BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam keberlangsungan perusahaan dan pencapaian tujuan. memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi adalah Badan Usaha

2016 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. unit dalam PT PLN (Persero), PT PLN (Persero) merupakan suatu badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan secara berturut-turut dibahas tentang latar

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. canggihnya sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. manusia mampu menciptakan berbagai macam inovasi dan merupakan komponen utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi terkait erat dengan investasi dan alih teknologi. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan Sumber daya manusia dalam berbagai bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. PLN P3B RJBR sadar akan hal tersebut sehingga berusaha melakukan penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan listrik ternama di Indonesia, PT PLN (Persero) Distribusi

BAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan memerlukan apa yang berkaitan dengan usaha-usaha. untuk mencapai tujuan tertentu bagi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia adalah rendahnya kinerja karyawan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Galamedia Bandung Perkasa (Grup Pikiran Rakyat) didirikan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. (Rivai, 2004: 309). Prestasi kerja karyawan akan membawa dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. peralatan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Permasalahan umum yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. kota/kabupaten se-jawa Barat dan Banten, dan publik. Pada saat ini Bank bjb

BAB 1 PENDAHULUAN. harus didukung dengan sebuah kinerja yang baik yang harus terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen yang saling berkorelasi, berinterdepedensi serta berintegrasi

BAB 1 PENDAHULUAN. menyuplai serta mengatur pasokan listrik. Perusahaan ini pun meruapakan satusatunya

BAB I PENDAHULUAN. tercapai tanpa peran aktif karyawan walaupun perusahaan tersebut memiliki alat alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Gambar 1.1 Lambang PT PLN (Persero)

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan terbaru memandang sumber daya manusia bukan hanya sekedar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan memiliki kualitas ilmu yang tinggi untuk menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. penggerak seluruh aktivitas perusahaan (Larasati, 2014). Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kereta Api (Persero) DAOP II Bandung dituntut agar selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan terbesar yang ada di Indonesia.Dengan visi yaitu menjadi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber daya sebuah sekolah yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi berbagai tantangan dan dinamika pelistrikan saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menginginkan pencapaian tujuan tanpa mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi saat ini adalah berkaitan dengan motivasi kerja karyawan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peran bagi oraganisasi dalam mencapai tujuanya.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dapat tercapai sesuai rencana. nampaknya sudah sangat urgent. Kebutuhan tenaga-tenaga terampil di dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada jaman sekarang ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mencari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Objek Penelitian Perusahaan Listrik Negara

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebaik mungkin. Keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi tidak hanya dari

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang sangat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia maupun di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu untuk dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Unsur sumber daya manusia memegang peranan sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara yakni dengan mendirikan perusahaan negara. Kebijakan tersebut dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Dari berbagai jenis faktor produksi, tenaga kerja merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dirinya guna menemukan dan mengembangkan jati dirinya masing-masing. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Melalui potensi yang dimiliki oleh manusia, organisasi dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mengikuti perkembangan sains dan teknologi. Dikarenakan Negara

BAB I PENDAHULUAN. publik kepada masyarakat secara profesional dan akuntabel. Menurut

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan manusia sebagai sumber daya sangat penting dalam perusahaan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi dan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Yayasan Darul Hikam yang didirikan pada tahun 1943 oleh. KHE.Hasbullah Hafidzi merupakan penyelenggara kegiatan sekolah mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam jasa outsourching, terutama dalam hal manpower supply. Dengan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. skala nasional maupun internasional. Persaingan bisnis yang semakin ketat serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triyana, (2006:2) Mangkunegara (2008 : 67), Rivai dan Basri (2005:50)

Manusia di dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dari kehidupan. berorganisasi, manusia akan selalu untuk hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Ketercapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh manajemen sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki dekade kedua dalam kiprah usahanya, PT. Industri

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kali pemimpin memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih menghargai

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan pangsa pasar yang akan dimasuki. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) masih merupakan dambaan bagi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan, sudah seharusnya memberikan pelayanan maksimal kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yakni memperoleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia dalam perusahaan merupakan faktor penting untuk perusahaan dalam keberlangsungan perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Sumber daya yang berkompeten menjadi penentu satu perusahaan akan berkembang atau tidak. Sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhanya. Tuntutan perusahaan untuk memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah. Usaha untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, adalah melalui perekrutan, proses perekrutan atau penerimaan karyawan itu sendiri. Dengan perekrutan yang benar dan jeli perusahaan dapat memilah mana sumber daya manusia yang berkompetisi demi masa depan perusahaan. Pada tanggal 27 Agustus 2002, nama PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat dan Banten ditetapkan. PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan satu unit dalam PT.PLN (Persero) yang merupakan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sebagai perusahaan listrik milik negara yang bertugas menyediakan pasokan listrik untuk seluruh Indonesia. Secara profesional berorientasi kepada kepuasan pelanggan dengan melaksanakan proses bisnisnya 1

