Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis dan mikrostruktur Coran A356 Menggunakan Metode Stir Casting

I. PENDAHULUAN. dengan semakin banyaknya permintaan aluminium dikalangan konsumen.

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

Kekuatan Tarik Dan Porositas Silinder Al-Mg-Si Hasil Die Casting Dengan Variasi Tekanan

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

KARAKTERISTIK PENGECORAN LOST FOAM PADA BESI COR KELABU DENGAN VARIASI KETEBALAN BENDA

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

TUGAS AKHIR. BIDANG TEKNIK PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN MATERIAL PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MnCl2.H2O TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA 7075

Momentum, Vol. 13, No. 1, April 2017, Hal ISSN

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

ISSN hal

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

Pengaruh Tekanan dan Temperatur Die Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Komersial Lokal

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

PENINGKATAN SIFAT MEKANIS ALUMINIUM BEKAS YANG DIDAUR ULANG MELALUI INOKULASI UNSUR TEMBAGA

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

Analisa Pengaruh Aging 450 ºC pada Al Paduan dengan Waktu Tahan 30 dan 90 Menit Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

PENGARUH PERBEDAAN LAJU WAKTU PROSES PEMBEKUAN HASIL COR ALUMINIUM 319 DENGAN CETAKAN LOGAM TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS

Pengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN LOST FOAM

PENGARUH UNSUR SILIKON PADA ALUMINIUM ALLOY (Al Si) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

ANALISA PENGARUH BEBAN TERHADAP LAJU KEAUSAN AL-Si ALLOY DENGAN METODE PIN ON DISK TEST

Analisa Pengaruh Penambahan Sr atau TiB Terhadap SDAS, Sifat Mekanis dan Fluiditas Pada Paduan Al-6%Si

PENGARUH SILIKON DAN FOSFOR DISEKITAR EUTEKTIK POINT ALUMUNIUM TERHADAP PENYUSUTAN

SKRIPSI PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADA PROSES EVAPORATIVE CASTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO ALUMUNIUM SILIKON (AL-7%SI) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Perlakuan Panas Austempering pada Besi Tuang Nodular FCD 600 Non Standar

ANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN RISER RING DAN CROWN PADA PENGECORAN VELG TIPE MS 366 DENGAN UJI SIMULASI MENGGUNAKAN CAE ADSTEFAN

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN LOST FOAM

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

CYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan

PENGARUH PENAMBAHAN 12%Mg HASIL REMELTING ALUMINIUM VELG BEKAS TERHADAP FLUIDITY DAN KEKERASAN DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG POLBAN

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Pengaruh Modulus Cor Riser Terhadap Cacat Penyusutan Pada Produk Paduan Al-Si

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN TEMPERATUR CETAKAN PADA HIGH PRESSURE DIE CASTING (HPDC) BERBENTUK PISTON PADUAN ALUMINIUM- SILIKON

Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material

STUDI PENGARUH KOMPOSISI KIMIA DAN KETEBALAN CORAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO BESI COR PADA KASUS PEMBUATAN BESI COR VERMICULAR

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

Abstrak. Abstract

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TUANG TERHADAP KETANGGUHAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PENGECORAN ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm-

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALMINIUM DAUR ULANG (Al 6,4%Si 1,93%Fe)

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH

KAJIAN JUMLAH SALURAN MASUK (INGATE) TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO HASIL PENGECORAN Al-11Si DENGAN CETAKAN PASIR

PENGARUH PENAMBAHAN Sr TERHADAP PERILAKU PERAMBATAN RETAK FATIK PADA PADUAN Al-6%Si-0,7%Fe

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SEPATU KAMPAS REM KENDARAAN BERMOTOR BERBAHAN ALUMUINUM DAUR ULANG

PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA VELG MERK STOMP YANG MEMENUHI STANDART ASTM

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

Peningkatan Sifat Mekanik Paduan Aluminium A356.2 dengan Penambahan Manganese (Mn) dan Perlakuan Panas T6

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

Transkripsi:

