis data dan pembahasan. BAB V Penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan, dan saran.