2 sesuai dengan standar internasional manajemen mutu ISO 9001:2008 dan selalu melakukan perbaikan pada perusahaan. Wilayah kerjanya meliputi propinsi Jawa Barat dan Banten. PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten mencoba mengembangkan perusahaanya dengan melakukan ekspansi pada daerah-daerah terpencil di seluruh pelosok negeri. Melakukan perbaikan atas pelayanan yang telah di berikan demi memberikan pelayanan terbaik dan kepuasan konsumenya itu sendiri. Sebagai satu-satunya perusahaan listrik milik negara yang menopang seluruh pasokan listrik dalam negeri, hal ini menjadikan PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten adalah salah satu pendorong terjadinya perbaikan kualitas hidup masyarakat. PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten terus melakukan evaluasi terhadap kinerjanya, dan melakukan kegiatan positif untuk memberikan citra baik terhadap perusahaan yaitu adalah Program PLN bersih. Dalam hal ini berarti PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten memastikan bahwa perusahaanya tidak melakukan kegiatan korupsi sama sekali, dan menolak adanya suap dalam lingkungan PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, kegiatan ini berawal pada tahun 2013 hingga sekarang serta perusahaan BUMN ini membutuhkan dukungan pula dari masyarakat untuk tidak mencuri listrik dan menyuap para oknum PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Walaupun PT.PLN adalah salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang merupakan satu-satunya pemasok listrik untuk negara Direksi PT.PLN tetapi juga memiliki tantangan untuk perusahaanya. Direksi baru PT. PLN (Persero) memiliki tantangan besar mengatasi krisis listrik yang diperkirakan akan terjadi pada 2017-2018. Sang Dirut Utama Sofyan Basir, bersama direksi

3 lainnya harus segera merealisasikan pembangunan pembangkit listrik dan transmisi tepat waktu. Pembebasan lahan dan pembangunan pembangkit harus segera dilaksanakan, apabila pada tahun 2017-2018 krisis listrik itu terjadi maka PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten GAGAL dalam memenuhi kebutuhan listrik negeri. Perusahaan ini bukan perusahaan yang wajib mendapatkan profit dalam setiap jasanya, tetapi bagaimana caranya agar pasokan listrik dapat terpenuhi dan menyeluruh di setiap wilayah mengingat masih ada 12,5 juta rumah penduduk yang belum di aliri listrik. Disamping itu PT.PLN sedang mengupayakan mengurangi atau mengalihkan energi dari pengunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) menjadi bahan bakar Gas atau Batu Bara. Oleh sebab itu maka SKK Migas harus bisa memastikan bahwa pasokan gasnya dapat memenuhi kebutuhan PT.PLN. Untuk menjadi perusahaan yang lebih baik kedepannya PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten selalu melakukan transformasi dan evaluasi guna meningkatkan kinerja perusahaan dalam pencapaian target baik secara internal maupun eksternal perusahaan. Kualitas SDM yang bekerja untuk PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten sudah pasti menjadi tulang punggung perusahaan. Dari sisi eksternal tentu dalam pengembangannya PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten membutuhkan campur tangan pemerintah sebagai penunjang utama yang sudah pasti dikarenakan satu-satunya perusahaan listrik yang menopang kebutuhan listrik di indonesia. Kualitas SDM yang mumpuni merupakan faktor internal penunjang dan bisa ditentukan dari beberapa aspek dasar seperti kemampuan dasar pegawai,