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan -4,3% loy Tugiman 1,Suprianto 2,Khairul S. Sihombing 3 1,2 Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jln.mamater Kampus USU Padang Bulan Medan Tugiman.karmani@gmail.com., suprianto.t@gmail.com 3 Jurusan Teknik Mesin STT Harapan Jln.H.M. Joni Medan Abstrak uminium merupakan salah satu logam non ferrous yang paling banyak digunakan dalam bidang teknik. Kebanyakan pemakaian tidak dlam kondisi murni tetapi sering dipadukan dengan elemen-elemen lainya membentuk suatu alloy. Penambahan elemen-elemen seperti Mg,Cu,Mn dan bertujuan untuk meningkatkan sifat aluminium tersebut. Peningkatan sifat mekanis aluminium tidak hanya dengan penambahan elemen tetapi dapat juga dengan cara memperbaiki variabel pengecoran seperti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimum pada pengecoran - loy terhadap sifat mekanis aluminium tersebut. Pengecoran menggunakan crusibel dari grafit dan dilakukan dengan memvariasikan berturut-turut 700,725,750 dan 775 o C selanjutnya dituang ke dalam cetakan permanen berbentuk pelat. Sampel pengecoran ini kemudian di uji kekerasan, tarik, impak dan mikrostruktur hasilnyan memperlihatkan kenaikan meningkatkan kekerasan hingga 52,16BHN pada temperature 750 o C untuk selanjutnya turun pada temperatur 775 o C. Kekuatan impak menurun seiriing dengan kenaikan dengan banyaknya energy yang diserap 122,5 MPa turun menjadi 117,5MPa pada temperatur 775 o C. Pengujian tarik untuk mengetahui kekuatan aluminium hasil coran telah dilakukan dan hasilnya memperlihatkan kekuatan tarik paduan ini berkisar antara 135.4-129MPa dengan kekuatan tarik maksimum pada temperatur 700 o C dan minimum pada 775 o C. Kata Kunci : -, Temperatur Tuang, Sifat Mekanis 1. Pendahuluan uminium sebagai salahsatu logam non ferrous yang paling banyak dipergunakan dalam bidang teknik dikarenakan sifat yang ringan dan tahanan terhadap korosi. Terdapat banyak paduan dari aluminium diantaranya seperti -Si, -Cu,-Mg dan - dan banyak paduan aluminium lainnya. Masing-masing paduan ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda dengan tujuan pemakaian yang berbeda pula. Penambahan elemen seperti, Mn dan chromium dengan jumlah yang relatif sedikit akan dapat memperbaiki kekuatan dan ketahanan terhadap korosi [1]. Penambahan hingga 10% di dalam CP uminium menghasilkan lebih rendah faktor gesekan hingga 0,02 dan memudahkan kemampuan pengerjaan panas[2]. Pada paduan --Mg alloy memiliki kekuatan tarik yang moderat pada saat dilakukan proses pengecoran. Dengan melakukan proses annil maka stabilitas dari dimensi dapat dikembangkan. Mampu mesin yang baik dan tahan terhadap korosi-2 umum, walaupun mudah terkena korosi tegangan. Paduan - ini umumnya dipadukan dengan elemen-elemen lainnya seperti Mg, Cu, Mn dan lain sebagainya. Salah satu paduan uminium dengan kandungan yang relative tinggi 5,1 hingga 6,1% adalah A7075 dimana banyak dipergunakan untuk bagian/komponen dengan tegangan yang cukup tinggi dan ketahanan korosi yang cukup baik. 62