4 kedisiplinan kerja, dan pencapaian targetnya. Dalam mewujudkan visi dan misi PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, maka PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten memanfaatkan sumber daya manusia yang dimilikinya seoptimal mungkin, supaya dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Oleh karena itu untuk mewujudkannya, diperlukann SDM yang terampil dan handal di bidangnya. Salah satu cara untuk memajukan kinerja SDM dengan cara memerhatikan kepuasan pegawainya. Tidak dipungkiri bahwa di PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten sendiri banyak terjadinya permasalahan yang terdapat di perusahaan. Banyaknya tantangan yang muncul dan hal itu mengakibatkan perusahaan mengalami kendala terutama dibidang Sumber Daya Manusia itu sendiri. Permasalahan seperti inilah yang pada akhirnya apabila terus berlarut-larut akan berkembang menjadi suatu permasalahan yang kompleks dan berakibat pula pada segala aspek perusahaan. Masalah yang timbul ini disebabkan oleh adanya ketidakpuasan karyawan dalam bekerja. Salah satu indikasi dari menurunnya tingkat kepuasan kerja adalah naiknya angka tingkat keterlambatan pegawai absensi (absenteeism), kurangnya karyawan yang berkerja sangat baik dari hasil penilaian kinerja,menurunnya produktivitas atau prestasi kerja karyawan (performance). Permasalahan dalam kepuasan pegawai akan memberikan dampak negatif bagi perusahaan dan sangat berpengaruh dengan kinerja pegawai. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda tergantung dengan sistem nilai yang ada dalam hidupnya. Semakin tinggi penilaian terhadap kegiatan yang dirasakan sesuai dengan keinginan individu semakin tinggi pula kepadanya.

5 Seperti yang dikatakan oleh Porter dalam Sopiah (2008:170) mengemukakan, Job Satisfaction si difference between How much of something There should be and How much There is now. ( Kepuasan kerja adalah perbedaan antara seberapa banyak sesuatu yang seharusnya diterima dengan seberapa banyak sesuatu yang sebenarnya ia terima). Untuk lebih memperjelas mengenai informasi yang diperoleh dan berdasarkan dari hasil penelitian berupa observasi dan wawancara pada PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten kurang maksimalnya angka tingkat kepuasan,peningkatan keterlambatan, dan hasil penilaian kinerja pegawai. Dengan perolehan data-data sekunder yang mengindentifikasikan masih rendahnya kepuasan kerja karyawan PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, peneliti akan menyajikan data-data tersebut di bawah ini. Berikut data kepuasan kerja pada tahun 2011-2014: Tabel 1.1 Tabel Kepuasan Kerja PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan BantenTahun2011 sampai dengan 2014 TEBEL KEPUASAN KERJA Periode 2011-2014 TAHUN ANGKA KEPUASAN 2011 74% 2012 74% 2013 71% 2014 74% Sumber: Data PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang telah diolah

6 Angka kepuasan diatas dapat dilihat dalam gambar 1.1 berikut: angka kepuasan angka kepuasan 74% 74% 74% 71% 2011 2012 2013 2014 Sumber: Data PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang telah diolah Gambar 1.1 Kepuasan Kerja PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Tahun 2011 sampai Tahun 2014 Dilihat dari table dan gambar 1.3 menunjukan kepuasan kerja karyawan PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dari tahun 2011-2012 tidak mengalami kenaikan sama sekali. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada peningkatan dalam hal kepuasan pegawai. PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten seharusnya dapat meningkatkan angka kepuasan pegawai. Pada tahun 2012-2013 justru kepuasan kerja pegawai turun sebesar (-3 %) ditunjukan dengan turunnya angka kepuasan dari 74% ke 71%. Hal ini menunjukan masih kurang optimalnya penilaian kinerja yang berdampak pada kepuasan pegawai. Turunya angka kepuasan pegawai, adalah indikator yang dapat menunjukan kurang stabilnya kondisi pegawai dalam lingkungan perusahaan. Angka kepuasan

7 yang hanya ada dikisaran 70% angka tersebut dirasakan belum maksimal untuk angka kepuasan. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada salah se staf Administrasi Sumber Daya Manusia Bapak yovan Gustava mengenai kepuasan kerja karyawan yang terlihat menurun. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa permasalahan, yaitu kurangnya pengawasan dan faktor pendorong moral yang dilakukan oleh atasannya maupun dorongan dari sesama rekan kerja. Masih banyak pula karyawan yang tidak memperbaiki kinerjanya bersikap santai dalam bekerja dan kurangnya keinginan diri untuk melakukan perkerjaan lebih baik. Sikap seperti ini yang menyebabkan pekerjaan tidak berjalan dengan lancar dan kurang optimalnya dan efektifnya hasil pekerjaan yang dilakukan. Selain data kepuasan di atas, terdapat pula data mengenai keterlambatan karyawan perusahaan yang membuktikan bahwa tanggung jawab pegawai untuk perusahaan masih belum optimal dan perlu ditingkatkan. Data keterlambatan tersebut disajikan dalam bentuk tabel 1.2: Tabel 1. 2 Data Keterlambatan Pegawai PT. PLN (Persero) Kantor DistribusiJawa Barat dan Banten Periode Tahun 2013 (Januari-Desember) Bulan Jumlah Keterlambatan Jumlah Pegawai Persentase Januari 17 263 6,4 % Februari 19 261 7,2 % Maret 20 264 7,5 % April 31 266 11,6 %

8 Mei 24 264 9,0 % Juni 17 268 6,3 % Juli 46 265 17,3 % Agustus 39 262 14,8 % September 37 263 14,0 % Oktober 20 264 7,5 % November 38 263 16,1 % Desember 39 260 15 % Sumber: Bagian SDM PT. PLN (Persero) Kantor Distribusi Jawa Barat dan Banten Dari tabel 1.2 diatas dapat dijelaskan dengan gambar grafik dibawah ini: Data Keterlambatan Kerja Pegawai Persentase Keterlambatan 17.30% 14.80% 16.10% 14.00% 15% 11.60% 6.40% 7.20% 7.50% 9.00% 6.30% 7.50% Sumber: Bagian SDM PT. PLN (Persero) Kantor Distribusi Jawa Barat dan Banten Gambar 1. 1 Grafik Keterlambatan Kerja Pegawai PT. PLN (Persero) Kantor Distribusi Jawa Barat dan Banten Periode Tahun 2013 (Januari-Desember) Pada tabel dan gambar 1.2 terlihat jumlah karyawan terlambat pada tahun 2013 perbulanya masih mengalami kenaikan pada bulan januari 2013 karyawan yang terlambat sebanyak 17, februari naik menjadi 19, Maret kembali naik menjadi 20, April sebanyak 31, bulan Mei kembali turun menjadi 24

9. Turun naiknya angka keterlambatan tersebut menjadi penanda masih adanya kesalahan dalam sistem penilaian akibat dari karyawan tidak melakukan perbaikan atas kinerjanya. Dapat dilihat bahwa tingkat keterlambatan kerja pegawai pada dari PT. PLN (Persero) Kantor Distribusi Jawa Barat dan Banten cenderung menurun, Hal ini tentu menunjukkan rendahnya kepuasan kerja pegawai dilihat dari kurangnya semangat kerja karyawan dan tanggung jawab atas perusahaan. Penulis tertarik melihat hasil penilaian kinerja PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten melihat dari keadaan pada tabel 1.2. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 1.3 berikut: Tabel 1.3 Hasil Penilaian Kinerja Pegawai PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Periode Tahun 2012-2014 (Per Semester) Kriteria Tahun Per Semester 2012-2 % 2013-1 % 2013-2 % 2014-1 % Optimal 132 54,1 127 51,4 109 43,9 121 46,5 Potensial 108 44,2 113 45,8 129 52 125 48,1 Sangat Optimal - - - - - - 2 0,7 Sangat Potensial 4 1,7 7 2,8 10 4,1 12 4,7 TOTAL 244 100 247 100 248 100 260 100 Sumber : Data Pegawai PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang telah diolah

0 0 0 0.70% 1.70% 2.80% 4.10% 4.70% 43.90% 44.20% 54% 51.40% 46.50% 45.80% 52% 48.10% 10 Dari tabel 1.3 diatas dapat dijelaskan dengan gambar 1.3 dibawah ini: (2)2012 (1)2013 (2)2013 (1)2014 O P T I M A L P O T E N S I A L S A N G A T O P T I M A L Gambar 1.3 S A N G A T P O T E N S I A L Hasil Penilaian Kinerja Pegawai PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Periode Tahun 2012-2014 (Per Semester) Data tersebut diambil berdasarkan hasil penilaian kinerja, dari data tersebut terlihat bahwa masih terjadinya kenaikan dan penurunan pada setiap kriteria kinerja pegawai dari tahun ke tahun di setiap semesternya. Misalkan pada jumlah pegawai pada kriteria optimal tahun 2012-2 sebanyak 132, lalu pada tahun 2013-1 turun menjadi 127, kemudian pada tahun 2013-2 turun kembali menjadi 109, dan baru pada tahun 2014-1 naik kembali ke angka 121. Jumlah karyawan pada kriteria sangat optimal dan sangat potensial pun terlihat sedikit dibanding dengan karyawan yang hanya pada kriteria optimal dan potensial dari jumlah pegawai PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Terlihat jelas ketidak stabilan angka dari kenaikan dan penurunan yang terjadi. Angka-angka tersebut terlihat dari hasil pencapaian kerja yang sudah di