Temperatur tuang merupakan salahsatu variable dari sekian banyak variabel yang terdapat pada proses pengecoran. Variabel ini penting karena jika terlalu rendah maka rongga cetakan tidak akan terisi penuh dimana saluran masuk akan membeku terlebih dahulu, dan jika terlalu tinggi maka hal ini akan mengakibatkan penyusutan dan kehilangan akan keakuratan dimensi coran. Temperatur tuang pada paduan aluminium biasanya terdapat pada range 675-790 o C dan harus dipertahankan pada penuangan, temperatur penuangan harus dijaga diantara ± 8 o C [3]. Temperatur tuang (pouring temperature) pada saat pengecoran sangat penting untuk diperhatikan karena faktor ini akan mempengaruhi kualitas coran yang meliputi mikrostruktur dan sifat mekanis. Kekerasan, kekuatan impak dan tarik menurun dengan meningkatnya temperatur pada pengecoran A713 menggunakan metode investmen casting [4]. Pada penelitian ini dilakukan proses pengecoran konvensional dengan memvariasikan selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengetahui perubahan temperature tuang terhadap sifat mekanis coran tersebut. 2. Metode Penelitian Pada penelitian ini digunakan material uminium dengan kandungan sekitar 4%. Pengecoran dilakukan menggunakan furnace dengan crusibel dari grafit. Variasi dilakukan untuk semua sampel uji terdiri dari 700,725,750 dan 775 o C Untuk selanjutnya cairan logam dituang ke dalam cetakan permanen yang terbuat dari baja. Sampel coran dibuat dalam bentuk pelat selanjutnya pelat pelat ini akan dipotong kedalam bentuk sampel uji impak dan tarik mengacu kepada standar ASTM. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Sampel uji aluminium yang telah dibentuk menjadi roomsampel uji kemudian dilakukan pengujian hasilnya seperti diperlihatkan dibawah ini : 3.1. Hasil Pengujian Komposisi Pengujian komposisi terhadap paduan ini dilakukan menggunakan peralatan spectrometer, tabel 1 berikut merupakan hasil pengujian komposisi ; Tabel 1. Komposisi uminium (%) Si(%) Fe(%) Cu(%) Mn(%) 94,0 0,244 1,34 0,0010 0,0060 Mg (%) (%) Cr (%) Ni (%) others 0,0050 4,30 0,0010 0,0020 balance Kekerasan (BHN) Hasil uji komposisi diatas terlihat bahwa paduan aluminium yang digunakan terdiri dari alloy utama sebesar 4,3% diikuti berturut-turut Fe dan silicon. Keberadaan pada paduan aluminium dapat memperbaiki kekuatan namun Fe yang cukup tinggi dapat menurunkan ketahanan terhadap korosi dan ketangguhan aluminium alloy. 3.2. Hasil Pengujian Kekerasan Pengujian kekerasan dilakukan menggunakan metode Brinell untuk mengetahui pengaruh terhadap kekerasan, hasilnya seperti diperlihatkan pada gambar 1 berikut ; 53 51 49 47 45 49.74 52.16 52.16 50.3 Gambar 1 ; Grafik Kekerasan Vs Temperatur tuang Gambar 1 memperlihatkan kenaikan temperature tuang pada pengecoran -4 mengalami peningkatan hingga temperatur 750 o C sebesar 52,16BHN selanjutnya kekerasan mengalami penurunan. Kenaikan temperature tuang lebih lanjut akan meningkatkan 63

kandungan hydrogen di dalam cairan logam diikuti dengan pengambilan uap dari cetakan hal ini akan mempengaruhi terbentuknya porositas dan sifat mekanis[3]. 3.3. Hasil Pengujian Impak Pengujian impak dilakukan untuk mengetahui ketahanan material terhadap pembebanan tiba-tiba. Pengujian menggunakan metode charpy hasilnya seperti diperlihatkan pada gambar 2 berikut ; Energi (Joule) 124 122 120 118 116 114 122.5 118.5 120.5 117.5 Gambar 2 ; grafik energy impak Vs Temperatur tuang Gambar 2 diatas memperlihatkan kekuatan impak cenderung seiring dengan kenaikan hal ini dikarenakan kenaikan temperature biasanya akan meningkatkan pembentukan porostias pada aluminium. Bentuk patahan sampel uji impak Pengujian impak yang dilakukan menggunakan metode charpy bentuk patahan seperti diperlihatkan pada gambar 3 berikut ; Kekuatan (JMPa) Gambar 3 diatas terlihat bentuk patahan masih berserabut, tidak rata hal ini mengidentifikasikan material tersebut cukup ulet. 3.4. Hasil Pengujian Tarik Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui kekuatan material, hasilnya seperti diperlihatkan pada gambar 4 berikut ; 160 150 140 130 120 110 100 135.4 132 132 129 90 Gambar 4; grafik kekuatan Vs Kekuatan tarik material (gambar 4) mengalami sedikit penurunan seiring dengan kenaikan. Keuatan tarik aluminium berkisar antara 135,4 129 MPa. 190 170 150 122.6 121.8 130 101.1 110 90.1 90 70 50 Gambar 5; grafik kekuatan patah Vs Kekuatan (JMPa) Gambar 3 ; bentuk patahan sampel uji impak Kekuatan patah memiliki trend yang sama dengan kekuatan maksimum mengalami penurunan. Dan kekuatan patah ini terjadi setelah kekuatan maksimum dicapai berkisar diantara 122,6 90,1 MPa. Pengujian tarik juga menghasilkan data mengenai keuletan dari material hasil coran yang bisa dilihat dari persentase pertambahan panjang (%elongation). Hubungan antara pertambahan panjang dengan 64

Elongation (%) seperti diperlihatkan pada gambar 5 berikut ; 25 20 15 10 5 0 22.1 21.8 16.24 18.2 Gambar 5; grafik elongation Vs Grafik pada gambar 5 diatas memperlihatkan bahwa keuletan paling tinggi terjadi pada temperatur 700 o C sebesar 22.1% dan turun seiring dengan kenaikan. 3.5. Hasil Pengujian Mikrostruktur Pengujian mikrostruktur dilakukan untuk melihat bentuk dari mikrostruktur yang terjadi dengan berbagai variasi. Hasil photo mikro diperlihatkan pada gambar 6,7 berikut ; a) Gambar 6 ; a) Mikrostruktur 4 loy T = 700 o C, b) Mikrostruktur 4 loy T = 725 o C, pembesaran 200x. Gambar 6 diatas terlihat struktur mikro paduan - terdiri dari aluminium yang berwarna putih serta yang berwarna hitam. Pada gambar 6b distribusi butiran yang berwarna hitam lebih banyak dan lebih merata. Gambar 7 ; Mikrostruktur 4 loy T 750 o C pembesaran 200x Gambar 7 terlihat struktur mikro hampir sama dengan pola yang terdapat pada gambar 6b distribusi lebih merata diantara matrik aluminium dan penambahan dan Si tentunya akan meningkatkan sifat mekanis dalam hal ini kekerasan paduan. Parameterparameter pengecoran seperti dan cetakan secara signifikan mempengaruhi struktur yang terbentuk dan distribusi elemen alloy pada -5%-0,02In anoda[5]. 4. Kesimpulan b) Dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu ; 1. Kenaikan pada pengecoran paduan - alloy pada penelitian ini akan meningkatkan kekerasan hasil coran sebesar 52,16BHN pada temperature 750 o C. 2. Kekuatan tarik cenderung turun dengan kenaikan temperatur tuang kekuatan paling tinggi 135,4MPa pada 700 o C dan 65

paling rendah 129MPa pada temperature 775 o C. 3. Hasil pengujian mikrostrukur memperlihatkan pada 725 dan 750 o C memiliki distribusi yang lebih merata. Daftar Pustaka [1] Sehgal,S.D dan Linberg,R.A., 1973, Materials-Their Nature Properties And Fabrication, S.Chand & Co.(Pvt.) LTD, Ram Nagar, New Delhi. [2] Sagar,N.V., Anand,K.S., Mithun,A.C. Dan Srinivasan,K.,2006, Friction Factor Of Cp uminium And uminium Zinc loys, Bull. Mater. Sci., Vol. 29, No. 7, Pp. 685 688. [3] West,E dan Grubach,T.E., 1992, Permanent Mold Casting, Casting, ASM Metal Handbook, Volume 15, hal.605. [4] Yadav,N. dan Karunakar,D.B., 2011, Effect Of Process Parameters On Mechanical Properties Of The Investment Castings Produced By Using Expandable Polystyrene Pattern, International Journal of Advances in Engineering & Technology, Vol. 1,Issue 3,pp.128-137. [5] Ahmad,K., Masoud,E, Mohsen,S, Hossein,S, dan Mahdi,M, 2005, Influence of Casting Temperature on Electrochemical Behavior of --In Sacrificial Anodes, J. Chem. Chem. Eng, Vol. 24, No.3. 66