11 nilai. Jumlah ini tentu jauh dari harapan tingginya nilai sangat potensial dalam karyawan. Fenomena-fenomena yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa kepuasan kerja karyawan masih belum optimal bila dilihat dari hasil penilaian kinerja, kondisi kerja, keinginan karyawan untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik. Apabila fenomena-fenomena tersebut dibiarkan secara terus menerus, maka akan menghambat pula pada pencapaian tujuan perusahaan. Dilihat dari penilaian kinerja, PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten permasalahan yang lebih muncul yaitu pada penilaian kinerja. Penilaian terhadap suatu pekerjaan dalam sebuah perusahaan merupakan suatu tahap evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan aktivitas perusahaan didalamnya. Seperti yang dikutip Marwansyah (2014:228) bahwa penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah sistem formal untuk memeriksa atau mengkaji dan mengevaluasi kinerja sese atau kelompok. Dengan penilaian kinerja membuat pegawai terpacu atas kinerja mereka, karena merasa dihargai usahanya, diberikan penghargaan atas kerjanya yang membuat pegawai ingin menunjukan kinerja yang terbaik karena tentu hal tersebut meningkatkan kompetisi antar pegawai perusahaan. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh hasil penilaian kinerja yang efektif, adil dam sesuai. Dengan kata lain, apabila karyawan mendapatkan penilaian kinerja yang efektif maka karyawan tersebut akan merasa dihargai atas kinerjanya dan akan memperbaiki kinerjanya lebih baik, maka hal tersebut akan menjadi penyemangat untuk mencapai suatu kepuasan tersendiri bagi pekerjaannya.

12 Pada akhirnya penilaian kinerja berperan penting dalam meningkatkan kepuasan karyawan. Sehingga dengan penilaian kinerja menjadi modal utama agar karyawan senantiasa merasa puas atas pekerjaan yang mereka miliki. Perusahaan harus mampu memperhatikan hal tersebut demi kemajuan bersama dan kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, karena dengan kepuasan yang rendah, karyawan tidak bisa mencurahkan seluruh jiwa, perasaan dan waktu mereka untuk kemajuan perusahaan yang pada akhirnya berdampak menurunnya kinerja perusahaan. Berdasarkan paparan sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik penilaian kinerja dan kepuasan pegawai, dengan judul Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai (Studi pada PT.PLN kantor Distribusi Jawa Barat dan Banten) 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Masalah dari penelitian ini adalah kurang maksimalnya angka kepuasan pegawai, beberapa sumber menyebutkan tingkat kepuasan dapat ditingkatkan. Banyak hal yang menyebabkan kepuasan kerja yang rendah, yaitu tantangan pekerjaan itu sendiri, reward atau penghargaan dari hasil kerjanya, kondisi kerja yang mendukung, dan rekan kerja. Selain itu, kepuasan kerja pegawai belum optimal dikarenakan belum terpenuhinya prinsip-prinsip penilaian kinerja yang sesuai dengan karakteristik penilaian yang efektif seperti kriteria yang terkait dengan pekerjaan, ekspektasi kerja, standarisasi, penilaian yang cakap, komunikasi terbuka dan akses karyawan terhadap hasil penilaian. Marwansyah (2014:241)

13 Dengan demikian peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh Penilaian Kinerja terhadap Kepuasan pegawai. Dengan demikian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran mengenai penilaian kinerja di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten? 2. Untuk mengetahui Bagaimana gambaran mengenai Kepuasan Pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten? 3. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh Penilaian Kinerja terhadap Kepuasan kerja di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1. Untuk menjelaskan bagaimana gambaran Penilaian Kinerja di PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten) 2. Untuk menjelaskan bagaimana gambaran Kepuasan Kerja di PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. 3. Untuk menjelaskan bagaimana Pengaruh penilain kinerja terhadap kepuasan kerja di PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. 1.4 Manfaat Penelitian A. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah serta meningkatkan ilmu pengetahuan dan pemahaman penulis dibidang manajemen sumber daya manusia khususnya mengenai pengaruh penilaian kinerja terhadap kepuasan kerja karyawan di PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. B. Manfaat Praktis

14 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan menemukan yang bersifat akademis bagi pengembangan teori, konsep-konsep ilmiah dan ekonomi dalam ilmu pengembangan sumber daya manusia 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan proses rancangan karakteristik pekerjaan dalam upaya meningkatkan kepuasan kerja pegawai PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.